Berita Borneotribun.com: Gencatan Senjata Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Gencatan Senjata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gencatan Senjata. Tampilkan semua postingan

Minggu, 23 Mei 2021

Usai Genjatan Senjata, Ini Langkah Menhan Israel

Usai Genjatan Senjata, Ini Langkah Menhan Israel

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz.


BorneoTribun Internasional -- Usai genjatan senjata, ini langkah Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz.


Dia mengatakan akan melakukan tindakan politik untuk memulai gerakan jangka panjang.


Hal ini untuk melemahkan ekstremis dan memperkuat hubungan kaum moderat.


"Genjatan senjata telah terjadi usai desakan dari berbagai negara," ungkapnya.


Diketahui, sedikitnya 230 warga Palestina dan 12 Warga Israel telah menjadi korban.


"Pada titik ini kampanye militer telah berakhir, dan waktunya telah tiba untuk aksi politik.  Direruntuhan rumah anggota senior Hamas dan reruntuhan terowongan sepanjang lebih dari 100 km ini, akan menjadi tugas kita untuk membangun realitas yang berbeda." tutupnya.


Reporter: Er

Sabtu, 22 Mei 2021

Israel-Hamas Sepakati Gencatan Senjata di Gaza

Israel-Hamas Sepakati Gencatan Senjata di Gaza
Militer Israel menembakkan artileri dekat perbatasan dengan Jalur Gaza Rabu (19/5). Israel dan Hamas hari Kamis (20/5) menyepakati gencatan senjata di Gaza mulai Jumat (21/5) jam 2 dini hari.

BorneoTribun Internasional -- Israel dan Hamas hari Kamis (20/5) menyepakati gencatan senjata di seluruh perbatasan Jalur Gaza, mulai hari Jumat (21/5) jam 2 dini hari, demikian petikan pernyataan faksi Islamis Palestina sebagaimana diberitakan beberapa kantor berita. Gencatan senjata ini berpotensi mencegah terjadinya pertempuran paling sengit dalam puluhan tahun.

Kabinet keamanan Israel mengatakan pihaknya secara bulat telah mendukung gencatan senjata di Jalur Gaza “secara timbal balik dan tanpa syarat” sebagaimana yang diusulkan Mesir sebagai mediator, tetapi menambahkan bahwa jam pelaksanaannya belum disepakati.

Perkembangan terbaru ini terjadi setelah Presiden Amerika Joe Biden mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengupayakan deeskalasi, dan di tengah tawaran media oleh Mesir, Qatara dan PBB.

Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada kantor berita Reuters, gencatan senjata ini “akan saling menguntungkan dan berlaku serentak.”

Serangan roket Hamas dan sekutunya – Jihad Islam – telah kembali berlanjut setelah jeda selama delapan jam pada hari Kamis (20/5), sementara Israel terus menembaki apa yang menurutnya bertujuan untuk menghancurkan kemampuan militer faksi Hamas dan mencegah mereka melakukan konfrontasi serupa di masa depan.

Sejak pertempuran 10 Mei lalu, pejabat-pejabat kesehatan di Gaza mengatakan sedikitnya 232 warga Palestina – termasuk 65 anak-anak dan 39 perempuan – tewas; sementara lebih dari 1.900 lainnya luka-luka akibat pemboman udara Israel. Sementara Israel mengatakan telah menewaskan sedikitnya 160 kombatan di Gaza.

Sistem pertahanan udara "Kubah Besi" Israel mencegat serangan roket Hamas dari Jalur Gaza (17/5).

Perjanjian gencatan senjata ini akan mengakhiri pertempuran paling sengit antara kedua musuh ini sejak perang 50 hari pada tahun 2014, dan sekali lagi tidak jelas siapa yang memenangkannya.

Pertempuran dimulai 10 Mei lalu ketika militan Hamas di Gaza menembakkan serangkaian roket jarak jauh ke arah Yerusalem setelah bentrokan antara demonstran Palestina dan polisi Israel di kawasan Masjid Al Aqsa, satu situs suci bagi Yahudi dan Muslim. Strategi polisi menangani para demonstran di kawasan itu dan ancaman pengusiran puluhan keluarga Palestina oleh pemukim Yahudi telah ikut memanaskan situasi.

Israel melancarkan ratusan serangan udara, menarget apa yang disebutnya sebagai infrastruktur militer Hamas, termasuk sebuah jaringan terowongan bawah tanah. Hamas dan kelompok-kelompok militan lainnya di permukiman itu telah meluncurkan lebih dari 4.000 roket ke kota-kota Israel, di mana ratusan diataranya gagal mencapai wilayah Israel dan sebagian besar berhasil dicegah lewat sistem pertahanan Iron Dome.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 230 warga Palestina tewas, termasuk 65 anak-anak dan 39 perepuan; sementara 1.710 lainnya luka-luka.

Hamas dan kelompok militan Jihad Islam mengatakan sedikitnya 20 pejuang mereka tewas, sementara Isral mengklaim menewaskan sedikitnya 130 orang.

Sekitar 58.000 warga Palestina telah melarikan diri dari rumah mereka, sebagian besar berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola PBB di saat sedang merebaknya pandemi virus corona. Menurut badan advokasi Save the Children, sedikitnya 50 sekolah rusak dan enam lainnya hancur total. Sementara melakukan perbaikan, hampir 42.000 anak kini tidak lagi bersekolah.

Badan Kesehatan Dunia WHO mengatakan serangan Israel juga merusak sedikitnya 18 rumah sakit dan klinik, dan menghancurkan sebuah fasilitas kesehatan. Hampir separuh obat-obatan esensial juga telah habis.

Sementara di pihak Israel, sedikitnya 12 orang tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia lima tahun, seorang anak perempuan berusia 16 tahun dan seorang tentara. [em/ka]

Oleh: VOA

Meski Gencatan Senjata Tercapai, RI Tetap Serukan Diakhirinya Pendudukan Israel

Meski Gencatan Senjata Tercapai, RI Tetap Serukan Diakhirinya Pendudukan Israel
Menlu RI Retno Marsudi membahas situasi Palestina-Israel dengan Presiden DK PBB Zhang Jun di markas PBB, New York, Kamis, 19 Mei 2021. (Courtesy: Twitter Menlu RI).

BorneoTribun Internasional -- Genjata senjata antara Israel dan Hamas telah tercapai, tetapi Indonesia bersama sejumlah menteri luar negeri, tetap menekankan perlunya dilangsungkan perundingan untuk menjawab isu utama yang memicu aksi kekerasan sebelas hari terakhir ini, yaitu pendudukan Israel.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyatakan hal itu dalam konferensi pers virtual dari New York, Kamis (20/5) malam.

“Dalam pertemuan para menteri luar negeri dengan Presiden Majelis Umum yang dipegang oleh Turki, semua menteri luar negeri menekankan pentingnya tekanan diberikan agar negosiasi dapat segera dilakukan, untuk meng-address core issue (menangani masalah utama.red), yaitu pengakhiran pendudukan,” ujar Retno.

Retno menegaskan “setelah gencatan senjata dilakukan, harus diberi tekanan agar negosiasi segera dilakukan untuk menyelesaikan isu mendasarnya.” Meski tidak menyebut nama menteri-menteri luar negeri yang sepakat dengannya, Retno mengatakan “jika core issue tidak dapat diselesaikan, para menteri luar negeri yakin situasi serupa akan terulang lagi dan terulang lagi.”

“Dalam kesempatan itu, saya sampaikan pentingnya semua negara yang hadir agar menggunakan pengaruhnya agar isu mendasarnya, yaitu penjajahan, dapat diselesaikan,” tegas Retno.

Israel pada Kamis (20/5) sore “telah menyepakati gencatan senjata bersama, tanpa syarat” dengan kelompok militan Hamas. Gencatan senjata yang dijadwalkan dimulai pada Jumat (21/5) pukul 02.00 waktu setempat ini, akan mengembalikan ketenangan di Israel dan Gaza.

Hamas meluncurkan ratusan roket ke arah Israel sejak 10 Mei lalu sebagai pembalasan atas pengusiran 28 keluarga Palestina di permukiman Sheikh Jarrah, penutupan salah satu gerbang utama menuju ke Masjid Al Aqsa, dan serangan brutal terhadap jemaah masjid pada bulan suci Ramadan.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menyampaikan alasan ini dalam surat tertanggal 18 Mei yang dikirimnya pada Presiden Joko Widodo.

Israel membalas serangan itu dengan melakukan serangan udara ke infrastruktur Hamas. Namun, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedkitnya 230 orang tewas, termasuk 65 anak-anak dan 39 perempuan. Lebih dari 1.700 lainnya luka-luka.

Menurut badan advokasi Save the Children, sedikitnya 50 sekolah rusak dan enam lainnya hancur total. Sementara melakukan perbaikan, hampir 42 ribu anak kini tidak lagi bersekolah.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan serangan Israel juga merusak sedikitnya 18 rumah sakit dan klinik, dan menghancurkan sebuah fasilitas kesehatan. Hampir separuh obat-obatan esensial juga telah habis.

Sementara di pihak Israel, sedikitnya 12 orang tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia lima tahu, seorang anak perempuan berusia 16 tahun dan seorang tentara. [em/ft]

Oleh: VOA

Warga Palestina di Yerusalem Timur Rayakan Gencatan Senjata

Warga Palestina di Yerusalem Timur Rayakan Gencatan Senjata
Sejumlah warga Palestina melambaikan bendera saat merayakan gencatan senjata antara Israel dan dua kelompok bersenjata Palestina di Kota Gaza, yang dimediasi oleh Mesir, Jumat, 21 Mei 2021. (Foto: AFP)

BorneoTribun Internasional -- Warga Palestina di permukiman Beit Hanina di Yerusalem Timur, Jumat (21/5), berkumpul untuk merayakan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Kembang api menghiasi langit, sementara sebagian orang melambai-lambaikan bendera Palestina dan Hamas. Banyak yang membunyikan klakson mobil mereka.

Gencatan senjata dimulai pukul 02.00 waktu setempat setelah Israel dan Hamas sama-sama menerima proposal Mesir untuk mengakhiri aksi kekerasan.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 230 warga Palestina tewas, termasuk 65 anak-anak dan 39 perempuan, dalam konflik sejak 10 Mei lalu itu. Sekitar 1.710 orang luka-luka.

Sementara di pihak Israel, 12 orang tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia lima taun dan seorang anak perempuan berusia 16 tahun. [em/ft]

Oleh: VOA

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno