Berita Borneotribun.com: Orang Hilang Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Orang Hilang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Orang Hilang. Tampilkan semua postingan

Jumat, 29 Maret 2024

Dua Bocah Perempuan Terseret Arus di Sungai Kendawangan, Evakuasi Masih Dilakukan

Dua Bocah Perempuan Terseret Arus di Sungai Kendawangan, Evakuasi Masih Dilakukan
Lokasi sungai Kendawangan kiri tempat kedua bocah naas itu bermain hingga terseret arus pada jumat pagi (29/03/24).
KETAPANG - Dua orang bocah perempuan bernama Naya dan Heni Santika hingga kini belum ditemukan. Keduanya terseret arus sungai Kendawangan Kiri kecamatan Kendawangan kabupaten Ketapang saat mandi sambil bermain pada Jumat (29/03/24) pagi. 

Salah seorang saksi mata warga setempat menceritakan, awalnya kedua bocah naas itu bermain bersama dengan 10 orang temanya di sungai Kendawangan kiri. 

Delapan orang diantara bocah itu terjun ke sungai mandi sambil bermain air, sedangkan 4 orang hanya bermain ditepian. 

Lantaran sungai saat itu sedang surut sehingga arusnya menjadi deras, lima orang anak-anak yang saat itu sedang disungai ikut terseret arus diantaranya Naya. 

Melihat temanya itu terseret arus, maksud hati hendak menolong, Heni langsung terjun ke sungai. Namun malang nasib naas bocah itu menimpa dirinya bersama temanya Naya yang saat itu sudah terseret arus. 

Saat ini proses evakuasi masih dilakukan tim pertolongan atau Basarnas setempat di backup polisi dan TNI AL. 

Kordinator Basarnas Ketapang, Ayub menyampaikan, peristiwa itu diketahui berdasarkan laporan yang masuk pada jam 08.35 Wib. 

"Waktu kejadian pada pukul 06.00 Wib dan dilaporkan pada pukul 08.35 Wib. Tim gabungan langsung berangkat ke lokasi kejadian dan tiba pada pukul 11.00 Wib langsung melakukan pencarian" Kata Ayub, Jumat (29/03/24).

Penulis: Muzahidin

Senin, 29 Januari 2024

Korban Tenggelam di Kalbar Ditemukan, Pria Asal Sumbar Ditemukan Meninggal di Sungai Sibau Kapuas Hulu

gabungan melakukan evakuasi terhadap jasad Wasrizal korban tenggelam di Sungai Sibau, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, jasad korban kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk disemayamkan. ANTARA/HO-Polsek Putussibau Utara. (Teofilusianto Timotius)
 gabungan melakukan evakuasi terhadap jasad Wasrizal korban tenggelam di Sungai Sibau, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, jasad korban kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk disemayamkan. ANTARA/HO-Polsek Putussibau Utara. (Teofilusianto Timotius)
KAPUAS HULU - Tim gabungan berhasil menemukan jasad Wasrizal, seorang pria asal Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), yang tenggelam di Sungai Sibau, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).

"Jasad korban mengapung dengan celana tersangkut di ranting kayu," kata Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Putussibau Kota IPTU Jauhari kepada ANTARA di Putussibau, Kapuas Hulu, Senin.

Ia menjelaskan bahwa jasad Wasrizal ditemukan sekitar pukul 11.38 WIB pada hari ketiga setelah korban tenggelam pada Sabtu (27/01).

Penemuan jasad korban tenggelam diperkirakan sekitar 500 meter dari titik korban tenggelam setelah tim gabungan melakukan penyisiran dan membuat gelombang.

Jauhari menyebutkan tim gabungan yang terlibat dalam pencarian antara lain personel Polsek dan Polres beserta Pol Airud Polres Kapuas Hulu, Tim Basarnas, Tim TRC Pramuka Kapuas Hulu, Taruna Siaga Bencana (Tagana), dan tim relawan lainnya.

"Jasad korban telah dievakuasi dan sudah dikembalikan kepada pihak keluarga untuk selanjutnya dimakamkan," ucapnya.

Peristiwa tenggelamnya Wasrizal terjadi ketika dia tengah berusaha menyelamatkan rekannya yang terpeleset di lokasi permandian di Sungai Sibau, Kelurahan Putussibau Kota, Kecamatan Putussibau Utara, sekitar pukul 17.40 WIB, Sabtu (27/01).

Dua rekan korban, Gilang dan Viola, juga sempat terbawa arus namun berhasil diselamatkan oleh warga setempat.

Menyikapi kejadian tersebut, Jauhari dan tim gabungan menyatakan rasa prihatin dan duka cita.

Dia pun memberikan pesan kepada seluruh masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih waspada dan berhati-hati saat mandi di tepian sungai.

"Kami turut prihatin atas musibah ini dan kami berharap tidak akan ada korban lagi," tandasnya.

Sumber: Antara/Teofilusianto Timotius
Editor: Yakop

Pria Sumatera Barat Hilang di Sungai Kapuas, Pencarian Terus Berlanjut

Wasrizal pemuda asal Palembang di duga tenggelam terbawa arus sungai Sibau daerah Danau Kayan Kelurahan Putussibau Kota, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, saat ini korban masih dalam pencarian tim gabung di daerah tersebut. (ANTARA/HO-Dokumen pribadi/Teofilusianto Timotius)
Wasrizal pemuda asal Palembang di duga tenggelam terbawa arus sungai Sibau daerah Danau Kayan Kelurahan Putussibau Kota, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, saat ini korban masih dalam pencarian tim gabung di daerah tersebut. (ANTARA/HO-Dokumen pribadi/Teofilusianto Timotius)
KAPUAS HULU - Seorang warga Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, Wasrizal (23), dikabarkan hilang terseret arus Sungai Sibau di Kelurahan Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).

Menurut Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kapuas Hulu AKBP Hendrawan, "Korban atas nama Wasrizal belum ditemukan dan saat ini masih dalam pencarian, sedangkan dua orang rekannya berhasil diselamatkan," ujarnya di Putussibau Kapuas Hulu, Minggu.

Peristiwa hilangnya Wasrizal diduga terjadi ketika ia mencoba menolong salah seorang rekannya yang terseret arus di lokasi permandian di tepian Sungai Sibau di Jalan Danau Kayan III Kelurahan Putussibau Kota sekitar pukul 17.40 WIB, Sabtu (27/1).

Hendrawan menjelaskan bahwa dari keterangan sejumlah saksi, kejadian tersebut bermula ketika Wasrizal bersama empat temannya, yaitu Bujang Syarial, Gilang Pratama, Viola Soniu Kartika, dan Ranti Yusnatika, berangkat menggunakan sepeda motor dari Toko Emas Istana yang berada di depan Hotel Aman Sentosa Kota Putussibau menuju tepian Sungai Sibau.

Sebelum insiden terjadi, kelima pemuda dan pemudi tersebut, termasuk Wasrizal, berencana untuk memasak ikan di tepian Sungai Sibau. 

Namun, sebelum memulai kegiatan tersebut, Bujang dan Gilang memutuskan untuk mandi. Saat itu Gilang tergelincir dan terseret arus.

"Melihat Gilang terseret arus, Wasrizal turun untuk menolong. Namun, ketika Gilang berhasil diselamatkan, malah Wasrizal yang terseret arus sungai. Viola juga mencoba menolong namun ikut tergelincir terseret arus," jelas Hendrawan.

Seorang warga setempat bernama Siria melihat kejadian tersebut dan turut serta dalam upaya penyelamatan terhadap Viola dan Gilang. 

Namun, Wasrizal sudah tidak terlihat lagi karena terbawa arus sungai.

"Hingga saat ini, tim gabungan masih melakukan pencarian terhadap Wasrizal. Pencarian kembali dilanjutkan hari ini," ungkap Hendrawan.

Mengingat kejadian ini, Hendrawan mengimbau kepada seluruh masyarakat Kapuas Hulu untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di sungai atau perairan.

"Kondisi arus sungai masih cukup deras, kami imbau agar masyarakat berhati-hati. Kami juga turut berharap semoga korban segera ditemukan," tandasnya.

Sumber: Antara/Teofilusianto Timotius
Editor: Yakop

Sabtu, 19 Agustus 2023

Dua Bocah Hilang Tenggelam di Batu Tinggi: Pemkab Sekadau Aktif dalam Upaya Pencarian

Dua Bocah Hilang Tenggelam di Batu Tinggi: Pemkab Sekadau Aktif dalam Upaya Pencarian.
SEKADAU – Pemerintah Kabupaten Sekadau telah mengunjungi lokasi tenggelamnya dua bocah di kawasan Batu Tinggi, Desa Mungguk, Kecamatan Sekadau Hilir pada Sabtu, 19 Agustus 2023 pukul 10:35 WIB.

Bupati Sekadau, Aron, S.H, mengungkapkan bahwa pihak Basarnas, BPBD, dan kepolisian sedang aktif mencari kedua anak asal jalan Pangsuma, Gg. Murai yang masih hilang.

Aron berharap agar kedua almarhum bisa ditemukan dalam waktu dekat. Ia juga mengingatkan masyarakat Kabupaten Sekadau untuk lebih berhati-hati saat berkunjung ke area wisata, terutama dalam mengawasi anak-anak mereka, bukan hanya di Batu Tinggi tetapi juga di tempat wisata lainnya.

Bupati Aron juga berpendapat bahwa setiap musim kemarau panjang selalu menyebabkan risiko bagi warga di tempat ini. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk selalu mengawasi anak-anak mereka guna mencegah terjadinya kecelakaan serupa.

Pihak berwenang berencana untuk memasang rambu pengingat di semua tempat wisata di Kabupaten Sekadau guna meningkatkan kesadaran dan keselamatan masyarakat.

Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sekadau, Ahmad Suriadi, mengungkapkan bahwa kendala utama dalam proses pencarian adalah kekurangan alat.

Proses pencarian korban masih terus berlangsung dengan kerja sama antara tim BPBD, Basarnas, dan warga setempat yang turut membantu.

Dalam kunjungan tersebut, Bupati Sekadau didampingi oleh Camat Sekadau Hilir, Anggota DPRD Kabupaten Sekadau, Jeffray Raja Tugam, serta Kadis Pendidikan Kabupaten Sekadau, Fran Dawal.

(Tim/Yk/Hr)

Jumat, 11 Agustus 2023

Kronologis Hilangnya Ayap Hingga ditemukan 3 Hari Di Hutan Kalimantan

Kronologis Hilangnya Ayap Hingga ditemukan 3 Hari Di Hutan Kalimantan
Kronologis Hilangnya Ayap Hingga ditemukan 3 Hari Di Hutan Kalimantan.
SEKADAU – Eko Akbar alias Ayap (29 tahun) telah ditemukan setelah dilaporkan hilang di hutan di Jalan Merdeka Timur, RT/RW: 016/004, Dusun Pangkin, Desa Mungguk, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sekadau, Ir. Akhmad Suryadi MT, menjelaskan bahwa pada tanggal 11 Agustus 2023, BPBD Kabupaten Sekadau menerima laporan dari Kepala Desa Mungguk, Abang Irwandi, mengenai hilangnya seseorang di dalam hutan tersebut.

"Anggota TRC BPBD Kabupaten Sekadau langsung bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan upaya pencarian dan penyelamatan terhadap korban," kata Akhmad.

Kronologis Hilangnya Ayap Hingga ditemukan 3 Hari Di Hutan Kalimantan
Kronologis Hilangnya Ayap Hingga ditemukan 3 Hari Di Hutan Kalimantan.
Akhmad melanjutkan, kejadian dimulai pada hari Rabu, 09 Agustus 2023, pukul 15:00 WIB. Adik korban, Kamil, melaporkan bahwa ia melihat korban sebelum pergi dari rumah dengan membawa 7 bungkus indomie dan 2 batang rokok, menuju ke arah belakang rumah yang berbatasan dengan hutan dan kebun warga.

"Korban telah hilang sejak itu, dan warga setempat sudah mencari korban selama 3 hari 2 malam tanpa hasil. Korban sebelumnya tinggal bersama orang tuanya," jelas Akhmad.

Tim TRC BPBD Kabupaten Sekadau bersama pihak Pemerintah Desa Mungguk dan keluarga korban bekerja sama untuk melakukan pencarian dan penyelamatan.

Kronologis Hilangnya Ayap Hingga ditemukan 3 Hari Di Hutan Kalimantan
Kronologis Hilangnya Ayap Hingga ditemukan 3 Hari Di Hutan Kalimantan.
Hingga akhirnya, pada pukul 15:15 WIB, korban berhasil ditemukan oleh keluarganya sekitar 1,5 kilometer dari titik terakhir kali dilihat. 

Korban ditemukan di belakang SMKN 1 RT:016 Dusun Pangkin, Desa Mungguk. Meski mengalami luka lecet di kedua kakinya akibat rumput liar dan luka-luka di bibir, korban dalam keadaan sehat dan selamat. (Yakop)

Selasa, 27 Juni 2023

Warga Asal Kubu Raya Dinyatakan Hilang Selama 3 Hari di Dusun Semabi Sekadau

Warga Asal Kubu Raya Dinyatakan Hilang Selama 3 Hari di Dusun Semabi Sekadau
Sekadau, Kalbar - M. Sidik, seorang warga berusia 85 tahun asal Dusun Sidodadi, Desa Jangkang Dua, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, telah dinyatakan hilang selama tiga hari di Dusun Semabi, Desa Semabi, RT:001/RW:001, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sekadau, Ir. Akhmad Suryadi, MT, menceritakan bahwa Posko Penanggulangan Bencana dan Kebakaran menerima laporan dari Kepala Desa Semabi, Muslinus, menginformasikan adanya laporan orang hilang pada hari Senin, 26 Juni 2023, pukul 08:38 WIB di Dusun Semabi, Desa Semabi, RT:001/RW:001, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau.

Tim TRC BPBD Kabupaten Sekadau yang menerima laporan tersebut langsung bergerak menuju ke lokasi kejadian. Kejadian tersebut terjadi pada hari Jumat, tanggal 23 Juni 2023, pukul 08:00 WIB. Korban diketahui menuju ke arah Kaki Bukit Mungguk Semabi dan hilang di sekitaran kaki bukit tersebut. Korban tinggal bersama anak kandungnya di Dusun Semabi, Desa Semabi, RT:001/RW:001, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, sebelum dinyatakan hilang setelah tiga hari.

Tim langsung menuju ke tempat kejadian untuk berkoordinasi serta melakukan tindakan pencarian, penyisiran, dan penyelamatan terhadap korban. Tim TRC BPBD Kabupaten Sekadau melakukan pencarian dan penyisiran di hutan, kebun, dan sekitaran bawah kaki Bukit Mungguk Semabi, tempat terakhir kali korban dilihat oleh warga.

Tim bergerak melakukan pencarian pada pukul 13:00 WIB. Tim TRC BPBD Kabupaten Sekadau berkolaborasi dengan Bhabinkamtibmas Desa Semabi, aparat pemerintah desa, masyarakat, serta pihak keluarga korban dengan membentuk empat kelompok untuk menyebar di sekitar lokasi.

Dari hasil pencarian dan penyisiran tersebut, tim berhasil menemukan korban yang hilang berada di ujung kebun sawit di antara hutan pada pukul 14:00 WIB dalam keadaan sehat dan selamat. Meski demikian, korban mengalami luka gores di kaki akibat rumput liar hutan.

(Tim/Hermanto)

Senin, 14 November 2022

Casis Bintara Polri Asal Sekadau Dilaporkan Tenggelam, Ini Kronologinya

Pencarian keberadaan Syahrul Iqbal Komaini (19) dilaporkan hilang tenggelam pada Minggu (13/11/2002). (Humas Polres Sekadau)
Sekadau - Syahrul Iqbal Komaini (19) dilaporkan hilang tenggelam pada Minggu (13/11/2002) malam sepulangnya berjualan buah durian di pasar Sekadau bersama ayahnya.

Kapolres Sekadau melalui Kasat Samapta Iptu Triyono menjelaskan, Minggu sore sebelum kejadian, korban bersama ayahnya pergi menjual durian ke pasar Sekadau menggunakan perahu kato.

"Setelah duriannya laku terjual, sekitar pukul 19.15 WIB, melihat cuaca buruk sang ayah mengajak anaknya pulang. Saat itu, perahu kato dikemudikan oleh korban," ungkap Kasat Samapta, Senin 14 November 2022.
Pencarian keberadaan Syahrul Iqbal Komaini (19) dilaporkan hilang tenggelam pada Minggu (13/11/2002). (Humas Polres Sekadau)
Berjarak kurang lebih 20 meter dari bibir sungai tiba-tiba perahu tersebut tenggelam akibat dihantam ombak dan angin kencang. Kemudian ayah korban (Sahbilan Amri) berteriak meminta tolong. 

"Saat itu warga yang sedang memancing mendengar teriakan minta tolong dan langsung menyelamatkan ayah korban," ujarnya.

Ayah korban kemudian dibawa ke klinik untuk mendapatkan pertolongan. Adapun perahu kato yang dipakai keduanya ditemukan di dusun Batu Kumpang desa Sungai Ringin, namun sang anak belum juga ditemukan. 
Pencarian keberadaan Syahrul Iqbal Komaini (19) dilaporkan hilang tenggelam pada Minggu (13/11/2002). (Humas Polres Sekadau)
Hingga kini pencarian terhadap korban masih terus dilakukan. Pencarian tersebut melibatkan pihak kepolisian, BPBD Kabupaten Sekadau, Tim SAR Sintang dibantu relawan serta warga setempat.

Korban merupakan casis (calon siswa) Bintara Polri dalam masa tunggu pendidikan dan pembentukan gelombang I T.A. 2023 dan tengah menjalani pembinaan dan latihan (binlat) mandiri di Polres Sekadau sejak pertengahan Juli 2022 bersama kelima rekannya.

(Yakop/Mul)

Selasa, 01 November 2022

Tim hentikan pencarian terhadap Alwi di hutan perbatasan RI-Malaysia

Tim hentikan pencarian terhadap Alwi di hutan perbatasan RI-Malaysia
Tim hentikan pencarian terhadap Alwi di hutan perbatasan RI-Malaysia.
Kapuas Hulu - Tim gabungan menghentikan pencarian terhadap Alwi (53) seorang warga Pulau Majang yang diduga tersesat di hutan perbatasan Indonesia dengan Malaysia di wilayah Kecamatan Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat sejak 12 Oktober lalu.

"Sudah hampir sebulan Alwi (korban) hilang di hutan, selama proses pencarian tidak ada tanda-tanda yang ditemukan," kata Kapolsek Badau Iptu Surarso, kepada ANTARA, di Badau Kapuas Hulu, Selasa.

Diketahui, Alwi hilang di hutan Desa Kekurak Kecamatan Badau berawal saat Alwi bersama Arpansi (warga setempat) mencari kayu tiang bubu (alat penangkapan ikan) pada Rabu (12/10) lalu, dengan menggunakan sampan.

Saat itu, Arpansi terlebih dahulu pulang, sedangkan Alwi masih berada di hutan hingga malam belum juga kembali ke rumah.

Disampaikan Surarso, sejak adanya laporan pihak keluarga korban ke Polsek Badau, petugas kepolisian bersama TNI di perbatasan membantu masyarakat dan keluarga korban dalam pencarian di sekitar hutan tempat korban diduga tersesat.

"Pihak keluarga sudah menerima dan ikhlas keluarganya yang hilang dan sudah juga dilaksanakan sholat ghaib untuk korban hilang, jika ada pencarian lanjutan oleh pihak keluarga hanya melepaskan rasa penasaran dan inisiatif keluarga saja," jelas Surarso.

Diceritakan dia, berbagai upaya Tim gabung TNI dan Polri serta masyarakat setempat sudah dilakukan, mulai dari ritual adat, pencarian tim di hutan bahkan menginap di hutan serta sholat ghaib pun juga sudah dilakukan.

Dia menuturkan hutan daerah perbatasan itu memang cukup luas, Tim gabungan kesulitan dalam pencarian karena tidak ada tanda-tanda yang ditemukan.

"Kami berharap pihak keluarga tetap tabah dan menyerahkan semua itu kepada Allah dan apapun kondisinya semoga korban masih bisa pulang dan berkumpul dengan keluarga," tutur Surarso.

Pewarta : Antara
Editor : Yakop

Rabu, 19 Oktober 2022

Satgas Pamtas Ri-Malaysia Di Badau Menyisir Hutan Cari Warga Hilang

Satgas Pamtas RI-Malaysia di Badau menyisir hutan cari warga hilang
Kapuas Hulu, Kalbar - Personel Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Malaysia Yonarmed 19/105 Trk Bogani menyisir hutan untuk mencari seorang warga yang hilang sejak Rabu (12/10) di hutan Desa Kekurak Kecamatan Badau perbatasan Indonesia-Malaysia, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

"Kami mengirimkan personel dan petugas kesehatan dalam membantu masyarakat mencari warga yang hilang di hutan perbatasan," kata Komandan Satgas Pamtas Yonarmed 19/105 Trk Bogani Letkol Edi Yulian Budiargo, dihubungi ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Rabu (19/10/2022). 

Disampaikan Edi, pencarian terhadap warga bernama Alwi  (53) tersebut juga dilakukan bersama masyarakat dan pihak kepolisian setempat dengan melakukan penyisiran hutan di sekitar lokasi dugaan hilangnya warga tersebut.
Menurutnya, dalam tim pencarian itu petugas kesehatan Satgas Pamtas Yonarmed 19/105 Trk Bogani diturunkan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi personel atau pun tim yang memerlukan pelayanan kesehatan selama pencarian di hutan.

Terkait rambu hutan di perbatasan, Edi menjelaskan belum terdapat rambu dalam hutan perbatasan wilayah Kapuas Hulu.

Berdasarkan kronologis kejadian yang diterima, Rabu (12/10) sekitar pukul 11.00 WIB, Alwi dan Arpansi berangkat dari rumah menuju hutan untuk mencari kayu yang akan digunakan sebagai tiang untuk bubu (alat pencari ikan) dengan menggunakan sampan.

Setelah itu saat hendak memotong kayu, Arpansi hendak memanggil Alwi yang saat itu berada di belakangnya ternyata sudah tidak ada dan menghilang. Saat hari sudah mulai gelap Alwi tidak kunjung datang dan Arpansi terlebih dahulu kembali ke rumah dan melaporkan kejadian tersebut kepada warga sekitar.

"Kami berharap dengan adanya bantuan dari personel Satgas Pamtas korban segera dapat ditemukan dan dapat segera dievakuasi menuju ke rumah korban," ucapnya.
Sementara itu, Kapolsek Badau AKP Surarso mengatakan dari kronologis kejadian, diduga Alwi tersesat di dalam hutan.

"Belum ada tanda-tanda saat pencarian, korban di duga tersesat," kata dia.

Dikatakan dia, beberapa kendala dalam pencarian bersama tim gabungan yaitu kawasan hutan yang cukup luas serta kondisi cuaca yang sering hujan.

"Kami bersama TNI membantu masyarakat dalam pencarian hingga membuat tenda di dalam hutan," jelas Surarso.

(Yakop/Antara) 
Cover: Proses pencarian terhadap Alwi warga Pulau Majang yang hilang di hutan Desa Kekurak Kecamatan Badau perbatasan Indonesia-Malaysia, wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Rabu (19/10/2022). ANTARA/HO-Penerangan Satgas Pamtas Yonarmed 19/105 Trk Bogani. (Teofilusianto Timotius)

Hampir 2 Pekan Alwi Hilang Di Hutan Kekurak, Tim Terus Cari Keberadaan Warga Kapuas Hulu

Tim Terus Cari Alwi Hilang Di Hutan Kekurak Badau Batas Ri-Malaysia
Kapuas Hulu, Kalbar - Pencarian terhadap Alwi (53) warga Pulau Majang yang hilang sejak Rabu (12/10/2022) lalu di hutan Desa Kekurak Kecamatan Badau perbatasan Indonesia-Malaysia wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat, masih terus dilakukan.

"Pencarian masih tetap dilakukan, namun kendala kawasan hutan itu cukup luas dan juga kondisi cuaca yang sering hujan," kata Kapolsek Badau AKP Surarso, dihubungi ANTARA, di Putussibau Kapuas Hulu, Rabu.

Diketahui, Alwi hilang di hutan Desa Kekurak Kecamatan Badau berawal saat ia bersama Arpansi (warga setempat) mencari kayu tiang bubu (alat penangkapan ikan) pada Rabu (12/10) lalu, dengan menggunakan sampan.

Saat itu, Arpansi terlebih dahulu pulang, sedangkan Alwi masih berada di hutan hingga malam belum juga kembali ke rumah.

Disampaikan Surarso, masyarakat bersama TNI dan Polri setempat melakukan pencarian secara berpencar hingga membuat tenda di dalam hutan.

Menurut dia, dari keterangan yang berhasil dihimpun kepolisian, Alwi (korban) sebelumnya juga sudah pernah tersesat di hutan, tetapi selalu ditemukan.

Dikatakan Surarso, hingga saat ini belum ada tanda-tanda petunjuk di sekitar lokasi pencarian di lokasi tersebut.



"Dugaan kuat korban tersesat, untuk indikasi lain sementara belum ada," jelas dia.

Sementara itu, cucu korban yang bernama Danny menuturkan berbagai upaya penyusuran hutan hingga ritual adat sudah dilakukan dalam pencarian terhadap sang kakek (Alwi), namun belum membuahkan hasil.

"Pencarian masih akan kami lakukan dibantu masyarakat Desa Kekurak dan juga TNI, Polri, kami berharap kakek segera ditemukan bagaimana pun kondisinya," ucap Danny.

Dia juga meminta doa dan dukungan semua pihak agar dipermudah dalam proses pencarian, selain itu diharapkan adanya bantuan dari Tim SAR serta pihak terkait lainnya.

(yk/ant)
Caption: Proses pencarian terhadap Alwi warga Pulau Majang yang hingga di hutan Desa Kekurak Kecamatan Badau perbatasan RI-Malaysia, wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat. ANTARA/HO-Danny keluarga korban/Polsek Badau. (Teofilusianto Timotius)

Sabtu, 15 Oktober 2022

Seorang warga Pulau Majang hilang di hutan perbatasan RI-Malaysia

Seorang warga Pulau Majang hilang di hutan perbatasan RI-Malaysia
yarakat di Kecamatan Badau berupaya melakukan pencarian terhadap Alwi (53 tahun) yang diduga hilang tersesat di hutan Desa Kekurak perbatasan Indonesia-Malaysia, Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Kamis (13/10/2022). HO-Polsek Badau.

Kapuas Hulu, Kalbar - Seorang warga Desa Pulau Majang Kecamatan Badau bernama Alwi berusia 53 tahun, hilang sejak Rabu (12/10) di hutan Desa Kekurak perbatasan Indonesia-Malaysia wilayah Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat.


Pihak keluarga beserta masyarakat setempat telah melakukan pencarian terhadap korban hilang tersebut hingga akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian wilayah setempat.


"Kami sudah menerima laporan dari pihak keluarga yang bersangkutan, untuk dugaan tersesat di hutan, untuk itu kami akan membantu masyarakat melakukan pencarian," kata Kapolsek Badau AKP Surarso, saat dilansir BorneoTribune dari ANTARA, di Putussibau, Kapuas Hulu, Jumat.


Disampaikan Surarso, pihaknya menerima laporan dari keluarga korban pada Kamis (13/10) kemarin.


Berdasarkan kronologis yang diterima, Rabu (12/10) sekitar pukul 11.00 WIB, Alwi dan Arpansi berangkat dari rumah menuju hutan mencari tiang untuk bubu (alat pencari ikan) yang berada di daerah mungguk Batu Riang Desa Kekurak Kecamatan Badau menggunakan sampan.


Namun, saat itu hari sudah mulai gelap Alwi tidak kunjung datang. Sedangkan Arpansi terlebih dahulu pulang ke rumah dari hutan tersebut.


"Keluarganya dan masyarakat sudah berusaha melakukan pencarian, namun belum membuahkan hasil," kata Surarso.


Surarso menyampaikan akan melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait sebagai upaya untuk melakukan pencarian warga yang hilang tersebut.


Di tempatkan terpisah, keluarga korban bernama Danny meminta bantuan kepada sejumlah pihak untuk melakukan pencarian terhadap Alwi yang hilang sejak dua hari lalu itu.


"Yang hilang itu kakek saya Bang, kakek (Alwi) pamit dari rumah mencari kayu untuk pasang bubu, mohon doa dan bantuan semua pihak agar kakek saya segera ditemukan," katanya penuh harap.


(yk/ant)

Jumat, 16 September 2022

Lagi-Lagi Heboh, Seorang Kakek Tenggelam Di Sungai Sekayam

Warga Entikong di hebohkan seorang kakek hilang tenggelam di Sungai Sekayam, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar
Warga Entikong di hebohkan seorang kakek hilang tenggelam di Sungai Sekayam, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar. (BorneoTribun/Libertus)
BorneoTribun Sanggau - Warga Entikong di hebohkan seorang kakek hilang tenggelam di Sungai Sekayam, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Jum'at (16/9/2022).

"Benar, bahwa salah satu warga kami memang hilang atau tenggelam pada pada hari ini. Warga kami yang hilang tenggelam bernama Sugiono berusia 73 tahun," terang Kiki selaku Kepala Desa Entikong melalui WhatsApp. Dirinya mengatakan warganya yang hilang tenggelam itu di sungai Sekayam.

"Pada pukul 08.00 Wib,  pagi itu yang bersangkutan mandi di sungai Sekayam, persis di tepian mandi yang biasa digunakan warga setempat."

"Pada Pukul  09.45  Wib Keluarga baru menyadari bahwa yang bersangkutan belum pulang dari sungai. Keluarga memberi tahu kepada warga sekitar bahwa yang bersangkutan mandi dan belum pulang dari sungai," terang Kiki.

Lebih lanjut Kades Entikong mengatakan bahwa pihak keluarga dibantu wargan telah melakukan pencarian dengan menyusuri sepanjang sungai Sekayam.

Keluarga dan warga setempat langsung mencari keberadaan yang bersangkutan degan alat seadanya yang dimiliki warga. Sampai sekarang yang bersangkutan belum ditemukan.

Reporter: Libertus

Rabu, 31 Agustus 2022

Pencarian Nelayan Hilang di Perairan Binuangeun

Pencarian Nelayan Hilang di Perairan Binuangeun
Basarnas Banten evakuasi nelayan KM Bintang di Perairan Binuangeun Kabupaten Lebak dan menemukan 2 orang saat berenang ke darat.
BorneoTribun, Lebak - Basarnas Banten melakukan operasi pencarian terhadap seorang nelayan bernama Jarman (49) yang dilaporkan hilang di Perairan Binuangeun Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Selasa (30/8).
 
Kepala Basarnas Banten Adil Triyanto mengatakan pihaknya menerima laporan pada Selasa pukul 09.15 WIB soal adanya kejadian Kapal Motor (KM) Bintang mati mesin di Perairan Binuangeun akibat cuaca buruk.

Berdasarkan laporan kapal nelayan KM Bintang pada Senin (29/8) pukul 13.00 WIB berlayar dari Pelabuhan Ratu menuju Pelabuhan Binuangeun dengan POB 3 orang antara lain Iwan (40) sebagai Capten Kapal, Aming (40) dan Jarman (40).
 
Ketiga nelayan KM Bintang itu semuanya warga Wanasalam Kabupaten Lebak.
 
Para nelayan KM Bintang itu hendak memasuki pelabuhan ikan di Binuangeun sekitar jarak 2 kilometer dari pelabuhan kapal mati mesin akibat diterjang gelombang tinggi hingga kapal bermalam dan mengapung di tengah laut.
 
Dengan demikian, Basarnas Banten memberangkatkan satu tim rescue dari Pos Unit Siaga Lebak untuk melakukan evakuasi terhadap nelayan KM Bintang yang mati mesin.
 
Tim SAR Gabungan menemukan 2 orang korban yang selamat berenang menuju tepi pantai atas nama Iwan dan Amin dan keduanya langsung dibawa ke Puskesmas Binuangeun.

Sedangkan, satu orang lagi atas nama Jarman menghilang dan kini masih dalam pencarian tim SAR gabungan.
 
"Kami berharap nelayan yang hilang itu bisa ditemukan dalam kondisi selamat," katanya.

(ms/ant)

Sabtu, 06 Agustus 2022

Tim SAR belum temukan nelayan hilang di Tanjung Lelemo Sultra

Ilustrasi - Tim SAR gabungan saat melakukan operasi pencarian hari kedua terhadap seorang nelayan bernama La Ode Zaeru (58) dilaporkan hilang sejak Sabtu (30/7).
Ilustrasi - Tim SAR gabungan saat melakukan operasi pencarian hari kedua terhadap seorang nelayan bernama La Ode Zaeru (58) dilaporkan hilang sejak Sabtu (30/7).

BorneoTribun, Kendari - Tim SAR gabungan tak menemukan nelayan bernama La Ode Zaeru (58) yang dilaporkan hilang sejak Sabtu (30/7) saat melaut di Perairan Tanjung Lelemo, Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara meski telah dilakukan operasi pencarian selama sepekan.

Kepala Basarnas Kendari Aris Sofingi di Kendari, Sabtu, mengatakan, pihaknya telah melakukan operasi pencarian terhadap La Ode Zaeru bersama tim SAR gabungan selama tujuh hari namun hasilnya nihil.

"Mengingat operasi SAR telah dilaksanakan selama tujuh hari dan tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban maka operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup," katanya.

Dia mengatakan operasi pencarian korban di hari ketujuh turut melibatkan personel gabungan dari Pos SAR Wakatobi, BPBD Buton Utara, Polairud, Babinsa Kulisusu, Bhabinkamtibmas Polsek Kulisusu, masyarakat setempat hingga keluarga korban.

Ia menuturkan, meskipun operasi SAR gabungan ditutup, namun masih akan dilanjutkan dengan pemantauan dalam beberapa hari ke depan. Operasi SAR dapat dibuka kembali apabila ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.

Basarnas Kendari sebelumnya menerima informasi kejadian tersebut pada Minggu (31/7) dari salah satu keluarga korban bernama Salam yang melaporkan bahwa pada 30 Juli 2022 pukul 12.00 Wita telah terjadi kecelakaan kapal terhadap satu orang yang sedang mencari ikan di sekitar perairan Tanjung Lelemo, Buton Utara.

La Ode Zaeru dilaporkan keluar melaut pada Sabtu (30/7) sekitar pukul 09.30 Wita menggunakan perahu panjang di sekitar perairan Tanjung Lelemo.

Kebiasaan korban kembali pada pukul 13.00 Wita. Tetapi pada pukul 12.00 Wita perahu korban ditemukan dalam keadaan kosong oleh kapal yang melintas.

Pencarian telah dilakukan oleh pihak keluarga dan warga sekitar namun dengan hasil nihil sehingga kejadian itu dilaporkan ke Basarnas Kendari.

(MH/ANTARA)

Minggu, 27 Maret 2022

Anak Pesantren yang Hilang di Wisata Air Merah Ngabang Ditemukan

Anak Pesantren yang Hilang di Wisata Air Merah Ngabang Ditemukan
Saat warga bersama tim BPBD Landak, Polri dan TNI melakukan pencarian M Latif.
BorneoTribun Landak, Kalbar – Seorang anak pesantren M Latif (15) yang hilang saat berziarah ke makam Raja Abdul Khahar dan wisata di Air Merah Desa Mungguk ditemukan sudah tidak bernyawa pada Sabtu (26/3/2022) pukul 13.00 Wib.

Korban yang masih duduk di bangku SMP Takhassus Yayasan Nurul Islam Ngabang itu ditemukan sudah tidak bernyawa di sungai oleh warga bersama tim BPBD Landak, Polri dan TNI.

"Saya sebagai kades mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat, instansi terkait Babinkamtibmas, Babinsa, BPBD Landak, Banser NU, Camat Ngabang yang ikut membantu pencarian keberadaan M Latif dari sejak Sabtu pukul 17.00 sore hingga pukul 13.00 siang,” ucap Kepala Desa Mungguk, Mulyadi. 

Dikatakan Mulyadi, Jenazah korban usai ditemukan langsung dibawa ke rumah
Saat warga bersama tim BPBD Landak, Polri dan TNI melakukan pencarian M Latif.
Dikatakan Mulyadi, Jenazah korban usai ditemukan langsung dibawa ke rumah duka.

Seperti diketahui, pada Sabtu tanggal 26 Maret 2022 korban bersama para ratusan santri lainnya melakukan ziarah massal kemudian dilanjutkan dengan berwisata di Air Merah Desa Mungguk.

Setelah berwisata di Air Merah, sekitar pukul 17.00 para santri kembali ke Pondok pesantren dan dilakukan pengecekan jumlah santri dan di ketahui bahwa santri atas nama M Latif tidak ada di tempat.

(Yk/Ra) 

Seorang Anak Pesantren Hilang Usai berziarah ke Salah Satu Makam di Ngabang

Seorang Anak Pesantren Hilang Usai berziarah ke Salah Satu Makam di Ngabang
Seorang Anak Pesantren Hilang Usai berziarah ke Salah Satu Makam di Ngabang. 


BorneoTribun Landak – Seorang anak Pesantren Nurul islam di Ngabang dikabarkan hilang usai berziarah ke Makam Makam Raden Abdul Kahar di Ngabang Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Sabtu (26/3) kemarin. 


"Care anak pesantren hilang di Air Merah atau di hutan," kata Warga Mungguk Ngabang, Budi kepada BorneoTribun via WhatsApp, Minggu (27/3). 


Budi mengatakan, anak bernama Muhammad latif yang diperkirakan berusia 13 tahun itu sebelum bermain di air merah, sempat berziarah ke salah satu makam di ngabang. 


"Kita belum tahu hilang dimana, kalau hilang di air merah kita tahu airnya dangkal. Sebagian warga ada yang mencari di hutan juga," ungkapnya. 


Selain itu, kata Budi, sampai saat ini warga masih mencari keberadaan anak pesantren tersebut.


Reporter: Yakop

Jumat, 25 Februari 2022

Sempat Diberitakan Hilang, Akhirnya Angelika Florentia kembali ke Rumah

Sempat di Beritakan Hilang, Akhirnya Angelika Florentia kembali ke Rumah
Sempat di Beritakan Hilang, Akhirnya Angelika Florentia kembali ke Rumah. 


BorneoTribun Bengkayang, Kalbar – Angelika Florentia (17) sempat dilaporkan hilang beberapa hari yang lalu akhirnya kembali ke rumah dengan keadaan baik dan sehat, Jumat (25/2/2022) sekitar pukul 01.15 WIB.


Informasi tersebut di sampaikan langsung oleh Kapolsek Seluas IPDA Kasianus kepada awak media, Dia menjelaskan saat berita kehilangannya beredar Angelika Florentia di ketahui berada di Sanggau Ledo dan di jemput oleh orang tuanya.


”Dia meninggalkan rumah karena ada masalah sedikit, sehingga memilih kabur hingga keluar kabupaten Bengkayang. Saat berita kehilangannya beredar luas akhirnya yang bersangkutan pulang kembali ke rumah orangtuanya," ungkap Kapolsek IPDA Kasianus melalu Pesan WhatsApp. 


Kapolsek Seluas juga berterima kasih kepada pihak yang telah membantu memberitakan kehilangan gadis perempuan yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) tersebut.


”Terimakasih rekan-rekan Media yang telah memberitakan, dan terima kasih kepada masyarakat yang telah meneruskan dan membagikan berita kehilangan anak kita Angelika Florentia,” ucap Kapolsek.


(Rinto Andreas/Injil)

Kamis, 24 Februari 2022

DICARI! Gadis SMA di Bengkayang Tiga Hari Belum Pulang ke Rumah

Gadis SMA di Bengkayang Tiga Hari Belum Pulang ke Rumah
Angelina Florentia (17) warga Dusun Tri Mulia, Desa Setangau Jaya, Kecamatan Seluas. 


BorneoTribun Bengkayang, Kalbar – Seorang anak gadis yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) bernama Angelina Florentia (17) warga Dusun Tri Mulia, Desa Setangau Jaya, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang, Kalbar diketahui telah hilang, sejak dari hari Senin 21 Februari 2022 sekitar pukul 22.00 WIB.


Menurut keterangan ayah Korban, Herkulanus Aca telah melaporkan kehilangan anaknya kepada Polsek Seluas.


Angelina Florentia (17) sudah tiga hari pergi meninggalkan rumah, saat pergi Angelina Florentia tidak meminta izin dengan orang tuanya.


"Kami betul-betul tidak mengetahui anak saya pergi dengan siapa, karena waktu dia pergi malam dan kami sudah tidur pak, ," ungkap Herculanus Aca saat di hubungi melalui WhatsApp, Kamis (24/2/2022).


Sementara, Kapolres Bengkayang AKBP Arif Agung Winarto melalui Kapolsek Seluas, IPDA Kasianus saat di konfirmasi membenarkan kejadian kehilangan orang yang telah di laporkan di Polsek Seluas.


Berikut ciri-ciri Angelina Florentia (17) anak yang telah hilang ; Rambut (Lurus panjang warna hitam), Tinggi Badan (154 cm), Mata (Lonjong Putih), tanda-tanda istimewa ( Bagian kaki bagian dalam ada bekas bakar), pakaian terakhir dikenakan (Levis warna hitam, baju kaos kuning, switer warna coklat, dan sepatu warna putih).


(Rinto Andreas/Tino)

Sabtu, 19 Februari 2022

Ritual di Pantai Selatan, 11 Warga Hilang hingga Pengakuan Korban

Ritual di Pantai Selatan, 11 Warga Hilang hingga Pengakuan Korban
Ritual di Pantai Selatan, 11 Warga Hilang hingga Pengakuan Korban. 

BorneoTribun.com – Kegiatan ritual aneh di pesisir pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur memakan korban jiwa.


Ritual di Pantai Selatan, 11 Warga Jember Dinyatakan Hilang

Sedikitnya ada 11 orang dinyatakan hilang karena terseret arus ombak pada hari Minggu (13/02/2022).


Menurut informasi sumber Suaraindonesia.co.id menyampaikan, acara itu dipimpin oleh salah seorang sesepuh bernama Hasan.


Dia, oleh warga Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, dikenal dengan sebutan ketua kelompok Tunggal Jati Nusantara.


Mereka berangkat ke pantai selatan secara estafet, sementara satu orang tidak ikut karena bertindak sebagai sopir saja.


Prosesi acara sakral itu, dimulai tepat jam 00.00 WIB, diikuti oleh 23 orang di tepi pantai.


Rombongan berjamaah ini, sebelumnya sempat diingatkan oleh salah seorang tokoh masyarakat agar dihentikan mengingat ombak semakin besar.


Namun, kelompok itu memilih melanjutkan acara ritual dan tidak menggubris saran warga.


Sekira jam 00.25 WIB, tiba-tiba ombak besar datang dan menyapu mereka dan terseret ke tengah.


"Tadi malam sudah ada yang teriak minta tolong, ternyata sudah banyak yang hilang," ujar salah seorang nelayan bernama Ahmad.


Sampai berita ini ditulis, dua orang berhasil ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.


Sementara tim gabungan masih terus melakukan pencarian dan menyisir di sekitar bibir pantai.


Terungkap, Alasan Anggota Ikut 'Ritual Maut' di Pantai Selatan Jember

Pihak kepolisian mulai melakukan pemeriksaan terhadap 12 orang selamat dalam terjangan ombak di pantai selatan.


Adapun salah satu alasan, kelompok yang menamakan diri Tunggal Jati Nusantara itu berdzikir dan menenangkan diri di pesisir samudra lepas.


"Hasil pemerikasaan sementara, mereka melakukan itu untuk menenangkan diri," ungkap AKP M.Na'i Kastpolairud Polres Jember Senin (14/02/2022) lewat sambungan selulernya.


Hasil pemeriksaan sementara Na'i mengaku aneh, adapun yang menjadi alasan anggota kelompok tersebut  seperti diluar nalar.


"Pengakuan mereka tujuannya macam-macam, ada kekebalan, naik pangkat dan tujuan lain," sambungnya.


Bahkan, kata Na'i mereka kompak mengatakan apa yang dilakukan itu atas dasar kemauan sendiri.


"Mereka mengaku, dengan sadar tanpa paksaan mengikuti ritual itu," sambungnya.


Kendati begitu, pihak kepolisian tidak lantas percaya dan akan terus mengusut kasus tersebut.


Menurut informasi sumber, Nur Hasan selaku sebagai ketua kelompok sempat ikut dalam prosesi tersebut dari atas bukit Kamboja.


Namun, pria itu berhasil menyelamatkan diri dari terjangan ombak ganas pantai selatan.


Sampai saat ini, polisi terus melakukan pemeriksaan dan pengembangan terhadap kasus ritual yang merenggut 11 nyawa tersebut.


Diberitakan sebelumnya, sebanyak 23 orang melakukan ritual di pinggir Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember pada Minggu (13/02/2022) dengan tujuan mencari ketenangan.


Namun, ombak besar tiba-tiba datang menyapu dan menyeret 11 orang hingga tewas mengambang.


Pengakuan Mengejutkan, Korban Selamat Terjangan Ombak Acara 'Ritual Maut'

Hasil pemeriksaan saksi anggota kelompok Tunggal Jati Nusantara yang selamat hasilnya mengejutkan dan diluar dugaan.


Seperti yang disampaikan Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo dalam keterangannya saat dikonfirmasi awak media, Senin (14/02/2022).


Dibeberkan Hery, berdasarkan salah satu pengakuan dari saksi adapun tujuan utama adalah menyucikan diri.


"Tadi satu saksi dengan gamblang mengaku ingin menyucikan diri dan mengharapkan berkah dari ratu pantai selatan," ungkap Hery di ruang kerjanya.


Hasil dari pemeriksaan sementara, menurutnya, memiliki tujuan yang berbeda-beda.


"Mereka memiliki kesusahan yang berbeda- beda, tergantung Maslah masing-masing," sebutnya.


Lebih jauh pihaknya menjelaskan, bahwa sebelumnya Nur Hasan juga mengklaim bahwa setiap individu memiliki tujuan tersendiri.


"Nur Hasan mengklaim, bahwa do'a, dzikir, dan sholawat yang dibaca di padepokannya akan menyelesaikan masalah dan persolan," ungkap Hery.


Menurut informasi salah seorang korban selamat menjelaskan, prosesi kegiatan ritual itu dilakukan pada malam hari tepat jam 00.00 WIB.


Adapun tempat yang dipilih, Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur.


Mereka kompak bergandengan tangan membaca do'a yang dipimpin langsung oleh Nur Hasan sebagai ketua kelompok.


Namun, tiba-tiba ombak besar datang menyergap dan menyeret 11 anggota kelompok tersebut.


Sementara 12 lainnya dinyatakan selamat terhempas dan berusaha berenang sekuat tenaga ke bibir pantai.(*) 

Rabu, 09 Juni 2021

Seorang Warga Sekadau Hilang, Keluarga: "Hendrikson Mengalami Sakit"

Seorang Warga Sekadau Hilang, Keluarga: "Hendrikson Mengalami Sakit"
Kanan pelaporan, Kiri orang hilang. (Foto: Humas Polres)

BorneoTribun Sekadau, Kalbar -- Seorang warga Dusun Bemban, Desa Batuk Mulau Kecamatan Belitang Hulu, Kabupaten Sekadau, Kalbar, Hendrikson (39) dilaporkan hilang sejak Jumat tanggal 4 Juni 2021 dan belum diketahui keberadaannya.

Kapolsek Belitang Hulu Ipda M. Rokhim menuturkan, istri Hendrikson yakni Giarti (34) terakhir kali melihat suaminya berada di rumah. 

Peristiwa itu dilaporkan ke Mapolsek Belitang Hulu pada Selasa (8/6).

Sebelum suaminya hilang, Giarti sedang memberi makan ternak di kandang yang tak jauh dari rumahnya. Pukul 06.00 WIB, ia masih melihat suaminya tidur di kamar.

"Saat itu, Giarti membangunkan suaminya menanyakan sudah mau makan atau belum. Lalu, suaminya menjawab masih ngantuk," kata Kapolsek sesuai keterangan Giarti, Rabu (9/6).

Setelah itu, terang Kapolsek, Giarti pergi ke kebun karet dan baru pulang ke rumah sekitar pukul 10.00 WIB. Namun, ternyata sang suami tidak berada di rumah.

"Menurut Giarti, suaminya terakhir memakai kaos lengan panjang berwarna cokelat tua dan celana pendek olahraga berwarna hitam," ucap Kapolsek.

Hendrikson memiliki ciri-ciri tinggi badan 170 cm, kulit sawo matang, rambut ikal, perawakan kurus. Adapun ciri khususnya, yakni memiliki tompel di tengkuk sebelah kanan dan sula.

"Dari keterangan keluarga, Hendrikson juga mengalami sakit. Bagi warga yang melihat atau mengetahui keberadaan Hendrikson silahkan hubungi Kepolisian terdekat," tutur Kapolsek. (YK/MY/Humas)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno