Berita Borneotribun.com: Kesehatan Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Juli 2021

Studi: Coronavac Kurang Efektif terhadap Varian Gamma

Studi: Coronavac Kurang Efektif terhadap Varian Gamma
Seorang perawat menunjukkan satu dosis vaksin COVID-19 buatan China, CoronaVac, di Emilio Ribas Institute di Sao Paulo, Brazil, 30 Juli 2020. 

BORNEOTRIBUN - Sebuah studi mendapati bahwa suntikan CoronaVac, vaksin buatan China merupakan senjata utama melawan COVID-19 di Brazil, kurang efektif untuk mengatasi varian Gamma.

Peneliti mendapati antibodi yang dihasilkan vaksin itu kurang baik kinerjanya terhadap varian gamma, dibandingkan terhadap strain atau varian sebelumnya. 

Kapasitas Gamma untuk menghindari tanggapan sistem kekebalan di dalam diri orang tervaksinasi sekalipun menunjukkan, “virus berpotensi menyebar di dalam diri orang yang sudah divaksinasi,” kata penulis studi ini di dalam sebuah pernyataan pers. 

Dalam sebuah studi berskala kecil, peneliti di University of Campinas di Brazil memaparkan – baik varian Gamma, maupun varian sebelumnya dari virus ini – ke antibodi di dalam plasma darah 53 orang yang sudah divaksinasi dan 21 orang yang sebelumnya terinfeksi.

Dalam kelompok yang divaksinasi, 18 orang baru menerima satu dosis CoronaVac, sementara 20 orang baru-baru ini menerima suntikan kedua, dan selanjutnya 15 divaksinasi sebagai bagian dari uji klinis Sinovac pada Agustus 2020.  

Hasilnya Gamma mampu lolos dari tanggapan antibodi pada diri semua peserta yang menerima hanya satu suntikan, serta juga mereka yang divaksinasi pada 2020.

Antibodi dari mereka yang baru-baru ini divaksinasi lebih efektif, tetapi kurang kalau dibandingkan dengan varian sebelumnya.

Studi yang diterbitkan di dalam jurnal Lancet Microbe juga mendapati antibodi yang dihasilkan infeksi sebelumnya harus sembilan kali lebih tinggi agar bisa mencegah infeksi oleh Gamma dibandingkan pencegahan varian sebelumnya. 

Peneliti itu mengatakan hasil menunjukkan berarti orang yang sudah selamat dari kasus COVID-19 masih bisa terinfeksi lagi. CoronaVac telah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk penggunaan darurat pada Juni lalu.[jm/em]

VOA

Jumat, 09 Juli 2021

Yoga mata beri Relaksasi di tengah Serbuan Acara Virtual, Manfaat Vitamin C,D,E, dan Zinc yang diberikan pada pasien COVID-19

Yoga mata beri Relaksasi di tengah Serbuan Acara Virtual, Manfaat Vitamin C,D,E, dan Zinc yang diberikan pada pasien COVID-19

Manfaat Vitamin C,D,E, dan Zinc yang diberikan pada pasien COVID-19


Vitamin C,D,E, dan multivitamin yang mengandung Zinc menjadi vitamin yang disarankan untuk dikonsumsi oleh pasien COVID-19. Namun apakah sebenarnya manfaat dari kandungan obat- obatan itu?

Medical Senior Manager PT Kalbe Farma Dokter Esther Kristiningrum membagikan beberapa fakta mengenai manfaat dari kandungan vitamin dan Zinc untuk membantu pemulihan tubuh seseorang yang terpapar SARS-CoV-2.


“Vitamin C itu berguna untuk aktivitas antioksidan dan antiinflamasi. Ia berfungsi sebagai imunomodulator untuk mendukung proliferasi, neutrofil, monosit, fagosit dan meningkatkan kemotaksis dan kemampuan fagosit neutrofil serta meningkatkan aktivitas tubuh,” kata dokter Esther dalam keterangannya ditulis, Kamis.


Selanjutnya untuk kandungan vitamin D, dokter Esther memiliki fungsi umum membantu efek antiinflamasi di dalam tubuh dan meningkatkan respon dari imun bawaan.

Secara ilmiah vitamin ini dapat meningkatkan barier epitel dan meregulasi respons dari imunitas.

Untuk vitamin E, pada orang yang mengonsumsinya akan terdapat manfaat produksi antibodi. Vitamin yang juga dikenal memberikan manfaat antioksidan ini juga turut membantu tubuh mempertahankan integritas membran sel, meningkatkan aktivitas makrofag, sel NK, serta meningkatkan proliferasi sel limfosit T.

Terakhir untuk kandungan Zinc, multivitamin dengan kandungan Zinc diberikan pada penderita COVID-19 untuk bisa membantu tubuh menghambat replikasi virus.

Kandungan ini berfungsi menjaga barrier epitel dan mukosiliar saluran napas, menjadi kofaktor penting pada beberapa enzim yang terlibat pada sistem imun, meningkatkan aktivitas sel NK & makrofag, berperan pada proliferasi, diferensiasi, maturasi limfosit dan leukosit lainnya.

Melihat manfaat- manfaat tersebut maka dari itu penting bagi penderita COVID-19 mengonsumsi vitamin C,D,E, dan Zinc.

Vitamin dan Zinc juga termasuk dalam paket obat yang diberikan lewat 11 layanan telemedisin untuk membantu masyarakat Indonesia menjalankan proses isolasi mandiri jika terpapar COVID-19 jika mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala.

Lewat layanan telemedisin, masyarakat dapat mendapatkan konsultasi dengan dokter dan diberikan resep paket obat selama 10 hari menjalankan penanganan isolasi mandiri.

Kalbe Farma melalui anak usahanya yaitu KlikDokter turut terlibat dalam pemberian layanan telemedisin isolasi mandiri yang digagas oleh Kementerian Kesehatan RI.

Ada pun layanan telemedisin lainnya yang bisa menjadi rujukan untuk pengobatan COVID-19 lewat isolasi mandiri selain KlikDokter di antaranya aplikasi AloDokter, GoodDoctor, Halodoc, Klinikgo, SehatQ, YesDok, ProSehat, LinkSehat, MILVIK, dan Getwell.

Aplikasi ini bisa diunduh dan dipasang di ponsel pintar anda baik di Android maupun IPhone.

Yoga mata beri Relaksasi di tengah Serbuan Acara Virtual


Di tengah pandemi COVID-19 kegiatan virtual menjadi salah satu alternatif untuk berkegiatan, namun tentu sering kita alami momen mata yang merasakan kelelahan.

Yoga mata rupanya bisa memberikan relaksasi bagi mata anda yang kelelahan di tengah serbuan acara virtual itu.

Selama pandemi, semua kegiatan dilaksanakan secara virtual dan tentunya telah meningkatkan waktu kita memandang layar gadget.

Ini tentu melelahkan mata mulai dari anak- anak hingga orang dewasa.

"Dengan yoga mata anda bisa memberi waktu untuk mata beristirahat dan merelaksasikannya,” kata seorang spesialis Yoga Mata dan Nutrisionis asal India Siddhi Shah seperti dikutip dari Tribune India, Kamis.

Siddhi menyarankan, yoga mata bisa dilakukan di setiap waktu lenggang agar momen relaksasi bisa dirasakan dengan baik. 

Ada pun berikut beberapa cara melakukan yoga mata yang dianjurkan oleh Siddhi.

Cara yang pertama tutup mata anda, ambil beberapa tarikan nafas yang dalam untuk menciptakan tubuh yang lebih rileks.

Gosok kedua telapak tangan anda hingga terasa hangat lalu letakan kedua telapak tangan anda di bagian mata, tahan posisi itu hingga telapak tangan anda terasa hangat. Teknik ini dikenal sebagai palming.

Cara kedua setiap 20 menit sekali setelah menggunakan gadget, istirahatkan mata dengan kurun waktu 29 menit dengan melihat- lihat pemandangan di sekitar setidaknya yang berjarak 6 meter atau 20 kaki.

Kemudian untuk melatih mata untuk bisa tetap fokus, letakan ibu jari anda di depan muka anda lalu perlahan gerakan tangan anda ke arah kanan dan kiri hingga dirasa cukup.

Cara Ketiga, anda bisa membuka mata anda dengan lebar lalu berkediplah sebanyak 10 kali.

Kemudian segera tutup mata anda selama 20 detik dan ulang latihan ini selama empat kali pengulangan.

Terakhir, untuk membuat mata tetap bugar anda harus melatih jangkauan mata hingga ke sudut.

Arahkan bola mata ke arah kiri, kanan, atas, dan bawah selama lima hingga sepuluh kali.

ANTARA

Senin, 05 Juli 2021

YKI kini ada mesin Mammomat Revelation untuk deteksi Kanker Payudara

YKI kini ada mesin Mammomat Revelation untuk deteksi Kanker Payudara
YKI kini ada mesin Mammomat Revelation untuk deteksi Kanker Payudara.

BORNEOTRIBUN JAKARTA - Yayasan Kanker Indonesia (YKI) telah menginstalasi mesin mamografi terbaru, bernama Mammomat Revelation untuk membantu mendeteksi dini Kanker Payudara.

YKI sangat senang dengan adanya mesin mamografi terbaru untuk meningkatkan pelayanan deteksi dini kanker payudara bagi masyarakat.

"Hal ini sangatlah penting dimana deteksi dini dapat meningkatkan keberhasilan perawatan kanker payudara pada stadium awal dan sebagai strategi kesehatan masyarakat yang sangat penting," kata Ketua Umum YKI, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo dalam siaran persnya, dikutip Minggu.

Mesin Mamografi ini hadir dengan fitur pemindaian dengan sudut lebar 50 derajat sehingga memungkinkan pendeteksian kanker yang akurat dan diagnosis yang andal.

Tomosintesis Sudut Lebar 50 derajat membantu pantauan dengan resolusi yang lebih dalam hingga 3,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan sudut sempit serta dengan deteksi massa yang lebih akurat dan lebih cepat.

Sudut lebar 50 derajat juga memungkinkan gerakan penggeser ke kiri atau kanan untuk melihat obyek dari beberapa sudut berbeda, sehingga lebih banyak informasi berharga untuk menilai jaringan payudara yang saling bertumpang tindih dan meningkatkan kepastian diagnostik.

Mesin mamografi ini juga dilengkapi Personalized Soft Compression atau tekanan lembut sesuai kondisi pasien untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan selama skrining, serta Insight Breast Density atau pemindaian densitas payudara yang dapat mengelompokkan risiko secara langsung sehingga membantu pengambilan keputusan yang tepat untuk langkah selanjutnya.

Mammomat Revelation sudah mendapatkan izin penggunaan melalui Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir tentang Izin Pemanfaatan Tenaga Nuklir Penggunaan Sumber Radiasi Pengion Dalam Radiologi Diagnostik dan Intervensional untuk Mamografi.

Mesin ini merupakan donasi yang terkumpul dari pelanggan Indomaret.

Kepala Klinik YKI Lebak Bulus dr. Rebecca Angka mengatakan, keberadaan mesin mamogarfi baru ini memudahkan dokter mendapatkan kualitas gambar yang tinggi, lebih rinci dan tepat, menghindari pemindaian ulang, sehingga pasien dapat lebih tenang dan santai saat dilakukan skrining.

Menurut data GLOBOCAN 2020, terdapat 65.858 kasus baru kanker payudara atau 30,8 persen dari kejadian kanker pada wanita di Indonesia.

Deteksi dini kanker payudara dengan mamografi direkomendasikan bagi wanita diatas 40 tahun dan dilakukan secara rutin setahun sekali.

"Hal ini sebagai langkah pencegahan dan penanganan kanker secara dini, semoga dengan fasilitas baru kami akan menambah minat masyarakat melakukan deteksi dini dan mencegah kanker payudara stadium lanjut," kata Rebecca.

Klinik Yayasan Kanker Indonesia Lebak Bulus berlokasi di Jl. Lebak Bulus Tengah No. 9, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, membuka layanan deteksi dini kanker payudara setiap hari dengan perjanjian melalui telepon 021 750 7447 atau 021 7690704. Klinik buka Senin sampai Jumat pukul 11:00 sampai 14:00 WIB.

ANTARA

Minggu, 04 Juli 2021

536 Ibu Hamil Terjangkit COVID, POGI Rekomendasikan Vaksinasi

Foto: Seorang ibu hamil datang untuk tes swab virus corona COVID-19 di Surabaya pada 21 Juli 2020. (Foto: AFP/Juni Kriswanto)

BORNEOTRIBUN JAKARTA - Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) mencatat 536 ibu hamil terinfeksi virus corona sepanjang April 2020 hingga Mei 2021.

Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) merekomendasikan vaksinasi corona terhadap ibu hamil. 

Ketua POGI Ari Kusuma Januarto mengatakan lembaganya mencatat setidaknya ada 536 ibu hamil yang terinfeksi virus corona sepanjang April 2020 hingga Mei 2021. 

Foto: Ketua POGI Ari Kusuma Januarto. (Foto: VOA/Sasmito)

Sekitar tiga persen di antaranya meninggal dan 4,5 persen masuk ruang gawat darurat atau Intensive Care Unit (ICU).

Selain itu, menurut Ari, 51 persen dari 536 ibu hamil tidak bergejala atau orang tanpa gejala. 

Kondisi tersebut membuat virus berpotensi menular kepada keluarga ibu hamil ataupun dokter dan tenaga kesehatan.

"Dari 536 orang, 72 persen ditemui pada usia 37 minggu. Artinya terlambat diketahui atau baru datang. Padahal kita tahu itu masa akan melahirkan jelas membutuhkan fasilitas atau dirujuk," jelas Ari Kusuma Januarto dalam konferensi pers daring, Jumat (2/7/2021).

Ari menambahkan ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan tertular virus corona. 

Kata dia, hal ini diperkuat data Dinas Kesehatan Jakarta yang menunjukkan sekitar 1.600 ibu hamil dinyatakan positif virus corona dari 15 ribuan ibu hamil yang dites PCR (polymerase chain reaction). 

Seribu di antaranya yang dinyatakan positif membutuhkan fasilitas rujukan.

"Ini kita juga bisa bayangkan fasilitas-fasilitas. Sementara kita sekarang belum punya rumah sakit yang benar-benar khusus," tambahnya.

Foto: Dokter kandungan-ginekologi Ika Sri Purnamaningsih (tengah) dan perawat memakai alat pelindung saat memeriksa ibu hamil di RSIA Tambak, Jakarta, 22 April 2020. (Foto: AFP/Adek Berry)

Sekjen POGI Budi Wiweko menambahkan vaksinasi terhadap ibu hamil aman dilakukan. 

Hal tersebut berdasar studi observasi di Amerika Serikat terhadap 35 ribuan ibu hamil yang divaksin Pfizer dan Moderna pada Desember 2020 hingga Februari 2021. 

Hasilnya sebagian besar ibu hamil merasakan nyeri pada tempat suntikan dan kelelahan.

"Yang relatif lebih tinggi pada ibu hamil adalah nyeri pada tempat suntikan. Kalau lain-lain sebanding, bahkan ibu hamil dibandingkan lebih sedikit dibandingkan pada ibu tidak hamil," jelas Budi Wiweko.

Budi menambahkan hasil studi observasi juga menunjukkan terdapat kasus keguguran berkisar 12,6 persen, kematian di bawah usia 5 bulan 0,1 persen, dan kelainan lain, seperti persalinan prematur dan bayi kecil.

Namun, menurutnya ini masih dalam kategori wajar karena berasal dari studi observasi yang dilakukan secara acak dari ibu hamil.

Selain itu, kata Budi, pihaknya juga berkaca kepada organisasi profesi di dunia seperti Royal College of Obstetricians and Gynecologists dan American College of Obstetricians and Gynecologists yang menunjukkan keamanan vaksinasi terhadap ibu hamil.

Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah masih menunggu rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) soal vaksinasi ke ibu hamil.

VOA sudah berusaha meminta tanggapan ke juru bicara BPOM soal rekomendasi vaksinasi kepada ibu hamil. 

Namun, belum ada tanggapan dari BPOM terkait hal ini hingga berita ini diturunkan. [sm/ah]

Oleh: VOA

Rabu, 30 Juni 2021

Kasus Positif COVID-19 Bertambah 21.807 Hari Ini, Sehingga Akumulasi Positif sebanyak 2.178.272 Kasus

Kasus Positif COVID-19 Bertambah 21.807 Hari Ini, Sehingga Akumulasi Positif sebanyak 2.178.272 Kasus
Kasus Positif COVID-19 Bertambah 21.807 Hari Ini, Sehingga Akumulasi Positif sebanyak 2.178.272 Kasus.

BORNEOTRIBUN.COM - Kasus positif COVID-19 di Tanah Air kembali bertambah sebanyak 21.807 kasus pada Rabu (30/6/2021). 

Sehingga akumulasi positif COVID-19 saat ini lebih dari 2 juta kasus atau sebanyak 2.178.272 kasus.

Artinya, penambahan kasus pada hari ini tertinggi selama pandemi COVID-19 berlangsung. 

Di mana, jumlah ini memecahkan rekor sebelumnya pada 27 Juni 2021 sebanyak 21.342 kasus dalam sehari.

Jumlah ini merupakan hasil tracing melalui pemeriksaan sebanyak 142.731 spesimen yang dilakukan dengan metode real time polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM).

Selain itu, juga dilaporkan kasus yang sembuh dari COVID-19 pada hari ini tercatat 10.807 orang. 

Sehingga total sebanyak 1.880.413 orang sembuh.

Sementara jumlah yang meninggal kembali bertambah 467 orang. 

Sehingga meninggal menjadi 58.491 orang.

Jumlah suspek COVID-19 kini sebanyak 130.443 orang. 

Dan kasus aktif sebanyak 239.368 orang. Saat ini kasus COVID-19 tersebar di 510 Kabupaten/Kota di 34 Provinsi. 

(yk/okz/ags/d2)

Berendam dalam Bak Berisi Es di tengah Gurun, Katanya? Untuk Melatih Tubuh dan Pikiran

Foto: Seorang peserta duduk di bak es selama sesi terapi mandi es di gurun dekat Sharjah, Uni Emirat Arab, 25 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Rula Rouhana)

BORNEOTRIBUN.COM - Berendam dalam bak berisi es di tengah gurun bukan sekadar uji nyali, tetapi juga meningkatkan imunitas tubuh dan menyadarkan bahwa pikiran lebih kuat daripada tubuh kita.

Sementara matahari pagi membakar bukit-bukit pasir di gurun di Uni Emirat Arab (UAE), seorang lelaki membenamkan diri ke dalam sebuah bak berisi es.

Mengatasi kondisi yang sangat tidak menyenangkan itu merupakan upaya untuk meningkatkan imunitas tubuh dan juga terhubung dengan kekuatan pikiran kita.

Sambil menuangkan es ke dalam bak tersebut, Benoit Demeulemeester, lelaki Swiss yang mengelola tempat mandi es dan sesi latihan pernapasan di UEA itu mengemukakan, "Perbedaan suhu meningkatkan sistem imunitas tubuh kita. Kita menekan sistem tersebut untuk jangka waktu yang singkat, yang membuat kita lebih kuat. Jadi lebih tinggi, atau lebih besar perbedaan suhu, ini lebih baik bagi tubuh kita.”

Salah seorang peserta sesi itu, Marwan Abdelaziz, pada mulanya merasa sedikit takut. 

Sembari duduk di bak oranye berisi es, Abdelaziz yang berendam dengan mengenakan celana renang itu menjelaskan,

"Awalnya terasa agak menakutkan. Kita ingin keluar, kita tak dapat mengontrol pernapasan kita. Tapi sekarang saya baik-baik saja. Betul-betul baik-baik saja.”

Abdelaziz masuk ke tempat berendam itu sambil menyeringai. Ia menahan napas dengan tenang sesuai pengarahan Demeulemeester yang melatih partisipan mengenai teknik-teknik pernapasan.

Foto: Peserta berdiri setibanya di hadapan sesi terapi mandi es di gurun dekat Sharjah, Uni Emirat Arab, 25 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Rula Rouhana)

"Saya orang yang sangat suka panas dan dingin. Jadi saya kombinasikan gurun dan mandi es dan orang-orang tampak menikmatinya. Saya suka membawa orang keluar dari zona nyaman mereka dan memberi pengalaman untuk tubuh dan pikiran mereka. Terhubung kembali dengan alam," tambah Demeulemeester.

Berendam dalam air dingin dan teknik-teknik pernapasan telah dipopulerkan oleh Wim Hof, orang Belanda yang memegang beberapa rekor dunia dalam hal keterpaparan dengan dingin.

Hof telah mengembangkan metodologinya sendiri, beberapa di antaranya mirip dengan teknik pernapasan kuno Buddhis Tibet, yang terdiri dari olah napas, paparan suhu dingin dan komitmen.

Foto: Peserta sesi terapi mandi es terlihat di padang pasir dekat Sharjah, Uni Emirat Arab, 25 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Rula Rouhana)

Tua, muda, atlet maupun bukan atlet, teknik-teknik tersebut baik untuk semua orang, kata Demeulemeester, mantan bankir yang kini menjadi pelatih eksekutif.

Foto: Para peserta meletakkan tangan mereka di dalam es selama sesi terapi mandi es di gurun dekat Sharjah, Uni Emirat Arab, 25 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Rula Rouhana)

Seraya memandang ke bebatuan yang menyembul dari gurun, seorang peserta lainnya, Reza Tirgari menyatakan sependapat bahwa bagian awal merupakan bagian yang paling sulit, tetapi setelah itu barulah terasa manfaatnya.

"Awalnya selalu sulit untuk menyesuaikan. Namun kemudian kita merasa lega dan menyadari bahwa pikiran kita jauh lebih kuat daripada tubuh kita, dan pikiran kita mengendalikan tubuh kita. Kita harus membuat tubuh kita mematuhi pikiran kita - itu rahasianya.” [uh/ab]

Oleh: VOA

Vaksin Sinovac Kurang Efektif, Tapi Pilihan Lain Terbatas

Vaksin Sinovac Kurang Efektif, Tapi Pilihan Lain Terbatas
Foto: Sejumlah tenaga kesehatan menunggu antrean vaksinasi COVID-19 dengan vaksin Sinovac di sebuah rumah sakit, di Jakarta, 21 Januari 2021. (Foto: Willy Kurniawan/Reuters)

BORNEOTRIBUN.COM - "Lebih baik daripada tidak." Demikian penilaian salah seorang pakar penyakit menular terhadap vaksin COVID-19 buatan Sinovac Biotech, menyusul laporan bahwa ratusan tenaga kesehatan Indonesia yang mendapat vaksin itu tetap terjangkit COVID-19.

Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), setidaknya sepuluh dokter meninggal setelah mendapat dua dosis lengkap vaksin CoronaVac Sinovac. 

Tidak jelas seberapa luas penularan itu terjadi. Juga tidak jelas seberapa parah penularannya. 

Sedikit data penelaahan sejawat (peer review) tersedia tentang vaksin itu.

Dari Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa vaksin itu kurang manjur dibandingkan yang lain, terutama terhadap jenis atau varian Delta yang sangat menular, yang pertama kali terpapar di India.

Namun untuk memperoleh vaksin yang lebih manjur, terbatas di sebagian besar dunia, catat para ahli. 

Indonesia adalah salah satu dari lusinan negara di mana vaksin dari pabrik di China itu menyumbang sebagian besar dosis yang tersedia. [ps/ft]

Oleh: VOA

Meningkatnya Kasus COVID-19 Kalangan Anak-anak, ini tips untuk Orang Tua

Meningkatnya Kasus COVID-19 Kalangan Anak-anak, ini tips untuk Orang Tua
Ilustrasi. Gambar Pixabay

BORNEOTRIBUN.COM - Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) kasus positif COVID-19 pada anak usia 0-18 tahun di Indonesia mencapai 12,5 persen, dan menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.

Dari angka itu, sekitar 3-5 persen anak yang positif COVID-19 meninggal dunia, dan 50 persen di antaranya adalah balita.

Data-data tersebut tentunya membuat para orang tua menjadi khawatir atas keselamatan sang buah hati, ditambah lagi bahwa mereka yang berusia di bawah 18 tahun belum bisa mendapatkan vaksin COVID-19.

Pada Mei 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa varian delta atau B1.617.2 yang pertama kali ditemukan di India sebagai varian of concern (VOC) dari sebelumnya hanya berstatus varian of interest (VOI).

Artinya, varian tersebut termasuk jenis virus corona yang mengkhawatirkan karena lebih mudah menular. 

Berdasarkan gejala yang diamati pada pasien di India, varian ini menyebabkan gejala ringan hingga berat, mulai dari mual hingga pembekuan darah.

Lantas apakah benar anak-anak dideteksi lebih rentan terkena varian baru ini?

Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih, mengatakan bahwa potensi bahaya dari virus corona jenis delta ini sangat tinggi.

Ia juga menyebut jika jenis ini justru banyak menyerang anak-anak muda. 

Bahkan, serangan yang terjadi dapat langsung menimbulkan dampak dengan gejala berat, di mana saat alami gejala berat, tingkat kesembuhannya pun menjadi lebih kecil.

Chief of Medical Halodoc, dr. Irwan Heriyanto, dalam pernyataan pers, Senin, mengatakan salah satu bentuk perlindungan yang terampuh saat ini adalah dengan melindungi orang dewasa di lingkungan anak-anak dengan vaksinasi COVID-19.

Saat ini, Pemerintah DKI Jakarta juga telah memperbolehkan semua masyarakat yang berdomisili maupun bekerja di Jakarta untuk mendapatkan vaksin. 

Sebagai platform layanan kesehatan, Halodoc juga terus berupaya untuk membantu pemerintah untuk mempercepat vaksinasi, di antaranya dengan memperluas layanan vaksinasi yang dapat diakses melalui aplikasi Halodoc.

"Kami juga terus menggalakkan edukasi secara intensif terkait dengan COVID-19 pada anak, mulai dari gejala secara medis, tips pencegahan, hingga penanganan pertamanya," katanya.

Berikut beberapa cara yang dapat ditempuh orangtua untuk memberikan perlindungan tambahan bagi anak-anak di rumah:

1. Batasi anak untuk melakukan aktivitas di luar rumah dan menghindari kerumunan di ruang publik.

Foto: Pixabay

2. Jika terpaksa membawa anak keluar rumah, anak 2-18 tahun wajib menggunakan masker dan menerapkan jarak fisik 2 meter dengan orang-orang lainnya. Jika memungkinkan, kenakan face shield sebagai bentuk perlindungan maksimal.

3. Berikan pengertian kepada anak untuk tidak terlalu sering memegang mulut, mata, dan hidung. Jika baru pulang dari luar rumah, segera mandi dan bersihkan barang-barang.

4. Jauhkan anggota keluarga yang sakit dari anak, bila perlu lakukan isolasi pada anak untuk menjauhkan diri dari kerabat yang sedang sakit tersebut dan menghindari risiko paparan penyakit.

5. Manfaatkan telehealth untuk mendapatkan solusi apabila ada keluhan mengenai anak karena datang ke rumah sakit juga cukup berisiko. Orangtua bisa berkonsultasi dengan dokter secara daring dan memberikan penanganan pertama bagi buah hati.

Di Halodoc sendiri, ratusan dokter spesialis anak dalam ekosistem Halodoc selalu siap memberikan layanan konsultasi yang dapat diakses kapanpun dan dari manapun.

6. Selain menjaga kesehatan fisik, kesehatan mental anak juga harus dijaga. 

"Saat ini, para orang tua juga dituntut untuk dapat mengenali tanda ketika sang anak mengalami tekanan emosional karena pandemi," kata dokter Irwan.

Berikut tujuh tanda-tanda stres pada anak yang patut dikenali orang tua di tengah pandemi:

1. Rewel dan lekas marah, lebih mudah terkejut dan menangis, dan lebih sulit untuk dihibur

Foto: istock

2. Tertidur dan lebih sering terbangun di malam hari

3. Kecemasan perpisahan, tampak lebih melekat, menarik diri, atau ragu-ragu untuk mengeksplorasi

4. Memukul, frustrasi, menggigit, dan amukan yang lebih sering atau intens

5. Hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati

6. Perubahan nafsu makan, berat badan atau pola makan, seperti tidak pernah lapar atau makan sepanjang waktu

7. Mengalami masalah dengan memori, pemikiran, atau konsentrasi.

Sumber: Antaranews

Senin, 28 Juni 2021

TNI Kirim Penambahan 176 personel Nakes Ke Wisma Atlet Kemayoran

TNI Kirim Penambahan 176 personel Nakes Ke Wisma Atlet Kemayoran
Foto: TNI Kirim Penambahan 176 personel Nakes Ke Wisma Atlet Kemayoran.

BORNEOTRIBUN JAKARTA - Sebanyak 176 personel Tenaga Kesehatan (Nakes) dari siswa Perwira Prajurit Karir (Pa PK) Angakatan 28 Reguler dan siswa Kursus Tenaga Kesehatan (Susgakes) Angkatan 28B TA 2021 dari Akademi Militer (Akmil) Magelang tiba Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (28/6/2021).

Kedatangan Perwira siswa ini sebagai tambahan Nakes untuk ditugaskan di wilayah Jakarta yang masih membutuhkan Nakes, khususnya di Wisma Atlet dan tempat isolasi Khusus Orang Tanpa Gejala (OTG) Rusun Nagrak serta Rusun Pasar Rumput yang juga disiapkan.

Foto; TNI Kirim Penambahan 176 personel Nakes Ke Wisma Atlet Kemayoran.

Seperti yang disampaikan Panglima TNI dihadapan para dokter saat melaksanakan sidak di Rusun Nagrak Minggu (27/6/2021), bahwa TNI dan polri akan segera mengirim tenaga kesehatan tambahan, dimana nantinya para nakes akan dibagi ke tiga tempat yaitu Wisma Atlet, Rusun Nagrak dan Rusunawa Pasar Rumput.

Tenaga kesehatan yang dikirim ke Jakarta terdiri dari Dokter umum 120 orang, Dokter gigi 20 orang, Keperawatan 8 orang, Farmasi Apoteker 12 orang, Fisoterapi 4 orang, Radiologi 2 orang, Kesehatan lingkungan 1 orang, Gizi 4 orang, Elektro medis 1 oŕang, Perawat gigi 1 orang, Analisa medis 2 orang dan Rekam medis 1 orang.

Sementara sebelum diberangkatkan menuju Lanud Halim Perdanakusuma, seluruh siswa melaksanakan tes swab antigen terlebih dahulu di Akmil Magelang untuk memastikan bahwa mereka dalam kondisi yang bagus dan tidak terindikasi virus COVID-19.

Foto: TNI Kirim Penambahan 176 personel Nakes Ke Wisma Atlet Kemayoran.

Para nakes diberangkatkan  menggunakan dua pesawat Hercules A-1328 dan A-1335 milik TNI AU  dari Lanud Adi Sucipto Yogyakarta menuju Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta. (*)

Varian Baru Virus COVID-19 Mengancam Anak-anak dan Remaja!

Varian Baru COVID-19 Mengancam Anak-anak dan Remaja!
Sumber foto: #MediaLawanCovid19

BORNEOTRIBUN.COM
 - #MediaLawanCovid19 kembali meluncurkan konten edukasi bersama dengan fokus pada Anak-anak dan Remaja, pada Senin-Selasa (28-29 Juni) ini. 

Kampanye ini dilakukan mengingat tingginya daya penularan varian-varian baru virus COVID-19 yang mengancam kelompok usia anak (0-18 tahun).

Sumber foto: #MediaLawanCovid19

Kian menanjaknya kasus positif COVID-19 pada kelompok usia anak, perlu mendapat perhatian sangat serius dari para orang tua, tenaga pendidik, dan juga kalangan remaja. 

Dalam laporan “Update Data Nasional dan Analisis Kasus Covid-19 pada Anak-anak” per 24 Juni 2020 yang dikeluarkan oleh Satgas Penanganan Covid-19, proporsi yang terpapar di kelompok usia anak ini cukup besar.

Sumber foto: #MediaLawanCovid19

Dari total kasus Covid-19 di Indonesia, sebanyak 12,6% (250 ribu) berasal dari kelompok usia anak. Proporsi terbesar berada pada kelompok usia 7-12 tahun (28,02%), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (25,23%) dan 13-15 tahun (19,92%). 

Sumber foto: #MediaLawanCovid19

Namun, berdasarkan persentase angka kematian, yang tertinggi justru berada pada kelompok umur 0-2 tahun (0,81%), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (0,22%) dan 3-6 tahun (0,19%). 

Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menunjukkan rawannya penularan virus COVID-19 pada kelompok usia anak. 

Sumber foto: #MediaLawanCovid19

Ketua Umum IDAI Prof. Dr. Aman B. Pulungan memaparkan, sebanyak 1 dari 8 kasus COVID-19 adalah anak-anak. Dari jumlah kasus itu, sebanyak 3-5 persen di antaranya meninggal dunia, dan separuhnya adalah balita. 

Penambahan kasus positif COVID-19 ini sesungguhnya mencapai puncaknya pada Januari 2021 dan sempat mengalami penurunan hingga April 2021. 

Namun, perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan trennya kembali mengalami kenaikan pada Mei 2021, seiring dengan kian menyebarnya varian-varian baru COVID-19.  

Sumber foto: #MediaLawanCovid19

Sejumlah penelitian menyebutkan, varian-varian baru virus COVID-19 memiliki daya penularan lebih tinggi dibanding virus COVID-19 awal. 

Dari empat varian baru yang berkembang, varian Delta asal India dinyatakan sebagai paling berbahaya, dengan daya tular 97 persen lebih tinggi. 

Sumber foto: #MediaLawanCovid19

Diikuti oleh varian Gamma (Brasil) 38 persen,  Alpha (Inggris) 29 persen, dan Beta (Afrika Selatan) 25 persen. 

Sehubungan dengan itu, potensi penularan masif pada kelompok usia anak perlu sangat diwaspadai. Dalam konteks itu pula, #MediaLawanCovid19 pasa Senin (28/6) pagi ini menayangkan kampanye bertajuk “Ayah-Bunda, Lindungi Aku dari COVID-19”. 

Kampanye ini ditujukan kepada para orang tua agar untuk sementara waktu tidak mengajak anak-anaknya bepergian, kecuali dalam keadaan darurat. 

Rumah menjadi tempat terbaik bagi mereka untuk terlindung dari ancaman COVID-19.

Kampanye ini disusul dengan kampanye kedua pada Selasa esok (29/6) bertajuk “Ada yang Ngajak Ngumpul? Tolak Saja”. 

Kampanye ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran di kalangan remaja dan anak muda agar sementara waktu menghindari berbagai acara kumpul-kumpul bersama teman-temannya. 

Masih kuat anggapan bahwa kalangan muda tidak rentan terpapar oleh COVID-19 dibanding kelompok usia lanjut, seperti di masa-masa awal pandemi. 

Kedua kampanye ini akan dipublikasikan secara serentak di berbagai platform media, baik di jaringan televisi, radio, majalah, koran, media siber maupun media sosial. 

Aksi ini menindaklanjuti kampanye-kampanye #MediaLawanCovid19 sebelumnya yang dimulai pada 24 Maret 2020, dengan mengusung sejumlah tema antara lain: 

Jaga Jarak, Jangan Lengah, Jangan Mudik, Aman Pakai Masker, Peduli Sekitar Kita, Hati-hati Makan Bersama, Yuk Lindungi Mereka (vaksinasi lansia), dan terakhir PantunGakMudik menjelang Idul Fitri, Mei lalu.

#MediaLawanCovid19 adalah sebuah inisiatif bersama kalangan media untuk menyebarkan berbagai konten edukatif secara masif dalam upaya memerangi penyebaran virus COVID-19 di Indonesia. 

Inisiatif ini pada awalnya diikuti oleh sekitar 100 jaringan media nasional dan daerah dalam berbagai platform, yaitu televisi, radio, media cetak, media siber serta media sosial.

Inisiatif ini muncul secara spontan dari kalangan media dan bersifat independen, tanpa terafiliasi dan dibiayai oleh pihak mana pun. 

Dengan begitu, kerja-kerja jurnalistik tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya, dengan tetap menjunjung azas independensi. 

Melalui kerja berjaringan ini, diharapkan berbagai pesan penting dalam upaya memerangi penyebaran virus COVID-19 dapat tersebar luas dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara cepat. 

Hal ini menjadi amat penting, karena penyebaran COVID-19 tampaknya semakin random dan luas. Sementara, kesadaran publik belum terbangun secara sistematis.
(*)

Minggu, 27 Juni 2021

Ahli Epidemiologi: Masuknya Varian Delta dari India Mengerikan

Ahli Epidemiologi: Masuknya Varian Delta dari India Mengerikan
Seorang dokter merawat bayi yang dites positif virus corona Covid-19 di sebuah rumah sakit di Bogor pada 23 Juni 2021, ketika tingkat infeksi di Indonesia melonjak dan rumah sakit kebanjiran pasien baru. (Foto: AFP/Aditya Aji)

BORNEOTRIBUN JAKARTA - Ahli Epidemiologi mengakui lonjakan tinggi pengidap COVID-19 di Indonesia per harinya karena masuknya varian Delta dari India. Kecepatan dan masa inkubasi varian baru virus COVID-19 ini mengerikan.

Masuknya varian Delta virus COVID-19 dari India menyebabkan penderita COVID-19 di Indonesia melonjak cepat. Varian Delta yang lebih cepat dan lebih ganas penyebarannya ketimbang varian Alpha mengakibatkan belasan ribu orang terinfeksi pada Rabu (23/6) dan puncaknya Kamis (24/6) tembus 20 ribu penderita.

Karena membeludaknya pasien, sampai-sampai banyak penderita COVID-19 di rumah-rumah sakit ditangani di seleasar dan bahkan hingga ke halaman luar rumah sakit, seperti terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bekasi.

Seorang pasien COVID-19 duduk di atas velbed di tenda sementara di luar ruang gawat darurat rumah sakit pemerintah di Bekasi
Foto: Seorang pasien COVID-19 duduk di atas velbed di tenda sementara di luar ruang gawat darurat rumah sakit pemerintah di Bekasi, 25 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Lia Partakusuma mengaku kaget dengan lonjakan yang sangat tinggi pengidap COVID-19.

"Kita kaget juga tiba-tiba jumlah pasien yang datang ke rumah-rumah sakit ini dalam dua tiga hari ini sangat tinggi. Rumah sakit kewalahan untuk menerima karena walaupun fasilitas sudah ditambah, kita membutuhkan proses untuk pemindahan, kita membutuhkan proses untuk menambah SDM (sumber daya manusia), kita juga membutuhkan proses untuk adanya perluasan-perluasan area rumah sakit," kata Lia.

Jadi yang sekarang banyak dilakukan, lanjut Lia, terutama di rumah-rumah sakit di Jawa adalah mendirikan tenda dilengkapi ranjang di luar rumah sakit untuk merawat pasien COVID-19. Sehingga pasien-pasien COVID-19 tidak menunggu antrean terlalu lama di ruang unit gawat darurat (UGD).

Lia mengharapkan pasien COVID-19 bergejala ringan tidak terlalu panik dan sebetulnya tidak perlu ke rumah sakit sehingga rumah sakit tidak kelebihan daya tampung. Dia menyarankan pasien COVID-19 bergejala ringan bisa berkonsultasi dengan dokter lewat telepon selama melakukan isolasi mandiri.

Lia meminta masyarakat berempati kepada tenaga kesehatan yang sudah terlalu sibuk dan repot melayani pasien COVID-19 yang membeludak.

Menurut ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono, sudah terjadi penurunan artifisial atau semu pada Januari lalu, dari rata-rata 15 ribu penderita COVID-19 per hari menjadi lima ribuan orang karena pemerintah kabupaten/kota tidak mau dicap sebagai zona merah (berbahaya) untuk COVID-19.

Penurunan semua kasus COVID-19 pada Januari lalu itu, lanjut Tri karena ada upaya-upaya untuk menunda pelaporan harian, tidak ada pelacakan dan pengetesan yang baik.

Tri mengakui lonjakan tinggi pengidap COVID-19 di Indonesia per harinya karena masuknya varian Delta dari India. Dia menegaskan kecepatan dan masa inkubasi varian baru virus COVID-19 ini mengerikan. Di samping itu, varian Delta juga COVID-19 menyerang semua umur.

Foto: Seorang dokter merawat bayi yang dites positif virus corona Covid-19 di sebuah rumah sakit di Bogor pada 23 Juni 2021, ketika tingkat infeksi di Indonesia melonjak dan rumah sakit kebanjiran pasien baru. (Foto: AFP/Aditya Aji)

"Bayangin, kita berpapasan (dengan penderita COVID-19) dengan jalan cepat saja, mungkin menular. Walaupun berpapasan satu meter, itu dahsyatnya. Dahsyat kedua adalah masa inkubasinya. Masa inkubasi COVID-19 kan 3-7 hari. Dalam tiga hari aja dia (varian Delta) sudah bisa menimbulkan gejala. Ketiga, semua yang terserang varian baru itu minta ampun. Demamnya berbeda, sakitnya berbeda," ujar Tri.

Selain itu, lonjakan tinggi kasus COVID-19 di Indonesia juga dipengaruhi oleh kerapnya terjadi kerumunan saat berbelanja, salat tarawih dan salat Idulfitri, dan kerumunan ketika acara halal bihalal.

Tri menyarankan pemerintah menerapkan karantina wilayah terhadap daerah yang sudah memiliki penderita COVID-19 varian Delta, sehingga tidak menularkan ke wilayah lain.

Penderita COVID-19 varian Delta juga sebaiknya dirawat di lokasi terpisah bukan di rumah sakit bergabung dengan penderita COVID-19 varian Alpha.

Seorang pasien COVID-19 bernapas dengan masker non-rebreather di tenda darurat sebuah rumah sakit di
Foto: Seorang pasien COVID-19 bernapas dengan masker non-rebreather di tenda darurat sebuah rumah sakit di Jakarta, 24 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia merupakan konsekuensi dari kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diambil oleh pemerintah pusat ketimbang karantina wilayah (lockdown) saat pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia Maret tahun lalu.

"Akibat kita memilih PSBB, kemudian COVID-19 awal-awalnya bisa ditangani tetapi dalam perkembangannya sulit untuk dikendalikan lagi. Karena (virus) COVID-19 itu banyak varian kemudian bermutasi. Jadi pilihan PSBB sebenarnya sudah nggak efektif untuk mengatasi penyebaran COVID," tutur Trubus.

Para perawat bersiap untuk merawat pasien COVID-19 di tenda perawatan yang didirikan di sebuah rumah sakit di Jakarta
Foto: Para perawat bersiap untuk merawat pasien COVID-19 di tenda perawatan yang didirikan di sebuah rumah sakit di Jakarta, Kamis, 24 Juni 2021. (Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/Reuters)

Menurut Trubus, kedua jenis pilihan kebijakan untuk menangani pandemi COVID-19 tersebut terdapat dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan, yakni pasal 9 tentang karantina wilayah dan pasal 10 mengenai PSBB.

Trubus merasa aneh karena kebijakan PSBB yang sudah terbukti gagal menagatasi penyebaran virus COVID-19 masih dipertahankan dan tidak dievaluasi. Mestinya pemerintah mencari format baru untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 yang sudah memiliki banyak varian.

Trubus menyarankan pemerintah segera menerapkan karantina wilayah terhadap daerah-daerah yang sudah dimasuki varian Delta COVID-19. Menurutnya, pemerintah daerah harus diberi kewenangan untuk memutuskan sendiri apakah perlu melakukan karantina wilayah atau tidak.

Foto: Seorang pasien COVID-19 terbaring di atas velbed di tenda sementara di luar ruang gawat darurat rumah sakit pemerintah di Bekasi, 25 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)

Trubus mencontohkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pernah berkali-kali mengajukan rencana untuk menerapkan karantina wilayah tetapi ditolak oleh pemerintah pusat.

Trubus mengakui kesadaran masyarakat memang rendah dalam pelaksanaan protokol kesehatan.

Namun dia menekankan hal itu terjadi karena pemerintah tidak konsisten dalam melaksanakan kebijakannya. Trubus menilai pemerintah tidak tegas dalam memberlakukan protokol kesehatan dan lemahnya penegakan sanksi. [fw/em]

Oleh: VOA

Sabtu, 26 Juni 2021

LBM Eijkman ungkap Fakta Baru Anak-anak yang Terpapar COVID-19

Ilustrasi. Gambar iStock

BORNEOTRIBUN.COM - Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman mengungkap temuan dan fakta baru anak-anak yang terpapar COVID-19 di Indonesia. 

Salah satu temuan tersebut adalah fakta 67,3 persen anak Indonesia yang terapapar virus Corona tidak menunjukkan adanya gejala.

Sejak Maret hingga November 2020, Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio dan koleganya telah meneliti 1.973 sampel anak-anak dengan usia di bawah 18 tahun. 

Dari jumlah tersebut, mereka menemukan 208 anak terpapar COVID-19.

“Dari 208 anak, sebanyak 140 pasien positif COVID-19 tidak mempunyai gejala,” sebagaimana dikutip dari akun Instagram @eijkmannstitute, Sabtu (26/6).

Temuan Eijkman, hanya 32,7 persen atau 68 anak-anak positif COVID-19 yang menunjukkan adanya gejala.

Ilustrasi. Gambar iStock

Seperti diketahui, adapun sejumlah gejala yang paling banyak dilaporkan oleh sejumlah pasien COVID-19 di Indonesia menurut laporan Eijkman:

1. Batuk 57,4 persen.

2. Kelelahan 39,7 persen.

3. Demam 36,8 persen.

Selain itu, Eijkman juga menemukan bahwa dari 208 anak yang terpapar COVID-19 itu, hanya 15 pasien yang menunjukkan adanya gejala sesak nafas. 

Diketahui, gejala ini paling banyak dilaporkan pada pasien dewasa.

“Pneumonia yang dikonfirmasi oleh X-ray lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 1-5 tahun (77 persen) dan 6-10 tahun (66,7 persen),” tulis Eijkman.

Ilustrasi. Gambar iStock

Meski mayoritas anak-anak yang terpapar Covid-19 tidak bergejala atau hanya memiliki gejala ringan, Eijkman memberi catatan bahwa anak-anak yang terinfeksi virus Corona itu memiliki peran yang sangat besar dalam penularan COVID-19.

“Anak-anak positif Covid-19 mempunyai peran yang sangat besar pada transmisi virus SARS-CoV 2 di suatu populasi,” jelas Eijkman.

Sebelumnya, berdasarkan data Satgas COVID-19 pada 11 Juni, setidaknya 1,2 persen anak Indonesia di bawah usia 18 tahun meninggal akibat terpapar COVID-19. 

Jika dihitung dari jumlah kasus kumulatif, jumlah anak-anak yang meninggal sekitar 630 orang.

Ilustrasi. Gambar iStock

Temuan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh sejumlah anggota LBM Eijkman yakni Amin, Safrina Golfani Malik, Tina Kusumaningrum, Frilasita A. Yudhapurtr, Sukma Oktavianthi, dan Khin Saw Aye Myint dan dipublikasikan di jurnal ilmiah Journal of Clinical Virology Plus dengan judul ‘Characteristics of children with confirmed SARS-CoV-2 infection in Indonesia’. 

(wol/cnn/ari/d2)

Jumat, 25 Juni 2021

Manfaat Gula Aren Untuk Penderita Asam Lambung

Manfaat Gula Aren Untuk Penderita Asam Lambung
Manfaat Gula Aren Untuk Penderita Asam Lambung.

BORNEOTRIBUN.COM - Gula aren merupakan salah satu jenis gula yang berasal dari pohon aren. 

Gula aren dikenal sebagai salah satu jenis gula yang banyak memiliki manfaat untuk kesehatan. 

salah satu manfaat gula aren yang banyak diketahui masyarakat luas yakni fungsinya untuk mengatasi diabetes karena gula aren memiliki indeks glikemik yang rendah dan kadar gula yang rendah pula. 

Namun, selain untuk mengatasi diabetes gula aren juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan lain salah satunya yakni Asma Lambung.

Kandungan dalam gula aren
Gula aren merupakan gula murni yang tidak mengandung kimia, namun tetap memiliki banyak kandungan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. 

Gula aren memiliki indeks glikemik yang rendah dan kadar gula yang rendah sehingga tidak berbahaya jika dikonsumsi penderita diabetes.

Gula aren lebih unggur dibandingkan dengan gula pasirkarena kadar gula yang rendah dan nutrisi yang terkandung di dalamnya.

Gula aren juga memiliki beberapa unsur farmakologi yang terkandung di dalamnya dan bermanfat untuk kesehatan, diantaranya Ribloflavin, Thiamin, Niacin, Ascorbic Acid, dan Kalsium.


Masing-masing fungsi dari kandungan tersebut diantaranya:

> Ribloflavin

Kandungannya yang dapat membantu proses pembentukan antibodi, energi, dan memperbaiki sel yang rusak serta memperbaiki sistem pencernaan.

> Thiamin

Kandungan yang berfungsi sebagai koenzim dalam metabolisme energi, serta menjadi salah satu unsur untuk menguatkan sistem syaraf.

> Niacin

Berfungsi sebagai koenzim yang membantu proses metabolisme alkohol, lemak dan glukosa dalam tubuh. fungsi yang sangat penting dari niacin yakni dapat meningkatkan kerja otak dan juga menurunkan kadar kolesterol berlebih dalam tubuh.

> Ascorbic Acid

Kandungan yang berfungsi untuk mengatasi dan mencegah terjadinya asma dan penyakit kanker karena memiliki fungsi sebagai antibiotik.

> Kalsium

Seperti yang telah banyak diketahui, bahwa kalsium merupakan unsur yang baik untuk menjaga kesehatan gigi dan tulang, begitu juga dengan kalsium dalam gula aren.

Asam Lambung merupakan salah satu penyakit yang ditimbulkan karena asam lambung memiliki produksi berlebih dan kerusakan pada saluran lingkaran otot, sehingga asam lambung naik sampai esofagus. 

Mengatasi asam lambung, beberapa orang akan menyerahkannya pada tim medis dan mengonsumsi obat kimia yang disarankan oleh dokter. 

Selain menggunakan obat-obatan kimia asam lambung bisa di atasi menggunakan obat herbal atau alami, salah satunya dengan gula aren.

Salah satu unsur farmakologi dalam gula aren yakni Ribloflavin memiliki peran untuk mengatasi masalah pencernaan, salah satunya yakni masalah asam lambung. 

Riboflavin mampu mengganti sel yang rusak pada sisitem pencernaan sehingga mengembalikan kembali sel yang rusak menjadi sel baru yang tidak bermasalah lagi.


Cara mengatasi asam lambung dengan gula aren.

Mengatasi asam lambung dengan gula aren cukup mudah, cara yang perlu dilakukan diantaranya:

> Haluskan gula aren secukupnya, sesuai kadar yang diperlukan.

> Seduh dalam air panas.

> Minumlah seduhan air gula aren dalam keadaan hanyat.

Mengonsumsi seduhan gula aren dalam keadaan hangat setiap harinya, dapat memperbaiki kerusakan pada cincin esofagus dan mengembalikan sel rusak pada lambung akibat gesekan pada makanan. 

Dengan memanfaatkan gula aren untuk mengatasi masalah asam lambung, dapat dijadikan salah satu alternatif pengobatan dengan menghindari obat-obatan kimia.(*)

PENELITI: Antibodi Vaksin China Kurang Efektif Atasi Varian Delta

PENELITI: Antibodi Vaksin China Kurang Efektif Atasi Varian Delta.

BorneoTribun Internasional - Seorang peneliti Pusat Pengendalian Penyakit China mengatakan kepada media pemerintah mengatakan antibodi yang dipicu oleh dua vaksin COVID-19 asal China kurang efektif terhadap varian Delta dibandingkan dengan varian lain. 

Namun, vaksin tersebut masih tetap memberikan perlindungan.  

Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperingatkan pekan lalu bahwa varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India, menjadi varian penyakit yang dominan secara global akibat tingkat penularannya.   

Mengutip sebuah wawancara yang disiarkan China Central Television pada Kamis (24/6) malam, Reuters melaporkan Feng Zijian, peneliti dan mantan wakil direktur di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, tidak memberikan perincian lebih lanjut.  

Tanpa menyebut kedua vaksin itu, Feng mengatakan mereka masuk dalam kategori vaksin tidak aktif, yang mengandung virus corona "yang dimatikan" yang tidak dapat bereplikasi dalam sel manusia.

Lima dari tujuh vaksin yang dikembangkan di dalam negeri dalam skema vaksinasi massal China adalah vaksin yang tidak aktif. 

Ini termasuk vaksinasi dari Sinovac Biotech dan Sinopharm yang digunakan di negara-negara seperti Brazil, Bahrain dan Chili.

Para pejabat mengatakan varian Delta telah menyebabkan infeksi di tiga kota di Provinsi Guangdong selatan, di mana terdapat total 170 pasien yang dikonfirmasi secara lokal dilaporkan antara 21 Mei dan 21 Juni.

Masih belum jelas berapa banyak dari mereka yang terpapar varian Delta.  Sekitar 85 persen kasus Guangdong dalam wabah terbaru ditemukan di ibu kota provinsi, Guangzhou.

"Dalam wabah Guangdong ... tidak satu pun dari infeksi yang divaksinasi itu menjadi kasus yang parah, dan tidak ada kasus yang parah yang divaksinasi," kata Feng. [ah/ft]

Oleh: VOA

Kamis, 24 Juni 2021

Hambatan Teknologi Perlambat Vaksinasi di Perdesaan India


BORNEOTRIBUN JAKARTA - Inisiatif vaksinasi yang didorong oleh teknologi di India, menimbulkan kecemasan bahwa kesenjangan besar digital di negara itu mempersulit banyak orang untuk divaksinasi, terutama di wilayah perdesaan yang luas di sana. 

Sementara penduduk kota yang paham dan tahu teknologi digital berhasil divaksinasi, jutaan orang di daerah perdesaan, tertinggal karena hambatan teknologi. 

Mereka yang menunggu di pusat vaksinasi di distrik Kangra, India Utara bisa mendaftar untuk mendapat vaksin COVD-19, karena mereka mempunyai telepon pintar dan tahu cara mendaftar di situs web resmi yang disebut CoWIN. 

Banyak orang ingin divaksinasi sewaktu gelombang kedua pandemi melanda daerah pedesaan. 

Tetapi mereka tidak bisa mendaftar karena tidak mempunyai sambungan internet atau telepon pintar. 

Seorang warga di Kangra, Harnam Singh mengatakan, “Telepon saya sederhana. Saya tidak tahu cara memakai telepon lain”. 

Menyusul kecaman bahwa kewajiban mendaftar melalui daring bagi mereka yang berusia antara 18 sampai 45 tahun, telah mengesampingkan jutaan dari kampanye vaksinasi di daerah pedesaan, kini pemerintah mengijinkan orang untuk datang mendaftar langsung untuk divaksinasi. 

Tetapi Manoj Sharma mendapati, orang yang menguasai teknologi masih diuntungkan, jumlah mereka yang datang sendiri untuk divaksinasi terbatas karena kekurangan vaksin, sementara mereka yang mendaftar secara daring dipastikan mendapat vaksinasi. 

Karena itulah Sharma memohon teman-temannya untuk mendaftarkan dirinya lewat daring. 

“Pemerintah seharusnya menyediakan pendaftaran ini untuk kami. Saya mengemudi seharian untuk mencari nafkah,” tukasnya. 

Hambatan teknologi ini mendorong banyak orang untuk datang ke pusat vaksinasi guna meminta bantuan. Bahkan penduduk pedesaan yang mempunyai telepon pintar seperti Vivek Chand mendapat kesulitan untuk menerima vaksinasi karena sambungan internet yang tidak merata. 

Orang-orang di kota-kota di dekatnya lebih cepat memperoleh jadwal vaksin yang diinginkan. 

“Meskipun saya mendaftar, saya tidak bisa menemukan tempat vaksinasi yang dekat. Hari ini, satu-satunya tempat di mana vaksin tersedia, jauhnya bermil-mil. Itupun dibatasi untuk orang yang berusia di atas 45 tahun saja,” ujar Vivek. 

Tantangan semacam itu memicu meningkatnya permintaan agar pemberian vaksinasasi dilakukan lebih dekat ke desa-desa, di mana dua pertiga penduduk India tinggal. 

Vijay Kapoor, Kepala Pusat Vaksinasi Lok Mitra mengatakan, “Pusat vaksinasi seharusnya dibuka di tiap desa agar penduduk mendapat vaksinasi. Ini akan mengatasi semua rintangan yang mereka hadapi.” 

Pakar kesehatan mengatakan, mengakses pedesaan terpencil harus menjadi prioritas ketika kondisi kekurangan vaksin mereda. 

Direktur Yayasan Kesehatan Umum India, K.Srinath Reddy mengatakan, Jika kami tidak memvaksinasi mereka dalam jumlah yang memadai, akan ada sekelompok besar orang yang rentan terserang oleh virus atau varian baru dari virus itu. 

Ketika berlangsung pemilu di India, kita berhasil menjangkau kotak suara hingga ke daerah yang paling terpencil, termasuk di pedalaman hutan. 

Jadi kita harus mencari cara agar bisa membawa vaksin ke sana.

Itulah yang diinginkan penduduk desa, mendapat vaksinasi secara mudah untuk melindungi mereka dari gelombang ketiga yang menurut dokter akan tiba. [ps/jm] 

Oleh: Voa Indonesia

Rabu, 23 Juni 2021

Polres Sekadau Dukung Program Satu Juta Vaksin

Polres Sekadau Dukung Program Satu Juta Vaksin
Foto: Vaksinasi massal digelar Polres Sekadau. (sb: Humas Polres)

BORNEOTRIBUN SEKADAU - Vaksinasi massal digelar Polres Sekadau untuk mendukung program 1 juta vaksin yang diusung pemerintah guna percepatan penanggulangan Covid-19.

Hari ini, vaksinasi digelar serentak hingga Polsek jajaran sampai tanggal 30 Juni 2021. Sekitar 166 vial vaksin AstraZeneca telah disiapkan untuk menunjang kegiatan ini.

Foto: Vaksinasi massal digelar Polres Sekadau. (sb: Humas Polres)

Kapolres Sekadau AKBP K. Tri Panungko menyampaikan hal tersebut usai menghadiri kegiatan serupa yang berlangsung di Mall Pelayanan Publik, Rabu 23 Juni 2021.

"Vaksin diberikan kepada seluruh masyarakat yang telah terdaftar. Ini penting untuk menjaga keselamatan pribadi, keluarga dan sesama dari ancaman Corona," tutur Kapolres.

Foto: Vaksinasi massal digelar Polres Sekadau. (sb: Humas Polres)

"Hari pertama vaksinasi, masyarakat terlihat antusias. Kondisi seperti ini diharapkan terus berlanjut untuk mengunggah kesadaran bagi mereka yang belum divaksin," harapnya.

Selama proses vaksinasi, protokol kesehatan tetap menjadi priotas. Masyarakat terus diimbau agar tetap menerapkannya selama menunggu giliran untuk divaksin.

"Pelaksanaan vaksinasi di Polres Sekadau berlangsung hingga pukul 15.00 WIB dan berjalan tertib lancar. Hasilnya, 121 orang telah menerima suntikan vaksin," jelasnya.

(Yk/My/Hms)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno