Berita Borneotribun.com: Inggris Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Inggris. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Inggris. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Februari 2022

Pangeran Charles, Putri Anne Hadiri Upacara Penghargaan Di Hari Ulang Tahun Ratu

Pangeran Charles, Putri Anne Hadiri Upacara Penghargaan Di Hari Ulang Tahun Ratu
Pangeran Charles, Putri Anne Hadiri Upacara Penghargaan Di Hari Ulang Tahun Ratu. 


BorneoTribun Jakarta – Pangeran Charles membuat penampilan publik pertamanya sejak Polisi Metropolitan meluncurkan penyelidikan atas dugaan skandal hadiah uang tunai terkait dengan gelar kehormatan.


Pangeran Wales dan adiknya, Putri Anne, Kamis (17/2) menghadiri acara penganugerahan dan penganugerahan Queen of England's Prize untuk sekolah menengah dan atas 2020-2022 di St James's Palace.


Keluarga kerajaan berbaur dan berbicara dengan akademisi pemenang penghargaan di acara tersebut.


Polisi London telah meluncurkan penyelidikan atas tuduhan bahwa orang-orang yang terkait dengan salah satu badan amal Pangeran Charles menawarkan bantuan kepada miliarder Saudi untuk mendapatkan gelar kehormatan dan kewarganegaraan dengan imbalan sumbangan.


Penyelidikan tersebut mengikuti serangkaian laporan di Times of London yang melaporkan seorang staf Charles membantu mengamankan dukungan dari pangeran untuk warga negara Saudi untuk menerima gelar kehormatan dan kewarganegaraan Inggris dengan imbalan sumbangan sekitar £ 1,5 juta ($ 2 juta).


Polisi Metropolitan mengatakan pada Rabu (16/2) telah memutuskan untuk membuka penyelidikan formal setelah meninjau sejumlah laporan media. Mereka meninjau temuan penyelidikan yang diminta oleh yayasan Pangeran termasuk beberapa dokumen yang disediakan. Tidak ada orang yang ditangkap, kata polisi dalam sebuah pernyataan.


Kantor Pangeran Charles, Clarence House, mengatakan tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut. [mg/jam]


Oleh: VOA Indonesia

Sabtu, 04 September 2021

Pesawat Inggris Terakhir yang Angkut Militer, Tinggalkan Kabul

Pesawat Inggris Terakhir yang Angkut Militer, Tinggalkan Kabul
Pesawat Inggris Terakhir yang Angkut Militer, Tinggalkan Kabul. 

BorneoTribun Internasional - Inggris pada Sabtu (28/8) menerbangkan pasukan militer terakhirnya dari Afghanistan, menuntaskan proses penarikan pasukannya dari negara itu.

Kementerian Pertahanan mencuit bahwa "penerbangan terakhir mengangkut personel Angkatan Bersenjata Inggris, telah meninggalkan Kabul." Akun itu mengunggah foto-foto para tentara memasuki pesawat.

Kementerian itu menulis, "Kepada semua yang telah mengabdi dengan sangat berani di bawah tekanan besar dan kondisi berbahaya untuk mengevakuasi warga sipil yang paling rentan: Terima kasih."

Sebelumnya pada hari yang sama, Inggris melepas sebuah pesawat terakhir yang hanya mengangkut warga sipil.

Perdana Menteri Boris Johnson berterima kasih kepada semua pihak yang berada di balik operasi penyelamatan. Dia mengatakan mereka telah membantu lebih dari 15 ribu orang dalam kurang dari dua minggu.

"Saya ingin berterima kasih kepada semua yang terlibat dan kepada ribuan dari mereka yang telah mengabdi dalam dua dekade terakhir. Kalian harus bangga dengan pencapaian kalian," kata Johnson dalam pesan yang diunggah ke media sosial.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan pasukan Inggris telah "membantu ribuan orang untuk mendapatkan masa depan dan keamanan yang lebih baik." [vm/ft]

VOA

Selasa, 20 Juli 2021

Inggris Cabut Pembatasan terkait COVID-19, Warga Inggris merayakan

Inggris Cabut Pembatasan terkait COVID-19, Warga Inggris merayakan
Inggris Cabut Pembatasan terkait COVID-19, Warga Inggris merayakan. 

BORNEO TRIBUN INTERNASIONAL -- Warga Inggris merayakan diakhirinya pembatasan terkait virus corona pada Senin (19/7), hari yang dijuluki Hari Kebebasan.

Hari ini menandai diakhirinya semua pembatasan sosial, seperti pemakaian masker dan jaga jarak, yang diberlakukan untuk mengatasi penyebaran COVID-19.

Namun, Perdana Menteri Boris Johnson pada Senin mengatakan bahwa mulai akhir September, bukti vaksinasi akan diperlukan untuk memasuki kelab malam atau tempat-tempat lain di mana banyak orang berkumpul. 

"Bukti tes negatif tidak lagi cukup," kata Johnson kepada para wartawan di London pada Senin (20/7).

Johnson mengisi Hari Kebebasan itu dengan menjalani isolasi mandiri setelah menteri kesehatan Sajid Javid dinyatakan positif terjangkit COVID-19.

Pencabutan sebagian besar pembatasan terkait virus corona di Inggris itu dilakukan ketika kasus-kasus virus corona dan tingkat rawat inap meningkat, terutama akibat varian delta.

Kasus-kasus di Inggris melebihi 50.000 per hari pekan lalu untuk pertama kalinya sejak Januari. [vm/ka]

VOA

Selasa, 15 Juni 2021

Inggris, Zimbabwe Umumkan ‘Lockdown’ Baru Terkait COVID

Inggris, Zimbabwe Umumkan ‘Lockdown’ Baru Terkait COVID
Seorang demonstran anti-lockdown dan anti-vaksin memegang plakat dalam aksi protes di Downing Street, di tengah pandemi COVID-19, London, Inggris, 14 Juni 2021. (REUTERS/Henry Nicholls)

BorneoTribun Internasional - PM Inggris Boris Johnson, Senin (06/14) diperkirakan akan mengumumkan bahwa pencabutan berbagai restriksi yang diberlakukan di Inggris karena pandemi virus corona akan ditunda hingga dua atau empat pekan lagi.

Penundaan itu dikaitkan dengan penyebaran varian Delta yang sangat menular di Inggris. Varian virus ini pertama kali diidentifikasi di India.

Sementara itu, Zimbabwe memberlakukan kembali lockdown dalam upaya membendung perebakan COVID.

Wakil presiden dan Menteri Kesehatan Zimbabwe Constantino Chiwenga mengangkat sertifikat vaksinasinya setelah menerima suntikan pertama Sinopharm di negara Afrika bagian selatan. (Foto: dok).

Wakil Presiden Constantino Chiwenga mengatakan dalam pidato di televisi akhir pekan ini bahwa perasaan berpuas diri telah mengakibatkan lonjakan kasus COVID.

Di AS, seorang hakim federal di negara bagian Texas telah menolak gugatan hukum yang menantang kewajiban pemberian vaksinasi COVID terhadap karyawan di sebuah rumah sakit.

Rumah Sakit Methodist, di Houston, Texas. (Foto: dok).

Hakim Lynn N. Hughes, dari Distrik Selatan Texas, menulis bahwa para karyawan Houston Methodist Hospital “bukan partisipan dalam uji coba terhadap manusia.”

Dalam putusan yang dilansir hari Sabtu, ia mengatakan, “Methodist sedang berupaya melaksanakan tugas menyelamatkan jiwa tanpa memberi mereka virus COVID-19. Ini adalah pilihan yang diambil untuk membuat para staf, pasien dan keluarga mereka lebih aman.”

Pada hari Senin, India mencatat 70.421 kasus baru COVID-19 dalam periode 24 jam sebelumnya, angka terendah kasus baru di negara Asia Selatan itu yang tercatat dalam 74 hari ini, kata kementerian kesehatan.

Para pejabat kesehatan masyarakat telah memperingatkan bahwa korban di India mungkin tidak dihitung sebagaimana seharusnya tetapi negara itu mencatat total 29,5 juta kasus virus corona pada Senin pagi, kata Johns Hopkins Coronavirus Resource Center. Hanya AS yang memiliki kasus lebih banyak dengan catatan 33,5 juta. Brasil berada di bawah AS dan India dengan catatan 17,4 juta kasus COVID. [uh/ab]

Oleh: VOA

Senin, 07 Juni 2021

Meghan dan Harry Sambut Anak Kedua: Lilibet 'Lili' Diana

Meghan dan Harry Sambut Anak Kedua: Lilibet 'Lili' Diana
Meghan, Duchess of Sussex, dan suaminya, Pengeran, Duke of Sussex (foto: dok).

BorneoTribun Internasional -- Bayi kedua dari Duke dan Duchess of Sussex secara resmi dilaporkan telah lahir. Meghan telah melahirkan seorang bayi perempuan yang sehat pada hari Jumat (4/6).

Seorang juru bicara Pangeran Harry dan Meghan menyatakan hari Minggu bahwa pasangan itu menyambut anak mereka Lilibet "Lili" Diana Mountbatten-Windsor. Putri mereka lahir dengan berat 7 lbs, 11 oz (sekitar 3,5 kilogram).

Nama depannya Lilibet, mengacu pada nama panggilan Ratu Inggris. Nama tengahnya diberikan sebagai penghormatan bagi neneknya yang juga ibu Harry. Bayi itu adalah pewaris kedelapan takhta Inggris.

Tidak ada foto bayi yang baru lahir itu atau keluarga yang menyertai pengumuman tersebut.

Kelahiran itu datang setelah wawancara TV yang menghebohkan antara Harry bersama Meghan dengan Oprah Winfrey pada Maret 2021. Pasangan itu menguraikan pembicaraan yang menyakitkan tentang warna kulit anak pertama mereka, kehilangan pendamping keamanan kerajaan dan sejumlah tekanan kuat yang membuat Meghan berpikir untuk bunuh diri.

Istana Buckingham menyatakan tuduhan rasisme yang diungkapkan pasangan itu "mengkhawatirkan." Keluarga kerajaan menyampaikan masalah itu akan ditangani secara pribadi.

Winfrey dan Harry berbicara mengenai kesehatan mental baru-baru ini dan berkolaborasi dalam serial kesehatan mental Apple TV+ "The Me You Can't See."

Harry dan aktris asal Amerika Meghan Markle menikah di Kastil Windsor pada Mei 2018. Putra mereka Archie lahir setahun kemudian.

Pada awal 2020, Meghan dan Harry mengumumkan dirinya meninggalkan tugas-tugas kerajaan dan pindah ke Amerika Utara, dengan alasan yang mereka ungkapkan sebagai gangguan yang tak tertahankan dan sikap rasis dari sejumlah media Inggris. Mereka tinggal rumah yang baru mereka beli di Montecito, kawasan mewah di Santa Barbara, California. [mg/lt]

Oleh: VOA

Minggu, 30 Mei 2021

Diam-Diam PM Inggris Nikahi Tunangannya

Diam-Diam PM Inggris Nikahi Tunangannya
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan tunangannya Carrie Symonds menyaksikan laga Rugby di Stadion Twickenham, London, 7 Maret 2020.

BorneoTribun Internasional -- Reuters melaporkan, mengutip harian The Sun dan Mail, bahwa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menikahi tunagannya dalam sebuah upacara rahasia di Katedral Westminster pada Sabtu (29/5).

Seorang juru bicara kantor Johnson di Downing Street menolak mengomentari laporan-laporan itu.

Kedua harian itu mengatakan tamu-tamu diundang sangat mepet dengan hari-H ke upacara yang diadakan di London tengah. Bahkan beberapa anggota senior kantor Johnson tidak tahu menahu tentang rencana pernikahan itu, tambah laporan tersebut.

Resepsi perkawinan di Inggris saat ini dibatasi maksimal 30 orang karena COVID-19.

Katedral Katolik tiba-tiba ditutup untuk keluar masuk pada pukul 13.30 waktu setempat dan Symonds, 33, tiba 30 menit kemudian dengan kendaraan limosin. Menurut kedua laporan itu, Symonds mengenakan gaun putih panjang tanpa cadar. Johnson, 56, dan Symonds, 33, telah hidup bersama di Downing Street sejak Johnson menjadi perdana menteri pada 2019.

Tahun lalu mereka mengumumkan mereka bertunangan dan sedang mengandung seorang bayi. Putra mereka, Wilfred Lawrie Nicholas Johnson, lahir pada April 2020. [vm/ft]

Oleh: VOA

Sabtu, 08 Mei 2021

Sengketa dengan Prancis Meningkat, Inggris Kerahkan Kapal Perang

Kapal-kapal nelayan Prancis melakukan protes di depan pelabuhan Saint Helier terkait restriksi penangkapan ikan di perairan Inggris pasca Brexit, Kamis (6/5).

BorneoTribun Internasional -- Inggris telah mengirim dua kapal perang ke Selat Inggris dalam sengketa yang meningkat dengan Prancis atas hak penangkapan ikan. Nelayan Prancis mengatakan mereka dilarang mengakses perairan di sekitar pulau Jersey, Inggris.

Lebih dari 20 kapal pukat Prancis, Kamis (6/5), berlayar ke pulau itu untuk memrotes. Mereka menyalakan suar dan memasang spanduk menuntut akses ke perairan Jersey. Satu kapal Prancis sempat singgah di pelabuhan utama di pulau itu.

Inggris mengerahkan dua kapal perang ke daerah itu Kamis untuk "memantau situasi." Prancis juga mengerahkan dua kapal patroli maritim ke perairan Prancis di sekitar Jersey. Kapal Inggris dan Prancis tetap terpisah sekitar 20 kilometer.

Pembicaraan antara nelayan dan otoritas Jersey untuk menyelesaikan perselisihan itu berlangsung Kamis. Jersey berpemerintahan sendiri tetapi Inggris bertanggung jawab atas pertahanan pulau itu, yang terletak di lepas pantai utara Prancis.

Berdasar kesepakatan Brexit, keluarnya Inggris dari Uni Eropa, ada ketentuan khusus untuk daerah penangkapan ikan di pulau itu, menurut pakar perikanan James Kane dari organisasi nirlaba Inggris, Institute for Government.

Berbicara kepada anggota parlemen di Majelis Nasional, Menteri Maritim Prancis Annick Girardin mengancam akan memutus pasokan listrik Jersey. Menteri Inggris Nadhim Zahawi mengatakan Kamis bahwa pemerintah akan mencari solusi atas perselisihan tersebut.

Uni Eropa mengimbau penyelesaian atas sengketa itu. Namun, menurut analis, ketegangan atas penangkapan ikan kemungkinan berlanjut karena Inggris berusaha memenuhi janji Brexit untuk "mengambil lagi kendali" atas perairan dan perbatasannya.[ka/lt]

Oleh: VOA

Rabu, 21 April 2021

Senja Kala Kekuasaan Ratu Inggris Usai Wafatnya Pangeran Philip

Ratu Inggris Elizabeth II di dalam mobil yang mengikuti mobil pembawa jenazah saat pemakaman Pangeran Philip Inggris di dalam Kastil Windsor di Windsor, Inggris Sabtu 17 April 2021. (Foto: AP)

BorneoTribun Inggris -- Keluarga Kerajaan Inggris telah mengucapkan selamat tinggal kepada Pangeran Philip, dan kini perhatian mereka akan beralih ke ulang tahun ke-95 Ratu Elizabeth II pada Rabu (21/4). Dalam beberapa bulan mendatang juga akan ada perayaan yang menandai 70 tahun penobatannya sebagai ratu.

Kombinasi peristiwa ini mengingatkan Inggris bahwa masa pemerintahan ratu, satu-satunya penguasa kerajaan yang pernah dikenal oleh sebagian besar rakyatnya, mencapai batasnya. Hal tersebut telah memicu spekulasi tentang berapa lama dia akan tetap bertakhta, seperti apa monarki di masa depan dan, bagi beberapa pihak, bahkan apakah kerajaan harus terus ada.

"Sang ratu sekarang pasti sedang memasuki masa senja pemerintahannya dan fase baru pemerintahannya," kata Anna Whitelock, Direktur Pusat Studi Monarki Modern di Royal Holloway, Universitas London. "Dia sekarang adalah seorang janda, dan masih harus dilihat bagaimana dia akan menanggapi hal itu."

Ratu Elizabeth terlihat saat pemakaman Pangeran Philip dari Inggris, suami Ratu Elizabeth, yang meninggal pada usia 99 tahun, di Kapel St George, di Windsor, Inggris, 17 April 2021. (Foto: Reuters)

Meski sebagian besar pengamat mengatakan ratu tidak mungkin turun takhta mengingat komitmen seumur hidupnya untuk memberi pelayanan publik, tetapi ratu sudah mulai menyerahkan lebih banyak tanggung jawab kepada putra sulungnya, Pangeran Charles, yang berusia 72 tahun. Proses itu kemungkinan besar akan dipercepat setelah kematian Philip.

Peran Charles mulai meningkat secara bertahap, ketika ratu mulai mengurangi penerbangan jarak jauh. Misalnya, ketika Charles menggantikannya pada pertemuan Kepala Pemerintah Persemakmuran 2013 di Sri Lanka.

Kemudian pada 2017, dia mewakili ratu pada upacara Hari Peringatan tahunan yang menandai akhir Perang Dunia I, meletakkan karangan bunga raja di Cenotaph atau monumen perang di London. Ini adalah pertama kalinya ratu tidak melakukan ritual khidmat, selain saat dia hamil atau di luar negeri.

Sejak itu, Charles semakin sering terlibat dalam kegiatan masyarakat dan ia dinobatkan sebagai pengganti ratu yang ditunjuk sebagai Kepala Persemakmuran, sebuah kumpulan yang beranggotakan 54 negara yang memiliki hubungan dengan Kerajaan Inggris.

"Secara simbolis, transisi menuju suksesi sudah berlangsung," kata Ed Owens, sejarawan dan penulis "The Family Firm, Monarchy, Mass Media and the British Public 1932-53."

"Saya mengantisipasi bahwa kita akan lebih sering melihat Pangeran Charles dalam beberapa tahun ke depan sehingga kita, sebagai masyarakat, mulai melihatnya dalam perannya di masa depan sebagai raja."

Pangeran Charles berjalan di belakang mobil jenazah, Land Rover yang dimodifikasi khusus, selama pemakaman Pangeran Philip. (Foto: Leon Neal via REUTERS)

Untuk saat ini, ratu yang paling lama bertakhta dalam sejarah Inggris masih terus berkuasa. Namun dia akan melakukannya tanpa Philip, pria yang disebut ratu sebagai "kekuatan dan bertahan", sumber dukungan emosional dalam pekerjaannya yang sering kali sepi.

Kehilangan sosok Philip sangat mencolok saat upacara pemakaman pada Sabtu (17/4) di Kapel St. George di halaman Kastil Windsor. Saat itu sosok seorang janda berbalut busana hitam duduk sendirian, memberikan gambaran sekilas tentang fase soliter berikutnya dari pemerintahan ratu.

“Secara konstitusional, kematian Pangeran Philip tidak mengubah apa pun. Namun, tentu saja, pada saat ratu mendekati ulang tahunnya yang ke-95, dia rentan dan menua,” kata Whitelock. "Jelas, kematian Pangeran Philip telah memulai transisi ke masa depan dan awal dari akhir fase monarki ini."

Pertanyaan tentang akhir pemerintahan ratu juga akan memicu perdebatan tentang masa depan monarki dalam jangka Panjang. Monarki dilihat oleh banyak orang sebagai simbol persatuan nasional, tetapi oleh orang lain dianggap sebagai sisa-sisa sejarah feodal bangsa yang sudah usang.

Meski ada rasa hormat yang sangat besar untuk ratu, hal yang sama belum tentu berlaku untuk Charles dan anggota keluarga kerajaan lainnya, kata Graham Smith, Kepala Eksekutif Republik. Ia berkampanye untuk menggantikan monarki dengan kepala negara terpilih.

Kematian Philip "berfungsi sebagai pengingat bagi banyak orang, yang sehari-hari tidak terlalu memikirkan monarki, bahwa perubahan akan datang," kata Smith kepada surat kabar Express.

Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip, Duke of Edinburgh, saat mereka melambai kepada pendukung dari balkon di Istana Buckingham, setelah penobatannya di Westminster Abbey, London, Juni. 2, 1953. (Foto: AP)

Pemerintahan ratu dimulai saat kematian ayahnya, Raja George VI, pada 6 Februari 1952. Dia dinobatkan sebagai ratu Inggris secara resmi pada 2 Juni 1953.

Selama upacara penobatan itu, yang disiarkan televisi di seluruh dunia, sang ratu berjanji untuk memerintah Inggris dan wilayah lainnya. Enam tahun sebelumnya, dalam pidatonya di Afrika Selatan, Putri Elizabeth saat itu menjelaskan bahwa komitmennya adalah seumur hidup.

Bahkan saat dia berduka minggu lalu, ratu menghadiri upacara yang menandai pengunduran diri Lord Chamberlain atau Kepala Urusan Rumah Tangga yang mengatur semua acara seremonial untuk istana. Selain itu, dia juga terus berkomunikasi dengan para pemimpin Persemakmuran.

Hal itu menunjukkan bahwa dia tidak berniat meniru Ratu Victoria, yang mundur dari kehidupan publik ketika suaminya, Pangeran Albert, meninggal secara tak terduga pada usia 42 tahun, kata Hardman kepada BBC. [ah/au/ft]

Oleh: VOA

Minggu, 18 April 2021

Ratu Elizabeth II melepas kepergian suaminya Pangeran Philip

Ratu Inggris Elizabeth II memandangi peti jenazah suaminya, Pangeran Philip, saat upacara pemakaman di Kapel St. George, di Windsor, Inggris, Sabtu, 17 April 2021. (Foto: Jonathan Brady/Pool via Reuters)

BorneoTribun Inggris -- Ratu Elizabeth II pada Sabtu (17/4) melepas kepergian suaminya, Pangeran Philip, dalam pemakaman kerajaan yang dibatasi karena pandemi virus corona.

Duke of Edinburgh, yang wafat pada 9 April pada usia 99, dikebumikan di Royal Vault, Kapel St George's, Istana Windsor, setelah upacara yang berlangsung selama 50 menit dan hanya dihadiri 30 tamu.

Kantor berita AFP melaporkan Ratu Inggris yang berusia 94 tahun itu terlihat di depan publik untuk pertama kalinya sejak kematian Philip. Dia duduk sendiri, berpakaian hitam dan masker hitam. Keluarga dekat, juga bermasker, duduk berjauhan di kapel bergaya Gotik yang berdiri sejak abad ke-15 itu.

Philip digambarkan oleh para anggota kerajaan sebagai "kakek bangsa." Dia adalah pasangan dari pemimpin monarki yang paling lama mengabdi di Inggris dan menikah dengan Ratu selama 73 tahun.

Dia hampir selalu mendampingi Ratu sejak 1952, ketika Inggris sedang bangkit dari Perang Dunia II.

Keluarga mengatakan kematiannya Philip telah meninggalkan "ruang hampa yang besar" dalam kehidupan Ratu.

Pemakaman anggota kerajaan senior sebelumnya adalah untuk ibu dari Ratu, yang wafat pada 2002 pada usia 101. Ketika itu lebih dari satu juta orang berkumpul di luar Westminster Abbey di London tengah untuk melepas kepergiannya.

Namun, kali ini tidak ada kerumunan massa dalam upacara pada Sabtu (17/4). Pembatasan sosial akibat pandemi virus corona melarang kerumunan dalam besar. Panduan pemerintah membatasi jumlah tamu yang boleh hadir. [vm/ft]

Oleh: VOA

Sabtu, 10 April 2021

Pangeran Philip Meninggal Dunia pada Usia 99 Tahun

Pangeran Philip Meninggal Dunia pada Usia 99 Tahun
Putri Elizabeth dan suaminya Duke of Edinburgh berpose dengan para tamu kerajaan yang menghadiri pernikahan mereka, di Istana Buckingham di London, Inggris, 20 November 1947.

BorneoTribun Jakarta -- Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth, telah meninggal dunia pada usia 99 tahun, sebut Istana Buckingham hari Jumat (9/4).

“Dengan kesedihan mendalam Yang Mulia Ratu mengumumkan kematian suami tercintanya, Yang Mulia Pangeran Philip, Duke of Edinburgh,” sebut istana dalam suatu pernyataan.

“Yang Mulia meninggal dunia dengan damai pagi ini di Puri Windsor. Pengumuman lebih jauh akan dikeluarkan pada waktunya. Keluarga Kerajaan bersama-sama dengan rakyat di seluruh dunia berkabung atas kematiannya.”

Pangeran Philip, Kekuatan di Belakang Ratu Elizabeth

Ia kerap menjadi sorotan di media karena salah ucapnya, tetapi Pangeran Philip digambarkan oleh para pendukung keluarga kerajaan sebagai orang yang dapat diandalkan dalam diamnya, yang mengesampingkan ambisi pribadinya untuk mendukung Ratu Elizabeth II selama lebih dari tujuh dekade.

Terlahir dari keluarga kerajaan Yunani, meskipun ia lebih suka dianggap sebagai seorang pangeran Denmark, Duke of Edinburgh sendiri tidak pernah dimahkotai. Namun saat tampil di hadapan umum, ia selalu ada di sisi Ratu, yang menyebut Pangeran Philip sebagai “kekuatannya.”

Seperti Elizabeth, kehidupan Philip diatur oleh kewajiban dan tradisi. Ia mencurahkan cukup banyak energinya di balik banyak lembaga dan kegiatan amal serta mengikuti 22.219 acara publik secara sendirian sejak Elizabeth naik takhta pada tahun 1952.

Ratu Inggris Elizabeth II duduk di sebelah Pangeran Philip di House of Lords, saat menunggu untuk membacakan Pidato Ratu di hadapan anggota parlemen Inggris di London, 9 Mei 2012.

Tetapi Philip kerap menghadapi situasi sulit karena apa yang secara santun disebut sebagai pernyataan spontan yang “secara politik keliru” yang kalau muncul dari orang lain akan dianggap benar-benar rasis.

“Jadi Anda berhasil lolos tak dimakan?,” katanya kepada seorang mahasiswa Inggris yang melakukan perjalanan di Papua Nugini pada tahun 1998.

Dan dalam lawatan kenegaraan bersejarah ke China pada tahun 1986, Pangeran Philip yang menyebut dirinya sebagai “orang tua yang suka membantah” itu memperingatkan sekelompok mahasiswa Inggris, “Kalau kalian tinggal di sini lebih lama lagi, kalian semua akan bermata sipit.”

Ada juga reputasinya sebagai orang yang suka main perempuan, hal yang mengkhawatirkan keluarga kerajaan, bahkan sebelum ia dan Ratu menikah.

Keluarga kerajaan kabarnya mendapati bahwa perwira Angkatan Laut muda ini “berperilaku kasar, tidak sopan dan tidak berpendidikan” dan khawatir ia “mungkin akan tidak setia.”

Pangeran Philip saat menghadiri Kontes Diamond Jubilee di Sungai Thames di London, 3 Juni 2012. (Foto: dok). Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth meninggal dunia pada usia 99.

Lelaki yang disebut ibu suri sebagai “the Hun” karena berdarah Jerman itu, segera saja dicurigai terlibat sejumlah perselingkuhan, hal yang kemudian dimunculkan dalam serial populer Netflix, "The Crown".

Tetapi Philip menertawakan pembicaraan mengenai perselingkuhan dengan Sarah, ibunda Duchess of York yang kerap disebut sebagai salah seorang mantan kekasihnya.

“Selama 40 tahun ini saya tidak pernah pergi ke manapun tanpa seorang polisi pendamping. Jadi bagaimana saya dapat melakukan hal seperti itu?,” katanya.

Di rumahnya, ia terkenal bersikap dingin terhadap keempat anaknya, Charles, Anne, Andrew dan Edward. Tetapi banyak juga pengamat yang menganggap Philip adalah perekat yang mempersatukan keluarga kerajaan.

Ratu Inggris Elizabeth II dan Pangeran Philip melambaikan tangan mereka kepada publik di luar istana Buckingham, London, 14 Juni 1986, setelah upacara "Trooping the Color", bersama Pangeran Charles dan Putri Diana serta anggota keluarga kerajaan lainnya.

Dan dalam sisi lembutnya yang jarang terlihat, terungkap pula bahwa mendiang Putri Diana menyebutnya sebagai “Dearest Pa” atau “Ayah Tersayang”, dalam surat-surat, di mana ia memberi penghiburan atas pernikahannya yang memburuk dengan putra sulungnya, Charles.

Mencoba berbagai cara

Philip, pendamping ratu yang paling lama di dunia, dikaruniai kesehatan yang baik hampir sepanjang hidupnya, dan terakhir kali tampil resmi pada Agustus 2017, pada usia 96 tahun. Tetapi ia dirawat di rumah sakit dengan berbagai keluhan begitu ia memasuki usia 90-an, yang terakhir adalah untuk menjalani prosedur jantung.

Pada Januari 2019, pada usia 97 dan masih menyetir mobil, ia mengalami kecelakaan di dekat puri kerajaan di Sandringham, di Inggris Timur. Mobil Land Rover Freelander-nya terbalik dan dua pengendara kendaraan bermotor lainnya cedera. Para jaksa memutuskan untuk tidak menetapkan dakwaan setelah pangeran, yang lolos tanpa cedera apapun, dengan sukarela menyerahkan SIM-nya.

Kecelakaan itu membuatnya menarik diri dari kehidupan publik dan ia melewatkan sebagian besar tahun 2020 dengan mengisolasi diri bersama Ratu di Puri Windsor, di bagian barat London, berlindung dari pandemi virus corona.

Anggota Keluarga Kerajaan Inggris. Dari kiri: Camilla, the Duchess of Cornwall, Pangeran Charles, Putri Eugenie, Ratu Elizabeth II, Timothy Laurence (di belakang), Putri Beatrice, Pangeran Philip, Kate, the Duchess of Cambridge, Putri Charlotte, Pangeran William.

Tetapi ia tampil beberapa kali, termasuk pada upacara pernikahan cucunya, Putri Beatrice pada Juli lalu, empat bulan sebelum ia merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke-73.

Ia juga menghadiri sebuah upacara militer di Windsor pada Juli lalu, sewaktu ia menyerahkan peran militer seremonialnya sebagai Komandan Resimen The Rifles kepada menantunya, Camilla, istri Pangeran Charles.

Pangeran Philip, yang tidak pernah membicarakan perasaannya sendiri, mengakui dalam wawancara yang jarang dilakukannya, pada tahun 2011, bahwa ia membentuk perannya sendiri di tengah keluarga kerajaan dengan “mencoba-coba berbagai cara.”

Ketika ditanya apakah ia telah berhasil, ia mengatakan kepada BBC dengan sikap terus terangnya yang khas, “Saya tidak peduli. Siapa yang peduli tentang apa yang saya pikirkan? Maksud saya, ini konyol sekali.”

Ratu Inggris Elizabeth II bersama Pangeran Philip tiba dengan kereta kuda di arena parade pada hari ketiga, yang secara tradisional dikenal sebagai "Lady's Day", 16 Juni 2011. (Foto: dok).

Tetapi ratu sendiri lebih berterus terang mengenai betapa berartinya Philip. “Ia sederhananya, telah benar-benar menjadi kekuatan saya selama bertahun-tahun,” katanya dalam pidato untuk memperingati ulang tahun pernikahan emas mereka pada tahun 1997.

Pengasingan dari Yunani

Pangeran Philippos dari Yunani dan Denmark lahir di sebuah meja dapur di Corfu pada 10 Juni 1921. Ia adalah putra satu-satunya dari Pangeran Andrew dari Yunani, adik Raja Yunani Konstantine dan Putri Alice dari Battenberg.

Pada usia 18 bulan, ia dan keluarganya diungsikan dengan kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris dari Yunani yang menghadapi ketidakstabilan politik. Ia konon dibawa dalam keranjang bayi yang terbuat dari peti jeruk.

Keluarganya kemudian bermukim di Paris. Philip muda masuk sekolah umum yang ketat, Gordonstoun di Aberdeenshire, Skotlandia Timur Laut.

Duke of Edinburgh mengendalikan pesawat angkut militer Blackburn, 11 April 1956.

Ia melanjutkan kecintaannya berlayar dan ketika pecah Perang Dunia II pada tahun 1939, ia menjadi kadet Angkatan Laut Kerajaan sebelum berdinas di kapal perang di Samudera Hindia dan di Laut Tengah. Sementara perang berlanjut, Philip ditugaskan ke berbagai tempat dan dipromosikan naik pangkat.

Pada tahun 1945, ia berpangkat letnan satu dan menyaksikan takluknya Jepang di Teluk Tokyo dengan Armada Pasifik Inggris.

Philip diperkenalkan secara resmi kepada Putri Elizabeth, calon ratu Inggris ketika itu, pada Juli 1939. Pasangan ini merupakan sepupu jauh karena memiliki nenek buyut yang sama, Ratu Victoria. Mereka tetap berhubungan semasa perang, dan beberapa kali bertemu langsung.

Ratu Inggris Elizabeth II dan suaminya, Duke of Edinburgh, melambaikan tangannya dari balkon Istana Buckingham, London, setelah penobatan Ratu di Westminster Abbey, 2 Juni 1953.

Baru pada Juli 1947 pertunangan mereka diumumkan. Mereka menikah pada 20 November tahun itu di Westminster Abbey di London.

Kewajiban melayani ratu

Pasangan kerajaan ini melakukan tur penting pertama bersama mereka ke Kanada dan AS pada tahun 1951.

Berpangkat setara Letnan Kolonel, karier Philip di Angkatan Laut Inggris terhenti karena mangkatnya ayah Elizabeth, Raja George VI, pada tahun 1952, yang mengantarkan Elizabeth naik takhta.

“Pangeran Philip adalah pelaut yang sangat berbakat,” kata rekannya Terence Lewin. “Kalau saja ia tidak menjadi seperti apa yang ia lakukan, dialah yang akan menjadi kepala staf Angkatan Laut, bukannya saya.”

Philip pernah mengakui bahwa terhentinya kariernya itu “mengecewakan” tetapi menambahkan, “menikah dengan ratu, bagi saya, kewajiban pertama saya adalah untuk melayaninya dengan cara terbaik yang saya bisa.”

Namun ia masih berhubungan erat dengan angkatan bersenjata dan Ratu memperingati HUT ke-90 Philip pada tahun 2011 dengan mengangkatnya sebagai "Lord High Admiral", pangkat pemimpin kehormatan Angkatan Laut Kerajaan Inggris, sebuah jabatan yang sebelumnya dipegang Ratu sendiri.


Pangeran Philip dalam pertandingan polo di Windsor, Inggris, 20 Juni 1965.

Philip juga seorang penerbang yang giat, mencatat lebih dari 5.000 jam terbang sebagai pilot, dan mengalihkan kecintaannya pada kuda untuk kompetisi, mula-mula sebagai pemain polo dan kemudian mewakili Inggris dalam mengemudikan kereta kuda.

Ia juga menunjukkan minat dalam sains, teknologi dan lingkungan hidup, dan selama bertahun-tahun mengendarai taksi berbahan bakar LPG di sekitar London.

Warisan terbesarnya mungkin terletak pada "Penghargaan Duke of Edinburgh", yang didirikan pada tahun 1956 untuk membangun rasa percaya diri dan keterampilan anak-anak muda berusia 15 hingga 25 tahun di Inggris dan Persemakmuran.

Warga meletakkan bunga duka cita di luar Kastil Windsor di Windsor, Inggris menyusul pengumuman wafatnya Pangeran Philip, Jumat, 9 April 2021.

Putra bungsunya, Edward, mengatakan, nilai penting penghargaan itu kemungkinan besar menjadi lebih besar mengingat dampak pandemi virus corona terhadap pendidikan formal.

“Saya pikir peran nonformal dalam keadaan sekarang ini akan jauh lebih penting daripada sebelumnya karena keterampilan dan pengalaman seperti itu yang akan dicari,” katanya kepada stasiun televisi Sky News.

Philip juga pelindung sejumlah organisasi, termasuk World Wide Fund for Nature, dan pemimpin universitas Cambridge dan Edinburgh. [uh/ab]

Oleh: VOA

Kamis, 18 Maret 2021

Penjualan Piano Tradisional Inggris Meningkat di Masa Pandemi

Penjualan Piano Tradisional Inggris Meningkat di Masa Pandemi
Proses pembuatan piano tradisional Inggris di Cavendish Pianos. (Photo: Facebook/Cavendish Pianos)

BorneoTribun - Perusahaan pembuat piano tradisional terakhir di Inggris mendapati ada kenaikan penjualan produk mereka padasaat banyak orang terpaksa tinggal di rumah semasa pandemi virus corona.

Para pegawai di Cavendish Pianos di Yorkshire kini berharap tradisi pembuatan piano selama 200 tahun itu akan mampu bertahan untuk diwariskan kepada generasi berikutnya.

Piano model Chatsworth dengan kayu oak lokal produksi Cavendish Pianos. (Photo: Facebook/Cavendish Pianos)

Dari seluruh hobi yang dapat kembali atau mulai dilakukan saat lockdown atau penutupan wilayah, bermain piano adalah pilihan yang sangat tepat bagi mereka yang harus tinggal di rumah.

Lonjakan jumlah orang yang memainkan tuts-tuts yang terbuat dari gading itu padamasa pandemi virus corona telah menyebabkan naiknya penjualan piano.

Permintaan akan piano turun ke tingkat yang begitu rendahnya sebelum masa pandemi, membuat Cavendish Pianos di Yorkshire menjadi pabrik piano tradisional terakhir di Inggris. Sebelumnya terdapat lebih dari 350 pabrik piano di Inggris.

Seorang pegawai tengah memperagakan pembuatan piano tradisional di Cavendish Piano. (Foto: Facebook/Cavendish Piano)

Direktur pengelola Cavendish Pianos, Adam Cox, mengatakan pentingnya mempertahankan keahlian membuat piano.

"Ada banyak pekerjaan yang dilakukan untuk membuat sebuah piano di mana Anda tidak dapat melakukannya hanya dengan mengukur, Anda harus melakukannya dengan perasaan, dengan sentuhan. Dan itu adalah keahliandalam membuat piano atau benar-benar seni pembuatan piano. Tradisi selama 200 tahun dan pengetahuan selama 200 tahun. Tragis sekali jika keahlian ini hilang selamanya," komentarnya.

Pembuatan piano itu dilakukan di bekas lumbung yang telah direnovasi. Di sanalah sebuah tim kecil pekerja berupaya untuk terus menghidupkan keahlian membuat piano.

Setiap piano dibuat secara manual, dipasangi 230 senar khusus untuk menghasilkan nada Inggris yang unik dan membutuhkan waktu lima bulan untuk menyelesaikannya.

"Saya berada di sini kurang dari setahun dan saya kira ini adalah piano ketiga yang senarnya saya pasang, walaupun saya telah ikut ambil bagian dalam lima atau enam tahap produksi yang berbeda. Benar-benar menakjubkan melihat pembuatannya dari awal hingga selesai," kata Felix Dombay-Walker, pekerja magang di Cavendish Pianos.

Setelah selesai dibuat dan dipasangi senar secara manual, piano itu dihubungkan ke sebuah alat yang disebut “the basher” atau pemukul. Alat itu akan mengetuk tuts secara bersamaan, selama lebih dari 5.000 kali.

Jamie Cullum, penyanyi jazz pop terkenal di dunia sekaligus salah seorang pianis terkenal di Inggris, bertemu dengan tim pembuat piano di Cavendish Pianos dan menggambarkan mereka sebagai “seniman”.

"Anda menyatu dengan rasa musik di sebuah instrumen yang terbuat dari kayu, logam dan lainnya. Ini adalah instrumen mekanis buatan manusia yang indah," jelasnya.

Berkat gaya hidup yang berbeda selama pandemi, tampaknya keahlian pembuatan piano tradisional Inggris yang sudah tua itu, akan mampu bertahan. [lj/uh]

Oleh: VOA Indonesia

Kamis, 11 Maret 2021

Ratu Inggris Ungkap, Istana Buckingham Akan Serius Tanggapi Tuduhan Rasisme

Ratu Inggris Ungkap, Istana Buckingham Akan Serius Tanggapi Tuduhan Rasisme
Ratu Inggris Elizabeth II

BorneoTribun Inggris -- Istana Buckingham, Inggris, Selasa (9/3), merilis pernyataan yang mengatakan bahwa keluarga itu "sedih" mengetahui perjuangan yang diungkap Duke dan Duchess of Sussex, Harry dan Meghan pekan ini. Istana mengatakan bahwa pernyataan mereka akan ditanggapi dengan sangat serius.

Pernyataan itu merupakan tanggapan pertama Istana setelah wawancara Oprah Winfrey dengan Pangeran Harry dan Meghan. Dalam wawancara dua jam yang disiarkan televisi itu, terungkap bahwa Meghan mengalami rasisme dan perlakuan tidak berperasaan selama menjadi bagian dari keluarga kerajaan.

"Masalah yang diangkat, terutama ras, memprihatinkan," kata Istana dalam pernyataan itu yang dirilis atas nama Ratu Elizabeth II.

"Meskipun sebagian ingatan itu mungkin berbeda, mereka ditanggapi dengan sangat serius dan akan ditangani oleh keluarga secara pribadi."

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa "Harry, Meghan dan Archie akan selalu menjadi anggota keluarga yang sangat dicintai."

Meghan, yang lahir dari ibu kulit hitam dan ayah kulit putih, juga berbicara tentang bagaimana ia berpikiran untuk bunuh diri, tetapi tidak mendapat bantuan apa pun selama tinggal bersama keluarga kerajaan.[ka/lt]

Oleh: VOA Indonesia

Rabu, 03 Maret 2021

Pangeran Harry Khawatir Sejarah Akan Terulang Kembali

Pangeran Harry dan Meghan Markle dalam kunjungan ke Nottingham. (Foto: AP)

BorneoTribun Inggris, Internasional - Pangeran Harry mengatakan kepada Oprah Winfrey bahwa dia khawatir sejarah akan terulang kembali. Pangeran Harry membuat keputusan yang mengejutkan Inggris pada tahun lalu ketika dia dan istrinya Meghan mundur dari tugas kerajaan.

Reuters, Senin (1/3), mengutip CBS, melaporkan dua klip singkat dari wawancara Winfrey tentang pasangan itu dijadwalkan tayang pada 7 Maret. Ini adalah wawancara TV pertama yang diberikan pasangan itu, yang secara resmi dikenal sebagai Duke dan Duchess of Sussex. Keduanya telah memutuskan untuk pindah ke California pada tahun lalu.

“Kekhawatiran terbesar saya adalah sejarah terulang kembali,” kata Harry, ia tampaknya mengacu pada ibunya Putri Diana. Sang ibu diburu oleh pers Inggris dan meninggal pada usia 36 pada kecelakaan mobil di Paris setelah perceraiannya dengan Pangeran Charles.

Harry, 36, duduk di sebelah Meghan, 39, dan memegang tangannya. Pasangan itu mengumumkan bulan ini bahwa mereka mengharapkan anak kedua mereka.

“Saya benar-benar lega dan senang berbicara dengan Anda dengan istri saya di sisi saya,” kata Harry. “Karena saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya (Diana), menjalani proses ini sendirian bertahun-tahun yang lalu.

"Ini sangat sulit bagi kami berdua, tapi setidaknya kami memiliki satu sama lain," tambah Harry.

Sebelum mereka pindah ke California, pasangan itu mengeluh tentang perlakuan tabloid Inggris terhadap Meghan, yang ayahnya berkulit putih dan ibunya adalah Afrika-Amerika. Beberapa di antaranya dikatakan sebagai perundungan atau rasisme.

Awal bulan ini, Istana Buckingham mengumumkan bahwa pasangan itu tidak akan kembali bekerja sebagai anggota keluarga kerajaan. [ah/au]

Oleh: VOA Indonesia

Senin, 01 Februari 2021

Inggris Ajukan Diri Gabung Area Perdagangan Bebas Asia Fasifik

Inggris Ajukan Diri Gabung Area Perdagangan Bebas Asia Fasifik
Seorang pria mengibarkan bendera Inggris pada hari Brexit di London, Inggris, 31 Januari 2020. (Foto: Reuters)

BorneoTribun | Internasional - Inggris akan mengajukan diri untuk bergabung dalam area perdagangan bebas Pasifik, Kemitraan Trans-Pasifik Komprehensif dan Progresif (CPTPP), kata Inggris pada Sabtu (30/1/2021) kemarin, berdasarkan rencana pasca-Brexit.

Menteri Perdagangan Internasional Inggris Liz Truss, sebagaimana dilansir dari AFP, akan mengajukan secara resmi keanggotaan Inggris dalam blok perdagangan bebas itu, yang mewakili 11 negara di Pasifik termasuk Australia, Kanada, Chile, Jepang, Meksiko dan Vietnam, pada Senin (1/2).

Aplikasi untuk bergabung dalam CPTPP itu akan diajukan setahun setelah Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa, setelah 40 tahun dalam blok itu.

Perundingan antara Inggris dan kemitraan pasifik itu diperkirakan akan dimulai tahun ini, kata departemen perdagangan.

"Setahun setelah meninggalkan Uni Eropa, kami membentuk kemitraan baru yang akan membawa manfaat ekonomi besar bagi rakyat Inggris, kata Perdana Menteri Boris Johnson.

CPTPP diluncurkan pada 2019 untuk menghapus hambatan perdagangan diantara ke-11 negara yang mewakili 500 juta konsumen di kawasan Asia-Pasifik, dalam upaya melawan pengaruh ekonomi China yang semakin besar.

AS, salah satu pendukung utama blok Pasifik itu di bawah pemerintahan presiden Barack Obama, mundur dari kemitraan itu di bawah pemerintahan Biden sebelum diratifikasi pada 2017. [vm/ft]

Oleh: VOA Indonesia

Jumat, 25 Desember 2020

New York Pertegas Karantina Pendatang dari Inggris

Para penumpang dari London tiba di Bandara Internasional JFK di New York, di tengah pembatasan baru untuk mencegah virus corona (COVID-19), 21 Desember 2020. (Foto: Eduardo Munoz/Reuters)

Borneo Tribun - Kota New York mulai Rabu (23/12) mewajibkan para pendatang dari luar Amerika untuk melakukan karantina mandiri, sebagai langkah berjaga-jaga terhadap varian baru virus corona dari Inggris. Kebijakan ini diberlakukan ketika kelompok pekerja yang esensial, paramedis, dan petugas garis depan lainnya antre untuk divaksinasi.

Wali Kota Bill de Blasio mengatakan kepada wartawan bahwa semua pendatang dari luar Amerika ke New York akan mendapatkan surat perintah untuk melakukan karantina. Surat perintah itu dikirim dengan surat terdaftar ke rumah dan hotel. Para petugas dari kantor sherrif kota itu akan mendatangi para pendatang dari Inggris.

De Blasio mengatakan semua pendatang internasional harus memberikan informasi kontak mereka ketika tiba di kota itu, dan mereka yang diketahui melanggar perintah karantina itu akan didenda $1.000 per hari.

“Ada akan tindak lanjut, kunjungan langsung para petugas kantor sherrif ke rumah dan hotel untuk memastikan bahwa mereka mengikuti perintah karantina,” tambah de Blasio.

Peningkatan kewaspadaan di New York, yang merupakan pusat perjalanan dunia, terjadi ketika puluhan negara menutup perbatasan mereka dengan Inggris.

Gubernur New York Andrew Cuomo telah meminta maskapai-maskapai penerbangan untuk melakukan uji medis pada penumpang dari Inggris setelah mendapati varian baru virus corona yang sangat menular di negara itu.

Perusahaan-perusahaan farmasi sedang berlomba untuk memastikan bahwa vaksin yang baru dikembangkan masih efektif untuk melawan varian baru virus itu. Sejauh ini perusahaan farmasi dan para pejabat urusan kesehatan menunjukkan keyakinan mereka bahwa vaksin yang ada masih manjur.

Vaksin yang dikembangkan Pfizer-BioNTech dan Moderna-NIH telah disetujui untuk penggunaan darurat di Amerika.

Pemerintah Amerika Serikat, Rabu (23/12), mengatakan akan membayar Pfizer hampir $2 miliar untuk mendapatkan 100 juta dosis tambahan selambat-lambatnya pada bulan Juli 2021. [em/pp]

Oleh: VOA Indonesia

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno