Berita Borneotribun.com: Jerman Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Jerman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jerman. Tampilkan semua postingan

Rabu, 16 Februari 2022

Kanselir Jerman: Barat siap untuk dialog serius dengan Rusia tentang keamanan Eropa

Kanselir Jerman: Barat siap untuk dialog serius dengan Rusia tentang keamanan Eropa
Kanselir Jerman Olaf Scholz (kiri) bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Kyiv, Ukraina (14/2).


BorneoTribun.com - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Senin bahwa negara-negara Barat "siap untuk dialog serius dengan Rusia mengenai masalah keamanan Eropa", tetapi juga meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengurangi ancaman invasi yang akan segera terjadi ke Ukraina.


Scholz menawarkan Kremlin sebuah dialog baru setelah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Kyiv, bahkan ketika Amerika Serikat dan sekutunya telah memperingatkan bahwa Putin dapat meluncurkan serangan besar-besaran ke Ukraina dalam beberapa hari dengan rudal dan pemboman udara diikuti oleh invasi darat yang cepat. .


Tidak ada komentar langsung dari Rusia atas komentar Scholz. Namun sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyarankan kepada Putin agar dia melanjutkan pembicaraan dengan Amerika Serikat dan negara-negara NATO, meskipun Barat telah menolak permintaan utama Putin untuk mengesampingkan kemungkinan keanggotaan Ukraina dalam aliansi militer NATO.


Duduk berjauhan di meja konferensi yang sangat panjang, Lavrov mengatakan kepada pemimpin Rusia itu bahwa meskipun AS dan NATO telah menolak untuk menghentikan pengiriman senjata ke Ukraina atau menarik pasukan dari Eropa Timur, AS dan NATO juga telah menawarkan untuk bernegosiasi tentang penyebaran rudal Eropa dan latihan. militer di negara-negara anggota NATO terdekat dengan Rusia.


Lavrov mengatakan diskusi "tidak dapat berlangsung tanpa batas, tetapi saya akan menyarankan untuk melanjutkan dan memperluasnya pada tahap ini."


Di Kyiv, Scholz mengumumkan kredit baru dari Jerman ke Ukraina sebesar $170 juta. Dia menegaskan bahwa Barat siap untuk menjatuhkan "sanksi (ekonomi) yang sangat luas dan efektif" pada Rusia jika menyerang Ukraina.


Rusia telah mengepung Ukraina dari tiga sisi dengan senjata dan 130.000 tentara, dari sekutunya Belarusia di utara, dari wilayah Rusia di timur dan di selatan dengan kapal perang yang berpatroli di Laut Hitam di sepanjang Semenanjung Krimea yang dianeksasi dari Ukraina pada 2014.


Amerika Serikat mengatakan intelijennya menunjukkan bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja dan mendesak warga Amerika yang tinggal di sana untuk segera meninggalkan negara itu. [lt/jam]


Oleh: VOA Indonesia

Kamis, 01 Juli 2021

Jerman Selesaikan Penarikan Pasukan dari Afghanistan

Jerman Selesaikan Penarikan Pasukan dari Afghanistan
Foto: Beberapa tentara Jerman yang bertugas sebagai bagian dari pasukan NATO di Afghanistan (foto: dok).

BORNEOTRIBUN.COM - Jerman telah menarik pasukan terakhir yang ada di Afghanistan, mengakhiri penempatan pasukan bersama Amerika dan koalisi selama dua puluh tahun di wilayah yang dikoyak perang itu.

Militer Amerika dan NATO berencana menarik sepenuhnya pasukan militer mereka dari negara itu selambat - lambatnya pada 11 September, sesuai perintah Presiden Joe Biden. Proses penarikan secara resmi sudah dimulai pada 1 Mei lalu.

Jerman mengumumkan penarikan pasukannya secara diam-diam tidak lama setelah 250 tentara Jerman terakhir diterbangkan Selasa malam (29/6) dari pangkalan mereka di bagian utara Afghanistan.

“Setelah penempatan selama hampir 20 tahun, tentara terakhir Bundeswehr telah meninggalkan Afghanistan malam ini,” ujar Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer dalam sebuah pernyataan yang dicuitnya. 

“Mereka sedang dalam perjalanan pulang. Babak bersejarah akan segera berakhir, penempatan pasukan secara intensif yang menantang dan membentuk Bundeswehr dan membuktikan dirinya dalam pertempuran,” tambahnya.  

Kramp-Karrenbauer menyampaikan terimakasih pada 150.000 personil laki-laki dan perempuan yang telah menjadi bagian dari misi di Afghanistan itu sejak tahun 2001, dengan mengatakan mereka berhak bangga atas pencapaian itu. 

Menurut pihak angkatan bersenjata, Jerman kehilangan 59 tentara, 39 di antaranya dalam pertempuran atau serangan pemberontak. Jerman masih memiliki sekitar 1.100 tentara di Afghanistan. 

Mereka merupakan bagian dari pasukan non-kombatan dalam misi militer pimpinan NATO yang bertugas untuk melatih, memberi nasehat dan membantu tentara Afghanistan melawan kelompok pemberontak Taliban. 

NATO Tetap Dukung Afghanistan Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Afghanistan Rahmatullah Andar mengatakan meskipun negara-negara NATO mengurangi misi militer mereka, tidak berarti hubungan bilateral antar negara juga berakhir. 

“Afghanistan mempertahankan hubungan dekat dan kerjasama dengan Jerman. Mereka telah melakuka pelatihan ekstensif pada pasukan polisi kami dan kerjasama itu akan terus berlanjut,” ujar Rahmatullah dalam sebuah pernyataan video. 

Perwakilan sipil senior NATO di Afghanistan Stefano Pontecorvo meyakinkan warga Afghanistan tentang kelanjutan keterlibatan aliansi saat mengakhiri penarikan pasukan militer. “Ini bukan akhir dari kemitraan kita. Bersama-sama, kita memasuki tahap baru dalam hubungan kita,” ujar Pontecorvo dalam pesan video yang dirilisnya. 

“Militer (pasukan NATO) mungkin meninggalkan Afghanistan tetapi kantor urusan sipil dan bahkan saya sendiri masih akan berada di sini dan kami bertekad mendukung pasukan keamanan Afghanistan lewat bantuan finansial dan pelatihan,” tambahnya. 

Pertempuran berkecamuk di seluruh Afghanistan sejak pasukan internasional pimpinan Amerika mulai meninggalkan negara itu. 

Taliban mengklaim dua bulan terakhir ini telah merebut kembali lebih 100 dari 419 distrik di Afghanistan. 

Lebih 241.000 Orang Tewas dalam Perang di Afghanistan Proyek “Cost of War” di Universitas Brown pada April lalu memperkirakan perang selama 20 tahun di Afghanistan telah menewaskan 241.000 orang, termasuk lebih dari 2.400 tentara Amerika.

Hingga saat ini perang tersebut telah menelan anggaran 2,26 triliun dolar. [em/jm]

Oleh: VOA

Selasa, 13 April 2021

Presiden RI Jokowi dan Kanselir Jerman Angela Merkel Buka Hannover Messe 2021

Presiden RI Jokowi dan Kanselir Jerman Angela Merkel Buka Hannover Messe 2021
Presiden RI Jokowi dan Kanselir Jerman Angela Merkel saat secara resmi membuka Hannover Messe 2021, secara virtual, Senin (12/04/2021). (Foto: BPMI Setpres/ Muchlir Jr)

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Presiden RI Jokowi dan Kanselir Jerman Angela Merkel secara bersama meresmikan pembukaan Hannover Messe 2021 Digital Edition, secara virtual, Senin (12/04/2021). Peresmian yang dilakukan oleh kedua pemimpin ini menandakan dimulainya pameran terbesar dunia untuk teknologi industri, yang telah berjalan selama lebih dari 72 tahun.

“Sebuah kehormatan bagi Indonesia menjadi negara mitra pada Hannover Messe 2021 untuk kedua kalinya setelah 26 tahun yang lalu,” ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya.

Kepala Negara menyampaikan, tema transformasi teknologi yang diusung Hannover Messe kali ini sangat relevan dengan situasi pandemi COVID-19 yang tengah dihadapi saat ini.

Dalam pameran yang berlangsung secara digital ini, Indonesia bertindak sebagai negara mitra (official partner country) sekaligus menjadi satu-satunya negara ASEAN yang pernah mendapat kehormatan tersebut. Hal ini akan mendukung upaya penjenamaan (branding) negara atas posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi dunia dan pelaku manufaktur global.

Partisipasi Indonesia tersebut juga sejalan dengan inisiatif strategis peta jalan industri nasional “Making Indonesia 4.0” yang telah diluncurkan Presiden pada 4 April 2018 silam.

Oleh karena itu, dengan mengangkat tema “Making Indonesia 4.0” dan slogan “Connect to Accelerate” dalam penyelenggaraan ini, semua pihak di Indonesia bersinergi untuk mendukung pertumbuhan industri di Indonesia yang sekaligus memperkenalkan kapabilitas negara di bidang teknologi manufaktur dan infrastruktur digital.

“Di masa pandemi, transformasi teknologi khususnya teknologi digital semakin penting. Transformasi teknologi yang menciptakan momentum, bukan saja membawa dunia keluar dari pandemi,  namun sekaligus melakukan lompatan besar ke depan,” kata Presiden.

Keikutsertaan Indonesia sebagai negara mitra Hannover Messe ini didukung 156 exhibitor yang terdiri dari kementerian dan lembaga, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perguruan tinggi, dan perusahaan swasta nasional. Di antara 156 exhibitor tersebut, 93 di antaranya merupakan pendaftar baru dan 63 exhibitor merupakan calon peserta Hannover Messe 2020 yang dibatalkan pelaksanaannya akibat pandemi COVID-19.

Dalam rangkaian agenda Hannover Messe 2021, pemerintah telah menyiapkan beberapa kerja sama di bidang industri baik itu dalam kerangka Government to Government (G to G) maupun Business to Business (B to B).  Hannover Messe 2021 akan menampilkan digitalisasi presentasi produk, beragam tema konferensi, dan business matchmaking berbasis perangkat lunak, sehingga secara langsung merupakan terobosan, inovasi dalam ekshibisi teknologi solusi industri.

Hadir mendampingi Presiden antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. 

(YK/FID/UN)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno