Jumat, 29 Maret 2024
Senin, 29 Januari 2024
Korban Tenggelam di Kalbar Ditemukan, Pria Asal Sumbar Ditemukan Meninggal di Sungai Sibau Kapuas Hulu
Pria Sumatera Barat Hilang di Sungai Kapuas, Pencarian Terus Berlanjut
Sabtu, 19 Agustus 2023
Dua Bocah Hilang Tenggelam di Batu Tinggi: Pemkab Sekadau Aktif dalam Upaya Pencarian
Jumat, 11 Agustus 2023
Kronologis Hilangnya Ayap Hingga ditemukan 3 Hari Di Hutan Kalimantan
Selasa, 27 Juni 2023
Warga Asal Kubu Raya Dinyatakan Hilang Selama 3 Hari di Dusun Semabi Sekadau
Senin, 14 November 2022
Casis Bintara Polri Asal Sekadau Dilaporkan Tenggelam, Ini Kronologinya
Pencarian keberadaan Syahrul Iqbal Komaini (19) dilaporkan hilang tenggelam pada Minggu (13/11/2002). (Humas Polres Sekadau) |
Pencarian keberadaan Syahrul Iqbal Komaini (19) dilaporkan hilang tenggelam pada Minggu (13/11/2002). (Humas Polres Sekadau) |
Pencarian keberadaan Syahrul Iqbal Komaini (19) dilaporkan hilang tenggelam pada Minggu (13/11/2002). (Humas Polres Sekadau) |
Selasa, 01 November 2022
Tim hentikan pencarian terhadap Alwi di hutan perbatasan RI-Malaysia
Rabu, 19 Oktober 2022
Satgas Pamtas Ri-Malaysia Di Badau Menyisir Hutan Cari Warga Hilang
Hampir 2 Pekan Alwi Hilang Di Hutan Kekurak, Tim Terus Cari Keberadaan Warga Kapuas Hulu
Sabtu, 15 Oktober 2022
Seorang warga Pulau Majang hilang di hutan perbatasan RI-Malaysia
Kapuas Hulu, Kalbar - Seorang warga Desa Pulau Majang Kecamatan Badau bernama Alwi berusia 53 tahun, hilang sejak Rabu (12/10) di hutan Desa Kekurak perbatasan Indonesia-Malaysia wilayah Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat.
Pihak keluarga beserta masyarakat setempat telah melakukan pencarian terhadap korban hilang tersebut hingga akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian wilayah setempat.
"Kami sudah menerima laporan dari pihak keluarga yang bersangkutan, untuk dugaan tersesat di hutan, untuk itu kami akan membantu masyarakat melakukan pencarian," kata Kapolsek Badau AKP Surarso, saat dilansir BorneoTribune dari ANTARA, di Putussibau, Kapuas Hulu, Jumat.
Disampaikan Surarso, pihaknya menerima laporan dari keluarga korban pada Kamis (13/10) kemarin.
Berdasarkan kronologis yang diterima, Rabu (12/10) sekitar pukul 11.00 WIB, Alwi dan Arpansi berangkat dari rumah menuju hutan mencari tiang untuk bubu (alat pencari ikan) yang berada di daerah mungguk Batu Riang Desa Kekurak Kecamatan Badau menggunakan sampan.
Namun, saat itu hari sudah mulai gelap Alwi tidak kunjung datang. Sedangkan Arpansi terlebih dahulu pulang ke rumah dari hutan tersebut.
"Keluarganya dan masyarakat sudah berusaha melakukan pencarian, namun belum membuahkan hasil," kata Surarso.
Surarso menyampaikan akan melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait sebagai upaya untuk melakukan pencarian warga yang hilang tersebut.
Di tempatkan terpisah, keluarga korban bernama Danny meminta bantuan kepada sejumlah pihak untuk melakukan pencarian terhadap Alwi yang hilang sejak dua hari lalu itu.
"Yang hilang itu kakek saya Bang, kakek (Alwi) pamit dari rumah mencari kayu untuk pasang bubu, mohon doa dan bantuan semua pihak agar kakek saya segera ditemukan," katanya penuh harap.
(yk/ant)
Jumat, 16 September 2022
Lagi-Lagi Heboh, Seorang Kakek Tenggelam Di Sungai Sekayam
Warga Entikong di hebohkan seorang kakek hilang tenggelam di Sungai Sekayam, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar. (BorneoTribun/Libertus) |
Rabu, 31 Agustus 2022
Pencarian Nelayan Hilang di Perairan Binuangeun
Basarnas Banten evakuasi nelayan KM Bintang di Perairan Binuangeun Kabupaten Lebak dan menemukan 2 orang saat berenang ke darat. |
Sabtu, 06 Agustus 2022
Tim SAR belum temukan nelayan hilang di Tanjung Lelemo Sultra
Ilustrasi - Tim SAR gabungan saat melakukan operasi pencarian hari kedua terhadap seorang nelayan bernama La Ode Zaeru (58) dilaporkan hilang sejak Sabtu (30/7). |
Minggu, 27 Maret 2022
Anak Pesantren yang Hilang di Wisata Air Merah Ngabang Ditemukan
Saat warga bersama tim BPBD Landak, Polri dan TNI melakukan pencarian M Latif. |
Saat warga bersama tim BPBD Landak, Polri dan TNI melakukan pencarian M Latif. |
Seorang Anak Pesantren Hilang Usai berziarah ke Salah Satu Makam di Ngabang
Seorang Anak Pesantren Hilang Usai berziarah ke Salah Satu Makam di Ngabang. |
BorneoTribun Landak – Seorang anak Pesantren Nurul islam di Ngabang dikabarkan hilang usai berziarah ke Makam Makam Raden Abdul Kahar di Ngabang Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Sabtu (26/3) kemarin.
"Care anak pesantren hilang di Air Merah atau di hutan," kata Warga Mungguk Ngabang, Budi kepada BorneoTribun via WhatsApp, Minggu (27/3).
Budi mengatakan, anak bernama Muhammad latif yang diperkirakan berusia 13 tahun itu sebelum bermain di air merah, sempat berziarah ke salah satu makam di ngabang.
"Kita belum tahu hilang dimana, kalau hilang di air merah kita tahu airnya dangkal. Sebagian warga ada yang mencari di hutan juga," ungkapnya.
Selain itu, kata Budi, sampai saat ini warga masih mencari keberadaan anak pesantren tersebut.
Reporter: Yakop
Jumat, 25 Februari 2022
Sempat Diberitakan Hilang, Akhirnya Angelika Florentia kembali ke Rumah
Sempat di Beritakan Hilang, Akhirnya Angelika Florentia kembali ke Rumah. |
BorneoTribun Bengkayang, Kalbar – Angelika Florentia (17) sempat dilaporkan hilang beberapa hari yang lalu akhirnya kembali ke rumah dengan keadaan baik dan sehat, Jumat (25/2/2022) sekitar pukul 01.15 WIB.
Informasi tersebut di sampaikan langsung oleh Kapolsek Seluas IPDA Kasianus kepada awak media, Dia menjelaskan saat berita kehilangannya beredar Angelika Florentia di ketahui berada di Sanggau Ledo dan di jemput oleh orang tuanya.
”Dia meninggalkan rumah karena ada masalah sedikit, sehingga memilih kabur hingga keluar kabupaten Bengkayang. Saat berita kehilangannya beredar luas akhirnya yang bersangkutan pulang kembali ke rumah orangtuanya," ungkap Kapolsek IPDA Kasianus melalu Pesan WhatsApp.
Kapolsek Seluas juga berterima kasih kepada pihak yang telah membantu memberitakan kehilangan gadis perempuan yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) tersebut.
”Terimakasih rekan-rekan Media yang telah memberitakan, dan terima kasih kepada masyarakat yang telah meneruskan dan membagikan berita kehilangan anak kita Angelika Florentia,” ucap Kapolsek.
(Rinto Andreas/Injil)
Kamis, 24 Februari 2022
DICARI! Gadis SMA di Bengkayang Tiga Hari Belum Pulang ke Rumah
Angelina Florentia (17) warga Dusun Tri Mulia, Desa Setangau Jaya, Kecamatan Seluas. |
BorneoTribun Bengkayang, Kalbar – Seorang anak gadis yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) bernama Angelina Florentia (17) warga Dusun Tri Mulia, Desa Setangau Jaya, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang, Kalbar diketahui telah hilang, sejak dari hari Senin 21 Februari 2022 sekitar pukul 22.00 WIB.
Menurut keterangan ayah Korban, Herkulanus Aca telah melaporkan kehilangan anaknya kepada Polsek Seluas.
Angelina Florentia (17) sudah tiga hari pergi meninggalkan rumah, saat pergi Angelina Florentia tidak meminta izin dengan orang tuanya.
"Kami betul-betul tidak mengetahui anak saya pergi dengan siapa, karena waktu dia pergi malam dan kami sudah tidur pak, ," ungkap Herculanus Aca saat di hubungi melalui WhatsApp, Kamis (24/2/2022).
Sementara, Kapolres Bengkayang AKBP Arif Agung Winarto melalui Kapolsek Seluas, IPDA Kasianus saat di konfirmasi membenarkan kejadian kehilangan orang yang telah di laporkan di Polsek Seluas.
Berikut ciri-ciri Angelina Florentia (17) anak yang telah hilang ; Rambut (Lurus panjang warna hitam), Tinggi Badan (154 cm), Mata (Lonjong Putih), tanda-tanda istimewa ( Bagian kaki bagian dalam ada bekas bakar), pakaian terakhir dikenakan (Levis warna hitam, baju kaos kuning, switer warna coklat, dan sepatu warna putih).
(Rinto Andreas/Tino)
Sabtu, 19 Februari 2022
Ritual di Pantai Selatan, 11 Warga Hilang hingga Pengakuan Korban
Ritual di Pantai Selatan, 11 Warga Hilang hingga Pengakuan Korban. |
BorneoTribun.com – Kegiatan ritual aneh di pesisir pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur memakan korban jiwa.
Ritual di Pantai Selatan, 11 Warga Jember Dinyatakan Hilang
Sedikitnya ada 11 orang dinyatakan hilang karena terseret arus ombak pada hari Minggu (13/02/2022).
Menurut informasi sumber Suaraindonesia.co.id menyampaikan, acara itu dipimpin oleh salah seorang sesepuh bernama Hasan.
Dia, oleh warga Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, dikenal dengan sebutan ketua kelompok Tunggal Jati Nusantara.
Mereka berangkat ke pantai selatan secara estafet, sementara satu orang tidak ikut karena bertindak sebagai sopir saja.
Prosesi acara sakral itu, dimulai tepat jam 00.00 WIB, diikuti oleh 23 orang di tepi pantai.
Rombongan berjamaah ini, sebelumnya sempat diingatkan oleh salah seorang tokoh masyarakat agar dihentikan mengingat ombak semakin besar.
Namun, kelompok itu memilih melanjutkan acara ritual dan tidak menggubris saran warga.
Sekira jam 00.25 WIB, tiba-tiba ombak besar datang dan menyapu mereka dan terseret ke tengah.
"Tadi malam sudah ada yang teriak minta tolong, ternyata sudah banyak yang hilang," ujar salah seorang nelayan bernama Ahmad.
Sampai berita ini ditulis, dua orang berhasil ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
Sementara tim gabungan masih terus melakukan pencarian dan menyisir di sekitar bibir pantai.
Terungkap, Alasan Anggota Ikut 'Ritual Maut' di Pantai Selatan Jember
Pihak kepolisian mulai melakukan pemeriksaan terhadap 12 orang selamat dalam terjangan ombak di pantai selatan.
Adapun salah satu alasan, kelompok yang menamakan diri Tunggal Jati Nusantara itu berdzikir dan menenangkan diri di pesisir samudra lepas.
"Hasil pemerikasaan sementara, mereka melakukan itu untuk menenangkan diri," ungkap AKP M.Na'i Kastpolairud Polres Jember Senin (14/02/2022) lewat sambungan selulernya.
Hasil pemeriksaan sementara Na'i mengaku aneh, adapun yang menjadi alasan anggota kelompok tersebut seperti diluar nalar.
"Pengakuan mereka tujuannya macam-macam, ada kekebalan, naik pangkat dan tujuan lain," sambungnya.
Bahkan, kata Na'i mereka kompak mengatakan apa yang dilakukan itu atas dasar kemauan sendiri.
"Mereka mengaku, dengan sadar tanpa paksaan mengikuti ritual itu," sambungnya.
Kendati begitu, pihak kepolisian tidak lantas percaya dan akan terus mengusut kasus tersebut.
Menurut informasi sumber, Nur Hasan selaku sebagai ketua kelompok sempat ikut dalam prosesi tersebut dari atas bukit Kamboja.
Namun, pria itu berhasil menyelamatkan diri dari terjangan ombak ganas pantai selatan.
Sampai saat ini, polisi terus melakukan pemeriksaan dan pengembangan terhadap kasus ritual yang merenggut 11 nyawa tersebut.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 23 orang melakukan ritual di pinggir Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember pada Minggu (13/02/2022) dengan tujuan mencari ketenangan.
Namun, ombak besar tiba-tiba datang menyapu dan menyeret 11 orang hingga tewas mengambang.
Pengakuan Mengejutkan, Korban Selamat Terjangan Ombak Acara 'Ritual Maut'
Hasil pemeriksaan saksi anggota kelompok Tunggal Jati Nusantara yang selamat hasilnya mengejutkan dan diluar dugaan.
Seperti yang disampaikan Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo dalam keterangannya saat dikonfirmasi awak media, Senin (14/02/2022).
Dibeberkan Hery, berdasarkan salah satu pengakuan dari saksi adapun tujuan utama adalah menyucikan diri.
"Tadi satu saksi dengan gamblang mengaku ingin menyucikan diri dan mengharapkan berkah dari ratu pantai selatan," ungkap Hery di ruang kerjanya.
Hasil dari pemeriksaan sementara, menurutnya, memiliki tujuan yang berbeda-beda.
"Mereka memiliki kesusahan yang berbeda- beda, tergantung Maslah masing-masing," sebutnya.
Lebih jauh pihaknya menjelaskan, bahwa sebelumnya Nur Hasan juga mengklaim bahwa setiap individu memiliki tujuan tersendiri.
"Nur Hasan mengklaim, bahwa do'a, dzikir, dan sholawat yang dibaca di padepokannya akan menyelesaikan masalah dan persolan," ungkap Hery.
Menurut informasi salah seorang korban selamat menjelaskan, prosesi kegiatan ritual itu dilakukan pada malam hari tepat jam 00.00 WIB.
Adapun tempat yang dipilih, Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Mereka kompak bergandengan tangan membaca do'a yang dipimpin langsung oleh Nur Hasan sebagai ketua kelompok.
Namun, tiba-tiba ombak besar datang menyergap dan menyeret 11 anggota kelompok tersebut.
Sementara 12 lainnya dinyatakan selamat terhempas dan berusaha berenang sekuat tenaga ke bibir pantai.(*)
Rabu, 09 Juni 2021
Seorang Warga Sekadau Hilang, Keluarga: "Hendrikson Mengalami Sakit"
Kanan pelaporan, Kiri orang hilang. (Foto: Humas Polres) |