Berita Borneotribun.com: Penembakan Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Penembakan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penembakan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 08 Februari 2024

Insiden Tembakan di Perkebunan Sawit, Polisi Ketapang Terluka

Pelaku Pencurian Sawit Menembak Anggota Polisi di Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Pelaku Pencurian Sawit Menembak Anggota Polisi di Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar).
KETAPANG - Anggota Ditsamapta Polda Kalimantan Barat berusia 23 tahun dengan inisial RD mengalami luka tembak di sekitar pelipis mata kanannya saat sedang melaksanakan tugas pengamanan di PT Cargill di Kecamatan Manis Mata, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. 

Peristiwa penembakan ini terjadi ketika RD bersama dengan asisten kebun dan satpam PT Cargill sedang berusaha mengamankan terduga pelaku pencurian buah sawit di area perkebunan perusahaan tersebut pada hari Selasa (06/02/2024).

Kronologi kejadian tersebut dijelaskan oleh Kasi Humas Polres Ketapang, AKP Sumiadinata, melalui siaran persnya, "Bripda RD bersama asisten kebun dan satpam pun langsung mengecek di lokasi yang dimaksud dan menemukan 3 orang terduga pelaku sedang memuat buah sawit kedalam sebuah mobil Avanza berwarna putih."

Setelah terpergok oleh RD, ketiga pelaku mencoba melarikan diri. RD berusaha mengejar terduga pelaku berinisial JE yang berusaha kabur ke dalam area kebun. 

Saat melakukan pengejaran, RD ditembak oleh pelaku JE menggunakan senjata rakitan, namun beruntung tembakan tersebut tidak mengenai sasaran. 

Namun, pelaku JE yang sempat terjatuh kembali menembak RD, kali ini mengenai pelipis mata sebelah kanan.

Sumiadinata menambahkan, "Setelah terkena tembakan, Bripda RD masih sempat mengamankan pelaku JE dan membawa pelaku ke kantor kebun PT Cargill. 

Saat ini, Bripda RD sedang mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Imanudin Pangkalan Bun. 

Pelaku JE dan beberapa barang bukti telah diamankan di Polsek Manis Mata untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut."

Rabu, 07 Februari 2024

Kawanan Maling TBS di Ketapang Tembak Polisi Saat Ketahuan Hendak Curi

Kawanan Maling TBS di Ketapang Tembak Polisi Saat Ketahuan Hendak Curi
Kawanan Maling TBS di Ketapang Tembak Polisi Saat Ketahuan Hendak Curi.
KETAPANG - Kejadian tak terduga dialami polisi bernama Bripda Ragha (RD) yang terkena tembakan senpi (Senjata Api) rakitan milik kawanan pencuri Tandan Buah Segar (TBS) sawit di kawasan PT MAI Cargil grup di keramatan Manis Mata Ketapang. Bripda Ragha alami luka di pelipis mata kanan.

Kapolres Ketapang AKBP Tommy Ferdian melalui Kasi Humas Polres Ketapang AKP Sumiadinata mengatakan, peristiwa  itu terjadi pada Selasa (06/02/24).

Ceritanya, saat Bripda Ragha melaksanakan patroli rutin pemantauan area kebun sawit bersama asisten kebun dan satpam mendapat info ada aksi upaya pencurian TBS di area kebun blok L50,.

"Bripda RD bersama asisten kebun dan satpam pun langsung mengecek di lokasi yang di maksud dan menemukan 3 orang terduga pelaku sedang memuat buah sawit kedalam sebuah mobil Avanza bewarna putih" kata Sumiadinata, Rabu (07/02/2024). 

Seterusnya, begitu mengethaui aksi pencurian tersebut terpergok, ketiga maling itu pun berusaha kabur. Bripda RD sendiri mencoba mengejar terduga pelaku berinisial JE yang berusaha lari kedalam area kebun. 

Saat melakukan pengejaran itulah Bripda RD sempat ditembak oleh pelaku JE menggunakan senjata rakitan namun tidak kena. 

Tak sampai disitu, pelaku JE yang sempat terjatuh kembali menembak Bripda RD dan mengenai pelipis mata sebelah kanan. 

Tak patah semangat, kejar-kejaran antara pun terjadi hingga akhirnya JE berhasil ditangkap dan diamankan sementara di kantor perusahaan. 

Sementara itu, kondisi Bripda Regha saat ini sudah dapat perawatan medis di RS Imanuddin kota Pangkalan Bun Kalteng.

"Beberapa barang bukti sudah diamanakan di Polsek Manis Mata untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," ucap Sumiadinata.

Penulis: Muzahidin

Rabu, 31 Januari 2024

Pelaku Penembakan Turki di Bali Diburu, WNA Mexico Jadi Tersangka

Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono (kanan) ditemani Katim Lidik Sidik Ditipidum Bareskrim Polri Kombes Pol. Whisnu Caraka (kiri) dan Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan (tengah) menunjukkan foto satu WNA Mexico yang masuk daftar pencarian orang pada saat konferensi pers di Mapolres Badung, Bali, Selasa (30/1/2024). ANTARA/Rolandus Nampu
Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono (kanan) ditemani Katim Lidik Sidik Ditipidum Bareskrim Polri Kombes Pol. Whisnu Caraka (kiri) dan Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan (tengah) menunjukkan foto satu WNA Mexico yang masuk daftar pencarian orang pada saat konferensi pers di Mapolres Badung, Bali, Selasa (30/1/2024). ANTARA/Rolandus Nampu
BALI - Polisi di Bali telah memulai pengejaran terhadap seorang warga negara asing (WNA) dari Mexico yang diduga menjadi otak di balik penembakan brutal terhadap seorang warga negara Turki, Turan Mehmet (30), di Vila Palm House, Mengwi, Badung. 

Kepala Kepolisian Resor Badung, AKBP Teguh Priyo Wasono, dalam pernyataannya pada Selasa, mengidentifikasi pelaku sebagai Sicairos Valdes Roberto (27), yang masih dalam status buron.

"Terduga pelaku merupakan bagian dari kelompok bersenjata asal Mexico yang berencana melakukan pembunuhan terhadap warga Turki dengan motif pencurian harta benda," ungkap AKBP Teguh.

Sementara itu, polisi telah berhasil menangkap tiga pelaku lainnya, yaitu Aramburo Contreras Jose Alfonso (32), Mayorquin Eacobedo Juan Antonio (24), dan Deraz Gonzalez Victor Eduardo (36). 

Foto-foto pelaku utama, Sicairos Valdes Roberto, telah didistribusikan dan dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO), serta polisi telah meminta pihak imigrasi untuk memasukkan nama pelaku dalam daftar pencekalan.

"Pihak kami telah berkoordinasi dengan imigrasi untuk langkah-langkah pencekalan lebih lanjut di bandara dan pelabuhan-pelabuhan di Bali," kata AKBP Teguh.

Menurut Kapolres Badung, berdasarkan keterangan sementara dari saksi dan pelaku, tidak ada hubungan sebelumnya antara pelaku dan korban. 

Turan Mehmet, korban penembakan tersebut, diketahui masuk Bali pada 7 Desember 2023 dengan visa on arrival untuk berlibur, sementara pelaku masuk pada 12 Desember 2023 dengan tujuan yang sama.

Kepala Bidang Intelijen dan Penindakan Imigrasi, Ngurah Rai Gilang, menegaskan bahwa dokumen perjalanan pelaku saat kedatangan di Indonesia telah lengkap dan sesuai prosedur. 

Gilang menolak adanya kelemahan dalam sistem imigrasi karena peristiwa kriminal itu terjadi setelah kedatangan pelaku di Bali.

Sebelumnya, Turan Mehmet mengalami luka parah setelah ditembak oleh empat WNA Mexico di Vila Palm House, Mengwi, Badung, Bali, pada Selasa (23/1) sekitar pukul 01.18 Wita. 

Empat pelaku tersebut menargetkan Turan Mehmet dan tiga temannya yang sedang berada di vila tersebut. 

Meskipun tiga teman Turan berhasil melarikan diri, Turan Mehmet terluka parah akibat tembakan senjata api.

Akibat tembakan tersebut, Turan Mehmet mengalami dua luka tembakan yang mengenai perut bagian depan hingga tembus bagian kanan, serta luka tembakan di lengan kiri hingga dada bagian kiri belakang.

Penangkapan terhadap tiga pelaku dilakukan pada Sabtu (27/1) sekitar pukul 08:00 Wita di Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali, oleh Satreskrim Polres Badung bersama dengan tim dari Ditipidum Bareskrim Polri, Ditreskrimum Polda Bali, Polsek Mengwi, dan Satbrimob Polda Bali.

Sumber: Antara/Rolandus Nampu
Editor: Yakop

Senjata Penembakan WNA Turki Diduga Milik Pelaku Meksiko

Kepala Kepolisian Resor Badung AKBP Teguh Priyo Wasono (tengah) didampingi Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan (kiri) dan Wakapolres Badung Kompol. I Made Pramasetia (kanan) memberikan keterangan terkait penembakan WNA Turki Turan Mehmet (30) oleh WNA Mexico pada konferensi pers di Mapolres Badung, Bali, Selasa (30/1/2024). ANTARA/Rolandus Nampu
Kepala Kepolisian Resor Badung AKBP Teguh Priyo Wasono (tengah) didampingi Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan (kiri) dan Wakapolres Badung Kompol. I Made Pramasetia (kanan) memberikan keterangan terkait penembakan WNA Turki Turan Mehmet (30) oleh WNA Mexico pada konferensi pers di Mapolres Badung, Bali, Selasa (30/1/2024). ANTARA/Rolandus Nampu
BALI - Aparat Kepolisian Resor Badung, Bali, tengah mendalami kasus penembakan terhadap warga negara asing (WNA) Turki yang bernama Turan Mehmet (30) yang dilakukan oleh empat orang warga negara asing asal Meksiko. 

Kepala Kepolisian Resor Badung, Ajun Komisaris Besar Polisi Teguh Priyo Wasono, mengungkapkan bahwa sejak penangkapan keempat pelaku pada Sabtu, 27 Januari 2024, mereka belum memberikan keterangan yang jujur kepada penyidik terkait kepemilikan dan asal-usul senjata api yang digunakan dalam kejadian tersebut.

Teguh menyebutkan, "Pengakuan senjata dari mana, sampai saat ini para terduga pelaku tidak jujur dan masih tertutup."

Keempat WNA Meksiko yang ditetapkan sebagai tersangka adalah Aramburo Contreras Jose Alfonso (32), Mayorquin Escobedo Juan Antonio (24), dan Deraz Gonzalez Victor Eduardo (36), sementara satu pelaku lainnya, Sicairos Valdes Roberto (27), masih dalam pencarian.

Meskipun hingga saat ini senjata api yang digunakan belum diketahui keberadaannya, namun berdasarkan bukti-bukti seperti rekaman CCTV dan peluru yang ditemukan, para pelaku diduga kuat memiliki dan menggunakan senjata api.

Polisi menemukan empat butir peluru aktif, empat selongsong peluru, dan empat proyektil peluru di TKP, serta sebuah kaos milik korban yang mengandung bercak darah dan lubang bekas peluru.

Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa peluru kaliber 7,65x17 milimeter tersebut buatan PT Pindad.

Selain itu, penyidik juga berhasil mengamankan dua unit sepeda motor Yamaha Nmax dan Honda ADV yang digunakan oleh para pelaku, serta dua helm dari pemilik rental motor yang sebelumnya dipinjam oleh pelaku.

Kepolisian masih mendalami dugaan adanya persaingan antara geng atau mafia yang mungkin terlibat dalam kasus ini. 

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Badung, AKP I Gusti Nyoman Jaya Widura, menjelaskan bahwa korban mengalami dua luka tembak yang cukup serius, namun saat ini kondisinya sudah stabil setelah menjalani operasi pengangkatan proyektil.

Sumber: Antara/Rolandus Nampu
Editor: Yakop

Pelaku Percobaan Pembunuhan WNA Turki Diketahui Sudah Lakukan Survei

Kapolres Badung Teguh Priyo Wasono (kedua dari kanan) didampingi oleh Katim Lidik sidik Ditipidum Bareskrim Polri Kombes Pol. Whisnu Caraka (paling kiri) dan Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan (kedua dari kiri) memberikan keterangan terkait pengungkapan kasus penembakan WNA Turki pada konferensi pers di Mapolres Badung, Bali, Selasa (30/1/2024). ANTARA/Rolandus Nampu
Kapolres Badung Teguh Priyo Wasono (kedua dari kanan) didampingi oleh Katim Lidik sidik Ditipidum Bareskrim Polri Kombes Pol. Whisnu Caraka (paling kiri) dan Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan (kedua dari kiri) memberikan keterangan terkait pengungkapan kasus penembakan WNA Turki pada konferensi pers di Mapolres Badung, Bali, Selasa (30/1/2024). ANTARA/Rolandus Nampu
BALI - Kepolisian Resor (Polres) Badung, Bali, menyatakan bahwa aksi penembakan yang dilakukan oleh tiga orang terhadap seorang warga negara asing (WNA) asal Turki, Turan Mehmet (30), memenuhi unsur tindak pidana percobaan pembunuhan berencana.

"Kami menemukan petunjuk bahwa ini memang direncanakan sebelumnya ada penyiapan senjata api, kemudian ada survei yang dilakukan oleh pelaku sebelum melakukan tindakan di TKP (tempat kejadian perkara). Kemudian ada jejak digital diduga kuat adalah perencanaan," kata Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono saat konferensi pers di Mapolres Badung, Bali, Selasa.

Kapolres Badung, Teguh Priyo Wasono, didampingi oleh Katim Lidik Sidik Ditipidum Bareskrim Polri, Kombes Pol. Whisnu Caraka, dan Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan, menjelaskan bahwa berdasarkan jejak digital, penyidik menemukan bahwa para pelaku diketahui pada Senin, 22 Januari 2024, sekitar pukul 22.00 Wita telah terlebih dahulu melakukan survei di tempat kejadian perkara (TKP).

"Hal itu terlihat jelas dalam rekaman CCTV yang diambil petugas dari vila Palm House Mengwi, Badung, Bali. Para pelaku datang dan menanyakan kepada petugas yang berjaga di villa tersebut terkait nama tempat tinggal korban tersebut sambil memantau waktu yang tepat untuk melakukan penyerangan."

Pada Selasa, 23 Januari 2024, pukul 01.12 Wita, para pelaku kembali mendatangi para korban dan melakukan tindakan percobaan pembunuhan dengan menggunakan senjata api. 

Akibatnya, korban mengalami luka serius akibat tembakan di beberapa bagian tubuhnya.

Adapun pelaku yang telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian merupakan WNA asal Mexico, yakni Aramburo Contreras Jose Alfonso (32), Mayorquin Eacobedo Juan Antonio (24), dan Deraz Gonzalez Victor Eduardo (36). Satu orang pelaku bernama Sicairos Valdes Roberto (27) masih dalam daftar pencarian orang (DPO).

"Atas perbuatannya tersebut, para pelaku dijerat pasal berlapis yakni Pasal 340 Juncto Pasal 53 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang tindak pidana melakukan percobaan pembunuhan berencana."

"Selain itu, para tersangka dijerat Pasal 338 jo. Pasal 53 KUHP pidana tentang tindak pidana melakukan percobaan pembunuhan dan Pasal 365 ayat (1) dan (2) KUHP tentang tindak pidana melakukan pencurian dengan kekerasan, serta Pasal 368 KUHP pidana tentang tindak pidana pemerasan."

Kapolres mengatakan jika melihat hasil rekaman CCTV diduga tiga dari empat pelaku, termasuk yang masih dalam status buron, secara bersama-sama melakukan tindak pidana sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya dengan menggunakan senjata api.

"Dari rekaman CCTV diduga ketiganya memiliki senjata api. Perannya mereka secara bersama-sama masuk dan melakukan tindakan penembakan itu," kata Teguh.

Teguh menjelaskan ketiga pelaku ditangkap di Jalan Jempiring, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung pada Sabtu, 27 Januari 2024, sekitar pukul 08:00 Wita.

Penangkapan tersebut berkat kerja sama Satreskrim Polres Badung bersama dengan Tim dari Ditipidum Bareskrim Polri, Ditreskrimum Polda Bali, Polsek Mengwi, dan dengan bantuan perkuatan pasukan taktis dari Satbrimob Polda Bali.

Korban kini masih menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara Polda Bali di Denpasar.

Sumber: Antara/Rolandus Nampu
Editor: Yakop

Penembakan di The Palm House Bali: Tersangka Berasal dari Meksiko

Petugas Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Badung menggiring tersangka Aramburo Contreras Jose Alfonso (32) dan dua pelaku penembakan WNA Turki lainnya pada Konferensi pers di Mapolres Badung, Bali, Selasa (30). ANTARA/Rolandus Nampu
Petugas Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Badung menggiring tersangka Aramburo Contreras Jose Alfonso (32) dan dua pelaku penembakan WNA Turki lainnya pada Konferensi pers di Mapolres Badung, Bali, Selasa (30). ANTARA/Rolandus Nampu
BALI - Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia bersama Polda Bali dan Polres Badung mengungkap motif di balik penembakan terhadap warga negara asing asal Turki, Turan Mehmet (30), di The Palm House, Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. 

"Motifnya untuk sementara yang kami dapatkan adalah ingin memiliki harta benda dari para korban tersebut. Untuk motif lain masih didalami oleh penyidik," kata Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono.

Menurut keterangan dari Kombes Pol. Whisnu Caraka dari Ditipidum Bareskrim Polri, serta Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan, dalam konferensi pers di Mapolres Badung, Bali, pada Selasa (30/1), para pelaku yang ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka adalah WNA asal Meksiko: 

Aramburo Contreras Jose Alfonso (32), Mayorquin Escobedo Juan Antonio (24), dan Deraz Gonzalez Victor Eduardo (36). Satu tersangka lainnya, Sicairos Valdes Roberto (27), masih dalam daftar pencarian orang (DPO).

Dilansir oleh Kapolres Badung, berdasarkan keterangan sementara dari para saksi dan pelaku, antara pelaku dan korban tidak saling mengenal satu sama lain. 

Turan Mehmet masuk ke Bali pada 7 Desember 2023 dengan visa on Arrival sebagai wisatawan, sementara para pelaku masuk pada 12 Desember 2023.

Selain Turan Mehmet, adiknya, Turan Muhammat Ennes, juga menjadi korban perampasan dan pencurian uang tunai Rp40 juta dan 4.000 dolar AS. 

Seorang WNI yang berprofesi sebagai penjaga keamanan, I Made Sutani, juga menjadi korban penyekapan dan perampasan oleh pelaku.

Kabid Humas Polda Bali, Jansen Avitus Panjaitan, menjelaskan bahwa dugaan tindak pidana percobaan pembunuhan berencana, percobaan pembunuhan, dan/atau pencurian dengan kekerasan atau perampasan terjadi pada Selasa, 23 Januari 2024, sekitar pukul 01.18 Wita di The Palm House, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.

Salah satu pelaku terlebih dahulu menyandera dan menodongkan senjata kepada seorang petugas keamanan villa sebelum tiga pelaku lainnya menerobos masuk dan menembak penghuni villa. 

Empat pelaku tersebut menargetkan Turan Mehmet dan tiga temannya yang sedang berada di villa tersebut. Hanya Turan Mehmet yang terluka akibat tembakan senjata api.

Bareskrim Polri, Polda Bali, dan Polres Badung melakukan pencarian terhadap pelaku. 

Melalui penyelidikan intensif dengan menggunakan metode Scientific Crime Investigation, seperti jejak digital, IT, CCTV, dan lain-lain, identitas dan keberadaan para pelaku yang merupakan WNA diketahui berada di salah satu rumah sewaan di Jalan Jempiring, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Pada Sabtu, 27 Januari 2024, sekitar pukul 08.00 Wita, para pelaku berhasil ditangkap oleh Satreskrim Polres Badung dengan bantuan Tim dari Ditipidum Bareskrim Polri, Ditreskrimum Polda Bali, Polsek Mengwi, serta pasukan taktis dari Satbrimob Polda Bali. 

Dua tersangka berhasil ditangkap di dalam rumah, sementara satu tersangka lainnya ditangkap di jalan raya dekat perumahan saat hendak kembali ke rumah sewaannya.

Sumber: Antara/Rolandus Nampu
Editor: Yakop

Sabtu, 08 April 2023

Gegara Eksavator Milik Pengusaha Ditahan, Oknum Polisi Diduga Tembak Warga Hingga Tewas

Gegara Eksavator Milik Pengusaha Ditahan, Oknum Polisi Diduga Tembak Warga Hingga Tewas
Foto tangkapan layar dari video saat puluhan orang keluarga korban saat berbicara dengan personil Babinsa kecamatan Nanga Tayap Jumat malam (07/04/23).

Ketapang, Kalbar - Seorang warga desa Nanga Tayap kecamatan Nanga Tayap kabupaten Ketapang jadi korban diduga ditembak oleh oknum polisi pada Jumat (07/04/23) sekitar pukul setengah lima petang. 

Korban bernama Agustino (40) tahun, warga dusun Sebuak desa Nanga Tayap kecamatan Nanga Tayap sedangkan diduga pelaku penembakan adalah oknum polisi berinisial Brigadir Satu (Briptu) AR dengan jabatan sebagai personil Bhabinkamtibmas desa Nanga Tayap. 

Kardi, keluarga korban mengatakan, saat kejadian, korban sedang berada di rumahnya dan ditembak Briptu AR dibagian dada dihadapan istri korban. 

"Korban ditembak di dada sebelah kanan. Saat ditembak, dia (korban) berada dirumahnya, ada anak istrinya, didatangi dua orang polisi dari polsek Tayap," kata Kardi, Jumat malam (7/04/23).

Upaya konfirmasi pada Kapolres Ketapang AKBP Laba Meliala belum diperoleh keterangan hingga berita ini diturunkan meskipun pesan sudah diterima oleh nomor ponsel Kapolres itu. 

Namun, dari kronologi peristiwa yang diperoleh, bermula saat dua polisi bernama Briptu AR dan Briptu S mendapat laporan dari pengusaha bernama Akiang.

Laporan itu terkait korban Agustino menahan eksavator milik Akiang. 

Mendapati itu, lantas kedua polisi dari Polsek Nanga Tayap itu mendatangi rumah korban dengan maksud membantu menyelesaikan permasalahan dan meminta korban mengembalikan alat berat milik Akiang itu. 

Namun, saat berbicara di kediaman korban, terjadi pertengkaran antara 2 polisi dengan korban Agustino. 

Korban diduga emosi dengan menyerang dua petugas polisi itu dengan senjata tajam jenis parang. 

Akibatnya, Briptu AR terluka dibagian lengan sebelah kanan terkena tebasan parang korban sedangkan Brigadir S berhasil menghindar dan selamat. 

Mungkin merasa terancam, Briptu AR mengeluarkan tembakan peringatan ke udara lebih dari 3 kali. 

Namun, tembakan itu seakan diabaikan korban, sehingga diduga Briptu AR mengarahkan tembakanya ke arah korban dan kena ke bagian dada sebelah kanan sehingga korban langsung tewas ditempat meski sempat dibawa ke Puskesmas setempat.

Conca (29) tahun seorang saksi yang mengetahui kejadian itu dan bekerja sebagai supir dump truck milik Akiang yang ikut kerumah korban saat kejadian itu dalam kronologi peristiwa itu mengatakan, Briptu AR sempat mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak 7 kali namun sepertinya diabaikan korban. 

Dan akhirnya, Briptu AR mengarahkan Tembakan ke dada korban dan langsung tewas. 

Info terakhir, hingga malam ini keadaan di rumah korban ramai di datangi massa. Bahkan masyarakat bersama keluarga mendatangi rumah pengusaha Akiang dan Mapolsek Nanga Tayap.

Sementara dua polisi tersebut kabarnya sudah berada di Mapolres Ketapang untuk diamankan guna menghindari masalah susulan. 

Oleh: Muzahidin

Kamis, 03 November 2022

Peluru Nyasar di Pontianak, Pemilik Senjata Api Terancam Diberhentikan

Peluru Nyasar di Pontianak, Pemilik Senjata Api Terancam Diberhentikan
Peluru Nyasar di Pontianak, Pemilik Senjata Api Terancam Diberhentikan.
Pontianak - Kabid Propam Polda Kalbar, Kombes (Pol) Andrea Gamma Putra menyatakan, protap dalam membersihkan senjata api sudah diatur, yakni di gudang senjata api, lapangan tembak, dan tidak boleh membersihkannya sembarangan, sehingga apa yang dilakukan pelaku FM sudah menyalahi prosedur dan sangat fatal sekali.

"Atas kasus ini pelaku diancam PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat) atas kelalaian pelaku hingga menyebabkan seseorang meninggal dunia," katanya.

Kapolda Sampaikan Permohonan Maaf Atas Korban Meninggal Peluru Nyasar

Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, Inspektur Jenderal Polisi Suryanbodo Asmoro, menyampaikan permohonan maaf kepada pihak keluarga atas meninggalnya Suhardi akibat peluru nyasar dari senjata api seorang anggota Polantas Polresta Pontianak berinisial FM, Rabu.
Peluru Nyasar di Pontianak, Pemilik Senjata Api Terancam Diberhentikan
Korban peluru nyasar.
"Dalam kasus ini kami menyampaikan prihatin atas musibah, untuk anggota tersebut akan dilakukan proses pidana dan kode etik."

"Kami menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya dan akan mengurus biaya rumah sakit hingga pemakaman," kata dia, di Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan, kronologi kejadian, yakni pada pukul 11.30 WIB anggota Pos Lantas yang bertugas di Pos Garuda, dua orang satu namanya FM dan T berada di pos itu setelah menjalankan tugasnya dalam mengatur lalu lintas.

"Saat istirahat setelah menjalankan tugasnya mengatur lalu lintas, lalu pelaku FM membersihkan senjata laras pendeknya karena sebelumnya basah karena air hujan," ungkapnya.
Polisi menunjukkan barang bukti pengungkapan kasus "peluru nyasar" ke gedung DPR di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (16/10/2018). Polda Metrojaya berhasil mengungkap kasus "peluru nyasar" ke gedung DPR pada hari Senin (15/10) lalu dan mengamankan dua orang tersangka berinisial I dan R serta menyita dua pucuk senjata api beserta pelurunya. ANTARA FOTO/Reno Esnir
Saat dibersihkan keluarlah ledakan dan peluru dari senjata itu mengenai dinding dari triplek dan peluru itu mantul hingga ke luar ruangan pos itu hingga mengenai korban (atau tidak ada unsur kesengajaan), katanya.

"Atas kejadian itu, korban langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dan korban Suhardi meninggal dunia di rumah sakit," katanya.

Sementara itu, Direktur Reskrimum Polda Kalbar, Komisaris Besar Polisi Aman Guntor, menyatakan, dari hasil olah TKP telah terjadi satu kali ledakan/tembakan hingga menembus dinding pos dan mengenai telinga bagian kepala korban yang berada di dalam mobil yang jaraknya sekitar 15 meter dari pos tersebut.

"Korban meninggal di rumah sakit, dan dalam kasus ini kami sudah memeriksa beberapa saksi termasuk teman pelaku dan masyarakat di sekitar TKP," ujarnya.

Dia menambahkan, pelaku dalam kasus ini diancam pasal 359 KUHP atau kelalaian hingga menyebabkan seseorang meninggal dunia dan diancam hukuman pidana dan kode etik sesuai dengan yang disampaikan oleh Kapolda Kalbar.

Pewarta : Andilala/Antara
Editor : Yakop

Kamis, 06 Oktober 2022

Pasca Penembakan Massal di Thailand, Menewaskan 32 orang

Menewaskan 32 orang Pascapenembakan Massal di Thailand
Menewaskan 32 orang Pascapenembakan Massal di Thailand
Ilustrasi. foto istockphoto/karya
Nong Bua Lamphu - Donor darah dibutuhkan di Rumah Sakit Nong Bua Lamphu, Thailand, setelah penembakan massal yang menewaskan 32 orang, terutama anak-anak, dan menyebabkan beberapa orang lainnya luka-luka.

Penembakan massal tersebut terjadi di sebuah pusat penitipan anak di provinsi timur laut Nong Bua Lamphu.

Sekitar 18 orang mengalami luka-luka dan segera dibawa ke rumah sakit.

Seorang pria bersenjata, yang merupakan mantan petugas polisi, melancarkan serangan pada sekitar pukul 13.00 waktu setempat pada Kamis dah melarikan diri dengan menggunakan truk pikap putih. Kepolisian meluncurkan aksi perburuan untuk menemukannya.

Polisi mengatakan bahwa pelaku penembakan sebelumnya diberhentikan dari dinas karena alasan terkait narkoba.

Setelah insiden itu, penembak massal tersebut, yang diidentifikasi bernama Panya Kamrab, menembak istri dan anaknya sebelum membunuh dirinya sendiri.

Perdana Menteri Jenderal Prayut Chan-ocha menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga korban yang meninggal.

Sumber: TNA/OANA

Minggu, 14 Agustus 2022

Polisi tangkap pelaku pembakaran rumah kades di Sumut

Polisi tangkap pelaku pembakaran rumah kades di Sumut
Foto Ilustrasi. Polisi tangkap pelaku pembakaran rumah kades di Sumut.
BorneoTribun, Medan - Aparat kepolisian menangkap pelaku pembakaran rumah kepala desa di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, yang terjadi beberapa waktu lalu.
 
"Pelaku berinisial PT ditangkap di tempat persembunyiannya di Kabupaten Karo," kata Kapolsek Pancur Batu Kompol Eriyanto Ginting, Sabtu (13/8).
 
Penangkapan pelaku berdasarkan laporan korban terkait kasus pembakaran rumah miliknya yang terjadi pada 11 Juli 2022.
 
Berdasarkan laporan itu, petugas melakukan penyelidikan dan berhasil mengetahui identitas pelaku dari sepeda motor miliknya yang tertinggal di lokasi kejadian.
 
Berdasarkan hasil interogasi, motif pembakaran tersebut dilatarbelakangi rasa sakit hati pelaku lantaran tidak terima ditegur oleh korban.
 
"Pelaku sakit hati karena ditegur di depan warga lain," ujarnya.
 
Terhadap pelaku dikenakan Pasal 187 KUHPidana dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.
 
"Pelaku saat ini sudah ditahan," ujarnya.

(NAS/ANT)

Selasa, 02 Agustus 2022

Empat polisi terluka saat gerebek narkoba di Polewali Mandar

Empat polisi terluka saat gerebek narkoba di Polewali Mandar
Salah seorang personel kepolisian yang terluka terkena sabetan senjata tajam saat melakukan penangkapan di sebuah rumah di jalur Trans Sulawesi di Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar mendapat perawatan intensif di RSUD Polewali Mandar, Sulbar, Selasa (2/8/2022).

BorneoTribun Jakarta - Empat personel Polda Sulawesi Barat (Sulbar) terluka saat melakukan penggerebekan pelaku penyalahgunaan narkoba di Jalan Trans Sulawesi di Kabupaten Polewali Mandar.

Direktur Ditresnarkoba Polda Sulbar Komisaris Besar Alpen, di Mamuju, Selasa, menyatakan keempat personel kepolisian itu mengalami luka sabetan senjata tajam saat melakukan penangkapan dua pelaku penyalahgunaan narkoba di jalur Trans Sulawesi di Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar pada Senin (1/8).

"Empat personel Polda Sulbar terluka akibat terkena sabetan senjata tajam jenis parang saat melakukan penangkapan dua pelaku penyalahgunaan narkoba di Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar," kata Alpen.

"Saat ini, keempat polisi yang terluka, yakni dua personel Subdit 1 Direktorat Resnarkoba Polda Sulbar bersama dua personel Satuan Narkoba Polres Polewali Mandar, masih menjalani perawatan intensif di RSUD Polewali Mandar," katanya lagi.


Walaupun dalam keadaan terluka, namun keempat personel kepolisian tersebut berhasil meringkus dua pelaku penyalahgunaan narkoba yang melakukan perlawanan tersebut.

Kedua pelaku, yakni Risal (31) dan Samsi (41), kata Alpen, memang sudah menjadi target operasi (TO) Polda Sulbar,

"Kedua orang ini memang sudah masuk dalam daftar target operasi, namun saat akan ditangkap mereka melakukan perlawanan kepada petugas dengan menggunakan parang dan melukai empat anggota kami," katanya pula.

"Para pelaku berhasil diringkus beserta barang bukti, berupa satu paket narkotika jenis sabu-sabu dan sebilah parang. Meskipun anggota kami di lapangan dalam keadaan terluka namun kedua pelaku tetap diperlakukan secara baik," ujar Alpen.

Kedua pelaku penyalahgunaan narkoba itu, kata Alpen, dijerat dengan Pasal 112 ayat (1) dan Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman pidana lebih dari lima tahun penjara.

(Amirullah/antara)

Senin, 01 Agustus 2022

Polisi Tembak Pencuri Motor Spesialis Rumah Indekos Di Medan

Polisi Tembak Pencuri Motor Spesialis Rumah Indekos Di Medan
Ilustrasi. (BorneoTribun/HO) 

BORNEOTRIBUN JAKARTA - Aparat kepolisian menembak pelaku pencurian sepeda motor spesialis rumah indekos di wilayah Kota Medan, Sumatera Utara, karena melakukan perlawanan saat pengembangan.
 
Kanit Reskrim Polsek Medan Area AKP Philip, di Medan, Minggu, mengatakan bahwa identitas pelaku berinisial B (42) merupakan residivis kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor).
 
"Pelaku terpaksa dilumpuhkan pada kedua kakinya, karena melakukan perlawanan dan mengancam petugas saat pengembangan mencari barang bukti," katanya.
 
Ia menjelaskan, penangkapan pelaku berdasarkan laporan korban yang kehilangan satu unit sepeda motor di kawasan Jalan Menteng Vll pada 21 April 2022.
 
Berdasarkan laporan itu, petugas melakukan penyelidikan kurang lebih selam tiga bulan dan berhasil menangkap pelaku di tempat persembunyiannya.

"Dari hasil interogasi, diketahui bahwa pelaku merupakan residivis kasus curanmor," katanya lagi.
 
Akibat perbuatannya, pelaku dikenakan Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun kurungan penjara.
 
"Pelaku sudah kami tahan," katanya menegaskan. (Antara)

Rabu, 13 April 2022

Hochul mengatakan tersangka penembakan kereta bawah tanah NYC masih buron

Hochul mengatakan tersangka penembakan kereta bawah tanah NYC masih buron
Hochul mengatakan tersangka penembakan kereta bawah tanah NYC masih buron.


BorneoTribun, New York -- Gubernur New York Kathy Hochul (D) mengatakan Selasa bahwa tersangka yang terlibat dalam penembakan mobil kereta bawah tanah Kota New York masih buron.


"Ini adalah situasi penembak aktif," katanya.


Komisaris Polisi Kota New York Keechant Sewell mengatakan selama konferensi pers bahwa seorang tersangka, yang mengenakan apa yang tampak seperti masker gas, membuka tabung dari tasnya yang memenuhi kereta dengan asap dan melepaskan tembakan tepat sebelum pukul 08:30 pada Selasa pagi.


Para pejabat mengatakan bahwa 16 pasien terluka setelah insiden itu, termasuk 10 yang menderita luka tembak. Lima korban digambarkan dalam kondisi kritis namun stabil.


Sewell mengatakan bahwa insiden itu saat ini tidak sedang diselidiki sebagai tindakan terorisme. Para pejabat mencatat tidak ada alat peledak yang diketahui di kereta kota saat ini.


Para pejabat menggambarkan tersangka sebagai seorang pria kulit hitam yang mengenakan “rompi tipe konstruksi hijau dan kaus berkerudung.” 


Hochul mengecam kekerasan, menyebut tersangka "sangat berhati dingin," menuntut diakhirinya kekerasan senjata dan menggambarkan kejahatan di kota sebagai "kegilaan yang merebut kota kami."


“Tidak ada lagi penembakan massal. Tidak ada lagi yang mengganggu kehidupan,” kata Hochul. 


“Itu harus berakhir. Itu berakhir sekarang, dan kami muak dan lelah membaca berita utama tentang kejahatan apakah itu penembakan massal atau hilangnya seorang gadis remaja atau anak berusia 13 tahun. Itu harus dihentikan,” tambahnya.


Hochul mencatat bahwa dia sedang berkomunikasi dengan Walikota New York City Eric Adams (D), yang tidak hadir dalam konferensi pers karena diagnosis COVID-19 baru-baru ini. Pejabat akan memberikan pembaruan lain tentang situasi pada hari Selasa.


Insiden itu terjadi satu hari setelah Presiden Biden mengumumkan larangan senjata hantu, atau peralatan pembuatan senjata tanpa izin.


(YK/ER)

Minggu, 27 Juni 2021

Helikopter Kepresiden Kolombia Ditembaki Orang Tak Dikenal

Helikopter Kepresiden Kolombia Ditembaki Orang Tak Dikenal.

BORNEOTRIBUN.COM - Dalam helikopter tersebut, ada Presiden Kolombia Ivan Duque. Ada juga pejabat penting lain, seperti Menteri Pertahanan Diego Molano, Menteri Dalam Negeri Daniel Palacios, dan Gubernur Norte de Santander Silvano Serrano.

Helikopter kepresiden Kolombia ditembaki orang tak dikenal di wilayah Catatumbo Kolombia menuju kota Cucuta, ibu kota Provinsi Norte de Santander, Jumat 25 Juni 2021 kemarin.

Untungnya, tidak ada korban dalam peristiwa ini.

“Yang jelas ini adalah serangan pengecut di mana lubang peluru bisa terlihat di pesawat kepresidenan,” kata Duque, dikutip dari CNN Indonesia.

Wilayah Catatumbo adalah wilayah perbatasan Kolombia dan Venezuela. 

Wilayah ini dikenal sebagai tempat penanaman Koka, baham utama kokain.

Di wilayah ini juga gerilyawan tentara pembebasan nasional (ELN) sayap kiri beroperasi. (*)

Selasa, 11 Mei 2021

Pria Bersenjata Serang Pesta Ulang Tahun di Colorado, 7 Tewas

Pria Bersenjata Serang Pesta Ulang Tahun di Colorado, 7 Tewas
Sejumlah polisi saat merespons penembakan massal di sebuah supermarket di Boulder, Colorado, 22 Maret 2021.

BorneoTribun Amerika -- Seorang laki-laki menembak mati enam orang dewasa, termasuk pacarnya, kemudian menembak dirinya sendiri dalam sebuah pesta ulang tahun di Colorado Springs, Colorado, pada Minggu (9/5) pagi.

"Tersangka, pacar dari perempuan yang menjadi korban, naik mobil ke tempat itu, masuk ke dalam dan mulai menembaki orang-orang di pesta itu sebelum akhirnya bunuh diri," kata pernyataan yang dirilis oleh Departemen Kepolisian Colorado Springs.

Motif penembakan itu belum dipastikan.

Kepala Kepolisian Colorado Springs Vince Niski menyampaikan ucapan duka cita kepada para keluarga dan berjanji akan mendukung mereka.

"Janji saya kepada masyarakat dan keluarga yang kehilangan seseorang hari ini, adalah departemen ini akan melakukan apa saja yang bisa dilakukan untuk menemukan jawaban yang patut Anda ketahui dan mendukung Anda sepenuhnya," kata Niski dalam pernyataan.

Menurut pernyataan itu, nama-nama para korban akan dirilis dalam waktu dekat. [vm/pp]

Oleh: VOA

Selasa, 20 April 2021

5 Orang Ditembak di Louisiana, Penembakan Ketiga dalam Sehari di AS

5 Orang Ditembak di Louisiana, Penembakan Ketiga dalam Sehari di AS
Kendaraan polisi terlihat di dekat tempat kejadian setelah penembakan di Shreveport, Louisiana, AS, 18 April 2021, melalui media sosial. (Foto: Love Shreveport-Bossier via Reuters)

BorneoTribun Amerika -- Lima orang dirawat di rumah sakit setelah mengalami luka-luka akibat ditembak di Shreveport, Louisiana. Reuters melaporkan, mengutip stasiun televisi yang berafiliasi dengan CBS, KSLA, penembakan yang terjadi pada Minggu (18/4) malam itu adalah penembakan ketiga yang dilaporkan terjadi di Amerika Serikat (AS) dalam 24 jam.

Dalam keterangannya, polisi mengatakan pihaknya sedang dalam tahap awal menyelidiki insiden tersebut, tanpa memastikan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit ataupun kondisi mereka.

Seorang juru bicara polisi mengatakan kepada wartawan bahwa petugas kepolisian sedang menanggapi laporan kemacetan lalu lintas ketika terdendar suara tembakan.

"Kami menanggapi kemacetan lalu lintas malam ini dan selama kemacetan itu, banyak tembakan dilepaskan," kata juru bicara tersebut.

Menurut media lokal Love Shreveport-Bossier, satu korban ditembak di kepala, sedangkan yang lain menderita beberapa luka tembak,

Tragedi tersebut terjadi ketika AS masih diliputi ketegangan karena terjadinya lonjakan kasus penembakan dalam beberapa pekan terakhir. Seorang pria bersenjata menewaskan delapan pekerja dan dirinya sendiri di pusat FedEx Indianapolis pada Kamis (15/4) malam. Setidaknya terjadi tujuh penembakan massal yang mematikan yang dilaporkan terjadi di AS selama sebulan terakhir.

Menurut laporan KSLA, beberapa unit polisi dikirim ke tempat kejadian di Shreveport, barat laut Louisiana, pada Minggu (18/4) pukul 21.00 waktu setempat. Laporan itu menambahkan korban dibawa ke Ochsners LSU Health dan rumah sakit setempat lainnya.

Reuters tidak dapat segera menghubungi polisi setempat. Kantor Wali Kota Shreveport tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.

Sebelumnya pada Minggu (18/4), tiga orang tewas di sebuah kompleks apartemen di Austin, Texas dan pihak berwenang memburu mantan wakil sheriff yang dicari sehubungan dengan penembakan fatal itu. Dalam kejadian terpisah, tiga orang tewas dan dua lainnya cedera dalam penembakan di sebuah bar di Kenosha County, Wisconsin, pada Minggu (18/4) dini hari.

Serangkaian penembakan telah meningkatkan tekanan publik terhadap pemerintah untuk memperketat aturan kepemilikan senjata. Sebagian besar orang Amerika mendukung undang-undang senjata yang lebih ketat, menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos, tetapi Washington tidak berbuat banyak untuk menanggapi masalah tersebut dalam beberapa tahun terakhir. [ah/au/ft]

Oleh: VOA

Polisi Selidiki Motif, Rilis Nama Korban Penembakan Indianapolis

Polisi Selidiki Motif, Rilis Nama Korban Penembakan Indianapolis
Para kerabat menunjukkan foto orang-orang terkasih yang menjadi korban penembakan massal di fasilitas fedEx, dalam doa bersama di Krannert Park, Indianapolis, Indiana, 17 April 2021.

BorneoTribun.com -- Pihak berwenang sedang menyelidiki motif dalam penembakan yang menewaskan delapan orang di sebuah fasilitas FedEx di Indianapolis, Indiana, Kamis lalu (15/4).

Polisi merilis nama kedelapan korban. Empat di antaranya adalah orang Sikh, yaitu Amarjit Sekhon, usia 48 tahun; Jaswinder Kaur, 64 tahun; Amarjeet Johal, 66 tahun; dan Jaswinder Singh, 68 tahun.

Empat korban lain diidentifikasi sebagai Matthew R. Alexander, 32 tahun; Samaria Blackwell, 19 tahun; Karlie Smith, 19 tahun; dan John Weisert, 74 tahun. Tujuh orang juga terluka.

Tersangka penembakan adalah pria 19 tahun bernama Brandon Hole, mantan karyawan di fasilitas itu. Hole bunuh diri setelah menembaki para korban. Polisi pada Sabtu (17/4) mengatakan Hole membeli secara resmi dua senapan serbu yang digunakan dalam serangan tersebut, meski ada undang-undang di Indiana yang bertujuan mencegah orang yang tidak stabil dan kasar untuk membeli senjata.

Tahun lalu, polisi menyita sebuah senjata dari rumah Hole setelah ibunya menelepon pihak berwenang. Ibunya khawatir Hole mungkin akan berusaha melakukan "bunuh diri oleh polisi," kata laporan Associated Press. Itu adalah suatu keadaan di mana seseorang memperlihatkan gerak gerik yang mengancam dan berusaha memprovokasi polisi untuk membunuhnya.

Pejabat Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) Paul Keenan mengatakan dalam pernyataan, Jumat (16/4), bahwa FBI pernah menginterogasi Hole pada April 2020 dan "tidak menemukan idelogi ekstremisme kekerasan bermotif rasial" dalam penyelidikan itu.

Komunitas Sikh, banyak di antaranya mengenakan turban dan sering dikira Muslim, telah menjadi target kejahatan bermotif kebencian di seluruh AS sejak serangan teroris 11 September 2011. Serangan terhadap Sikh yang paling buruk adalah penembakan tujuh orang Sikh di Oak Creek Gurdwara, atau rumah ibadah Sikh, di Wisconsin pada 2012. [vm/lt]

Oleh: VOA

Jumat, 02 April 2021

Penembakan Membabi-buta di California, Sang Ibu Gagal Selamatkan Anaknya

Penembakan Membabi-buta di California, Sang Ibu Gagal Selamatkan Anaknya
Orang-orang saling menghibur sambil berdiri di dekat gedung perkantoran tempat penembakan di Orange, California, Rabu, 31 Maret 2021. (Foto: Jae C. Hong/AP Photo))

BorneoTribun.com -- Seorang pejabat mengatakan, Kamis (1/4), salah satu dari empat korban tewas dalam penembakan membabi-buta di pinggiran Kota Los Angeles, Rabu (30/3), adalah seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun.

Anak itu diperkirakan tewas dalam pelukan ibunya yang luka-luka ketika berjuang menyelamatkan anak itu.

“Tampaknya anak kecil itu meninggal dalam pelukan ibunya ketika ia berupaya keras menyelamatkannya dalam pembantaian mengerikan itu,” ujar Jaksa Distrik Orange County Todd Spitzer dalam konferensi pers.

Pertumpahan darah di Orange, California, sekitar 30 mil tenggara pusat kota Los Angeles, merupakan penembakan massal ketiga di Amerika dalam kurang dari satu bulan.

Dalam dua insiden penembakan lainnya pada Maret, seorang laki-laki membunuh delapan orang – termasuk enam perempuan Asia – di tiga spa di Atlanta, Georgia. Di Boulder, Colorado, seorang laki-laki lain melepaskan tembakan di sebuah supermarket, menewaskan 10 orang.

Tidak seperti dua insiden sebelumnya, tim penyelidik di California mengatakan mereka dapat segera mengetahui bahwa penembak mengenal para korban, sehingga ini bukan aksi kekerasan acak.

“Motif awalnya diyakini terkait dengan bisnis dan hubungan pribadi yang terjalin antara tersangka dan semua korban,” ujar Letnan Jennifer Amat di Kepolisian Orange dalam konferensi pers yang sama.

Para pejabat itu mengidentifikasi tersangka sebagai Aminadab Gaxiola Gonzalez, usia 44 tahun, penduduk Kota Fullerton di dekatnya.

Selain anak laki-laki berusia sembilan tahun itu, korban jiwa lainnya adalah seorang laki-laki dan dua perempuan. Amat mengatakan sang penembak dan perempuan yang melindungi anak itu masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis tapi stabil.

Polisi mengatakan tersangka pelaku memasuki kompleks perkantoran yang disebut “Unified Homes” yang membeli dan menjual mobile-home pada Rabu (31/3) sian dan mengunci pintu gerbang di bagian belakang dengan kunci sepeda. Mobile-home adalah tempat tinggal yang dibangun di atas sasis baja dan dilengkapi roda supaya mudah diangkut ke lokasi yang biasanya permanen.

Ketika polisi tiba letusan senjata masih terdengar, tetapi mereka tidak dapat masuk hingga mereka berhasil memotong rantai yang mengunci pintu gerbang itu. [em/jm/voa indonesia]

Kamis, 01 April 2021

Polisi ungkap Empat Orang Tewas dalam Penembakan di Gedung Perkantoran di California

Polisi ungkap Empat Orang Tewas dalam Penembakan di Gedung Perkantoran di California
Sejumlah polisi berjaga di luar gedung perkantoran yang menjadi lokasi penembakan di Orange, California, Rabu, 31 Maret 2021. (Foto: Jae C. Hong/AP Photo)

BorneoTribun Amerika, Internasional -- Polisi mengatakan empat orang tewas, termasuk seorang anak, dalam penembakan di sebuah gedung perkantoran di Southern California pada Rabu (31/3). Penembakan itu juga melukai orang kelima sebelum polisi menembak dan melukai tersangka.

Letnan Jennifer Amat, seperti dikutip oleh Associated Press mengatakan, sejumlah tembakan dilepaskan saat polisi tiba di gedung dua lantai di Lincoln Avenue, di selatan Los Angeles, pada pukul 17.30 waktu setempat.

Amat mengatakan “terjadi penembakan yang melibatkan petugas kepolisian” dan tersangka sudah dilarikan ke rumah sakit. Namun, dia tidak mengetahui kondisi pria tersangka penembakan itu.

Amat mengatakan penembakan terjadi di lantai dua gedung itu. Dia belum punya perincian mengenai insiden, apa yang memicu penyerangan, dan mengapa ada seorang anak di gedung perkantoran.

Gedung di 202W, Lincoln Avenue adalah gedung perkantoran dua lantai bercat krem dengan balkon terbuka di lantai dua. Di luar gedung terpasang papan-papan nama perusahaan yang berkantor di gedung itu, termasuk sebuah perusahaan asuransi dan sebuah kantor layanan konseling.

Polisi mengatakan pada pukul 19.00, situasi sudah stabil dan tidak ada ancaman kepada masyarakat. [ft/au]

Oleh: VOA Indonesia

Rabu, 24 Maret 2021

Polisi AS Sebut Ada Sepuluh Orang Tewas Dalam Penembakan di Supermarket di Colorado

Polisi AS Sebut Ada Sepuluh Orang Tewas Dalam Penembakan di Supermarket di Colorado
Polisi berjaga di luar supermarket King Soopers, yang menjadi lokasi penembakan massal, di Boulder, Colorado, Senin, 22 Maret 2021. (Foto: David Zalubowski/AP)

BorneoTribun AS, Internasional -- Pihak berwenang mengatakan penembakan di sebuah supermarket di Colorado pada Senin (22/3) menewaskan 10 orang.

Kantor berita Associated Press (AP) melaporkan polisi sudah menangkap seorang tersangka, tetapi tidak mengungkap nama tersangka atau rincian lainnya mengenai penembakan tersebut.

Kepala Kepolisian Boulder Maris Herold mengatakan korban tewas di antaranya Eric Talley, polisi yang pertama tiba di tempat kejadian setelah mendapat laporan mengenai penembakan. Herold menyebut tindakan Talley itu “heroik.”

Herold mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers malam hari bahwa seorang tersangka telah berada dalam tahanan, dan bahwa investigasi mengenai penembakan itu diperkirakan berlangsung sedikitnya lima hari.

Herold mengatakan polisi yang tewas bernama Eric Talley, 51 tahun, yang sudah bertugas di Kepolisian Boulder sejak 2010. Tally, katanya, mendatangi supermarket itu setelah menerima panggilan mengenai tembakan dan seseorang membawa senapan.

Identitas sembilan korban tewas lainnya belum diungkap pada Senin (22/3) malam karena polisi masih memberitahu anggota keluarga mereka.

Petugas terlihat mengawal seorang pria yang bertelanjang dada dengan darah mengalir di kakinya dan tangan terborgol, keluar dari toko. Namun, pihak berwajib tidak mengatakan apakah dia tersangkanya. Para petugas mengatakan tersangka menerima perawatan medis dan satu-satunya orang yang cedera, tetapi tidak tewas.

Dua perempuan berpelukan di pojokan Broadway dan Table Mesa Drive dekat supermarket King Soopers, lokasi penembakan massal, di Boulder, Colorado, Senin, 22 Maret 2021. (Foto: Joe Mahoney/AP)

Jaksa penuntut Boulder Michael Dougherty mengatakan terlalu dini untuk berspekulasi mengenai motif serangan. Ia mengatakan Boulder “mengalami penembakan massal yang buruk dan mengerikan.”

“Orang-orang ini sedang menjalani hari mereka, berbelanja makanan dan hidup mereka terhenti secara mendadak dan tragis oleh penembak yang kini berada dalam tahanan,” kata Dougherty. “Saya berjanji kepada para korban dan warga Colorado bahwa kami akan memastikan keadilan dan melakukan apapun yang harus kami lakukan untuk mendapatkan keadilan dalam kasus ini,” lanjutnya.

Pihak berwenang mengatakan upaya-upaya mengidentifikasi para korban dan memberitahu keluarga korban masih berlangsung.

Penembakan massal di AS menghidupkan kembali perdebatan mengenai akses ke senjata api di negara ini. Komite Kehakiman Senat dijadwalkan mengadakan dengar pendapat pada hari Selasa mengenai “Langkah-langkah Konstitusional dan Masuk Akal untuk Mengurangi Kekerasan karena Senjata Api.” Ini merupakan dengar pendapat pertama dari serangkaian kegiatan serupa yang direncanakan berlangsung untuk membahas berbagai langkah mengurangi kekerasan oleh senjata api.

Colorado telah mengalami beberapa penembakan massal belakangan ini, termasuk serangan tahun 2012 terhadap sebuah bioskop di Aurora dan serangan tahun 1999 di sebuah sekolah di Columbine.

Serangan hari Senin itu berlangsung sepekan setelah tewasnya delapan orang di tiga panti pijat di kawasan Atlanta, Georgia. Ini setidaknya merupakan penembakan massal ketujuh tahun ini di AS. [ft/au/rw], [uh/ab]

Oleh: VOA Indonesia

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno