Berita Borneotribun.com: Korea Selatan Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Korea Selatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Korea Selatan. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 Februari 2023

Korea Selatan dan AS menggelar Latihan Udara Gabungan di Semenanjung Korea Hari Minggu

Korea Selatan dan AS menggelar Latihan Udara Gabungan di Semenanjung Korea Hari Minggu
Pesawat pengebom B-52 A.S., C-17 dan F-35 Angkatan Udara Korea Selatan terbang di atas Semenanjung Korea selama latihan udara bersama di Korea Selatan, Selasa, 20 Desember 2022. (Foto: via AP)
SEOUL - Korea Selatan dan AS menggelar latihan udara gabungan di Semenanjung Korea hari Minggu (19/2), kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Pesawat-pesawat tempur F-16 dan pembom B-1B dari Angkatan Udara AS dan pesawat tempur siluman F-35A serta jet F-15K dari Angkatan Udara Korsel dikerahkan dalam latihan tersebut.

Latihan gabungan itu dilakukan sehari setelah Korea Utara menembakkan rudal jarak jauh dari ibu kotanya, Pyongyang, ke laut lepas Jepang.

Dalam berbagai kesempatan sebelumnya, Korea Utara menyebut latihan militer gabungan AS-Korsel sebagai latihan untuk melakukan invasi. Namun kedua sekutu mengaku bahwa latihan gabungan itu bersifat defensif.

AS dan Korsel telah mengurangi atau membatalkan beberapa latihan besar mereka dalam beberapa tahun terakhir. Pada awalnya itu dilakukan untuk mendukung upaya diplomatik pemerintahan Trump dengan Pyongyang, namun kemudian akibat pandemi COVID-19.

Akan tetapi, meningkatnya ancaman nuklir Korut telah meningkatkan urgensi bagi Korsel dan Jepang untuk memperkuat postur pertahanan mereka, sejalan dengan aliansi mereka dengan AS. [rd/ka]

Oleh: VOA Indonesia
Editor: Yakop

Sabtu, 10 Juli 2021

Korea Selatan Akan memberlakukan Pembatasan Jarak Sosial yang Paling Keras

Korea Selatan Akan memberlakukan Pembatasan Jarak Sosial yang Paling Keras
Korea Selatan Akan memberlakukan Pembatasan Jarak Sosial yang Paling Keras.

BORNEO TRIBUN -- Korea Selatan akan memberlakukan kebijakan pembatasan jarak sosialnya yang paling keras di wilayah Seoul dan sekitarnya mulai minggu depan.

Keputusan tersebut diambil karena pemerintah kewalahan menanggulangi gelombang terburuk COVID-19 sejak dimulainya pandemi.

Perdana Menteri Korea Selatan Kim Boo-kyum, mengumumkan keputusan itu, Jumat (9/7).

Dalam pengumumannya, ia mengakui bahwa negara ini berada dalam krisis infeksi terburuk, dengan jumlah harian mencapai rekor tertinggi setiap harinya. 

Ada lebih dari 500 kasus harian di Seoul selama tiga hari terakhir.

Ia mengatakan, pihaknya telah mencapai kesimpulan bahwa keputusan yang berani dan eksekusi yang cepat adalah satu-satunya solusi.

Pemerintah telah memutuskan untuk memberlakukan jarak sosial tingkat keempat di wilayah Seoul dan sekitarnya. 

Kebijakan pembatasan jarak sosial ini akan berlaku efektif mulai Senin selama dua pekan.

Rencana itu diumumkan setelah Badan Pengawasan dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan melaporkan 1.316 kasus baru pada hari Rabu, memecahkan rekor harian negara sebelumnya, 1.275, yang ditetapkan sehari sebelumnya. 

Langkah-langkah tersebut termasuk melarang pertemuan sosial pribadi tiga orang atau lebih setelah pukul 6 sore; menutup kelab-kelab malam dan gereja-gereja; melarang pengunjung di rumah sakit-rumah sakit dan panti-panti wreda;  serta membatasi pernikahan dan pemakaman hanya untuk keluarga. 

Protes-protes  akan dilarang diselenggarakan,  sementara pusat-pusat perbelanjaan harus tutup setelah pukul 10 malam.

Rencana pemerintah ini dapat menghentikan kehidupan malam di kawasan metropolitan Seoul, yang dihuni sekitar setengah dari 51 juta penduduk Korea Selatan. [ab/uh]

VOA

Rabu, 16 Juni 2021

Korea Selatan Bersedia Berbagi Vaksin COVID-19 dengan Korea Utara

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in

BORNEOTRIBUN.COM - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in Senin (14/6) mengatakan bersedia memberikan bantuan vaksin COVID-19 kepada Korea Utara jika negara yang terisolasi itu bersedia menerimanya.

Moon menyampaikan pernyataan itu dalam konferensi pers bersama rekannya dari Austria Kanselir Alexander Van der Bellen setelah pertemuan puncak di Wina, Senin.

ILUSTRASI. (Gambar iStock)

Moon mengatakan kepada wartawan jika Korea Selatan menjadi pusat regional untuk produksi vaksin COVID-19, “Korea Utara pasti akan menjadi salah satu negara untuk kerja sama (vaksin). Jika Korea Utara sepakat, kami akan secara aktif melanjutkan bantuan vaksin ke Korea Utara. Pemerintah AS juga secara aktif mendukung bantuan kemanusiaan ke Korea Utara."

Pada konferensi pers bersama di Washington bulan lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan ia dan Moon tetap sangat prihatin dengan situasi di Korea Utara. Biden mengatakan akan mengirim utusan khusus baru ke Korea Utara untuk membantu memperbarui hubungan.

Dalam komentarnya Senin, Moon mengatakan pengumuman Biden itu “mengirim pesan kuat bahwa Biden menginginkan pembicaraan dengan Korea Utara. Kita berharap Korea Utara menanggapi ini.”

Atlet tenis meja putri Korsel, Jeon Ji-Hee menerima suntikan vaksin COVID-19 produksi Pfizer-BioNTech di Seoul
Atlet tenis meja putri Korsel, Jeon Ji-Hee menerima suntikan vaksin COVID-19 produksi Pfizer-BioNTech di Seoul (foto: dok).

Moon juga mengatakan bahwa Biden menyatakan dukungannya untuk pembicaraan dan kerja sama antar-Korea, yang menurut Moon bisa membantu mengarah pada pembicaraan baru antara AS dan Korea Utara. Menurut kantor berita Associated Press, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam pidatonya baru-baru ini mengatakan kombinasi COVID-19, sanksi ekonomi, dan bencana alam membuat negara itu menghadapi salah satu situasi terburuk.

Moon dan Kanselir Austria Sebastian Kurz bertemu Senin dengan wartawan setelah pembicaraan bilateral. Harian Korea Herald melaporkan kunjungan Moon itu adalah yang pertama ke Austria oleh seorang pemimpin Korea sejak kedua negara menjalin hubungan formal pada tahun 1892. Moon tiba pada hari Minggu setelah KTT G-7 di Inggris. [my/lt]

Oleh: VOA

Sabtu, 19 Desember 2020

RS Korsel Terancam Kekurangan Tempat Tidur untuk Pasien Covid-19

Petugas medis yang mengenakan alat pelindung membawa pasien yang terinfeksi COVID-19 coronavirus di sebuah rumah sakit di Chuncheon pada 22 Februari 2020. (Foto: AFP)

Borneo Tribun - Korea Selatan melaporkan 1.062 kasus baru virus corona pada hari Jumat (18/12), hari ketiga berturut-turut di mana kasus melebihi 1.000 dengan kawasan Seoul yang paling terpukul oleh wabah virus ini.

Data yang dirilis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) menunjukkan total kasus nasional mencapai 47.515.

Son Young-rae, seorang pejabat senior di Kementerian Kesehatan, mengatakan dalam konferensi pers, hanya ada 49 tempat tidur yang tersisa di unit pelayanan intensif bagi pasien Covid-19 di berbagai penjuru negara itu, empat di antaranya di ibu kota.

Ia mengatakan otoritas kesehatan berencana mengamankan sekitar 170 lagi tempat tidur di unit perawatan intensif pada awal Januari dengan menetapkan lebih banyak lagi rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19.

Petugas medis yang mengenakan alat pelindung saling menghibur di luar rumah sakit di Daegu, Korea Selatan, 28 Februari 2020. (Foto: Yonhap via REUTERS)

Otoritas kesehatan juga memperluas program pengetesan massal untuk menemukan dan mengisolasi mereka yang terjangkit dengan lebih cepat, kata Son.

Ia mengatakan Korea Selatan telah mengetes lebih dari 80 ribu orang pada hari Kamis (17/12) saja dan berencana untuk melakukan tes Covid-19 terhadap para pasien serta pekerja di berbagai fasilitas perawatan jangka panjang setiap satu atau dua minggu untuk mengatasi wabah di sana.

Negara itu juga berencana mengamankan lebih dari 84 juta dosis vaksin virus corona untuk program imunisasi massal yang mereka harapkan dapat memulihkan keadaan ke semacam situasi normal pada akhir 2021.

Dosis itu akan cukup untuk 44 juta dari 51 juta penduduk Korea Selatan.

Yang Dong-gyo, seorang pejabat senior KDCA, mengatakan dalam kesempatan yang sama bahwa negara itu berharap dapat memvaksinasi 60 hingga 70 persen dari populasinya sekitar November, menjelang dimulainya musim influenza baru.

Jumlah kematian karena Covid-19 bertambah menjadi 645 setelah 11 pasien meninggal Kamis (17/12) malam.

Di antara 12.888 pasien sekarang ini, sedikitnya 246 berada dalam kondisi serius atau kritis, jumlah terbanyak sejauh ini.

Lebih dari 760 kasus baru berasal dari kawasan metropolitan Seoul yang padat penduduknya, di mana para petugas kesehatan berupaya keras mengatasi penularan di berbagai tempat termasuk rumah sakit, fasilitas perawatan jangka panjang, restoran, gereja, sekolah dan unit-unit militer. [uh/ab]

Oleh: VOA Indonesia

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno