Berita Borneotribun.com: Amerika Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Amerika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Amerika. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 22 Mei 2021

Gubernur New York Kecam Serangan terhadap Warga Yahudi

Gubernur New York Kecam Serangan terhadap Warga Yahudi
Warga Yahudi ultra-Ortodoks Pro-Palestina melakukan aksi tandingan pada unjuk rasa pro-Israel di Times Square di New York City, AS 12 Mei lalu (foto: ilustrasi).

BorneoTribun Internasional -- Serangkaian serangan terhadap warga Yahudi di New York memicu Gubernur Andrew Cuomo mengeluarkan pernyataan mengutuk serangan itu.

“Saya dengan tegas mengutuk serangan terhadap warga Yahudi di New York dan kami tidak akan mentolerir pelecehan dan intimidasi anti-Yahudi yang dilakukan kelompok tertentu,” cuit Cuomo di Twitter.

“Orang dari seluruh agama dan keyakinan, latar belakang dan etnis harus dapat berada di jalan dengan aman dan bebas dari aksi kekerasan dan pelecehan,” tambahnya.

Beberapa video warga Yahudi yang diserang muncul di media sosial setelah kelompok-kelompok pro Israel dan pro Palestina melangsungkan demonstrasi di kota itu.

Sedikitnya satu warga Yahudi dibawa ke rumah sakit karena apa yang digambarkan polisi sebagai “serangan kelompok.” Luka-luka yang dideritanya diyakini tidak serius.

Menurut ABC News ada 26 orang dilaporkan telah ditangkap dalam aksi kekerasan itu. Serangan itu terjadi ketika Israel dan militan Hamas mengumumkan gencatan senjata dalam konflik yang sudah berlangsung selama 11 hari itu.

“Keadilan harus ditegakkan dan saya memerintahkan Satuan Tugas Penanganan Kejahatan Bernuansa Kebencian di Kepolisian New York untuk membantu penyelidikan terhadap serangan-serangan itu,” ujar Cuomo.

Beberapa hari terakhir ini serangan anti-Yahudi meningkat di seluruh Amerika.

Di Los Angeles, polisi sedang menyelidiki sebuah serangan anti-Yahudi di restoran yang terekam dalam video.

Beberapa sinagog telah dirusak, termasuk yang terdapat di Tucson, Arizona; Salt Lake City, Utah; dan di Chicago.

Anti-Yahudi juga meningkat di dunia maya. Liga Anti-Pencemaran Nama Baik ADL melaporkan adanya 17.000 cuitan yang menyebut “Hitler benar,” yang dipublikasikan antara tanggal 7-14 Mei.

“Sewaktu aksi kekerasan antara Israel dan Hamas terus memuncak, kami menyaksikan lonjakan drastis dan berbahaya serangan anti-Yahudi di Amerika,” ujar CEO ADL Jonathan Greenblatt.

“Kami melacak tindakan pelecehan, vandalisme, dan kekerasan; juga pelanggaran di dunia maya. Ini terjadi di seluruh dunia, dari London hingga Los Angeles, dari Perancis hingga Florida, di kota-kota besar seperti New York hingga di kota-kota kecil, dan di seluruh platform media sosial.” [em/pp]

Oleh: VOA

Jumat, 21 Mei 2021

Sejumlah Anggota DPR AS dari Demokrat Usul Blokir Penjualan Senjata $735 Juta ke Israel

Sejumlah Anggota DPR AS dari Demokrat Usul Blokir Penjualan Senjata $735 Juta ke Israel
Unjuk rasa pro-Palestina di tengah meningkatnya konflik bersenjata Israel-Palestina di Boston, Massachusetts, Selasa, 18 Mei 2021. (Foto: Brian Snyder/Reuters)

BorneoTribun Amerika -- Anggota-anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dari faksi Demokrat hari Rabu (19/5) mengusulkan resolusi untuk memblokir penjualan senjata berpemandu presisi pada Israel, yang senilai $735 juta. Ini merupakan tanggapan simbolis terhadap konflik Israel dan kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza.

Anggota DPR Alexandria Ocasio-Cortez, Mark Pocan, dan Rashida Tlaib adalah sponsor utama langkah itu, yang memiliki setidaknya enam sponsor lain, termasuk beberapa anggota faksi Demokrat yang berhaluan paling kiri di DPR.

Mereka termasuk di antara anggota Kongres yang menyerukan upaya AS yang lebih terpadu untuk menghentikan kekerasan, termasuk serangan udara Israel, yang telah menewaskan ratusan warga sipil, sebagian besar adalah warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza yang terkepung.

Pemerintahan Biden awal tahun ini telah menyetujui potensi penjualan senjata senilai $735 juta kepada Israel dan mengirimkannya ke Kongres untuk ditinjau secara resmi pada 5 Mei lalu. Berdasarkan undang-undang yang mengatur penjualan senjata kepada negara lain, anggota-anggota Kongres memiliki waktu 15 hari untuk menyampaikan keberatan.

“Ketika begitu banyak orang, termasuk Presiden Biden, mendukung gencatan senjata, kami seharusnya tidak mengirimkan persenjataan untuk melakukan 'serangan langsung' kepada Perdana Menteri Netanyahu, sehingga dapat memperpanjang aksi kekerasannya,” kata Ocasio-Cortez dalam pernyataannya.

Resolusi ini tampaknya tidak akan maju lebih jauh mengingat kantor Ketua DPR Nancy Pelosi mengontrol ketat undang-undang mana yang akan dilanjutkan hingga ke tingkat pemungutan suara, dan mana yang tidak. Para pemimpin kamar atau bidang di Kongres telah menyatakan dukungan untuk penjualan senjata pada Israel, termasuk tokoh nomor dua faksi Demokrat di DPR Steny Hoyer. Hoyer pada Selasa (18/5) terang-terangan mengatakan kepada wartawan bahwa ia mendukung penjualan senjata pada Israel itu.

Penjualan “Amunisi Serangan Langsung Bersama” atau “Joint Direct Attack Munitions” (JDAM) yang dibuat oleh Boeing Co. ketika itu dianggap sebagai sesuatu yang rutin, sebelum berawalnya aksi kekerasan sengit di kawasan itu.

Baik Partai Republik, maupun Partai Demokrat di Kongres, umumnya menyatakan dukungan kuat bagi Israel.

Israel telah menjadi penerima bantuan luar negeri Amerika terbesar sejak Perang Dunia Kedua, di mana saat ini bantuan militernya mencapai $3,8 miliar per tahun. [em/ft]

Oleh: VOA

Kamis, 20 Mei 2021

Biden Siapkan Peran Lebih Besar Bagi Pasukan Penjaga Pantai

Biden Siapkan Peran Lebih Besar Bagi Pasukan Penjaga Pantai
Presiden Joe Biden memberi selamat kepada Kadet Daisy Anne Atayan, salah satu dari dua kadet wanita pertama selama pelantikan di Akademi Penjaga Pantai AS di New London, Conn., 19 Mei 2021. (Foto: AP)

BorneoTribun Amerika -- Presiden Joe Biden, Rabu (19/5), mengatakan pasukan Penjaga Pantai Amerika akan memainkan peran yang lebih besar dalam memastikan agar “setiap negara” menghormati norma-norma internasional di laut.

“Karena reputasi profesionalisme dan ketrampilan yang tidak tertandingi, Pasukan Penjaga Pantai akan menjadi elemen yang semakin penting dalam keterlibatan di Indo-Pasifik, untuk melindungi kehidupan, untuk melestarikan lingkungan dan untuk menjaga kedaulatan di seluruh wilayah,” ujar Biden dalam upacara kelulusan Akademi Penjaga Pantai Amerika.

“Di Teluk Arab, kita sedang dalam proses mengerahkan enam kapal penanggap cepat yang baru untuk menambah patroli di Asia Barat Daya. Keahlian Pasukan Penjaga Pantai membantu mitra di kawasan itu untuk menegakkan hukum maritim dan melakukan operasi pencarian dan penyitaan,” tambahnya.

Presiden juga mengeluarkan peringatan publik kepada China dan Rusia tentang perilaku mereka di laut, dengan mengatakan ia telah membahas keprihatinan itu dengan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang pelanggaran prinsip-prinsip dasar maritim yang sudah lama ada, seperti kebebasan navigasi, yang digambarkannya sebagai “landasan ekonomi dan keamanan global.”

“Ketika negara-negara mencoba mempermainkan sistem atau mengakali peraturan (tip the rules) demi keuntungan mereka, hal itu membuat segalanya menjadi tidak seimbang,” ujar presiden. Ditambahkannya, “itulah mengapa kami sangat bersikukuh agar beberapa wilayah di dunia yang menjadi urat nadi perdagangan dan pengiriman tetap berada dalam kondisi aman; baik itu di Laut Cina Selatan, Teluk Arab, dan kini Kutub Utara.”

Menteri Luar Negeri Anthony Blinken pekan ini menghadiri pertemuan tingkat menteri Dewan Kutub Utara di Islandia, dan ada dukungan bipartisan yang signifikan di Kongres agar Pasukan Penjaga Pantai Amerika melakukan patroli hingga ke Kutub Utara.

“Rusia dan Partai Komunis China semakin meningkatkan pengaruh jahat mereka di kawasan itu, menguji kemampuan Amerika dan sekutu-sekutu kita,” ujar anggota Kongres dari faksi Republik Michael McCaul, yang mengepalai Komite Hubungan Luar Negeri DPR, hari Rabu (19/5).

"Sangat penting bagi pemerintah Amerika untuk mengakui persaingan strategis yang sedang terjadi di Kutub Utara, menyebut apa adanya dan bertindak cepat untuk mengatasinya, guna memastikan agar kawasan Kutub Utara tetap aman, ramah lingkungan dan stabil," tambah McCaul.

Biden mengatakan arus perdagangan global tanpa hambatan tidak akan berlanjut jika Amerika tidak mengambil peran aktif untuk menetapkan norma-norma perilaku “guna membentuk hal itu agar sesuai dengan nilai-nilai demokrasi, bukan otokrat.”

“Itu sebabnya kita akan terus mendukung Konvensi PBB tentang Hukum Laut yang menguraikan banyak prinsip utama yang memastikan agar perairan kita tidak dieksploitasi oleh satu negara, tetapi dapat dilestarikan demi kepentingan semua,” ujar Biden dalam pidato di New London, Connecticut. [em/lt]

Oleh: VOA

Penutupan Perbatasan AS-Kanada Diperpanjang Sedikitnya Satu Bulan Lagi

Penutupan Perbatasan AS-Kanada Diperpanjang Sedikitnya Satu Bulan Lagi
Pelintasan perbatasan AS-Kanada terlihat di tengah wabah COVID-19 di Lacolle, Quebec, Kanada, 17 April 2020. (Foto: Reuters)

BorneoTribun Amerika -- Beberapa laporan mengatakan perbatasan Amerika-Kanada akan tetap ditutup untuk perjalanan tidak esensial setidaknya hingga tanggal 21 Juni.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Selasa (19/5), mengatakan keputusan untuk membuka kembali perbatasan sepanjang hampir 9.000 kilometer itu akan tergantung pada tingkat vaksinasi.

“Kami sangat ingin untuk kembali normal. Tetapi kami tahu, sebelum kembali ke kondisi normal, kasus-kasus COVID-19 harus dapat dikendalikan, dan diperlukan 75 persen orang yang harus divaksinasi agar kita dapat melonggarkan kebijakan-kebijakan di Kanada,” ujar Trudeau, sebagaimana dilaporkan CTV Television Network.

CTV melaporkan baru lebih dari 46 persen warga Kanada yang menerima dosis pertama vaksin COVID-19.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit CDC, Selasa (18/5), melaporkan 60 persen warga Amerika sudah menerima sedikitnya satu dosis vaksin COVID-19.

Perbatasan Amerika-Kanada telah ditutup sejak 21 Maret 2020.

Mengutip Direktur Komunikasi Untuk Urusan Keamanan Publik James Cudmore, CTV melaporkan bahwa rincian lebih lengkap terkait pembukaan kembali perbatasan sedang didiskusikan. Ia mengatakan kedua pihak “melakukan kontak secara reguler.”

“Hingga kondisi di kedua sisi perbatasan berubah secara substantif, langkah-langkah di perbatasan kami akan tetap sama,” ujarnya dalam email pada CTV. [em/lt]

Oleh: VOA

AS Distribusikan 80 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Secara Global

AS Distribusikan 80 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Secara Global
Vaksin COVID-19 produksi AstraZeneca yang disalurkan melalui program Covax tiba di bandara Ivato, Antananarivo, Madagascar (8/5).

BorneoTribun Internasional -- Amerika minggu ini mengumumkan akan berbagi 20 juta dosis tambahan vaksin virus corona selain 60 juta yang sudah dijanjikan sebelumnya. Pertanyaan yang belum terjawab adalah ke mana vaksin itu akan dikirim.

Koordinator Departemen Luar Negeri AS untuk Respons COVID Global Gayle Smith hari Rabu (19/5) mengesampingkan masalah itu selama telekonferensi yang berlangsung gencar, meskipun berulang kali ada desakan pertanyaan dari wartawan di Karibia, India, Brazil, Afrika, Asia Timur, dan Uni Eropa.

Namun, Smith menekankan AS bekerja sama dengan fasilitas global COVAX untuk menentukan di mana vaksin paling dibutuhkan, dan bagaimana vaksin itu didistribusikan dengan cara yang paling adil.

“Kami belum membuat keputusan tentang alokasi,” katanya berulang kali. “Kami akan menyampaikan informasi itu dalam waktu dekat. Apa yang kami lakukan adalah melihat setiap wilayah di dunia dan kami sangat menyadari cakupan vaksin yang sangat rendah di benua Afrika."

Pakar kesehatan di PBB memperkirakan bahwa dari 1,4 miliar dosis yang diberikan di seluruh dunia, hanya 24 juta yang telah mencapai Afrika atau kurang dari 2%.

Hal lain yang ditekankan Smith: Terlepas dari kenyataan bahwa musuh utama AS, China, dan Rusia, meningkatkan donasi vaksinnya sendiri di seluruh dunia, langkah AS ini bukanlah kasus "diplomasi vaksin". Smith berulang kali menekankan bahwa AS akan mendistribusikan sesuai dengan kebutuhan, dan bukan untuk mencari dukungan.

“Pandangan kami, terkait diplomasi vaksin - dan menurut saya hal ini sangat penting, vaksin merupakan alat untuk kesehatan masyarakat. Vaksin adalah sarana untuk mengakhiri pandemi ini. Kita tidak memandang dan tidak bermaksud menggunakannya sebagai sarana pengaruh atau tekanan. Dan keputusan kita akan dibuat berdasarkan kebutuhan, data kesehatan masyarakat, dan sekali lagi, kolaborasi dengan mitra utama, termasuk COVAX,” ujar Smith.

Petugas medis memberikan vaksin Johnson&Johnson di Johannesburg, Afrika Selatan (foto: dok). Benua Afrika baru menerima sekitar 1,7% vaksin.

Namun, Smith mencatat bahwa AS adalah donor vaksin terbesar untuk fasilitas COVAX, dan mendesak negara-negara kaya lainnya untuk bertindak. Ia juga mencatat bahwa donasi vaksin ini akan disertai dengan investasi di lokasi pembuatan vaksin di seluruh dunia, dan bantuan AS untuk meningkatkan akses negara lain pada pengobatan dan pengujian.

Ketika membuat pengumuman sumbangan awal pekan ini, Presiden Joe Biden menjelaskan alasannya untuk mengirimkan vaksin ini, yang sebagian besar didanai oleh pembayar pajak AS, ke seluruh dunia.

“Ada banyak pembicaraan tentang Rusia dan China yang mempengaruhi dunia dengan vaksin Kita ingin memimpin dunia dengan nilai-nilai , inovasi dan kreativitas kita, dan kesantunan mendasar rakyat Amerika. Sama seperti dalam Perang Dunia II, Amerika adalah sumber demokrasi, dalam pertempuran melawan pandemi COVID-19, bangsa kita akan menjadi sumber vaksin bagi seluruh dunia ” kata Biden. [my/jm]

Oleh: VOA

Gubernur Texas Tandatangani UU yang Melarang Aborsi

Gubernur Texas Greg Abbott.
Gubernur Texas Greg Abbott.

BorneoTribun Amerika -- Gubernur Texas dari Partai Republik, Greg Abbott Rabu (19/5) menandatangani undang-undang yang melarang aborsi di Texas bahkan sebelum banyak perempuan belum mengetahui mereka hamil. UU ini berbeda dari upaya serupa di seluruh negeri di mana Texas menyerahkan penegakannya kepada warga yang bisa menuntut dokter atau siapa pun yang membantu perempuan melakukan aborsi.

Undang-undang tersebut menempatkan Texas setara dengan puluhan negara bagian lain yang melarang aborsi setelah detak jantung janin bisa dideteksi, kemungkinan paling cepat enam minggu. UU ini akan mulai berlaku pada bulan September, tetapi sebagian besar pengadilan federal menghalangi negara bagian untuk memberlakukan tindakan serupa.

Tetapi dengan persetujuan Mahkamah Agung minggu ini untuk meninjau undang-undang Mississippi yang melarang aborsi setelah 15 minggu kehamilan, aktivis hak aborsi khawatir keputusan yang memenangkan negara bagian bisa menjadi dasar untuk memungkinkan lebih banyak larangan termasuk apa yang disebut "UU detak jantung".

"Kehidupan setiap bayi yang belum dilahirkan dan memiliki detak jantung akan diselamatkan dari bencana akibat aborsi," kata Abbott dalam acara penandatanganan RUU di kantornya.

UU Versi Texas unik karena melarang pejabat negara bagian menegakkan larangan tersebut. Sebaliknya, UU ini memungkinkan siapa saja - bahkan orang di luar Texas sekalipun untuk menuntut penyedia layanan aborsi atau siapa pun yang mungkin telah membantu seseorang melakukan aborsi setelah larangan tersebut, dan menuntut ganti rugi finansial hingga $ 10.000 per terdakwa.

Para pengecam mengatakan ketentuan tersebut akan memungkinkan penentang aborsi membanjiri pengadilan dengan gugatan hukum untuk melecehkan dokter, pasien, perawat, penasihat kekerasan dalam rumah tangga, seorang teman yang mengantar seorang perempuan ke klinik, atau bahkan orang tua yang membayar untuk suatu prosedur.

Sebelum RUU tersebut mencapai meja Abbott, kelompok hak aborsi mengisyaratkan akan menggugat UU itu.

"Tujuannya jelas: tanpa henti menyerang hak reproduksi kita sampai hak aborsi menjadi sekedar nama saja. Pengesahan undang-undang ini bukanlah kepemimpinan, melainkan kekejaman dan ekstremisme," kata Alexis McGill Johnson, presiden kelompok Planned Parenthood Action Fund.

Teknologi canggih bisa mendeteksi sinyal listrik dari detak kehidupan enam minggu kehamilan, meskipun embrio tersebut belum menjadi janin dan belum memiliki jantung. Embrio baru disebut janin sejak minggu ke-11 kehamilan, kata para ahli medis.

Hukum Texas saat ini melarang aborsi setelah 20 minggu, dengan pengecualian untuk perempuan dengan masalah medis yang mengancam jiwa atau jika janin memiliki kelainan yang parah. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, 90% lebih aborsi terjadi pada 13 minggu pertama kehamilan perempuan.

Mahkamah Agung kemungkinan akan menyidangkan kasus Mississippi pada musim gugur, dengan keputusan kemungkinan besar dicapai pada musim semi 2022. [my/jm]

Oleh: VOA

Rabu, 19 Mei 2021

AS Sasar Fasilitator Transfer Uang ke ISIS

AS Sasar Fasilitator Transfer Uang ke ISIS
Para kombatan ISIS dan senjata yang disita setelah mereka menyerahkan diri kepada pemerintah Afghanistan, di Jalalabad, Provinsi Nangarhar, 17 November 2019. (Foto: AFP)

BorneoTribun Internasional -- Amerika Serikat (AS) mengambil langkah baru untuk mempersulit kelompok teror ISIS memindahkan uang, termasuk sumbangan dari pendukung internasional, melalui Suriah dan Turki.

Departemen Keuangan AS, Senin (17/5), mengumumkan sanksi terhadap tiga orang dan satu perusahaan, yang semuanya memainkan peran kunci dalam apa yang oleh para pejabat digambarkan sebagai jaringan keuangan terlarang kelompok teror itu.

Salah seorang individu yang dijatuhi sanksi, Alaa Khanfurah, dituduh menggunakan perusahaan jasa keuangannya yang berbasis di Turki untuk mentransfer ribuan dolar ke agen-agen ISIS di seluruh Suriah. Para pejabat Departemen Keuangan AS juga mengatakan Khanfurah pada 2017 dan sekali lagi pada 2019 memfasilitasi transfer uang antara para pemimpin puncak ISIS.

Sanksi baru itu juga menarget Perusahaan Al-Fay, bisnis jasa keuangan yang berbasis di Turki, dan dua bersaudara, Idris al-Fay dan Ibrahim al-Fay.

Departemen Keuangan AS mengatakan Idris al-Fay telah menggunakan perusahaan tersebut untuk menyalurkan donasi kepada para anggota ISIS, termasuk ke agen-agen yang bekerja di kamp pengungsi al-Hol di Suriah timur laut. Menurut pernyataan Departemen itu, Idris al-Fay kini ditahan di Irak. [lt/em]

Oleh: VOA

Erdogan: Biden Berlumur Darah karena Dukung Israel

Erdogan: Biden Berlumur Darah karena Dukung Israel
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

BorneoTribun Internasional -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan hari Senin (17/5) mengatakan, tangan Presiden AS Joe Biden "berlumur darah" karena mendukung Israel dalam konflik di Jalur Gaza.

Komentar presiden Turki tersebut merupakan salah satu kecaman terkerasnya terhadap Biden sejak Biden menjabat di Gedung Putih pada Januari.

Erdogan selama beberapa bulan terakhir berupaya memperbaiki hubungan dengan Washington dan menjangkau sekutu Barat lainnya setelah setahun berselisih keras.

Tapi ia secara langsung mengecam Biden dalam pidato yang disiarkan televisi secara nasional.

"Anda sedang menorehkan sejarah dengan tangan yang berlumuran darah. Anda memaksa kami untuk mengatakan ini. Karena kami tidak bisa diam lagi mengenai hal ini," kata Erdogan dalam pidatonya yang ditujukan kepada presiden AS.

Sementara itu, Presiden Joe Biden Senin (17/5) mengatakan akan berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Netanyahu mengenai kekerasan Israel.

"Saya akan berbicara dengan perdana menteri Netanyahu dalam satu jam dan saya akan memberi tahu Anda setelah itu," katanya Senin pagi kepada wartawan di Gedung Putih, ketika ditanya apakah ia akan bergabung dengan seruan internasional lainnya untuk gencatan senjata di Israel.

Erdogan mendapat dukungan di seluruh Timur Tengah dengan secara vokal membela perjuangan Palestina selama 18 tahun pemerintahannya. Ia pekan lalu menuduh Israel melancarkan "terorisme" dan berjanji untuk menggalang dunia untuk membela Gaza.

"Hari ini kita menyaksikan Biden menandatangani penjualan senjata ke Israel," kata Erdogan, Senin mengacu pada laporan media AS tentang pengiriman senjata baru yang disetujui oleh pemerintahan Biden.

"Wilayah Palestina dilanda penganiayaan, penderitaan dan darah, seperti banyak wilayah lain yang kehilangan kedamaian dengan berakhirnya kekaisaran Ottoman. Dan Anda mendukungnya," kata Erdogan kepada Biden. [my/jm]

Oleh: VOA

Pentagon: 13% Pasukan AS Sudah Ditarik dari Afghanistan

Pentagon: 13% Pasukan AS Sudah Ditarik dari Afghanistan
Tentara AS meninggalkan pangkalan militer AS di Bagram, utara Kabul, Afghanistan, 14 Juli 2011. (Foto: dok).

BorneoTribun Amerika -- Penarikan pasukan AS dari Afghanistan sudah mencapai antara 13 dan 20 persen, demikian dinyatakan oleh CentCom atau Komando Sentral Pentagon hari Selasa (18/5), sementara pihak militer AS berusaha memenuhi tenggat waktu penarikan September 2021.

Sejak Presiden Joe Biden memerintahkan penarikan itu pada April lalu, CentCom menyampaikan telah memindahkan peralatan militer yang setara dengan muatan 115 pesawat kargo C-17 terisi penuh dari negara itu dan juga menyerahkan lebih dari 5.000 peralatan militer kepada sebuah badan dari Pentagon untuk dimusnahkan.

CentCom juga menyerahkan lebih dari lima fasilitas militer kepada Kementerian Pertahanan Afghanistan, termasuk Lapangan Udara Kandahar di Afghanistan selatan, yang pernah menjadi pangkalan militer terbesar kedua di negara itu untuk pasukan AS.

Militer AS menolak untuk secara akurat mengungkapkan laju dan tanggal akhir penarikan itu guna “mempertahankan keamanan operasional” yang sedang berlangsung.

Departemen Pertahanan AS harus menarik 2.500 anggota dinas yang tersisa bersama 16.000 kontraktor sipil lainnya dari zona perang pada 11 September mendatang. Tanggal itu merupakan peringatan ke-20 serangan Al-Qaeda terhadap Amerika Serikat yang memicu invasi pimpinan AS ke negara Asia Selatan tersebut.

Pentagon mengirimkan beberapa pesawat pembom tambahan dan aset lainnya ke wilayah itu guna memastikan pasukan AS dan mitranya NATO tetap aman selama penarikan pasukan.

Penarikan itu tidak menghentikan serangan pemberontak Taliban terhadap pemerintah Afghanistan, sasaran militer dan sipilnya.

Akan tetapi pejabat AS menyatakan serangan itu tidak menghalangi penarikan pasukan. [mg/jm]

Oleh: VOA

Remaja AS ‘Merasa Lebih Aman’ Setelah Divaksinasi di Sekolah

Remaja AS ‘Merasa Lebih Aman’ Setelah Divaksinasi di Sekolah
Anaiya Layland (12) menerima dosis pertama vaksin COVID-19 Pfizer, ditemani ibunya, Ashlesha Patel, di Departemen Kesehatan Masyarakat Cook County, di Des Plaines, Ill, Kamis, 13 Mei 2021. (AP Photo / Shafkat Anowar)

BorneoTribun Amerika -- Kamis (13/5) menandai hari pertama bagi anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun di Amerika dapat memperoleh suntikan vaksin COVID-19 di kawasan Chicago, beberapa hari setelah Badan Pengawas Makanan dan Obat-Obatan Amerika mengizinkan penggunaan darurat vaksin Pfizer bagi anak-anak dan remaja.

Para orang tua tampak memadati lokasi vaksinasi di gedung SMA New Trier, Winnetka, IL, bersama anak-anak mereka yang memenuhi syarat untuk divaksin setelah fasilitas vaksinasi yang dikelola pemerintah dan penyedia vaksin melakukan persiapan selama berhari-hari.

Yanet Conde, seorang murid berusia 15 tahun, ikut mengantre untuk divaksinasi. Ia mengatakan, "Saya merasa senang, karena kini saya merasa lebih aman, dan sebentar lagi, kita akan dapat keluar rumah dan melakukan hal-hal normal."

Nancy Fendley mendaftarkan dua anak perempuannya yang berusia 12 dan 15 tahun untuk mendapat vaksin di lokasi itu. "Setelah mengalami tiga kasus positif COVID di rumah saya yang terdiri dari enam anggota keluarga, saya tidak bisa membuat anak perempuan saya, 12 dan 15 tahun mendapat suntikan vaksin secepat mungkin," jelasnya.

Lucas Kittikamron-Mora (13), memegang tanda mendukung vaksinasi COVID-19 saat disuntik dengan vaksin Pfizer di Departemen Kesehatan Masyarakat Cook County, Kamis, 13 Mei 2021 di Des Plaines, Ill. . (AP Photo/Shafkat Anowar)

Ali Novosel, anak perempuannya yang berusia 12 tahun, merasa senang mendapat suntikan vaksin. "Saya tidak akan terlalu khawatir lagi terhadap hal-hal kecil seperti mengenakan masker atau menjaga jarak sangat jauh dari orang-orang," komentar Novosel.

Sedangkan Emmy Novosel, 15 tahun, mengatakan, "Saya kira ini lebih bagus karena dilakukan di sekolah, karena saya dapat melihat teman-teman sekelas saya juga divaksinasi, jadi saya tahu bahwa orang-orang di sekitar saya telah divaksin dan juga seluruh orang di distrik. Jadi ini membuat saya merasa lebih aman."

Vaksinasi COVID-19 siswa SMA East Hartford, di Pratt & Whitney Runway, East Hartford, Connecticut, 26 April 2021. (Foto AP / Jessica Hill)

Di berbagai lokasi vaksinasi di County Cook terlihat ada peningkatan jumlah orang yang mendaftar pada hari Kamis, ketika kalangan yang layak mendapatkan vaksin diperluas, kata seorang juru bicara.

Anak-anak merupakan bagian penting dari strategi untuk membuat sebanyak mungkin orang divaksinasi untuk melawan virus COVID-19, apalagi setelah peningkatan jumlah orang dewasa yang enggan divaksin semakin mengkhawatirkan dan mungkin sulit untuk mencapai kekebalan kelompok.

Meskipun jumlah anak yang terinfeksi virus secara keseluruhan berada pada tingkat yang rendah dan pada umumnya tidak terlalu parah, mereka dapat saja menularkan virus itu kepada orang-orang yang lebih rentan. [lj/uh]

Oleh: VOA

Selasa, 18 Mei 2021

Menlu China 'Sesalkan' AS Blokir Pernyataan DK PBB soal Gaza

Menlu China 'Sesalkan' AS Blokir Pernyataan DK PBB soal Gaza
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi

BorneoTribun Internasional -- China hari Minggu (16/5) menyatakan kekecewaan bahwa Amerika memblokir pernyataan Dewan Keamanan (DK) PBB tentang kekerasan Israel-Palestina sewaktu PBB mendesak upaya internasional yang lebih besar untuk menghentikan pertumpahan darah.

"Sayangnya, hanya karena halangan satu negara, Dewan Keamanan belum bisa berbicara dengan satu suara," ujar Menteri Luar Negeri Wang Yi pada sesi virtual. China memegang jabatan ketua bergilir DK PBB. "Kami meminta Amerika agar memikul tanggung jawab semestinya."

Amerika, sekutu utama Israel, menunda sesi DK itu dari minggu lalu dan menunjukkan sedikit antusiasme untuk menulis pernyataan.

Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan sedang bekerja di belakang layar dan bahwa pernyataan Dewan Keamanan dapat menjadi bumerang.

Dalam sambutan terbuka, pemerintahan Biden dengan tegas mengatakan bahwa Israel dibenarkan untuk membela diri dalam menanggapi tembakan roket oleh Hamas, namun juga mendesakkan de-eskalasi.

Wang mendesak gencatan senjata segera dan meminta DK PBB "bertindak tegas," termasuk mengulangi dukungan bagi solusi dua negara.

Ia mengatakan bahwa China, yang telah memperluas perannya di dunia, akan dengan senang hati menjadi tuan rumah pembicaraan antara wakil-wakil Israel dan Palestina.[ka/lt]

Oleh: VOA

Minggu, 16 Mei 2021

Ribuan Warga AS pro-Palestina berunjuk rasa di berbagai kota di seluruh AS

Ribuan Warga AS pro-Palestina berunjuk rasa di berbagai kota di seluruh AS
Orang Yahudi ultra-Ortodoks Pro-Palestina melakukan protes balasan pada unjuk rasa pro-Israel di Times Square di New York City, AS, 12 Mei 2021. (Foto: REUTERS/David 'Dee' Delgado)

BorneoTribun Amerika -- Ribuan demonstran pro-Palestina berunjuk rasa di berbagai kota di seluruh AS pada Sabtu (15/5). Mereka menyerukan diakhirinya serangan Israel di Jalur Gaza, dalam kekerasan terburuk dalam beberapa tahun antara negara Yahudi itu dan militan Islamis.

Aksi solidaritas terhadap bangsa Palestina itu diadakan di beberapa kota, termasuk New York, Boston, Washington, Montreal dan Dearborn, Michigan.

Sekitar 2.000 orang turun ke jalan di kawasan Brooklyn. Mereka meneriakkan "Bebaskan Palestina" dan "Dari sungai ke laut, Palestina akan bebas."

Mereka mengibarkan bendera Palestina dan mengangkat poster-poster bertuliskan "Akhiri Apartheid Israel" dan "Kebebasan bagi Gaza."

Banyak demonstran mengenakan pakaian hitam dan putih, dan merah dan putih, selendang bermotif keffiyeh, sementara pengemudi membunyikan klakson mobil dan pengendara sepeda motor mengeraskan suara mesin.

Sejumlah warga Yahudi hadir, mengangkat poster-poster bertuliskan "Bukan atas nama saya" dan "Solidaritas dengan Palestina," ketika para demonstran memenuhi jalan di sebuah kawasan dengan populasi Arab yang besar.

Puluhan polisi mengawasi protes berjudul "Bela Palestina" yang berlangsung damai. [vm/ah]

Oleh: VOA

Selasa, 11 Mei 2021

Puing-puing Roket China Jatuh di Samudra Hindia, Tuai Kritik dari NASA

Puing-puing Roket China Jatuh di Samudra Hindia, Tuai Kritik dari NASA
Orang-orang menyaksikan dari pantai saat roket Long March-5B Y2, yang membawa modul inti stasiun luar angkasa China Tianhe, lepas landas dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di Provinsi Hainan, China, 29 April 2021. (Foto: China Daily via REUTERS)

BorneoTribun Amerika -- Sisa-sisa roket terbesar China jatuh di Samudera Hindia pada Minggu (9/5). Sebagian besar bagiannya hancur ketika masuk kembali ke atmosfer. Spekulasi berhari-hari tentang di mana puing-puing itu akan jatuh akhirnya terjawab. Namun, hal itu menuai kritik dari Amerika Serikat.

Media pemerintah China mengutip koordinat Kantor Teknik Luar Angkasa Berawak China dan menunjukkan titik dampak di barat laut Kepulauan Maladewa.

Dilaporkan dari Reuters, laporan mengenai puing-puing roket Long March 5B membuat banyak orang-orang was-was sejak roket itu diluncurkan dari Pulau Hainan, China pada 29 April. Namun Kantor Teknik Luar Angkasa Berawak China menyatakan bahwa sebagian besar puing terbakar di atmosfer.

Media pemerintah melaporkan bagian dari roket itu kembali memasuki atmosfer pada pukul 10.24 pagi waktu Beijing (0224 GMT) dan mendarat di lokasi dengan koordinat bujur 72,47 derajat timur dan lintang 2,65 derajat utara.

Komando Luar Angkasa AS mengonfirmasi masuknya kembali roket di atas Semenanjung Arab, tetapi mengatakan tidak diketahui apakah puing-puing itu akan jatuh ke daratan atau perairan.

"Lokasi pasti dari jatuhnya dan rentang puing, keduanya tidak diketahui saat ini, tidak akan dirilis oleh Komando Luar Angkasa AS," katanya dalam sebuah pernyataan di situsnya.

Long March adalah pengiriman kedua roket varian 5B sejak penerbangan perdananya pada Mei 2020. Tahun lalu, potongan dari Long March 5B pertama jatuh di Pantai Gading, merusak beberapa bangunan. Tidak ada korban luka yang dilaporkan.

"Negara-negara yang punya misi penjelajahan antariksa harus meminimalkan risiko terhadap orang dan properti di Bumi dari masuknya kembali objek luar angkasa dan memaksimalkan transparansi mengenai operasi tersebut," kata Administrator NASA Bill Nelson, mantan senator dan astronaut yang dipilih untuk peran tersebut pada Maret, dalam sebuah pernyataan setelah roket itu kembali.

"Jelas bahwa China gagal memenuhi standar yang bertanggung jawab terkait puing-puing luar angkasa mereka."

Para ahli mengatakan bahwa karena sebagian besar permukaan bumi tertutup oleh air, kemungkinan daerah padat penduduk di darat sangat kecil, dan kemungkinan cedera bahkan lebih rendah.

"Sangat penting bahwa China dan semua negara penjelajar antariksa dan entitas komersial bertindak secara bertanggung jawab dan transparan di luar angkasa untuk memastikan keselamatan, stabilitas, keamanan, dan keberlanjutan jangka panjang aktivitas luar angkasa," kata Nelson.

Ahli astrofisika yang bermarkas di Harvard, Jonathan McDowell, mengatakan kepada Reuters bahwa zona potensial jatuhnya puing-puing itu bisa jadi sejauh utara New York, Madrid atau Beijing, dan sejauh selatan Chili dan Wellington, Selandia Baru.

McDowell mengatakan sejak potongan besar dari stasiun luar angkasa NASA Skylab jatuh dari orbit pada Juli 1979 dan mendarat di Australia, sebagian besar negara telah berusaha untuk menghindari kembalinya wahana antariska yang tidak terkendali melalui desain pesawat ruang angkasa mereka.

"Itu membuat perancang roket China terlihat malas karena mereka tidak membahas ini," kata McDowell.

The Global Times, sebuah tabloid China, membantah kritikan tersebut dan menganggapnya sebagai "sensasi Barat" khawatir roket itu "di luar kendali" dan dapat menyebabkan kerusakan.

"Ini adalah praktik umum di seluruh dunia untuk roket tingkat atas terbakar saat memasuki kembali atmosfer," kata Wang Wenbin, juru bicara kementerian luar negeri China, pada jumpa pers reguler pada 7 Mei.

"Sepengetahuan saya, tahap atas roket ini telah dinonaktifkan, yang berarti sebagian besar bagiannya akan terbakar saat masuk kembali. Dengan demikian, kemungkinan kerusakan fasilitas dan aktivitas penerbangan atau darat sangat rendah," kata Wang pada saat itu. .

Roket tersebut menempatkan modul Tianhe tak berawak ke orbit, yang nantinya akan menjadi tempat tinggal bagi tiga anggota awak di stasiun luar angkasa permanen China, akan diikuti oleh 10 misi untuk menyelesaikan penerbangan stasiun tersebut pada 2022. [na/ft]

Oleh: VOA

Pria Bersenjata Serang Pesta Ulang Tahun di Colorado, 7 Tewas

Pria Bersenjata Serang Pesta Ulang Tahun di Colorado, 7 Tewas
Sejumlah polisi saat merespons penembakan massal di sebuah supermarket di Boulder, Colorado, 22 Maret 2021.

BorneoTribun Amerika -- Seorang laki-laki menembak mati enam orang dewasa, termasuk pacarnya, kemudian menembak dirinya sendiri dalam sebuah pesta ulang tahun di Colorado Springs, Colorado, pada Minggu (9/5) pagi.

"Tersangka, pacar dari perempuan yang menjadi korban, naik mobil ke tempat itu, masuk ke dalam dan mulai menembaki orang-orang di pesta itu sebelum akhirnya bunuh diri," kata pernyataan yang dirilis oleh Departemen Kepolisian Colorado Springs.

Motif penembakan itu belum dipastikan.

Kepala Kepolisian Colorado Springs Vince Niski menyampaikan ucapan duka cita kepada para keluarga dan berjanji akan mendukung mereka.

"Janji saya kepada masyarakat dan keluarga yang kehilangan seseorang hari ini, adalah departemen ini akan melakukan apa saja yang bisa dilakukan untuk menemukan jawaban yang patut Anda ketahui dan mendukung Anda sepenuhnya," kata Niski dalam pernyataan.

Menurut pernyataan itu, nama-nama para korban akan dirilis dalam waktu dekat. [vm/pp]

Oleh: VOA

Minggu, 09 Mei 2021

Twitter Tutup Akun yang Bagikan Pernyataan Trump

Twitter Tutup Akun yang Bagikan Pernyataan Trump
Layar login akun Twitter terlihat di laptop, 27 April 2021, di Orlando, AS. (Foto: AP)

BorneoTribun Tekno -- Twitter Inc minggu ini menangguhkan sejumlah akun yang dibuat untuk membagikan pernyataan dari bagian baru situs web mantan Presiden AS Donald Trump. Perusahaan itu mengatakan akun-akun tersebut melanggar aturan mengenai dengan mengatakan mereka melanggar aturan terhadap menghindari sebuah pelarangan akun.

Trump dilarang menggunakan akun Twitternya, yang memiliki lebih dari 88 juta pengikut (followers) dan di sejumlah platform media sosial lainnya setelah pada 6 Januari, pendukungnya mengepung Gedung Capitol AS.

Reuters melaporkan, pada Selasa (4/5), sebuah laman telah ditambahkan ke situs Trump, yang diberi nama "Dari Meja Donald J. Trump.” Dari laman itu, Trump mengunggah pesan yang bisa dibagikan ke oleh audiensnya ke Twitter dan Facebook.

"Seperti yang dinyatakan dalam kebijakan penghindaran larangan kami, kami akan mengambil tindakan penegakan hukum pada akun yang niatnya jelas untuk mengganti atau mempromosikan konten yang berafiliasi dengan akun yang ditangguhkan," kata juru bicara Twitter dalam sebuah pernyataan.

Perwakilan Trump mengatakan mereka tidak ada hubungannya dengan akun yang ditangguhkan, termasuk @DJTDesk, @DJTrumpDesk, @DeskofDJT, dan @ DeskOfTrump1.

Twitter, yang mengatakan bahwa larangannya terhadap Trump bersifat permanen bahkan jika dia mencalonkan diri lagi, telah mengatakan pengguna dapat berbagi konten dari halaman Trump selama itu tidak melanggar aturan penghindaran larangannya.

Pada Rabu (5/5), dewan pengawas Facebook Inc. mendukung penangguhan akun Trump, tetapi mengatakan perusahaan tidak boleh menerapkan penangguhan tanpa batas waktu. Dewan direksi memberi waktu enam bulan kepada Facebook untuk menentukan tanggapan proporsional.

Seorang penasihan mengatakan Trump berencana untuk meluncurkan platform media sosialnya sendiri. [na/ft]

Oleh: VOA

Kamis, 06 Mei 2021

Insiden di Luar Markas CIA, Seorang Pria Tewas Ditembak

Insiden di Luar Markas CIA, Seorang Pria Tewas Ditembak
Mobil-mobil polisi di luar gerbang markas CIA setelah upaya penerobosan, di Langley, Virginia, Senin, 3 Mei 2021.

BorneoTribun Amerika -- Seorang pria bersenjata yang berupaya memasuki kawasan utama Badan Intelijen Amerika (Central Intelligence Agency/CIA), Senin (3/5), meninggal.

Pejabat-pejabat Biro Penyidik Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI), Selasa (4/5), mengatakan pria bersenjata itu, yang ditembak berkali-kali setelah ditolak memasuki gerbang utama markas CIA, meninggal di rumah sakit karena luka-lukanya.

FBI tidak menjelaskan motif insiden pada Senin (3/5) yang menimbulkan dampak pada lalu lintas di dekat kompleks CIA di Langley, Virginia, selama beberapa jam.

“FBI mengkaji setiap insiden penembakan yang melibatkan seorang agen khusus FBI,” kata FBI Washington Field Office dalam pernyataannya. “Kajian itu akan secara hati-hati memeriksa situasi penembakan tersebut dan mengumpulkan seluruh bukti yang relevan dari lokasi.”

“Ketika kajian ini masih berlangsung, kami tidak dapat menyediakan rincian tambahan lain saat ini,” tambahnya.

Insiden pada Senin (3/5) malam itu terjadi ketika laki-laki tersebut mengemudikan kendaraannya mendekati gerbang utama CIA yang dijaga personel bersenjata dan dilindungi beberapa lapis pintu gerbang.

Beberapa agen FBI segera dipanggil ke lokasi itu untuk membantu, sementara badan penegak hukum setempat membantu mengarahkan lalu lintas.

Menurut FBI, setelah ditolak memasuki pintu gerbang itu, tersangka “keluar dari kendaraannya dengan senjata dan terlibat dengan aparat penegak hukum.”

Seorang juru bicara CIA pada Senin (3/5) mengatakan kepada VOA bahwa selama insiden itu terjadi markas badan intelijen itu tetap aman, dan merujuk pertanyaan-pertanyaan tambahan pada FBI. [em/lt]

Oleh: VOA

Selasa, 04 Mei 2021

Blinken: China Bertindak 'Lebih Agresif di Luar Negeri'

Blinken: China Bertindak 'Lebih Agresif di Luar Negeri'
Menteri Luar Negeri Antony Blinken memberi keterangan pers kepada media setelah pembicaraan tertutup dengan delegasi China di Anchorage, Alaska, 19 Maret 2021.

BorneoTribun Amerika -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan dalam wawancara yang disiarkan pada Minggu (2/5) bahwa China belakangan ini bereaksi "lebih agresif di luar negeri" dan berperilaku dengan "cara yang semakin bermusuhan."

Ketika ditanya oleh CBS News, seperti dikutip Reuters, apakah Washington mengarah ke konfrontasi militer dengan Beijing, Blinken menjawab: "Sangat bertentangan dengan kepentingan China dan AS apabila sampai ke titik itu atau bahkan mengarah ke sana."

"Yang kami saksikan dalam beberapa tahun terakhir," tambahnya, "adalah China bertindak lebih represif di dalam negeri dan lebih agresif di luar negeri. Itu fakta."

Ditanya mengenai laporan pencurian ratusan miliar dolar atau lebih dalam bentuk rahasia dagang dan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) AS oleh China, Blinken mengatakan pemerintahan Biden "sangat khawatir" akan isu HAKI.

Dia mengatakan itu seperti aksi "seseorang yang berusaha bersaing dengan tidak adil dan semakin bermusuhan. Tapi kami lebih efektif dan kuat ketika mengajak negara-negara yang sejalan dan sama-sama dirugikan, untuk mengatakan kepada Beijing: 'Ini tidak bisa dan tidak akan dibiarkan'".

Kedutaan China di Washington belum segera merespons permintaan Reuters untuk mengomentari wawancara Blinken itu. [vm/ft]

Oleh: VOA

Senin, 03 Mei 2021

Terkait COVID-19, Semakin Banyak Negara Larang Pendatang dari India

Terkait COVID-19, Semakin Banyak Negara Larang Pendatang dari India
Bantuan peralatan untuk perawatan COVID-19 dari AS tiba di bandara Indira Gandhi, New Delhi (30/4).

BorneoTribun Amerika -- Semakin banyak negara yang untuk sementara melarang kedatangan dari India. Negara terpadat kedua di dunia itu terus mengalami lonjakan kasus COVID-19. Amerika melarang pendatang dari India mulai Selasa (4/5).

Presiden Amerika Joe Biden Jumat lalu mengumumkan pembatasan perjalanan baru terhadap India sehubungan epidemi COVID-19. Mulai Selasa, Amerika melarang sebagian besar warga, yang bukan warga Amerika, memasuki Amerika.

Pembatasan itu atas saran Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika dan diberlakukan mengingat "besar dan luasnya lonjakan pandemi COVID-19" di India," kata Gedung Putih.

Biden pada Jumat (30/4) menandatangani keputusan yang menerapkan pembatasan itu, yang pertama kali dilaporkan kantor berita Reuters. Dalam keputusan itu disebutkan bahwa India mencatat lebih dari sepertiga kasus baru virus corona global. Ditambahkan bahwa "diperlukan tindakan yang proaktif untuk melindungi kesehatan masyarakat dari pendatang yang memasuki Amerika Serikat" dari India.

Wakil Presiden Kamala Harris mengukuhkan Jumat sore bahwa Amerika akan membatasi perjalanan dari India mulai Selasa, 4 Mei. Alasannya, lonjakan luar biasa kasus COVID-19 di negara itu dan munculnya varian yang berpotensi berbahaya. "Tidak diragukan lagi orang-orang khawatir," ujar Harris.

Berada di landasan bandara Cincinnati, Ohio, Harris mengatakan langkah itu "atas saran CDC, pakar COVID-19 dan pakar medis, serta penasihat keamanan nasional." Ia juga mengatakan Amerika mengirim "pesawat dengan pasokan yang mencakup oksigen" Jumat malam.

"Kita bertanggung jawab, terutama Amerika, terkait orang-orang yang telah bermitra dengan kita selama bertahun-tahun, untuk membantu ketika orang sedang membutuhkan," imbuhnya.

Inggris, Jerman, Italia, Thailand, Singapura, Kanada dan Hong Kong juga melarang kedatangan dari India. Australia dan Selandia Baru sudah lebih dulu menerapkan larangan itu dan memperpanjangnya.

Menanggapi larangan Selandia Baru, juru bicara kementerian luar negeri India Arindam Bagchi mengatakan, "Mereka mengatakan bahwa ini adalah larangan sementara dan larangan ini tidak hanya untuk warga India tetapi juga untuk warga Selandia Baru di India."

Juga mulai 4 Mei, Irlandia mewajibkan karantina dua minggu bagi orang yang datang dari, atau transit di, India. Mereka yang keluar dari hotel karantina lebih cepat diancam denda, hukuman penjara, atau keduanya.

Sampai Minggu sore waktu Amerika, pusat data COVID-19 John Hopkins University mencatat hampir 20 juta kasus di India, nomor dua setelah Amerika Serikat. [ka/lt]

Oleh: VOA

Minggu, 02 Mei 2021

Beberapa Warga Negara AS Tewas Terinjak dalam Festival di Israel

Beberapa Warga Negara AS Tewas Terinjak dalam Festival di Israel
Pejabat keamanan dan penyelamat Israel berdiri di sekitar mayat para korban yang meninggal selama perayaan Lag Ba'Omer di Mt. Meron di Israel utara, Jumat, 30 April 2021. (Foto: AP)

BorneoTribun Amerika -- Warga negara AS termasuk diantara puluhan orang yang tewas dan terluka karena terinjak-injak dalam sebuah festival keagamaan di Israel, kata Kedutaan AS pada Sabtu (1/5). Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya kritikan pasca salah satu bencana sipil terburuk dalam sejarah negara itu.

Sedikitnya 45 tewas terinjak dan lebih dari 100 lainnya terluka dalam festival Yahudi ultra-Ortodoks di lereng Gunung Meron, yang diadakan semalaman antara Kamis (29/4) dan Jumat (30/4).

Penyebab pastinya belum jelas, tapi penuturan saksi mata dan video yang diunggah ke media sosial mengisyaratkan bahwa ratusan jemaat berdesak-desakan menuruni sebuah tangga yang sempit, sebagian jatuh, tersandung, terinjak dan mengalami sesak napas.

Seorang saksi menggambarkan orang-orang bertumpuk satu sama lain. Pihak berwenang mengatakan anak-anak ikut terluka.

Menteri Kesehatan mengatakan 32 korban tewas telah diidentifikasi Jumat malam (30/4). Proses identifikasi berhenti selama 24 jam untuk menghormati Sabbath Yahudi dan dilanjutkan lagi Sabtu malam (1/5) ketika keluarga-keluarga mempersiapkan pemakaman.

Seorang juru bicara Kedutaan AS mengatakan: "Dapat kami pastikan bahwa beberapa warga negara AS termasuk diantara korban."

Mereka termasuk korban tewas dan luka-luka. Kedutaan AS berusaha memverifikasi apakah ada lagi warga negara AS yang terlibat, dan memberikan semua bantuan konsuler yang tersedia kepada warga negara AS, kata juru bicara itu. Dia menolak berkomentar lebih jauh. [vm/ah]

Oleh: VOA

KCNA: Korea Utara Kecam Diplomasi 'Palsu' AS

KCNA: Korea Utara Kecam Diplomasi 'Palsu' AS
Warga memegang bendera AS dan Korea Utara sambil menunggu iring-iringan mobil pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam perjalanan ke Hotel Metropole untuk KTT AS-Korea Utara kedua di Hanoi, Vietnam, 28 Februari 2019. (Foto: REUTERS/Kham)

BorneoTribun Amerika -- Korea Utara mengecap diplomasi AS "palsu" pada Minggu (2/5). Negara itu menolak wacana perundingan dengan AS, sehari setelah pemerintahan Biden mengatakan terbuka untuk perundingan diplonatik mengenai denuklirisasi, kata laporan media pemerintah.

Diplomasi merupakan "papan tanda palsu" bagi AS untuk "menutupi aksinya yang bermusuhan," kata kementerian luar negeri Korea Utara dalam pernyataan yang dilaporkan kantor berita KCNA.

Kementerian itu juga memperingatkan Presiden Joe Biden bahwa dia membuat "kesalahan besar" dengan pendekatan yang "ketinggalan" terhadap Korea Utara.

Dalam pernyataan terpisah yang juga dilaporkan KCNA, kementerian luar negeri menuduh Biden menghina Kim Jong-Un. Ditambahkannya: "Kami telah cukup memperingatkan AS untuk memahami bahwa mereka akan rugi apabila memprovokasi kami."

Biden mengatakan dalam pidato pertamanya sebagai presiden dalam sidang paripurna Kongres pada Rabu (27/4) bahwa dia akan menggunakan "diplomasi sebagai pencegahan keras" untuk mengendalikan ambisi nuklir Korea Utara.

Gedung Putih mengatakan pada Jumat (29/4) bahwa tujuannya tetap "menyelesaikan denuklirisasi semenanjung Korea." [vm/ft]

Oleh: VOA

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno