Berita Borneotribun.com: Bom Bunuh Diri Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Bom Bunuh Diri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bom Bunuh Diri. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Maret 2023

Serangan Bom Bunuh Diri Tewaskan 9 Anggota Pasukan Keamanan di Baluchistan Pakistan, Saat Negara Sedang Bahas Kerja Sama Kontraterorisme dengan AS

Serangan Bom Bunuh Diri Tewaskan 9 Anggota Pasukan Keamanan di Baluchistan Pakistan, Saat Negara Sedang Bahas Kerja Sama Kontraterorisme dengan AS
Sebuah mobil terlihat di bawah puing-puing masjid yang diserang oleh seorang pelaku bom bunuh diri pada Januari lalu, di kawasan Garis Polisi di Peshawar, Pakistan, 9 Februari 2023. (Foto: Reuters)

PAKISTAN - Pada hari Senin (6/3), terjadi serangan bom bunuh diri yang menewaskan sedikitnya sembilan anggota pasukan keamanan dan melukai 13 orang di Sibi, distrik pusat di provinsi Baluchistan, Pakistan.

Truk yang mengangkut personel polisi menuju ke ibu kota provinsi, Quetta, diserang oleh pelaku yang bersepeda motor. 

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Beberapa korban cedera dalam kondisi kritis dan khawatir korban tewas mungkin meningkat. 

Baluchistan telah lama berada dalam cengkeraman pemberontakan etnis Baluch yang menuntut kemerdekaan provinsi itu dari Pakistan, sementara militan yang terkait dengan kelompok Taliban di Pakistan juga aktif di wilayah tersebut.

Serangan ini terjadi saat Pakistan menjadi tuan rumah pertemuan dengan Amerika Serikat untuk membahas kerja sama dalam menghadapi ancaman terorisme yang dihadapi kedua negara.

Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan bahwa delegasi antarlembaga AS dipimpin oleh Christopher Landberg, penjabat koordinator kontraterorisme di Departemen Luar Negeri AS, dalam pembicaraan di Islamabad. 

Dialog dua hari tersebut diharapkan dapat memperkuat kerja sama antara kedua negara dalam bidang kontraterorisme. 

Pembicaraan tersebut berlangsung di tengah kebangkitan serangan teroris di Pakistan sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus 2021.

Oleh: VOA Indonesia/Editor: Yakop

Jumat, 02 April 2021

Kapolri sebut ada 23 Orang Ditangkap Terkait Bom Gereja Makassar

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

BorneoTribun Jakarta -- Pasca ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Hati Yesus Yang Maha Kudus di Makassar, Sulawesi Selatan, polisi berhasil menangkap puluhan orang yang berkaitan dengan ledakan tersebut. 

Salah seorangnya merupakan otak perakit bom tersebut.

Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, mengatakan polisi telah menangkap 23 orang yang berkaitan dengan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, yang terjadi pada Selasa (28/3) pekan lalu.

“Total sampai hari ada 23 orang dari tiga tempat tersebut,” kata Sigit, Rabu (31/3) malam.

Sigit memerinci, puluhan orang itu diamankan di tiga lokasi berbeda yakni Makassar, Jakarta, dan Bima. Polisi menangkap lima orang di Jakarta, dan lima lainnya di Bima. 

Tiga belas terduga teroris sebelumnya telah diamankan di Makassar, bahkan di antaranya merupakan otak perakit bom.

“Satu orang inisial W adalah pelaku otak perakit bom, ini sudah kami amankan,” sebutnya.

Saat ini polisi masih terus melakukan pengembangan terkait bom bunuh diri yang terjadi di Makassar.

“Usut sampai tuntas, dan informasi lebih lanjut akan kami informasikan,” pungkas Sigit.

Seperti diketahui, bom bunuh diri terjadi di pintu gerbang Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3) pagi. 

Dalam ledakan itu, polisi menyebut dua orang yang merupakan pasangan suami istri berinisial L dan YSF merupakan pelaku bom bunuh diri tersebut. 

Polisi juga mengatakan keduanya berafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Sedikitnya 20 orang luka-luka dalam insiden yang terjadi pada Misa Minggu Palma seminggu menjelang Paskah. [aa/em]

Oleh: VOA Indonesia

Rabu, 31 Maret 2021

Wahidah Sang Ibu mertua Ungkap Menantunya Pelaku Bom Bunuh Diri Makassar Hamil 4 Bulan

Wahidah Sang Ibu mertua Ungkap Menantunya Pelaku Bom Bunuh Diri Makassar Hamil 4 Bulan
Dua pelaku terduga bomber Makassar. (dok. Istimewa)

BorneoTribun.com - Perempuan pelaku bom bunuh diri di Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, YSF atau Dewi, diketahui tengah hamil empat bulan saat melakukan aksinya, Minggu (28/3). Kabar tersebut diketahui melalui informasi yang diberikan mertua pelaku.

Dilansir dari CNN Indonesia, Wahidah (51), sang ibu mertua mengatakan bahwa info Dewi tengah hamil 4 bulan diketahui dari besannya atau ibu kandung Dewi.

Dia sendiri mulanya tak mengetahui kehamilan sang menantu. Dia mengaku baru mengetahui menantunya sedang hamil setelah berbincang dengan ibu kandung Dewi.

"Informasinya itu dari mamanya si perempuan, memang dia (Dewi) sudah cerita ke ibunya (bahwa dirinya sedang hamil 4 bulan)," kata Wahidah.

Kepala BNPT Boy Rafli Amar sempat menanggapi kabar soal YSF alias Dewif tengah hamil. Dia menyebut informasi itu akan diselidiki lebih lanjut.

"Saya belum mengetahui (secara pasti), nanti dilihat dari hasil pemeriksaan forensik," jelas Boy di Makassar.

Dewi bersama suaminya, berinisial L diketahui baru menikah sekitar 7 bulan lalu. Ibu kandung Dewi, EM, menyebut dia sudah jarang bertemu putrinya setelah menikah dengan L.

"(Menikah) 7 bulan lalu. (Kegiatan) jualan online, saya tahu dia jualan online dan suaminya yang antar makanan," ujar ibu kandung Dewi, EM, saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar, Senin (29/3).

Teror bom bunuh diri terjadi di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3) pagi. Setelah peristiwa tersebut, Polri pun menggiatkan operasi perburuan terduga teroris di seluruh Indonesia. Hasilnya, belasan orang pun diamankan dari berbagai lokasi di Indonesia termasuk dengan barang-barang bukti berupa bahan peledak. (*)

Oleh: CNN Indonesia

Bom Bunuh Diri di Makassar: Pengantin Baru dan Potensi Serangan Baru

Polisi memeriksa barang bukti di sekitar lokasi ledakan di Gereja Katedral Makassar, Senin (29/3).

BorneoTribun Jakarta -- Polisi mengonfirmasi kedua pelaku bom bunuh diri di depan halaman gereja Katedral di Jalan Kartini, Makassar, Sulawesi Selatan, hari Minggu (28/3), sebagai pasangan suami istri yang baru saja menikah enam bulan lalu. Polisi baru menyebut inisial identitas keduanya sebagai L dan YSF.

“Betul pelaku adalah pasangan suami istri yang baru menikah enam bulan,” ujar Kadivhumas Polri Irjen Pol. Argo Yuwono dalam konferensi pers virtual hari Senin (29/3).

Di Makassar, Kapolri Jendral Pol. Listyo Sigit Prabowo kembali mengukuhkan hal ini.

“L dan YSF beberapa bulan lalu, tepatnya enam bulan lalu, dinikahkan oleh Rifaldi, yang juga telah ditangkap Januari lalu,” ujarnya. Ditambahkannya, L telah meninggalkan surat wasiat untuk orang tuanya, “yang isinya mengatakan yang bersangkutan berpamitan dan siap mati syahid.”

Pelaku Serangan Bunuh Diri Bagian Kelompok JAD di Filipina

Sebagaimana yang diindikasikan tiga pengamat intelijen dan terorisme yang diwawancarai VOA sebelumnya, polisi mengatakan pelaku adalah bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah JAD. Bahkan Argo Yuwono secara lebih rinci menyebut pelaku sebagai bagian dari kelompok JAD yang melakukan pemboman gereja Katedral Our Lady of Mount Carmel di Jolo, Filipina, pada Januari 2019, yang menewaskan 20 orang dan melukai 102 lainnya.

Berdasarkan keterangan polisi diketahui L dan YSF berboncengan sepeda motor dan mencoba memasuki kawasan gereja ketika berakhirnya Misa Minggu Palma. Seorang penjaga keamanan gereja mencegah mereka dan tak lama kemudian ledakan terjadi. Sedikitnya 20 orang luka-luka terkena pecahan bom, sementara kedua tersangka pelaku tewas seketika.

Polisi Temukan Lima Bom Aktif

Polisi dan Densus 88 Anti-Teror bergerak cepat. Hanya beberapa jam setelah ledakan bom bunuh diri di Makassar, empat orang ditangkap di Bima, Nusa Tenggara Barat. Disusul penangkapan empat orang lainnya di Condet dan Bekasi, Jakarta, dalam operasi yang dipimpin langsung oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Fadil Imran hari Senin (29/3).

Polisi menunjukkan tas plastik berisi barang bukti yang dikumpulkan dari lokasi ledakan di Gereja Katedral, Makassar, Senin (29/3).

Polisi juga menemukan sejumlah barang bukti, termasuk lima bom aktif berdaya ledak tingi dan sangat mudah terbakar, yang sudah dirakit dalam bentuk kaleng; termasuk campuran bahan peledak yang dapat digunakan untuk membuat 70 bom pipa.

Ideologi Takfiri & Potensi Serangan Baru

Berbicara dengan beberapa pengamat terorisme, diketahui bahwa serangan bom bunuh diri di Makassar tidak saja menunjukkan masih kuatnya rekrutmen dan militansi di kalangan kelompok-kelompok radikal seperti JAD, tetapi juga pembalasan yang dilakukan terhadap penangkapan sejumlah tersangka teroris oleh aparat beberapa minggu terakhir ini.

Pakar terorisme Al Chaidar. (Foto: Dok Pribadi)

Diwawancarai melalui telpon Senin malam (29/3) pengamat terorisme di Universitas Mailikussaleh Aceh, Al Chaidar, mengatakan, “Militansi memang sulit dijelaskan secara sosiologis karena ini merupakan fenomena psikologis dan antropologis. Militansi itu yang membuat mereka bertahan dan resilien. Interpretasi mereka terhadap agama yang sederhana, membuat mereka melihat dunia ini hitam putih dan memandang musuh-musuh Tuhan sebagai sesuatu yang harus dihancurkan dengan kekerasan.”

Cara pandang agama yang menekankan pada hukum agama yang keras, yang berkembang menjadi kecenderungan untuk senantiasa merasa benar, mengeluarkan atau menghukum orang yang dinilai berbeda atau salah dikenal sebagai takfiri. Pengamat Timur Tengah dan terorisme di Universitas Indonesia Muhammad Syauqillah mengatakan selama ideologi takfiri masih ada maka teroris akan tetap ada. Seringkali kelompok teror ini ingin melakukan aksi dan mencari glorifikasi menjelang atau pada saat bulan suci Ramadhan “karena diyakini sebagai simbol kemenangan,” sebagaimana sejumlah perang yang dilakukan umat Islam ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, ujarnya.

Oleh karena itu Stanislaus Riyanta, pengamat terorisme lain di Universitas Indonesia mengatakan “sangat mungkin, bahkan bisa jadi aksi ini menjadi trigger (pemicu.red) aksi-aksi lain.”

Al Chaidar juga menyampaikan hal serupa. “Bukan mustahil mereka akan melakukan serangan lain, bahkan terhadap gereja-gereja yang pernah diserang di Surabaya dan Makassar,” terlebih mengingat jaringan JAD kini tersebut di 19 propinsi.

Upaya Deradikalisasi Butuh Waktu Panjang

Ketiga pengamat ini menilai operasi pemberantasan terorisme tidak cukup hanya dengan penangkapan besar-besaran, tapi harus disertai upaya deradikalisasi untuk membentuk masifnya ideologi Wahabi Takfiri.

Densus 88 Anti-Teror telah menangkap ratusan terduga teroris sejak awal tahun ini (foto: dok).

Densus 88 Anti-Teror memang telah menangkap ratusan terduga teroris sejak awal tahun ini di berbagai lokasi di Indonesia, antara lain di Makassar, Sulawesi Selatan; Pontianak, Kubu Raya dan Singkawang di Kalimatan Barat, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jakarta dan Tangerang. Namun upaya deradikalisasi memang belum menunjukkan hasil.

“Jika aparat bisa langsung sigap menangkap semua jaringan maka potensi serangan lanjutan bisa direduksi. Namun perlu kekuatan besar untuk melawan radikalisme terorisme, dan kekuatan itu sebenarnya dimiliki masyarakat,” ujar Stanislaus Riyanta.

Ironisnya, tambahnya, “yang denial (mengingkari atau menolak.red) upaya pemberantasan ini di masyarakat juga kuat. Mereka misalnya merasa langkah pemerintah – misalnya membubarkan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) dan FPI (Front Pembela Islam) – sebagai memusuhi agama.”

Kunjungi Lokasi Ledakan, Menag: Tak Ada Agama Ajarkan Kekerasan & Teror

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengakui memerangi teror dan radikalisme tidak mudah.

“Kita butuh kerjasama semua pihak – media, aparat keamanan – agar tragedi kemanusiaan ini tidak terulang lagi,” ujar Gus Yaqut, panggilan akrab beliau, ketika mengunjungi Gereja Katedral di Makassar, hari Senin (29/3).

Bom Bunuh Diri di Makassar: Pengantin Baru dan Potensi Serangan Baru
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas didampingi Uskup Agung Makassar Mgr. John Liku Ada' menguatkan warga agar tidak takut beribadah, pasca ledakan bom di Gereja Katedral di Makassar, Sulawesi Selatan. (Foto: Kemenag RI)

Yaqut mendesak seluruh pemuka agama untuk terus berdakwah dengan jalan yang damai dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. “Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan dan teror,” tegasnya.

Didampingi Uskup Agung Makassar Mgr. John Liku Ada', Yaqut mendorong umat Kristiani di Makassar untuk tetap beribadah seperti biasa tanpa rasa takut.

“Beribadahlah seperti biasa, jangan ketakutan. Kita akan lawan, hadapi kelompok-kelompok yang melakukan teror itu,” ujarnya. [em/jm]

Oleh: VOA Indonesia

Selasa, 30 Maret 2021

Bom Bunuh Diri di Makassar, Polisi Tangkap 4 Terduga Teroris di Condet dan Bekasi

Polisi anggota regu penjinak bom, menunjukkan kantong plastik berisi barang-barang yang dikumpulkan di dekat lokasi ledakan hari Minggu di Katedral Hati Kudus Yesus, termasuk apa yang diyakini sebagai bagian dari alat peledak yang digunakan dalam serangan bom bunuh diri di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 29 Maret 2021. (AP Photo / Yusuf Wahil)

BorneoTribun Jakarta -- Polisi Senin (29/3) menangkap empat terduga teroris dalam penggerebekan di Condet dan Bekasi yang diduga terkait ledakan bom di Makassar, Sulawesi Selatan sehari sebelumnya.

Kepala Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) Inspektur Jenderal Fadil Imran dalam jumpa pers, Senin (29/3) menjelaskan dalam penggerebekan di dua tempat, Bekasi dan Condet, hari Senin (29/3) polisi menangkap empat terduga teroris terkait serangan bom bunuh diri yang berlangsung di depan gereja katedral di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, hari Minggu (28/3).

Terduga teroris pertama berinisial ZA, laki-laki umur 37 tahun, diduga berperan membeli bahan baku untuk membuat bahan peledak, seperti aseton, HCl, termometer, dan bubuk aluminium. ZA juga mengajarkan cara membuat bom kepada terduga teroris berinisial BS.

Terduga teroris kedua adalah BS, pria berusia 43 tahun, diduga mengetahui cara membuat bahan peledak dan menyampaikan kepada terduga teroris berinisial AJ terkait “takjil” (nama sandi untuk campuran bahan kimia untuk membuat bahan peledak).

Anggota polisi penjinak bom memeriksa area sekitar lokasi serangan bom bunuh diri hari Minggu di Katedral Hati Kudus Yesus di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, Senin, 29 Maret 2021. (AP Photo/Yusuf Wahil)

Terduga teroris ketiga berinisial AJ, lelaki berumur 46 tahun, diduga mengetahui dan membantu ZA membuat bahan peledak. AJ bersama BS mengikuti beberapa pertemuan untuk mempersiapkan serangan teror menggunakan bahan peledak.

Terduga teroris keempat berinisial HH, laki-laki berusia 56 tahun yang ditangkap di Condet, dinilai memiliki peran penting.

"Dia yang merencanakan, mengatur taktis dan teknis pembuatan (bom) bersama ZA. (HH) hadir dalam pertemuan-pertemun untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan amaliyah (serangan bunuh diri) ini. (Dia) membiayai dan mengirimkan video tentang teknis pembuatan (bom) kepada ketiga tersangka lainnya," kata Fadil.

Polisi penjinak bom memeriksa area sekitar lokasi serangan bom bunuh diri hari Minggu di Katedral Hati Kudus Yesus di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 29 Maret 2021.

Beberapa barang bukti yang disita dari dua lokasi penggerebekan itu adalah satu parang, telepon seluler, dompet, kartu debit, kartu ATM, dan KTP atas nama ZA, dua surat tilang, kartu asuransi, dan uang tunai Rp 3.056.900.

Dari tangan AJ, polisi juga menyita sebuah telepon seluler. Sementara dari tangan HH, polisi menyita telepon seluler dan kartu identitas diri. Polisi juga menemukan lima bom aktif yang sudah dirakit dalam bentuk kaleng dan tergolong bom berdaya ledak tinggi dan sangat mudah terbakar. Polisi juga menyita campuran bahan peledak seberat 3,5 kilogram yang dapat menghasilkan 70 bom pipa.

Fadil menambahkan keempat terduga teroris itu diancam penjara 15 tahun berdasarkan Undang-undang Terorisme.

Pengamat: Pandemi Tak Surutkan Ancaman Teror

Pengamat Timur Tengah dan Terorisme dari Universitas Indonesia Muhammad Syauqillah mengatakan penangkapan teroris di Bekasi dan Condet serta bom bunuh diri di Makassar menunjukkan kelompok teror di Indonesia masih ada.

Dia menambahkan organisasi teroris kerap mencari momentum dalam melancarkan serangannya. "Seringkali kelompok teror itu ingin melakukan aksi terornya menjelang bulan suci Ramadan. Kelompok ini mencari juga klarifikasi aksinya mendekati bulan suci Ramadan atau di bulan suci Ramadan. Ini kan momentumnya menjelang bulan suci Ramadan," ujar Syauqillah.

Syauqillah memperingatkan kejadian bom bunuh diri di Makassar menunjukkan di masa pandemi COVID-19, kelompok teroris tidak mengurangi ancaman mereka untuk melaksanakan teror.

Menurut Syauqillah, sebagian teroris meyakini melakukan serangan teror menjelang atau di bulan suci Ramadan bisa menjadi simbol kemenangan bagi mereka, seperti sejumlah perang yang dilakukan umat Islam semasa Nabi Muhammad hidup.

Dia menekankan selama ideologi takfiri masih ada, maka teroris akan selalu ada.

Polisi Terus Kembangkan Penyelidikan

Kapolda Metro Jakarta Raya Inspektur Jenderal Fadil Imran memimpin langsung penggerebekan di dua tempat tersebut pada Senin, yakni di Desa Sukasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, dan di Condet, Jakarta Timur.

Penggerebekan ini merupakan tindak lanjut dari upaya pengusutan bom bunuh diri yang berlangsung di depan pintu masuk sebuah gereja di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, hari Minggu (28/3).

Fadil mengatakan penggerebekan itu dilakukan oleh para personel dari Detasemen Khusus 88 sert Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya, sehari setelah Lukman dan istrinya – dua tersangka pembom bunuh diri – melakukan serangan bunuh diri di Makassar. Insiden ini menewaskan kedua pelaku dan melukai puluhan orang lainnya. [fw/em]

Oleh: VOA Indonesia

Senin, 29 Maret 2021

Pemuda Tani HKTI Kendal Mengutuk Keras Aksi Ledakan Bom Makasar

Pemuda Tani HKTI Kendal Mengutuk Keras Aksi Ledakan Bom Makasar
Pemuda Tani HKTI Kendal Mengutuk Keras Aksi Ledakan Bom Makasar.

BORNEOTRIBUN KENDAL, JATENG -- Pimpinan Cabang Pemuda Tani HKTI Kendal,Jateng mengutuk keras pelaku ledakan bom Makassar di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) pagi.

Ketua DPC Pemuda Tani HKTI Kendal,Jateng Ahmad Nasirin meminta masyarakat tidak takut dengan aksi teror bom bunuh diri dan tetap menjaga semangat persatuan dalam upaya melawan kelompok-kelompok yang bertujuan merusak ikatan kebangsaan.

“Jangan pernah takut, karena ketakutan itu tujuan mereka untuk lebih mudah mengobrak-abrik ketertiban sosial. Kita kutuk dan kita lawan bersama perilaku biadab yang menggunakan agama sebagai pembenar,” Ujar Ahmad Nasirin.

Ia juga berharap agar masyarakat tidak panik dengan kegaduhan yang dibuat pelaku terorisme.

Apalagi terpancing menyebarluaskan konten foto atau video peristiwa di ruang digital seperti media sosial atau aplikasi pesan singkat.

“Stop sebar video dan foto korban. Kita harus lebih bijak dan tidak sedikit pun memberikan tempat terhadap terorisme yang bertujuan menakuti kita semua,” pesan Ketua Pemuda Tani HKTI Kendal tersebut.

Namun Pemuda Tani HKTI Kendal mengingatkan seluruh pihak harus terus mewaspadai kondisi yang terjadi dengan strategi yang terukur. Hal itu untuk mencegah peristiwa teror serupa terulang kembali.

Menurutnya peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan agar selalu berkoordinasi dengan pihak aparat keamanan melaporkan indikasi gerakan-gerakan yang tidak diinginkan dan mencurigakan di lingkungan masing-masing.

“Kita memberikan dukungan penuh kepada aparat keamanan agar menumpas pelaku aksi terorisme yang merusak nilai-nilai kemanusiaan dan kebhinekaan. “Jangan kasih ampun terorisme, “tegas dia.

Oleh: Anas

Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar Pasangan Suami Istri Baru Menikah 6 Bulan

Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar Pasangan Suami Istri Baru Menikah 6 Bulan
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono.

BORNEOTRIBUN JAKARTA - Teka teki pelaku bom bunuh diri yang tewas di depan halaman gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, perlahan-lahan mulai terungkap. 

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyebut, pelaku bom bunuh diri  terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan. Dari data yang diperoleh keduanya adalah pasangan suami istri yang baru menikah enam bulan. "Betul pelaku pasangam suami istri baru menikah enam bulan," kata Argo dalam keterangannya, Senin (29/3/2021). 

Seperti diketahui, pasca bom  bunuh diri beredar foto seorang laki-laki mengendarai sepeda motor matic berboncengan dengan seorang wanita. Motor dengan nopol DD 5984 MD tersebut tampak hancur. 

Menurut Argo, identitas laki-laki tersebut diketahui L sementara yang wanita YSF pekerjaaan swasta. 

"Penyelidikan masih terus dilakukan termasuk mengungkap pelakunya lainnya," ujar Argo. 

Dia mengatakan, sejumlah tempat sudah digeledah untuk mencari bukti lainnya. Termasuk rumah pelaku. 

"Kita tunggu hasil kerja anggota di lapangan. Dah kami berharap semua dapat diungkap dengan jelas," tandasnya. 

Argo mengungkapkan, pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina. "Pelaku berafiliasi dengan JAD," ucapnya.

Sementara itu, jumlah korban luka akibat bom bunuh diri yang masih dirawat di rumah sakit tinggal 15 orang. 13 diantaranya di rawat di RS Bhayangkari Makassar dan 2 lainnya di RS Siloam. 

"Dari 19 korban luka saat ini tinggal 15 orang. 4 lainnya diperbolehkan pulang menjalani rawat jalan," tutupnya.

Oleh: Liber

Kutuk Aksi Teror di Makassar, Presiden Perintahkan Kapolri Bongkar Jaringan Pelaku

Kutuk Aksi Teror di Makassar, Presiden Perintahkan Kapolri Bongkar Jaringan Pelaku
Presiden Jokowi (Foto: BPMI Setpres)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengutuk aksi terorisme yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) pagi. Presiden pun telah memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan membongkar jaringan pelaku hingga ke akarnya.

“Saya mengutuk keras aksi terorisme tersebut dan saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya,” ujarnya dalam pernyataan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (28/03/2021).

Kepala Negara menegaskan bahwa terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan semua ajaran agama menolak aksi tersebut.

“Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Semua ajaran agama menolak terorisme apapun alasannya,” tegasnya.

Presiden Jokowi juga menekankan bahwa seluruh aparat negara tidak akan membiarkan tindakan terorisme semacam ini. Presiden juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dalam menjalankan ibadah masing-masing karena negara menjamin keamanan umat beragama untuk beribadah tanpa rasa takut.

“Saya mengajak semua anggota masyarakat untuk bersama-sama memerangi terorisme, memerangi radikalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, nilai-nilai luhur kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebinekaan.

Mengakhiri pernyataannya, Kepala Negara juga turut mendoakan agar para korban luka dapat segera diberikan kesembuhan. “Untuk para korban yang luka-luka, kita mendoakan agar segera diberikan kesembuhan dan negara menjamin semua biaya pengobatan dan perawatan para korban,” ucapnya. (FID/UN)

Jokowi Mengutuk Keras Aksi Terorisme Gereja Katedral Makassar

Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Bogor, Minggu, 28 Maret 2021, mengajak masyarakat untuk memerangi terorisme. (Foto: Courtesy/Biro Setpres)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden Joko Widodo mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3). Presiden telah memerintahkan Kapolri untuk menangani kasus tersebut.

“Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya,” ungkap Jokowi di Istana Kepresidenan, Bogor, Minggu (28/3).

Polisi membawa tas berisi jasad terduga pelaku bom bunuh diri pasca ledakan di luar sebuah gereja di Makassar pada 28 Maret 2021. (Foto: AFP/Indra Abriyanto)

Presiden mengatakan bahwa adalah kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak berkaitan dengan agama apapun. Semua ajaran agama, kata Jokowi, menolak terorisme apapun alasannya.

Jokowi menegaskan pemerintah tidak akan membiarkan segala macam tindakan terorisme. Ia meminta masyarakat agar tetap tenang dalam menjalankan kegiatan ibadah karena negara sudah pasti menjamin keamanan umat beragama untuk beribadah tanpa rasa takut.

“Saya mengajak semua anggota masyarakat untuk bersama-sama memerangi terorisme, memerangi radikalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, nilai-nilai luhur kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan, dan menjunjung nilai-nilai kebhinekaan,” papar Jokowi.

Jokowi pun mendoakan kesembuhan para korban luka-luka. Presiden memastikan negara akan menjamin semua biaya pengobatan dan perawatan seluruh korban.

Ledakan bom terjadi di depan kompleks Gereja Katedral, Jalan Kartini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) pagi. Ledakan tersebut mengakibatkan sedikitnya 14 orang luka-luka. Namun aparat belum mengkonfirmasi berapa korban tewas, juga apakah korban tewas adalah pelaku atau korban lainnya. Pihak kepolisian juga menduga aksi terorisme ini dilakukan oleh dua orang. [gi/ah]

Oleh: VOA Indonesia

Ledakan yang Diduga Bom Guncang Gereja di Makassar

Ledakan yang Diduga Bom Guncang Gereja di Makassar
Polisi berjaga di samping kendaraan yang rusak setelah ledakan di luar sebuah gereja di Makassar pada 28 Maret 2021. (Foto: AFP/Indra Abriyanto)

BorneoTribun Jakarta -- Sebuah ledakan yang diduga bom mengguncang sebuah gereja Katolik di kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3) dan menimbulkan kerusakan, kata polisi.

Sejumlah jemaat berada di dalam gereja saat ledakan terjadi, kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol E. Zulpan kepada Reuters. Dia mengatakan belum jelas apakah beberapa potongan tubuh yang ditemukan di tempat kejadian adalah milik pelaku.

"Kami lihat ada beberapa korban dan beberapa potongan jenazah manusia. Kami belum tahu apakah jenazah itu dari pelaku atau dari orang-orang yang berada di dekatnya," katanya.

Polisi dan seorang saksi mata mengatakan seorang tersangka pembom bunuh diri meledakkan diri di luar sebuah gereja Katolik dan melukai beberapa orang pada hari perayaan Minggu Palma.

Wilhemus Tulak, pastor di gereja itu, mengatakan kepada Metro TV bahwa satu orang terluka karena menahan seorang pelaku dan bahwa sebanyak 10 orang terluka, sebagian luka serius.

Dilansir dari TVONE mengatakan satu orang yang tewas adalah pelakunya.

Video dari tempat kejadian memperlihatkan polisi telah memasang garis pengaman di sekitar gereja dan mobil-mobil di dekatnya rusak.

Polisi tidak mengatakan siapa yang mungkin bertanggungjawab atas serangan itu dan belum ada pihak yang mengklaim bertanggungjawab.

Polisi menyalahkan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terinspirasi ISIS atas serangan bunuh diri pada 2018 di gereja-gereja dan sebuah pos polisi di Surabaya yang menewaskan lebih dari 30 orang.

Serangan militan Islamis paling mematikan di Indonesia terjadi di Bali pada 2002, ketika beberapa pembom menewaskan 202 orang, kebanyakan turis asing.

Tahun-tahun berikutnya, pasukan keamanan di Indonesia, negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, mencapai sejumlah kemajuan dalam mengatasi militansi.

Namun, akhir-akhir ini kekerasan militan semakin marak dan banyak warga Indonesia pergi ke Timur Tengah untuk berjuang bersama ISIS. [vm/ah]

Oleh: VOA Indonesia

Menteri Agama, KWI, PGI dan PBNU Kutuk Keras Ledakan di Makassar

Menteri Agama, KWI, PGI dan PBNU Kutuk Keras Ledakan di Makassar
Polisi memeriksa lokasi di luar gereja pasca ledakan di Makassar pada 28 Maret 2021. (Foto: AFP/Indra Abriyanto)

BorneoTribun Jakarta -- Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas mengutuk keras aksi pemboman yang diduga dilakukan oleh seseorang di kompleks Gereja Katedral, Jalan Kartini, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) pagi.

"Apapun motifnya, aksi ini tidak dibenarkan agama karena dampaknya tidak hanya pada diri sendiri juga sangat merugikan orang lain,” ujar Menag dalam pernyataan tertulis yang diterima VOA.

Menag menilai aksi pemboman tersebut merupakan “tindakan keji yang menodai ketenangan hidup bermasyarakat dan jauh dari ajaran agama.”

Kantor berita Reuters, mengutip pernyataan Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes Pol. E. Zulpan, melaporkan sejumlah jemaat berada di dalam gereja ketika ledakan terjadi. “Kami lihat ada beberapa korban dan beberapa potongan jenazah manusia. Kami belum tahu apakah jenazah ini dari pelaku atau dari orang-orang yang berada di dekatnya,” ujarnya.

Hingga laporan ini disampaikan, polisi masih mendata jumlah dan identitas korban atau pelaku.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas meminta aparat berwenang dapat segera mengungkapkan latar belakang aksi kekerasan di dekat tempat ibadah ini dan“mengungkap aktor-aktor yang terlibat dalam aksi keji ini.”

Ia menduga “aksi pemboman bunuh diri ini tidak dilakukan tunggal. Sebab seringkali pelaku digerakkan oleh jaringan, namun mereka bekerja dalam senyap dan rapi.”

Minta Seluruh Umat Tenang

Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia PGI Pdt. Gomar Gulton mengimbau seluruh umat untuk tetap tenang dan mempercayakan penanganan aksi pemboman itu pada aparat terkait. “Saya menyerukan seluruh umat untuk tidak takut dan resah, tetapi tetap waspada,” ujarnya.

Polisi berjaga di samping kendaraan yang rusak setelah ledakan di luar sebuah gereja di Makassar pada 28 Maret 2021. (Foto: AFP/Indra Abriyanto)

Ditambahkannya, “saya percaya penuh aparat kita mampu mengusut tuntas kasus ini dan dapat menciptakan suasana aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Makassar.”​

Sementara Konferensi Waligereja Indonesia dalam pernyataan, Minggu (28/3), mengimbau seluruh umat Katolik dan masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh aksi peledakan tersebut.

PBNU: Kekerasan dan Teror Bukan Ajaran Agama

Kecaman keras juga disampaikan Pengurus Besar Nadhlatul Ulama. Dihubungi melalui telepon, Ketua PBNU Robikin Emhas mengatakan “kekerasan and teror bukan ajaran agama karena agama apapun tidak mengajarkan dan membenarkan hal itu.”

PBNU, ujar Emhas, menilai “setiap tindakan kekerasan yang mengancam rusaknya harmoni sosial tidaklah bisa dibenarkan. Apalagi berupa teror dalam bentuk bom. Sebaliknya perbuatan seperti itu harus dikutuk.” [em/ah]

Oleh: VOA Indonesia

Tiga Pakar Terorisme Duga JAD Pelaku Pemboman di Makassar

Tiga Pakar Terorisme Duga JAD Pelaku Pemboman di Makassar
Polisi forensik memeriksa lokasi tersebut setelah diduga bom meledak di dekat sebuah gereja di Makassar pada 28 Maret 2021. (Foto: AFP/Indra Abriyanto)

BorneoTribun Jakarta -- Tiga pakar intelijen dan terorisme yang diwawancara VOA secara terpisah menduga pelaku serangan bom di Makassar pada Minggu (28/3) pagi adalah bagian dari jaringan kelompok Jamaah Ansharut Daulah atau JAD. Ledakan bom yang diduga dilakukan oleh dua orang itu melukai sedikitnya 14 orang.

Meskipun menemukan sejumlah serpihan tubuh di lokasi kejadian, polisi masih belum mengkonfirmasi apakah merupakan serpihan tubuh pelaku atau korban.

Noor Huda Ismail, visiting fellow di S. Rajaratnam Institute of International Studies, Nanyang Technological University of Singapore. (Foto: Dok Pribadi)

“Diduga kuat, pelaku terkait dengan jaringan JAD yang cenderung melakukan aksi amatiran dibandingkan dengan jaringan Jemaah Islamiah yang lebih rapi dan terarah,” ujar Noor Huda Ismail, visiting fellow di S. Rajaratnam Institute of International Studies, Nanyang Technological University of Singapore saat dihubungi melalui telepon.

Hal senada disampaikan pakar terorisme di Universitas Indonesia, Stanislaus Riyanta. “Dilihat dari karakteristik dan model aksinya, kemungkinan besar pelaku berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah. Model ini sama dengan aksi di Gereja Surabaya pada Mei 2018 dan Polrestabes Medan pada November 2019,” ujarnya.

Pakar terorisme lainnya, Al Chaidar, yang kini sedang melakukan penelitian di Belanda, juga menyampaikan hal serupa.

Pakar terorisme Al Chaidar. (Foto: Dok Pribadi)

“Pelakunya suami istri,” ujarnya melalui telepon, dan meminta merahasiakan sumber informasi yang merinci hal itu. “Ini ciri khas utama mereka. Sama seperti bom di Surabaya tahun 2018, juga bom di Sibolga tahun 2019. Mereka ingin balas dendam terhadap dua teman mereka yang ditembak polisi di Makassar Januari lalu. Awal Februari juga ada 26 orang ditangkap, termasuk dua ditembak. Semua dari jaringan JAD Makassar,” tambahnya.

Stanislaus juga mengatakan peningkatan upaya pemberantasan jaringan teror yang dilakukan aparat keamanan membuat kelompok-kelompok teror semakin terdesak. “Aksi ini kemungkinan bentuk balas dendam atau perlawanan, selain sebagai reaksi karena semakin terdesaknya kelompok ini oleh aparat keamanan.”

Polisi Masih Lakukan Penyelidikan

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol. Argo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta mengatakan pelaku diduga dua orang dan mengendarai sepeda motor.

“Kami belum dapat mengkonfirmasi apakah potongan jenazah yang ditemukan di lokasi semuanya dari pelaku, karena potongan tubuhnya banyak.. Juga apakah pelakunya laki-laki atau perempuan. Semua masih dalam penyelidikan,” ujar Argo, yang meminta agar masyarakat bersabar dan memberi waktu pada polisi untuk melakukan penyelidikan.

Seorang polisi mengatur lalu lintas setelah ledakan di luar sebuah gereja di Makassar pada 28 Maret 2021. (Foto: AFP/Daeng Mansur)

Lebih jauh ia menambahkan bahwa tim Densus 88 Antiteror akan berangkat ke Makassar pada Minggu (28/3) siang, dan berkoordinasi dengan tim Densus dan Poltabes Makassar yang sudah ada di lokasi.

“Kami masih akan menyelidiki lebih jauh sumber ledakan, juga soal high explosive atau bukan. Dari situ akan diketahui jaringan pelaku. Kita masih selidiki temuan alat bukti dan saksi,” ujarnya.

Ledakan bom terbaru ini dikecam keras berbagai kalangan, termasuk Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua Umum PBNU Robikin Emhas dan Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia PGI Pdt. Gomar Gultom. Mereka meminta masyarakat waspada, tapi tidak perlu takut menghadapi aksi teror ini. [em/ah]

Oleh: VOA Indonesia

Bom Bunuh Diri di Makassar, Polisi Duga Pelaku Dua Orang

Bom Bunuh Diri di Makassar, Polisi Duga Pelaku Dua Orang
Polisi berjaga di luar gereja pasca ledakan di Makassar pada 28 Maret 2021. (Foto: AFP/Indra Abriyanto)

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Polisi menduga ledakan bom bunuh diri di depan kompleks Gereja Katedral, Jalan Kartini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) pagi, dilakukan oleh dua orang.

“Pelaku diduga dua orang dengan mengendarai motor. Awalnya pelaku yang diduga menggunakan roda dua akan memasuki pelataran atau pintu gerbang gereja Katedral, yang pada jam itu sudah selesai misa," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol. Argo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta.

"Mungkin melihat banyak yang keluar dari gereja, sesuai protokol kesehatan hanya separuh yang bisa hadir langsung. Ia dicegat security gereja dan terjadilah ledakan,” lanjutnya.

Sedikitnya 14 orang luka-luka dalam ledakan bom ini. Namun, polisi belum mengkonfirmasi berapa korban tewas, juga apakah korban tewas adalah pelaku atau korban lainnya.

“Kami juga belum dapat mengkonfirmasi apakah potongan jenazah ini semuanya dari pelaku, karena potongan tubuhnya banyak. Juga apakah pelakunya laki-laki atau perempuan. Semua masih dalam penyelidikan,” ujar Argo, yang meminta agar masyarakat bersabar dan memberi waktu pada polisi untuk melakukan penyelidikan.

Lebih jauh ia menambahkan bahwa tim Densus 88 Antiteror akan berangkat ke Makassar pada Minggu (28/3) siang, dan berkoordinasi dengan tim Densus dan Poltabes Makassar yang sudah berada di lokasi.

“Kami masih akan menyelidiki lebih jauh sumber ledakan, juga soal high explosive atau bukan. Dari situ akan diketahui jaringan pelaku. Kita masih selidiki temuan alat bukti dan saksi,” ujarnya. [em/ah]

Oleh: VOA Indonesia

Anggota DPRD RI Cornelis Kecam Keras Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Anggota DPRD RI Cornelis Kecam Keras Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar
Anggota DPR RI Komisi II, Fraksi PDI Perjuangan, Daerah Pemilihan Kalimantan Barat 1, Drs. Cornelis, MH.

BorneoTribun Jakarta -- Anggota DPR RI Komisi II, Fraksi PDI Perjuangan, Daerah Pemilihan Kalimantan Barat 1, Drs. Cornelis, MH mengecam keras dan menyampaikan duka cita yang mendalam atas ledakan yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Minggu (28/3/2021). 

"Saya mengutuk keras dan menyampaikan duka cita yang mendalam atas ledakan yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Bagaimanapun dasarnya, tindakan kekerasan seperti itu tidaklah dibenarkan, karena perbuatan seperti itu adalah perbuatan yang tercela, terkutuk dan sangat merendahkan martabat manusia," ujar Cornelis, dihubungi, Minggu malam. 

Cornelis meminta kepada seluruh umat kristiani terkhusus umat Katolik di seluruh Indonesia, untuk tidak mudah terprovokasi dengan kejadian ledakan di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan tersebut. 

"Saya meminta kepada seluruh umat kristiani terkhusus umat Katolik di seluruh Indonesia, untuk tidak mudah terprovikasi dengan ledakan yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Dan saya juga menghimbau kepada seluruh umat kristiani yang ada di Indonesia agar tidak takut dan resah dengan kejadian seperti ini, namun kita tetap waspada terhadap ancaman yang serupa," tegasnya.

Menurut Cornelis, kasus tersebut serahkan dan percayakan kepada pihak kepolisian.

"Saya yakin Kepolisian akan mengusut tuntas kasus tersebut dan akan menciptakan suasana aman maupun nyaman bagi masyarakat Indonesia terkhusus masyarakat Makassar. Makassar bukan hanya menjadi keprihatinan umat Katolik semata. Melainkan juga keprihatinan seluruh bangsa dan negara Indonesia ini," ungkap Cornelis. (Uncak/Noto)

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral jaringan JAD

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral jaringan JAD
Sigit saat meninjau lokasi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3/2021) bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. (Foto: Duloupa.id)

BorneoTribun Jakarta -- Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Kota Makassar, Sulawesi Selatan, merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Sudah kita dapatkan inisial L, (pelaku). Bersangkutan merupakan kelompok dari beberapa pelaku yang beberapa waktu lalu, telah kita amankan," ujar Kapolri Listyo Sigit Prabowo usai mengunjungi gereja setempat, Minggu malam.

Ia mengatakan, pelaku diketahui tergabung dalam kelompok JAD, dan pernah melaksanakan kegiatan operasi terorisme di Jolo, Philipina pada 2018 lalu.

'Untuk inisial pelaku sudah kita dapatkan, dan kita tindaklanjuti untuk melaksanakan pemeriksaan terkait dengan DNA yang bersangkutan, agar bisa pertanggungjawabkan secara ilmiah," tegasnya.

Sedangkan untuk terduga pelaku bom bunuh diri tersebut, sebut Kapolri, sebanyak dua orang sudah meninggal dunia, dan 19 orang jemaat serta petugas keamanan atau Satpam. Namun demikian, Sigit belum membuka inisial salah satu pelakunya.

Kapolri mengungkapkan, pelaku tersebut merupakan salah seorang bagian dari kelompok JAD yang beberapa waktu lalu ditangkap di Makassar, Sulsel pada kompleks Villa Mutiara, Sudiang dan Kabupaten Enrekang pada Januari 2021.

"Mereka adalah kelompok beberapa waktu yang lalu (ditangkap), ada kurang lebih 20 orang, dari kelompok JAD yang kita amankan. Mereka bagian dari itu. Inisial dan data-datanya sudah kita pastikan sesuai," beber orang nomor satu Polri ini.

Sedangkan aksi yang dilakukan bersangkutan saat ini, merupakan society boomber, dengan membawa ledakan cukup besar sehingga berpengaruh dengan daya ledaknya.

"Jadi kegiatan mereka terjadi saat ini, kita ketahui, adalah ledakan, adalah society bom, menggunakan jenis bom panci, dan itu terkait dengan pengungkapan," ungkap Sigit.

Menurut dia, kepolisian selalu melihat alat bukti dan barang bukti, kemudian halal berkaitan dengan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut juga menjadi pertimbangan. Sehingga diputuskan, dilakukan pengembangan.

"Hari ini, untuk inisial pelaku sudah tuntas, dan kita sudah kembangkan mencari kelompok yang lain. Kemudian, hari ini juga kita sudah mengamankan kurang lebih 4 orang, di wilayah Bima," katanya.

Penangkapan terduga teroris di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) diamankan terkait dengan kegiatan terorisme.

"Saya harapkan masyarakat seluruhnya tenang, dan tidak panik. Kami polisi Densus terus mengikuti, gerakan mereka. Saya perintah Kepala Densus, lakukan apa bisa dilakukan, apapun itu. Jangan sampai ada ledakan lagi. Jadi masyarakat harus diamankan, tangkap mereka, lakukan tindakan tegas, kalau mereka melawan," tuturnya menegaskan.

Selain Kapolri, hadir pula Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolda Sulsel, Irjen Pol Merdisyam dan Pangdam XIV Hasanuddin, Andi Sumangerukka bersama jajaran, serta Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman saat mengunjungi lokasi ledakan gereja setempat.

Sumber: Antaranews

Minggu, 28 Maret 2021

Suasana Covid 19, Polisi Gerak Cepat Berikan Pengamanan Ibadah Di Gereja Dengan Adanya Pasca Bom Bunuh Diri

Suasana Covid 19, Polisi Gerak Cepat Berikan Pengamanan Ibadah Di Gereja Dengan Adanya Pasca Bom Bunuh Diri.

BorneoTribun Landak, Kalbar - Pasca bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, maka dari itu Polsek Menjalin yakni Aiptu Suwandi bersama Brigpol Gesang langsung meningkatkan pengamanan di Gereja Khatolik St Petrus dan Paulus Menjalin dengan ketat supaya tidak adanya terjadinya bom bunuh diri khususnya di Kecamatan Menjalin. Minggu (28/3/2021)

Sebelum umat Nasrani melaksanakan ibadah Anggota Polsek Menjalin melakukan sterilisasi dengan memeriksa setiap sudut lokasi/tempat dilaksanakan ibadah Sterilisasi ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa lokasi tempat ibadah aman dari potensi gangguan keamanan dan agar umat Nasrani bisa menjalankan Ibadah nya dengan tenang.

Kapolsek Menjalin Iptu Burhan Nuddin,SH pada saat di Konfirmasikan di ruangan kerjanya mengatakan pelaksanaan pengamanan ini rutin dilaksanakan di gereja-gereja sebagai bentuk pelayanan anggota Kepolisian dalam melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat," imbuhnya

“Kegiatan ini dilaksanakan untuk mencegah terjadinya gangguan Kamtibmas di tempat ibadah, serta memberikan rasa aman kepada jemaat yang sedang melaksanakan ibadah di Gereja,apalagi saat ini ada terjadinya bom bunuh diri di daerah Makasar yang mengakibatkan beberapa orang terluka dan makanya saya perintahkan anggota untuk melaksanakan pengamanan di Gereja tersebut dan jangan sampai terjadi di daerah Kecamatan Menjalin bom bunuh diri," Ungkap Kapolsek

Penulis : Rinto Andreas /Rodiansyah

DPP GMNI mengecam aksi bom bunuh diri di kota Makassar

DPP GMNI mengecam aksi bom bunuh diri di kota Makassar
DPP GMNI mengecam aksi bom bunuh diri di kota Makassar.

BorneoTribun Makassar, Sulsel -- Ledakan bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021) mendapat kecaman dari pengurus DPP GMNI .

Sekretaris DPP GMNI yang juga putra asli Makassar, Didin Indra Saputra menganggap aksi bom bunuh diri tersebut sebagai tindakan yang tidak boleh ditolerir.

"Kami mengecam keras aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, apalagi jika motifnya adalah intoleransi terhadap agama lain. Teror terhadap kegiatan agama apapun sangat bertentangan dengan ajaran Pancasila" Ujarnya 

Pria yang akrab disapa bung Didin berharap pihak keamanan dalam hal ini pihak kepolisian mengambil tindakan secepatnya dan menelusuri motif pelaku. "Kami berharap kepada Kepolisian agar segera menuntaskan kasus bom bunuh diri ini، terutama apa latar belakang si pelaku. Agar informasi kejadian ini tidak simpang-siur di tengah masyarakat". Tambahnya

Dia pun mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya warga Kota Makassar agar bersatu dan tidak takut dengan insiden ini. 

"Mari mersatu padu melawan tindakan terorisme yg terjadi hari ini, mari kita melawan dengan tidak takut, karna tujuan terorisme itu adalah menyebarkan kepanikan kepada masyarakat dan menjadikan kondisi bernegara tidak stabil". Tutup Bung Didin

Sampai saat ini, pihak Kepolisian masih melakukan olah TKP di lokasi kejadian dan mengumpulkan beberapa alat bukti.

Oleh: Irwan Lawing

Bom di gerbang Gereja Katedral Makassar, Polisi Sebut ada Korban Jiwa, Pengamat: "Pesan Solidaritas Jaringan Teroris"

Bom di gerbang Gereja Katedral Makassar, Polisi Sebut ada Korban Jiwa, Pengamat: "Pesan Solidaritas Jaringan Teroris"
Ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dinilai membawa pesan solidaritas atas setelah polisi gencar melakukan penangkapan sejumlah terduga teroris. Foto/Tangkapan Layar/Sindonews

BorneoTribun Makassar, Sulsel -- Aksi bom bunuh diri terjadi di pintu gerbang Gereja Katedral di Jalan Kajaolalido, MH Thamrin, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) pagi.

Di lokasi ledakan bom bunuh diri ditemukan potongan tubuh dengan kondisi mengenaskan, badannya hancur beserta sepeda motor yang dikendarainya.

Rekaman CCTV sebelum Ledakan (Foto: Ist/iNews)

Menurut saksi mata di sekitar lokasi kejadian, terdengar suara ledakan yang keras yang menyita perhatian warga sekitar.

Kasus ini sedang ditangani aparat kepolisian, jalan di sekitar lokasi kejadian ditutup police line.

Ledakan di Gerbang Gereja Katedral Makassar, Polisi Sebut ada Korban Jiwa

Ledakan di Gerbang Gereja Katedral Makassar, Polisi Sebut ada Korban Jiwa
Petugas kepolisian berjaga di lokasi dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 28 Maret 2021. (Beritasatu)

Aparat kepolisian yang terjun langsung ke lokasi kejadian ledakan di Jalan Kajaolalido, Makassar atau sekitar gerbang Gereja Katedral langsung melakukan pengamanan dan memastikan ada korban jiwa dalam insiden itu.

Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) Kombes Pol E Zulpan, di Makassar, Minggu, mengatakan ledakan yang terjadi sekitar pukul 10.28 WITA setelah situasi di sekitar gereja sudah tidak terlalu ramai.

"Anggota sudah lakukan pengamanan dan menutup beberapa akses jalan untuk memperlancar proses penyelidikan dan penyisiran lokasi ledakan," ujarnya.

Dia mengatakan, ledakan yang terjadi itu masih dalam penyelidikan, dan belum diketahui berapa yang menjadi korban meninggal dunia dan juga korban luka-luka.

Pihaknya, bersama yang lainnya sedang berbagi tugas, ada yang melakukan penyelidikan dan ada juga yang mengevakuasi korban luka-luka dengan membawanya ke rumah sakit terdekat.

"Semua masih fokus dulu pada pengamanan keselamatan warga. Ada juga yang bertugas menyisir lokasi dan lainnya. Untuk korban meninggal dan luka-luka itu masih dalam pendataan," ujarnya pula. (Antaranews)

Ledakan Bom di Katedral Makassar, Pengamat: Pesan Solidaritas Jaringan Teroris


Ledakan di Gereja Katedral Makassar (Ibnu Munsir/detikcom)

Ledakan bom bunuh diri mengguncang di kawasan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). 

Aksi tersebut dinilai membawa pesan solidaritas atas setelah polisi gencar melakukan penangkapan sejumlah terduga teroris.

Pengamat terorisme, Najahan Musyafak mengatakan, ledakan bom yang terjadi sekira pukul 10.28 WITA itu tak lepas dari kasus-kasus sebelumnya. 

Terlebih, sejak awal tahun ini Densus 88 Antiteror Mabes Polri terus memburu jaringan-jaringan teroris.

"Kita ini tidak bisa melihat satu masalah itu menjadi single accident, tetapi kita harus meruntut meskipun hari ini belum ketahuan siapa (pelaku)," kata Najahan, Minggu (28/3/2021).

"Tetapi kalau kita lihat rentetan peristiwa di bulan ini bahkwn mulai awal tahun, mulai ada penangkapan-penangkapan di antaranya Surabaya, terus di Medan, kemudian di Makassar terjadi pengeboman," ujarnya.

Menurutnya, pelaku pengeboman dengan sejumlah terduga teroris yang ditangkap tak selalu saling mengenal. Namun, mereka terikat dalam satu ideologi yang sama untuk menegakkan khilafah.

"Secara person mungkin tidak ada kaitannya, bisa jadi tidak kenal tapi yang menyatukan mereka ideologi. Yang menyatukan mereka berada dalam satu ideologi yang sama," tandasnya. (sindonews)

Hingga berita ini disiarkan, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab terkait bom bunuh diri tersebut, dan pihak kepolisian bekerja di lokasi kejadian. (Yk)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno