Berita Borneotribun.com: Jepang Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Jepang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jepang. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 Februari 2024

Antusiasme Warga Indonesia di Jepang dalam Pemilu 2024

Antusiasme Warga Indonesia di Jepang dalam Pemilu 2024
WNI mengantre untuk mencoblos di TPS, Balai Indonesia, Sekolah Republik Indonesia Tokyo, Minggu (11/2). (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
JEPANG - Warga negara Indonesia di Jepang yang memiliki hak pilih turut serta dalam pemilihan umum di Balai Indonesia, Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), pada Minggu (11/2). Tempat pemungutan suara (TPS) dibuka sejak pukul 08.00 waktu setempat, dan calon pemilih telah mulai mengantre di tiga lokasi TPS yang tersedia.

Salah satu pemilih dari Kanagawa, Hidayat Polim (33), menyatakan bahwa ia memilih menggunakan hak suaranya di TPS untuk merasakan atmosfir demokrasi yang membahagiakan. "Bisa langsung merasakan euforianya untuk Pemilu karena lima tahun sekali," ungkapnya. Hidayat juga mengungkapkan bahwa untuk memilih calon presiden dan wakil presiden, dia mencari informasi melalui berita dan debat capres dan cawapres.

Hidayat memberikan pesan kepada WNI di dalam dan luar negeri untuk memanfaatkan hak suaranya demi menentukan masa depan bangsa. Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Risky Revily (27), yang pertama kali menggunakan hak suaranya di luar negeri. "Meriah banget ya, ramai banget orang-orang juga pada antusias," katanya.

Terkait pemilihan calon presiden, Risky mengungkapkan keyakinannya karena pernah bertemu dengan salah satu kandidat yang dipilihnya. "Kalau aku sempat ketemu sama salah satu capres di Bata. Jadi, orangnya gimana. Visi sama misinya juga sesuai sih sesuai sama yang dimauin sama diri aku sendiri," ujarnya.

Risky juga mengajak para calon pemilih untuk tidak golput. "Hak pilih itu penting ya. Jangan golput karena menentukan Indonesia ke depannya," tambahnya.

Keduanya mengaku tidak mengalami kesulitan saat mendaftar maupun menggunakan hak suaranya. Pemilihan di TPS berlangsung pada Minggu, 11 Februari 2024, dengan penghitungan suara serentak pada 14-15 Februari 2024.

Calon pemilih diwajibkan membawa surat undangan yang telah dikirim oleh PPLN Tokyo melalui pos serta kartu identitas berupa KTP atau paspor. Menurut data PPLN Tokyo, terdapat total 29.434 pemilih, dengan 18.334 perempuan dan 11.100 laki-laki. Jumlah pemilih yang menggunakan TPS adalah sebanyak 2.847 orang, sementara 26.587 lainnya menggunakan hak suara lewat pos.

Oleh: Antara/Juwita Trisna Rahayu
Editor: Yakop

Rabu, 22 Juni 2022

Polri Kawal Deportasi Mitsuhiro Taniguchi Sampai Jepang


Konferensi pers (Sy/Borneotribun)

Borneotribun Jakarta - Polri menyatakan melakukan pengawalan proses deportasi Mitsuhiro Taniguchi hingga diterima oleh pihak Kepolisian di Negara Jepang. 

Mitsuhiro Taniguchi merupakan tersangka kasus dugaan penipuan bantuan sosial Covid-19 di Jepang. Ia telah ditangkap oleh pihak kepolisian Indonesia dan hari ini akan dipulangkan ke Jepang. 

"NCB Interpol Indonesia berkerjasama dengan Imigrasi pagi ini telah melakukan Deportasi Buronan WN Jepang Mitsuhiro Taniguchi kepada pihak polisi Jepang yang menjemput langsung dan akan mengawal subjek sampai ke Jepang," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada awak media, Jakarta, Rabu (22/6).

Dedi menjelaskan, pengawalan proses deportasi oleh pihak Kepolisian Indonesia dilakukan lantaran dalam proses penangkapan ini adanya kerjasama Police to Police. 

"Karena warga Jepang yang dideportasi statusnya pelaku kejahatan di Jepang jadi harus ada kerjasama Police to police," ujar Dedi.

Sebelumnya, Polri menyatakan bahwa Mitsuhiro Taniguchi (47) buronan Jepang telah ditangkap oleh pihak Imigrasi di wilayah Lampung, pada Selasa 7 Juni 2022. 

Polisi Jepang mengusut kasus dugaan penipuan dana subsidi bagi usaha kecil yang mengalami dampak Pandemi Covid-19. Tiga orang ditetapkan sebagai tersangka, yakni Rie Taniguchi (45), Daiki (22) dan putra keduanya yang namanya belum disebutkan berusia 21 tahun. 

Para tersangka diduga diminta oleh Mitsuhiro mengajukan pengembalian pajak atas nama orang yang telah terdaftar di kantor pajak atau memalsukan permohonan.

 
Penulis : Syahrial
Editor  : Robiantinus Hermanto

Senin, 05 Juli 2021

Lebih seribu tentara, petugas pemadam kebakaran dan polisi berjuang menyelamatkan korban tanah longsor di Jepang

Lebih seribu tentara, petugas pemadam kebakaran dan polisi berjuang menyelamatkan korban tanah longsor di Jepang
Foto: Rumah-rumah rusak akibat tanah longsor setelah hujan lebat melanda dustrik Izusan, Atami, Jepang (3/7).

BORNEOTRIBUN.COM - Lebih dari seribu tentara, petugas pemadam kebakaran dan polisi hari Minggu (4/7) berjuang menyelamatkan korban tanah longsor di kota resor yang terletak di barat daya Tokyo, Jepang menewaskan sedikitnya dua orang dan menyebabkan sedikitnya 20 orang hilang.

Perdana Menteri Jepang Yoshide Suga mengatakan kepada wartawan bahwa 19 orang telah berhasil diselamatkan, sementara 130 rumah dan bangunan di Atami itu rusak.

Dua orang tewas, tetapi dikhawatirkan banyak yang hilang, ujar Suga setelah melangsungkan pertemuan darurat kabinet hari Minggu.

Tentara, petugas pemadam kebakaran dan tim penyelamat lain yang didukung tiga kapal penjaga pantai, bekerja membersihkan lumpur dari jalan-jalan Atami dan berupaya menjangkau mereka yang diyakini masih terperangkap atau terbawa arus.

Kawasan Izusan di Atami di mana tanah longsor itu terjadi merupakan resor tepi laut yang terletak sekitar 100 kilometer barat daya Tokyo.

Kawasan ini terkenal dengan sumber air panas, kuil dan jalan-jalan yang dipadati toko-toko perbelanjaan. [em/jm]

Oleh: VOA

Sabtu, 19 Juni 2021

Berdoa agar COVID-19 Usai, Patung Dewi Kwan Im di Jepang Dipasangi Masker

Berdoa agar COVID-19 Usai, Patung Dewi Kwan Im di Jepang Dipasangi Masker
Para pekerja memasang masker pada patung Dewi Kwan Im setinggi 57 meter di kuil Houkokuji Aizu Betsuin di Prefektur Fukushima untuk berdoa agar pandemi virus corona (COVID-19) cepat berlalu, Selasa, 15 Juni 2021. (Foto: Houkokuji Aizu Betsuin via Reuters)

BorneoTribun Internasional - Sejumlah pekerja memasang masker khusus di patung raksasa Dewi Kwan Im di Jepang, Selasa (15/6), sebagai doa agar pandemi virus corona berakhir.

Mengutip Reuters, dibutuhkan empat pekerja selama tiga jam untuk menaikkan masker raksasa dengan tali ke atas patung putih setinggi 57 meter di kuil Houkokuji Aizu Betsuin di Prefektur Fukushima. Dewi Kwan Im di Jepang juga dikenal dengan nama Dewi Kannon atau Dewi Pengasih

Mereka kemudian membentangkan masker yang terbuat dari kain jaring merah muda, berukuran 4,1 m x 5,3 m dan berat 35 kg menutupi bagian bawah wajah patung.

Patung yang dibangun 33 tahun lalu itu berlubang dengan tangga spiral yang bisa dinaiki hingga di bagian bahu sang dewi. Orang-orang mengunjungi patung, yang menggendong bayi, untuk berdoa agar bayi lahir dengan selamat dan meminta berkah bagi bayi mereka yang baru lahir.

Manajer kuil Takaomi Horigane mengatakan para pekerja datang dengan ide untuk masker wajah saat pembahasan diskusi tentang restorasi patung yang rusak akibat gempa pada Februari.

Horigane mengatakan mereka berencana untuk tetap memasang masker di patung itu sampai situasi COVID-19 terkendali di Jepang. [na/ft]

Oleh: VOA

Mantan Menteri Kehakiman Jepang Dipenjarakan karena Beli Suara

Mantan Menteri Kehakiman Jepang Dipenjarakan karena Beli Suara
Menteri Kehakiman Jepang Katsuyuki Kawai berbicara selama konferensi pers di kediaman resmi perdana menteri di Tokyo pada tahun 2020. (Foto: AP)

BORNEOTRIBUN.COM - Seorang mantan menteri kehakiman Jepang dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, Jumat (18/6), karena membeli suara agar istrinya terpilih sebagai anggota majelis tinggi parlemen negara itu,

Kantor berita NHK melaporkan, Katsuyuki Kawai, 58 tahun, dinyatakan bersalah atas tuduhan membagi-bagikan sekitar 29 juta yen (atau 260.000 dolar AS) kepada sekitar 100 orang pada 2019 untuk membantu mengamankan kursi majelis tinggi untuk istrinya, Anri.

Menurut kantor berita AFP, para pejabat di Pengadilan Distrik Tokyo belum mengonfirmasi laporan tersebut.

Kawai, orang kepercayaan mantan perdana menteri Shinzo Abe, telah menganulir klaim sebelumnya bahwa ia tidak bersalah dan secara luas mengakui tuduhan terhadap dirinya.

Anri, yang memenangkan kursinya dalam pemilihan Juli 2019, telah dinyatakan bersalah atas perannya dalam skema tersebut dan menerima hukuman percobaan 16 bulan awal tahun ini.

Hukuman Kawai bukan hukuman percobaan, artinya ia menghadapi hukuman penjara. Namun harian Yomiuri Shimbun melaporkan bahwa ia mengajukan banding.

Kawai diangkat menjadi menteri kehakiman oleh Abe pada 2019 tetapi mundur dari jabatannya hanya beberapa pekan setelah skandal itu mencuat.

Partai Demokrat Liberal yang berkuasa dilaporkan menyediakan sekitar 1,4 juta dolar untuk kampanye pemilihan Anri, jumlah yang luar biasa besar untuk mendongkrak upaya kampanyenya. [ab/uh]

Oleh: VOA

Senin, 07 Juni 2021

Menurut Setengah Warga Jepang, Olimpiade Akan Tetap Berlangsung

Menurut Setengah Warga Jepang, Olimpiade Akan Tetap Berlangsung
Cincin Olimpiade terlihat di tepi Pantai Odaiba di Tokyo pada 3 Juni 2021. (Foto: AFP/Kazuhiro Nogi)

BorneoTribun Jepang -- Setengah publik Jepang meyakini Olimpiade Tokyo akan berlangsung sesuai rencana, terlepas dari mereka menginginkannya atau tidak.

Temuan ini diperoleh berdasarkan jajak pendapat akhir pekan yang dilakukan surat kabar Jepang Yomiuri, yang hasilnya dirilis hari Senin (7/6).

Olimpiade dijadwalkan dimulai kurang dari dua bulan lagi, setelah ditunda setahun karena krisis kesehatan global yang masih terus berlangsung.

Tetapi masih ada pertanyaan mengenai bagaimana Tokyo dapat membuat para sukarelawan, atlet, ofisial dan masyarakat Jepang tetap aman.

Jepang sekarang ini sedang menghadapi gelombang keempat wabah, dengan mencatat kenaikan jumlah kasus yang parah.

Hari Jumat, mantan peraih medali Olimpiade Kaori Yamaguchi mengatakan Jepang telah “dipojokkan” untuk tetap melaksanakan Olimpiade, meskipun masyarakat menentangnya.

Jajak pendapat baru Yomiuri menunjukkan dukungan publik bagi pemerintahan PM Yoshihide Suga merosot ke tingkat terendah, 37 persen.

Sebagian besar responden menyatakan langkah-langkah pengamanan dari virus corona bagi para atlet dan partisipan Olimpiade tidak cukup.

Para pejabat tinggi telah berulang kali berjanji untuk membuat pelaksanaan Olimpiade “aman dan selamat.”

Jajak pendapat juga mendapati lebih dari seperempat responden meyakini Olimpiade akan terus berlangsung tanpa kehadiran penonton.

Sementara pemerintah telah melarang penonton asing menghadiri Olimpiade itu, keputusan mengenai penonton domestik diperkirakan akan diambil bulan ini. [uh/ab]

Oleh: VOA

Sabtu, 17 April 2021

Hashimoto Kembali Tegaskan Olimpiade Tokyo Tidak Akan Dibatalkan

Hashimoto Kembali Tegaskan Olimpiade Tokyo Tidak Akan Dibatalkan
CIncin Olimpiade di Odaiba, Tokyo, 8 April 8, 2021. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

BorneoTribun.com -- Ketua Olimpiade Tokyo, Jumat (16/4), kembali dipaksa untuk meyakinkan dunia bahwa pesta olahraga yang sempat ditunda itu akan dilangsungkan dalam waktu tiga bulan lagi dan tidak dibatalkan meskipun kasus COVID-19 melonjak di Jepang.

Ketua panitia penyelenggara Seiko Hashimoto ditanya wartawan pada konferensi pers apakah ada kondisi di mana Olimpiade itu akan bisa dibatalkan.

Pertanyaan itu muncul setelah sekretaris jenderal partai politik LDP yang berkuasa, dan orang nomor dua yang bertanggung jawab atas Olimpiade Tokyo, Toshihiro Nikai, menyebutkan kemungkinan pembatalan penyelenggaraannya sehari sebelumnya.

“Ada berbagai kekhawatiran tetapi sebagai panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 kami tidak berpikir untuk membatalkannya, '' kata Hashimoto.

Nikai ditanya pada hari Kamis dalam sebuah wawancara apakah pembatalan masih menjadi pilihan. “Tentu saja,'' jawabnya, menambahkan bahwa jika Olimpiade menyebabkan lonjakan infeksi, “tidak ada artinya menyelenggarakan Olimpiade. ''

Nikai belakangan berusaha menarik pernyataannya, dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengeluarkan pernyataan pada hari Kamis (16/4) yang mengatakan bahwa pemerintah berusaha keras untuk melangsungkan Olimpiade yang terjamin keamanannya.

Hashimoto mengaku bisa memahami keprihatinan Nikai dan menyiratkan itu bahwa itu mencerminkan pendapat publik Jepang pada umumnya. Jajak-jajak pendapat menunjukkan sebanyak 80 persen warga Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade selama pandemi.

“Fakta bahwa ia (Nikai) prihatin adalah hal yang perlu kami tanggapi serius mengingat makin dekatnya pelaksanaan Olimpiade,'' katanya. “Komentarnya mengingatkan kami betapa kami harus percaya diri atau sepenuhnya siap menyelenggarakan pertandingan.''

Kasus COVID-19 meningkat di berbagai penjuru Jepang. Meskipun demikian, Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan panitia Olimpiade Tokyo bersikeras untuk tetap melangsungkannya. Pemasukan IOC tersendat karena penundaan Olimpiade itu, dan Jepang telah menginvestasikan setidaknya 15 miliar dolar untuk menyelenggarakan Olimpiade Tokyo. [ab/uh]

Oleh: VOA

Jumat, 09 April 2021

Tokyo Minta Izin Pemerintah Pusat Berlakukan Tindakan Pengendalian Virus

Tokyo Minta Izin Pemerintah Pusat Berlakukan Tindakan Pengendalian Virus
Petugas medis menerima vaksin COVID-19 Pfizer di di Tokyo, Jumat, 5 Maret 2021. (Foto: AP)

BorneotTribun Jepang, Internasional -- Tokyo meminta izin pemerintah pusat Jepang untuk menerapkan langkah-langkah darurat untuk mengekang lonjakan kasus varian baru virus corona yang menyebar dengan cepat dan lebih mudah menular, lebih dari tiga bulan sebelum dimulainya Olimpiade.

Tokyo telah keluar dari keadaan darurat Januari lalu. Gubernurnya, Yuriko Koike, mengatakan kepada wartawan, Kamis (8/4), ia meminta pemerintah mengizinkannya mengeluarkan perintah mengikat berdasarkan undang-undang pencegahan virus baru yang diberlakukan pada Februari, yang mencakup hukuman bagi pemilik bisnis yang membangkang dan kompensasi bagi mereka yang patuh.

Langkah Tokyo ini mengikuti Osaka di Jepang Barat, yang mengumumkan keadaan darurat medis setelah rumah sakit-rumah sakitnya kewalahan menangani kasus-kasus baru.

Tokyo melaporkan 555 kasus pada Rabu (7/4), tertinggi sejak awal Februari. Koike mengatakan, ia khawatir dengan penyebaran varian baru yang cepat, terutama yang awalnya terdeteksi di Inggris.

“Hanya persoalan waktu sebelum Tokyo menghadapi situasi yang mirip dengan di Osaka, '' kata Koike.

Lonjakan terbaru dimulai di Jepang bagian barat, termasuk Osaka, di mana jumlah korban harian mencapai rekor baru, yakni 878. Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura meminta agar estafet obor Olimpiade yang dijadwalkan pada Selasa (6/4) dan Rabu (7/4) diadakan di taman dan bukan di jalan umum. Ia mengatakan lebih dari 70 persen tempat tidur rumah sakit telah terisi, yang berarti mencapai ambang batas untuk mengeluarkan peringatan medis.

Kasus infeksi juga melonjak di wilayah lain di negara itu. Mengingat upaya vaksinasi Jepang yang masih pada tahap awal, lonjakan tersebut dapat menyebabkan pembatalan lebih lanjut kegiatan-kegiatan terkait Olimpiade.

Koike mengatakan waktu dan detail langkah-langkah baru, termasuk jam operasi yang lebih pendek untuk restoran dan bar, akan diputuskan nanti, mungkin pada Jumat (9/4).

Ia juga kembali mengingatkan penduduk untuk menghindari perjalanan yang tidak penting, termasuk ke kota-kota lain dan terutama ke dan dari bagian barat Jepang. [ab/uh]

Oleh: YK/VOA

Kamis, 01 April 2021

RI dan Jepang Tandatangani Perjanjian Pengalihan Alat dan Teknologi Pertahanan

RI dan Jepang Tandatangani Perjanjian Pengalihan Alat dan Teknologi Pertahanan
Pertemuan 2+2 Menlu-Menhan Indonesia-Jepang (Sumber: Humas Kemhan)

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi dan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga, di Tokyo, Jepang, Selasa (30/03/2021). 

Pada hari yang sama juga dilakukan penandatanganan Perjanjian antara Pemerintah Jepang dan Pemerintah RI tentang Pengalihan Alat dan Teknologi Pertahanan.

Kedua belah pihak sepakat untuk mempromosikan kerja sama keamanan dan pertahanan termasuk pengalihan alat dan teknologi pertahanan. 

PM Jepang menyambut baik kunjungan kehormatan kedua menteri ini. 

PM Suga juga menyampaikan harapan agar perjanjian yang telah ditandatangani tersebut menjadi landasan kerja sama keamanan yang lebih dalam antara kedua negara. 

Sementara itu, Menlu Retno Marsudi mengatakan dalam pertemuan dengan PM Suga disampaikan mengenai pentingnya untuk menindaklanjuti kesepakatan yang telah dihasilkan dalam pertemuan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan PM Jepang tersebut Oktober tahun lalu. 

“[Pada] kunjungan kehormatan kepada PM Suga bersama dengan Menhan RI, kami menyampaikan pesan Presiden mengenai pentingnya kedua negara terus menindaklanjuti kerja sama yang sudah dibahas pada saat kunjungan PM Suga ke Indonesia, termasuk di bidang investasi,” ungkap Menlu, dalam pernyataan pers tertulisnya dikutip dari laman Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Rabu (31/03/2021). 

Selain kunjungan kehormatan pada PM Suga, Menlu menyampaikan, dalam lawatan ke Jepang ini dirinya telah mengadakan pertemuan dengan sejumlah pihak di antaranya Menlu, Menhan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Jepang, serta Chairman Nippon Foundation dan Japanese Special Envoy for National Reconciliation in Myanmar. 

Terkait rangkaian kegiatan ini, Retno menyampaikan bahwa kunjungan ke Tokyo, Jepang kali ini membuahkan hasil yang baik. “Pertama, kita menindaklanjuti kunjungan PM Suga ke Indonesia, dengan​​ pertemuan intensif seperti ini maka akan memudahkan kita untuk mengukur implementasi dari kesepakatan-kesepakatan yang sudah ada,” ujarnya. 

Kedua, kerja sama di bidang kesehatan telah mulai berjalan dan kedua negara sepakat untuk terus memperkuat karena isu kesehatan sangat penting di masa mendatang.​

“Ketiga, terdapat komitmen yang kuat, komitmen yang sama dari kedua belah pihak untuk memperkuat kerja sama ekonomi termasuk bidang​ investasi serta upaya menyelesaikan berbagai tantangan perdagangan kedua negara,” ujarnya. Keempat, Indonesia dan Jepang sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama pertahanan dan maritim kedua negara. 

Kelima, mengenai pembahasan isu kawasan dan internasional Menlu menekankan pentingnya semua negara memajukan kerja​ sama agar tercipta stabilitas, perdamaian, dan kesejahteraan tidak hanya di kawasan tapi juga dunia. “Kerja sama dan perdamaian sangat diperlukan bagi dunia untuk keluar bersama dari pandemi COVID-19. Kerja sama dan perdamaian diperlukan dunia untuk bersama melakukan pemulihan ekonomi,” tandasnya. 

(AIT/UN)

Rabu, 03 Maret 2021

Hashimoto Desak Peningkatan Kuota Perempuan di Dewan Eksekutif Olimpiade Tokyo

Hashimoto Desak Peningkatan Kuota Perempuan di Dewan Eksekutif Olimpiade Tokyo
Menteri Olimpiade dan Paralimpiade Jepang Seiko Hashimoto menghadiri konferensi pers di Tokyo, Jepang, 16 September 2020. (Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

BorneoTribun Jepang, Internasional - Ketua Olimpiade Tokyo 2020 Seiko Hashimoto mengatakan, Selasa (2/3),bahwa timnya harus bergerak cepat mempromosikan kesetaraan gender untuk memulihkan kepercayaan pada panitia penyelenggara pesta olahraga akbar itu.

Hashimoto mendesak peningkatan jumlah perempuan di Dewan Eksekutif Tokyo 2020.

“Sebagai langkah awal, kami ingin mengubah Anggaran Dasar agar jumlah pengurus yang dipilih Panitia Penyelenggara bisa bertambah, kemudian meminta pengurus untuk memutuskan diadakannya rapat dewan untuk meningkatkan rasio perempuan sebagai anggota dewan,” katanya.

Hashimotomengambil alih posisi ketua OlimpiadeTokyo 2020 bulan lalu setelah pengunduran diri pendahulunya Yoshiro Mori menyusul reaksi keras atas komentar Mori yang dianggap seksis,

Hashimoto juga mengumumkan bahwapertemuan melalui konferensi video akan berlangsung Rabu, antara ia dan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach, Presiden Komite Paralimpiade Internasional (IPC) Andrew Parsons, Gubernur Tokyo Yuriko Koike, dan Menteri Olimpiade Tamayo Marukawa. [ab/uh]

Oleh: VOA Indonesia

Sabtu, 30 Januari 2021

Jepang Bertekad Selenggarakan Olimpiade, Paralimpiade

Jepang Bertekad Selenggarakan Olimpiade, Paralimpiade
Para pejalan kaki terlihat mengenakan masker saat melewati papan kampanye Olimpiade Tokyo di depan kantor sekuritas di Tokyo, Jepang, 29 Januari 2021.

BorneoTribun | Jepang- PM Jepang Yoshihide Suga, hari Jumat (29/1) menyatakan tekad bahwa Olimpiade Tokyo akan tetap berlangsung pada musim panas mendatang.

Pesta olahraga akbar itu ditunda tahun lalu karena pandemi virus corona. Berbagai jajak pendapat telah mengindikasikan bahwa masyarakat Jepang ingin acara ini ditunda di tengah-tengah berlanjutnya kekhawatiran mengenai perebakan virus.

Tetapi dalam pidato pada pertemuan virtual Forum Ekonomi Dunia (WEF), Suga menyatakan bertekad untuk terus maju dengan rencana penyelenggaraannya.

“Jepang, pada musim panas ini, akan menyelenggarakan Olimpiade dan Paralimpiade,” ujar Suga. “Sebagai simbol bahwa umat manusia telah mengalahkan virus corona dan dunia telah bersatu, kami bertekad untuk membuat Olimpiade terwujud yang memberi semangat dan harapan bagi dunia,” jelasnya.

Ketika ditanya apakah ada langkah-langkah konkret untuk memastikan Olimpiade yang aman dari Covid-19, Suga menjawab bahwa pemerintah sedang membahasnya. Tetapi ia menambahkan bahwa langkah-langkah dasar antivirus seperti mengenakan masker mungkin merupakan langkah yang paling efektif.

“Saya tahu ini adalah langkah-langkah dasar, tetapi jika semua orang di Jepang melakukannya, ini akan menjadi langkah paling kuat,” kata Suga.

Jepang mengalami lonjakan kasus dalam beberapa bulan ini, dan banyak daerah di negara itu kini di bawah perintah darurat.

Jumlah kematian di Jepang kurang dari 5.000, dan pihak berwenang mengendalikan perebakan virus ini jauh lebih baik daripada di banyak negara lainnya. [uh/ab]

Oleh: VOA Indonesia

Kamis, 07 Januari 2021

Jepang Bersiap Deklarasikan Keadaan Darurat

Seorang pekerja medis yang mengenakan alat pelindung diri (APD) bekerja di Unit Perawatan Intensif (ICU) untuk pasien Covid-19 di Rumah Sakit Universitas Kedokteran St. Marianna di Kawasaki, selatan Tokyo, Jepang, 4 Mei 2020
Seorang pekerja medis yang mengenakan alat pelindung diri (APD) bekerja di Unit Perawatan Intensif (ICU) untuk pasien Covid-19 di Rumah Sakit Universitas Kedokteran St. Marianna di Kawasaki, selatan Tokyo, Jepang, 4 Mei 2020. (Foto: REUTERS/Issei Kato)

BorneoTribun - Jepang sedang bersiap untuk mendeklarasikan keadaan darurat terkait pandemi virus corona untuk Tokyo dan tiga kawasan terdekat, karena jumlah kasus yang terus meningkat di berbagai penjuru negara itu.

Katsunobu Kato, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, mengatakan dalam konferensi pers, Rabu (6/1), pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengambil "langkah-langkah efektif dan kuat" untuk mengatasi risiko yang ditimbulkan oleh orang-orang yang makan di luar rumah.

Deklarasi tersebut tidak akan memberlakukan sanksi bagi para pelanggarnya namun akan berfungsi sebagai permintaan yang kuat bagi orang-orang untuk bekerja dari rumah, mengurangi kegiatan di luar rumah, dan tidak makan di restoran.

Restoran diminta untuk tutup pada jam 20.00 waktu setempat. Para pejabat mengatakan sekolah, klub kebugaran, dan bioskop kemungkinan akan tetap buka, dengan memberlakukan social distancing.

Jepang mengalami situasi darurat serupa pada April tahun lalu, sehingga akhirnya keadaan darurat diperluas dan diterapkan secara nasional, untuk menurunkan jumlah kasus.

Jumlah kasus baru virus corona harian di Jepang meningkat pesat akhir-akhir ini, dan kini mencapai lebih dari 3.000 per hari.

Jumlah kasus baru harian di Tokyo mencapai 1.278 pada Selasa (5/1), mendekati rekor yang dicapai pada Malam Tahun Baru, yakni 1.337.

Menurut Kementerian Kesehatan, Jepang memiliki sekitar 240 ribu kasus secara nasional, dengan lebih dari 3.600 kematian. [ab/uh]

Oleh: VOA Indonesia

Kamis, 17 September 2020

Yoshihide Suga Terpilih Jadi Perdana Menteri Jepang

Pemimpin Partai Demokrat Liberal Jepang (LDP) yang baru terpilih, Yoshihide Suga, berpose di kantornya setelah konferensi pers di kantor pusat partai di Tokyo pada 14 September 2020. {Foto: AFP)


BORNEOTRIBUN -- Majelis rendah parlemen Jepang, Rabu (16/9/2020), resmi memilih Yoshihide Suga sebagai perdana menteri, menggantikan Shinzo Abe. Ia menjadi pemimpin baru pertama dalam delapan tahun dan diperkirakan akan mempertahankan sekitar setengah dari kabinet Abe.


Melansir kantor berita Reuters, Suga yang berusia 71 tahun adalah tangan kanan Abe sejak lama. Ia berjanji untuk menjalankan banyak program Abe, termasuk strategi ekonomi “Abenomics” yang khas, dan terus maju dengan reformasi struktural, termasuk deregulasi dan perampingan birokrasi.


Abe, perdana menteri terlama di Jepang, mengundurkan diri karena kesehatan setelah delapan tahun menjabat. Suga menduduki posisi penting dalam kabinet Abe, yaitu sebagai kepala sekretaris kabinet.


Suga berhasil memenangkan 314 suara dari 462 yang diberikan oleh anggota majelis rendah parlemen.


Suga berhasil memenangkan pemilihan Ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) dengan suara mayoritas dalam pemilihan pada Senin (14/9). Ia akan menghadapi banyak tantangan, termasuk mengatasi Covid-19 sambil menghidupkan kembali ekonomi yang terpukul.


Dengan pengalaman diplomatik langsung yang minim, Suga juga harus mengatasi masalah konfrontasi AS-China yang semakin intensif, membangun hubungan dengan pemenang pemilihan presiden AS pada 3 November, dan menjaga hubungan Jepang dengan Beijing pada jalurnya.


Media Jepang memperkirakan Suga akan tetap mempertahahankan kira-kira setengah dari kabinet Abe. Hanya akan ada dua perempuan dan usia rata-rata para anggota kabinet, termasuk Suga, adalah 60 tahun.


Di antara mereka yang diharapkan akan mempertahankan posisinya adalah Menteri Keuangan Taro Aso, Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi, Menteri Olimpiade Seiko Hashimoto dan Menteri Lingkungan Hidup Shinjiro Koizumi, yang termuda di usia 39 tahun.


Adik laki-laki Abe, Nobuo Kishi, kemungkinan besar akan dipilih sebagai menteri pertahanan. Menteri Pertahanan Taro Kono akan bertanggung jawab atas reformasi administrasi, posisi yang ia pegang sebelumnya.


Menurut laporan media Jepang, Yasutoshi Nishimura, orang penting Abe dalam gugus tugas Covid-19, akan tetap menjadi menteri ekonomi, sementara Menteri Perdagangan dan Industri Hiroshi Kajiyama, putra seorang politisi yang dianggap oleh Suga sebagai mentornya, diperkirakan akan mempertahankan jabatannya.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga memberi isyarat saat ia terpilih sebagai ketua baru partai yang berkuasa pada pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP) yang membuka jalan baginya untuk menggantikan Perdana Menteri Shinzo Abe, di Tokyo, Jepang. (Foto: Kyodo via REUTERS)


Suga telah menekankan latar belakangnya sebagai putra petani dan politikus yang maju berkat usahanya sendiri dalam janji akan melayani kepentingan rakyat biasa dan masyarakat perdesaan.


Suga, yang tidak tergabung dengan sayap manapun di dalam partai dan menentang faksionalisme, menyatakan ia adalah seorang reformis yang akan mendobrak kepentingan-kepentingan terselubung dan peraturan yang menghambat reformasi. Ia menyatakan akan membentuk suatu badan pemerintah baru untuk mempercepat transformasi digital Jepang yang tertinggal.


Akan tetapi dalam perombakan pos-pos penting dalam partai berkuasa, Suga secara merata mengalokasikan jabatan-jabatan utama untuk faksi-faksi penting, suatu tindakan yang dianggap untuk membalas dukungan mereka dalam pemilihan ketua partai.


Suga menyatakan akan menunjuk “orang-orang yang berpikiran reformis dan bekerja keras” untuk kabinet barunya. (red)


Sumber: www.voaindonesia.com

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno