Berita Borneotribun.com: Peristiwa Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peristiwa. Tampilkan semua postingan

Senin, 15 Maret 2021

Seorang Tukang Bangunan Warga Senaru Tewas Tersengat Listrik

Seorang Tukang Bangunan Warga Senaru Tewas Tersengat Listrik
Kondisi kaki korban.

BorneoTribun Lombok Utara, NTB - Anggota Polsek Bayan telah menerima laporan tentang adanya dugaan kecelakaan kerja yang menyebabkan korban meninggal dunia. 

Pelapor WM perempuan (18tahun). Korban M. Zaenudin, laki-laki (41tahun). Dasar Laporan Polisi : LP/04/III/2021/NTB/Res.Lotara/Sek.Bayan Tanggal 14 Maret 2021.

Kapolres Lombok Utara AKBP Feri Jaya Satriansyh, SH., melalui Kapolsek Bayan IPTU Sugi Jaya, SH., Mengatakan awal kronologis kejadian, pada hari minggu tanggal 14 Maret 2021 sekitar pukul 15.30 WITA telah terjadi kecelakaan kerja tersetrum listrik tegangan tinggi yang mengakibatkan korban meninggal dunia, Dimana kejadian tersebut terjadi berawal pada saat korban bersama dua orang saksi sekitar pukul 07.30 WITA, pergi  bekerja sebagai tukang bangunan harian di Masjid Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.

Pada saat korban memasang kanal reng atap masjid  di Dusun Koloh Tantang, Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, dengan cara  membawa kanal dengan posisi berdiri, sehingga menyentuh kabel listrik tegangan tinggi tanpa lapisan kulit hitam, yang menyebabkan kanal dialiri setrum yang langsung mengenai korban, kemudian saksi mendengar suara korban berteriak Allahuakbar, kemudian korban terjatuh kebawah dengan jarak sekitar empat meter, ujar Kapolsek Bayan.

Lanjut Kapolsek Bayan, korban dilarikan ke Puskesmas Bayan oleh warga sekitar, akan tetapi sebelum sampai di puskesmas Bayan korban meninggal dunia di tengah perjalanan, terangnya.

sekitar pukul 16.00 WITA sesampai di puskesmas Bayan korban langsung mendapatkan penangan medis di ruang UGD oleh petugas puskesmas, namun nyawa korban tidak bisa diselamatkan dan petugas puskesmas ingin meminta keluarga korban agar dilakukan visum, akan tetapi keluarga korban menolak untuk dilakukan visum, sehingga petugas puskesmas hanya membuatkan rekam medis dan keterangan meninggal dunia, terangnya.

Sekitar pukul 16.30 WITA kemudian korban dibawa pulang kerumahnya yang bertempat di Dusun Omasegoar, Desa Senaru, Kecamatan Bayan. Selanjutnya sekitar pukul 17.00 WITA korban sampai dirumahnya, Akibat kejadian tersebut korban mengalami luka bakar di bagian tangan kanan dan kiri, luka robek pada bagian bibir atas, dan korban meninggal dunia. 

Keluarga korban mengikhlaskan kematian korban dan menganggap sebagai musibah. Keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi dan dibuatkan aurat pernyataan penolakan autopsi dan BA penolakan autopsi, tutup Kapolsek Bayan Kapolsek Bayan IPTU Sugi Jaya, SH.

Oleh: Adbravo

Rabu, 10 Maret 2021

Gara-Gara Mobil Lawan Arah Ambil Jalan Tengah, Satu Mobil Box Tabrak Rumah Warga di Desa Peniti Sekadau

Gara-Gara Mobil Lawan Arah Ambil Jalan Tengah, Satu Mobil Box Tabrak Rumah Warga di Desa Peniti Sekadau
Mobil box tabrak rumah warga di Desa Peniti Sekadau.

BorneoTribun Sekadau, Kalbar -- Satu unit mobil box menabrak rumah warga di Jalan Raya Sekadau-Sanggau, tepatnya di desa Peniti Kecamatan Sekadau Hilir, Rabu, 10 Maret 2021. 

Kasat Lantas Polres Sekadau AKP Laelan Sukur menjelaskan kronologis kejadian yang berlangsung sekitar pukul 10.00 WIB tersebut. 

Saat itu, mobil box yang dikemudikan Misbahudin melaju dari arah Sekadau menuju Pontianak. Saat melintas di simpang PT Surya Deli, ban mobil sebelah kiri keluar dari badan jalan dengan kondisi berem cukup tinggi.

Menurut keterangan pengemudi mobil, kata Kasat Lantas, ia menghindari mobil dari arah berlawanan. Sebab, mobil tersebut mengambil jalan ke tengah hingga mobil yang dikemudikan Misbahudin hilang kendali.

"Pengemudi memutarkan kemudi ke kanan, tapi mobil tidak bisa kendalikan hingga menabrak teras rumah warga," ujar Kasat Lantas. 

Akibat kecelakaan tersebut, pengemudi mobil box mengalami luka ringan. Namun tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.

"Saat kejadian pemilik rumah sedang bekerja dan istrinya berada di dapur. Hanya teras rumahnya mengalami kerusakan," pungkasnya.

(Yk/My/Humas Polres)

Jumat, 05 Maret 2021

Gabungan Polrestabes Semarang membubarkan Puluhan Pendemo karena tidak mematuhi Protokol Kesehatan

Gabungan Polrestabes Semarang membubarkan Puluhan Pendemo karena tidak mematuhi Protokol Kesehatan.

BorneoTribun Semarang – Petugas Kepolisian dan Satgas Gabungan Penanganan COVID-19 Jawa Tengah membubarkan demo mahasiswa papua, yang berlangsung di Jalan Pahlawan (Patung Kuda Undip) Kota Semarang, pada Jumat (5/3/2021). Demo dibubarkan karena melanggar peraturan Walikota Semarang terkait penanganan pandemi.

Awalnya demo mulai pukul 09.00 wib dan menyuarakan otonomi khusus papua itu berlangsung kondusif. Meski begitu para pendemo tak patuh protokol kesehatan. Mereka tak menjaga jarak bahkan ada yang tak pakai masker

Sekitar pukul 10.45 wib demo mulai tak terkendali. Masa mulai ricuh.Karena mulai ricuh itu, petugas secara perlahan membubarkan massa. Kabag Operasi Polrestabes Semarang AKBP Recky berulang kali menyampaikan agar masa membubarkan diri secara tertib dan mandiri.

Namun himbauan itu rupanya tak dihiraukan oleh massa. Massa semakin menjadi ricuhnya. Polisi pun terpaksa membubarkan demo itu. Sekitar 30 demonstran yang diduga sebagai provokator kericuhan diamankan ke truk polisi dan dibawa ke Polrestabes Semarang.

Sementara sisa demonstran diperintahkan polisi membubarkan diri pulang ke rumah masing masing. Yang terjadi malah mahasiswa papua hanya berpindah lokasi bertahan diri di pertigaan jalan Pleburan.

Di situ, lagi lagi, sempat diwarnai kericuhan. Ketika hendak dibubarkan seorang mahasiswa papua malah terlibat adu argumen dengan Kasat Sabhara Polrestabes Semarang Kompol Aries Dwi Cahyanto.

Kompol Aries sempat berdebat alot membubarkan massa dengan memberikan penjelasan. Namun massa bersikukuh tak mau bubar sebelum rekan rekannya diamankan ke kantor polisi bisa dibebaskan.

Wakapolrestabes Semarang AKBP IGA Perbawa Nugraha mengatakan penyampaian pendapat di muka umum pada dasarnya sangat dilindungi oleh negara. Namun berdasarkan kesepakatan aturan Satgas Corona Kota Semarang, selama pandemi demo tak diperbolehkan.

“Penyampaian aspirasi sangat dilindungi, apalagi di Kota Semarang. Tak ada penyampaian aspirasi yang kita larang. Setiap hari mau menyampaikan aspirasi pun boleh. Selagi itu memenuhi mekanisme yang ditetapkan negara,” jelas AKBP IGA.

“Pemberitahuan unjuk rasa tidak kita terima. Bukan tidak ada ijin tapi memang  tidak kita terima. Secara peraturan perundang undangan maupun peraturan Walikota Semarang terkait PPKM Mikro pemberlakuan di saat pandemi covid-19, memang (unjuk rasa) tidak diperbolehkan. Semua sudah jelas, itu tidak diperbolehkan,” ungkapnya.

Sementara terkait demonstran yang diamankan, ia menegaskan mereka akan dimintai keterangan terkait aksi dan selanjutnya akan dilepas kembali.

Oleh: Ahmad Nasirin

Disulap Jadi Caffe, Kantor Polsek Pekalongan Selatan Viral Di Medsos

Disulap Jadi Caffe, Kantor Polsek Pekalongan Selatan Viral Di Medsos
Screenshot video youtube.

BorneoTribun Jateng -- Inilah video warga tersesat di Polsek Pekalongan Selatan, Kota Peklaongan, Jawa Tengah. Kedua wanita ini mengira tempat ini adalah kafe untuk ngopi dan hiburan, bahkan viral di media sosial.

Video tersebut dibuat dan diunggah oleh Brigadir Lutfi Andi Jatmiko, seorang anggota polisi yang kebetulan sedang piket dan sedang berada di dalam kantor. Video tersebut berdurasi sekitar 30 detik dan tersebar di beberapa platform media sosial.

Screenshot video youtube.

Kantor polisi di Jalan Kuripan Kidul, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah ini memang unik. Halaman di sisi utara dibuat seperti kafe, lengkap dengan dekorasi yang cantik.

Di dalam gedung Polsek juga dibuat kedai kopi seperti warung kafe lengkap dengan rak dan alat pembuat kopi. Dua anggota Polri, Bripka Lutfi dan Briptu Windo, berdandan ala barista atau pembuat kopi andal.

Aparat penegak hukum ini dengan cekatan membuat kopi arabika atau robusta dari berbagai daerah di Indonesia. Setelah selesai disajikan kepada warga yang sudah berkumpul di tempat ini secara gratis.

Kompol Basuki Budi Santoso, Kapolsek Pekalongan Selatan, mengatakan awalnya lokasi ini hanya ditumbuhi rerumputan dan kurang terawat. Ia lantas berinisiatif membuat anggota Polsek betah di kantor, sehingga diajak bergaul. Ternyata selain anggota Polri, banyak orang yang suka datang dan menikmati kopi gratis di tempat ini.

Setiap hari banyak warga yang datang ke tempat ini untuk sekedar nongkrong atau juga melaporkan kejadian tersebut. Warga yang biasanya takut ke kantor polisi kini tidak lagi, sekarang sudah nyaman sebagai tempat nongkrong dengan tetap memperhatikan tata tertib kesehatan.

Pelayanan di kantor Polsek berjalan seperti biasa dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Penambahan layanan ala toko kaf ini justru untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya Covid-19 dan tetap patuh pada 3 M.

(YK/ER)

Viral! Wanita ini Pamer Pelat Mobil Dinas Militer TNI yang Diketahui Palsu Alias Bodong

Serahkan pelat palsu ke TNI. (Screenshot Video Youtube Hari Surya)

BorneoTribun Bandung - Inilah Sosok Pooja, Wanita Pamer Pelat Nomor Mobil Dinas TNI yang videonya viral dan kini jadi bincangan warganet.

Wanita yang memamerkan mobil dinas TNI itu awalnya muncul dalam permintaan maaf yang diunggah di sejumlah akun media sosial.

Wanita yang menggunakan masker dan berkacamata hitam itu mengakui pelat nomor mobil dinas TNI yang dipamerkan itu palsu alias bodong. 

Ia bahkan menyebut lokasi pembuatan pelat nomor mobil palsu tersebut.

Ditemani seorang pria, seorang wanita yang menutupi wajahnya dengan masker.

“Sebelumnya saya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, seluruh WNI dan atas beredar luasnya video saya yang sangat viral tentang pelat dinas TNI,” ujarnya.

Ia pun mengungkap fakta sebenarnya.

“Saya bilang begitu, saya mohon maaf. Sebetulnya pelat dinas tersebut itu palsu alias bodong, dan saya buat di kota Bandung,” lanjutnya.

Dia mengaku menyesal dan tidak akan melakukannya lagi.

"Atas ketidaknyamanan ini, saya mohon maaf kepada seluruh WNI, di jajaran kesatuan TNI, dan segala sesuatu yang berhubungan, mohon maaf." ucapnya.

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, perempuan ini akhirnya ditangkap oleh Puspom TNI dan anggota Lidpam Pomdam III / Slw serta Lidpam Denpom III / 5 Bandung bersama Satlak Gakkum WaL Denpom III pada Rabu (3/3/3021) pukul 23.30 WIB.

Dia berinisial RHK alias Pooja.

Pooja ditangkap di rumahnya di kompleks perumahan Batununggal Mulia, Kota Bandung.

(Yk/Er)

Kisah Pegawai Bank BCA Salah Transfer Sebesar Rp. 51 juta, Penerima Tidak Ada Niat untuk Kembali

Kisah Pegawai Bank BCA Salah Transfer Sebesar Rp. 51 juta, Penerima Tidak Ada Niat untuk Kembali
Pensiunan Pegawai Bank BCA. (Screenshot Video Youtube Hari Surya)

BorneoTribun Surabaya - Pelapor kasus salah transfer nasabah BCA, Nur Chuzaimah, akhirnya buka suara. Pensiunan pegawai BCA Citraland ini mengatakan, saat ini pihaknya baru mengikuti proses hukum dari pengaduannya ke Polrestabes pada Agustus 2020.

“Sebenarnya saat ini saya hanya mengikuti proses hukum yang dilanjutkan setelah laporan polisi. Saya juga melaporkannya atas nama pribadi saya,” kata Nur Chuzaimah saat didampingi kuasa hukum Sudiman Sidabuke, Kamis (4/3/2021) di kawasan Anjasmoro. .

Nur Chuzaimah kemudian memberikan kronologis kejadian yang menimpanya. Mulai Maret 2020, teller menerima nasabah yang melakukan transfer ke rekening BCA. Dari teller, dia baru masuk pekerjaan Nur sebagai back office, yang meneruskan transfer ke customer tujuan.

"Ada kesalahan dulu dan terus ke back office. Saya akui karena saat itu saya yang bertugas," kata Nur.

Beberapa hari kemudian, pelanggan mengeluhkan transfer belum diterima dan penerima juga mengaku belum menerimanya.

Dari laporan tersebut, tim dan tim melakukan pengecekan dan menghubungi customer atas nama Ardi Pratama.

“Tapi tidak diangkat saat dihubungi lewat telepon. Jadi kami cari alamat yang sesuai di database dan ternyata rumah ibunya,” jelas Nur.

Dari rumah ibunya, mereka tidak berhasil menemui Ardi, sehingga mereka mencari kontrakan atau kost yang disebut kediaman Ardi.
 
Usai bertemu, pihaknya memberikan informasi terkait salah transfer dan Ardi diminta mengembalikannya. “Tapi dalam rapat itu, dia tidak mau mengembalikan alasannya, itu bukan salahnya. Kami kemudian berkonsultasi dengan bagian hukum, dan secara hukum dikirim surat resmi,” kata Nur.

Hingga April 2020, ketika Nur memasuki jadwal pensiun dan tidak ada niat Ardi mengembalikannya, Nur atas inisiatif sendiri mengembalikan salah transfer sebesar Rp. 51 juta ke BCA. “Saya kembalikan dulu karena mau pensiun, sambil menunggu kepulangan. Saya juga serahkan ke teman yang sah untuk lain waktu,” kata Nur.

Namun, setelah panggilan kedua, dan Nur pensiun, tidak ada niat baik dari Ardi untuk menghubunginya dan mengembalikan uang tersebut.

Informasi tersiar saat ibu Ardi mendatangi bank BCA Citraland yang menyatakan mampu membayar. Namun ternyata belum ada kejelasan.

Selanjutnya, Nur melapor ke Polrestabes untuk mendapatkan kejelasan sikap Ardi terkait kasus ini. “Mungkin bagi orang lain Rp 51 juta itu kecil. Tapi bagi saya yang sudah pensiun ini besar. Jadi Agustus saya lapor ke polisi,” kata Nur.

Dari laporannya ke Polrestabes, Nur mengaku sudah dua kali menemui Ardi untuk mediasi. Saat mediasi, Nur mengatakan Ardi sempat luluh. Ia mengatakan ingin membayar, namun pada pertemuan kedua, ia malah tidak mau membayar dan menyatakan bahwa salah transfer bukan salahnya.

Saat rapat mediasi ketiga, ternyata Ardi tidak datang dan malah diwakili pengacara yang mengatakan Ardi tidak bisa datang.

“Saya sudah datang ke Polrestabes. Saat saya datang, saya disuruh pulang dan dikatakan dia tidak datang dan kuasa hukumnya mewakili,” kata Nur.

Setelah itu dia tidak lagi bertemu atau menyinggung masalah tersebut, hingga kasusnya kemudian dibawa ke Kejaksaan dan Pengadilan.

“Jadi saya ikuti saja prosesnya,” kata Nur.

Sementara itu, Sudiman Sidabuke menambahkan, pihaknya optimistis kliennya bisa memenangkan persidangan. “Karena ini lebih ke dia yang dirugikan. Bukan BCA, karena dia yang berinisiatif mengganti uang perusahaan,” kata Sudirman.

Saat ditanya apakah ini memang masalah people with people, bukan dengan BCA, Sudirman mengatakan hal itu terkait erat dengan tugas Nur sebagai back office BCA.

“Apalagi yang bermasalah adalah kesalahan transfer ke rekening nasabah,” komentar Sudiman.

(Yk/Er)

Kamis, 04 Maret 2021

Kerugian Akibat Erupsi Sinabung Ditaksir Capai Rp 29 Miliar

Erupsi gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara, Selasa, 2 Maret 2021.

BorneoTribun Sumut -- Erupsi Gunung Sinabung beberapa hari ini menyebabkan ribuan hektar lahan pertanian masyarakat rusak berat. Kerugian diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah.

Aktivitas vulkanis Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pekan ini mengalami kenaikan signifikan. Gunung itumengalami erupsi dan meluncurkan awan panas guguran. Akibatnya, lahan pertanian milik masyarakat seluas 3.045 hektare rusak berat karena diselimuti abu vulkanis dari Gunung Sinabung.

Ribuan hektare lahan masyarakat yang terdampak itu mencakup empat kecamatan di Karo yakni Payung, Tiganderket, Tiga Binanga, dan Kutabuluh.
Kepala Dinas Pertanian Karo, Mahtesa Sitepu mengatakan kerugian terkait erupsi Sinabung diperkirakan mencapai Rp 29 miliar.

"Total yang terdampak itu ada 3045,8 hektare, dengan kerugian 2.9178.171.825 atau Rp 29 miliar lebih,” kata Mahtesa, Rabu (3/3).

Mahtesa menjelaskan, lahan pertanian jagung, cabai, salak, jeruk, dan kopi diprediksi mengalami gagal panen akibat debu vulkanis itu. "Masalahnya kemarin (terdampak) debu yang tebal. Jadi datang gerimis semakin berat dan tak kuat menopang debu hingga tanaman rusak," ucapnya.

Seorang petani sedang memilah tanaman pertaniannya yang terdampak abu vulkanis dari erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Rabu 3 Maret 2021. (Courtesy: Dinas Pertanian Karo)

Saat ini upaya yang dilakukan pemerintah daerah setempat hanya membersihkan abu vulkanis yang menyelimuti tanaman dengan menggunakan blower.

"Berharap hujan segera turun agar proses pembersihan secara alami bisa lebih cepat dan masyrakat tidak terlalu merugi. Kalau hujannya enggak deras bisa berpotensi gagal panen," pungkasnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Natanail Perangin-angin mengatakan Kecamatan Tiganderket merupakan wilayah yang paling parah terpapar abu vulkanis.

"Kecamatan yang paling parah yakni Tiganderket, hampir seluruh desa terpapar abu vulkanis begitu juga lahan pertaniannya," ujarnya.

Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Rabu 3 Maret 2021. (Courtesy: Pos Pemantau Gunung Api Sinabung)

Ia mengatakan, lahan pertanian dan kawasan permukiman masyarakat yang terdampak abu vulkanis sedikit terbantu karena hujan dengan intensitas memadai sedang mengguyur Karo.

"Menurut laporan tim kami di lapangan hari ini sudah selesai melakukan penyiraman di jalur-jalur utama. Tapi nanti kita lihat lagi apakah memang ada permintaan dari warga untuk membantu lahan pertaniannya untuk disiram akan kami bantu," ucapnya.

Pada Rabu (3/3) Gunung Sinabung sudah mengalami dua kali erupsi disertai luncuran awan panas guguran. Petugas pos pemantau Gunung Sinabung, Armen Putra menuturkan erupsi terjadi pada pukul 08.52 WIB dan 15.03 WIB. Namun, pada erupsi pertama jarak luncuran awan panas guguran tidak teramati. "Jarak luncuran yang teramati hanya 2.000 meter," tuturnya.

Gunung Sinabung juga diprediksi masih akan terus menunjukkan aktivitas vulkanisnya dan berpotensi mengalami erupsi yang disertai luncuran awan panas guguran.

"Hujan abu ada yang sekitaran ke arah barat. Sampai saat ini atas puncaknya masih tertutup kabut,” ucap Armen.

Gunung g yang memiliki ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut itu kini berstatus level tiga atau siaga. Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan di desa-desa yang sudah direlokasi, atau di wilayah dalam radius radial tiga kilometer dari puncak gunung itu. [aa/ab]

Oleh: VOA Indonesia

Pagar Lantai 4 Runtuh, Sedikitnya 7 Mahasiswa Bolivia Tewas Terjatuh

Mahasiswa berkumpul di dekat UPEA (Universitas Umum El Alto) setelah kecelakaan, di mana pagar balkon runtuh dan siswa jatuh, di El Alto, pinggiran La Paz, Bolivia, 2 Maret 2021. (Foto: REUTERS/David Mercado)

BorneoTribun Bolivia, Internasional - Unit kejahatan khusus Bolivia sedang menyelidiki keadaan yang menewaskan sedikitnya tujuh mahasiswa. Para korban jatuh dari lantai 4 gedung di sebuah universitas setelah pagar besi di sana runtuh.

Lima mahasiswa lainnya luka parah dalam insiden pada hari Selasa (2/3) di El Alto University di dekat ibu kota, La Paz.

Rekaman video sebelum insiden menunjukkan kerumunan mahasiswa saling dorong di lorong sempit sewaktu pagar itu mendadak runtuh, membuat para korban jatuh ke lantai beton di bawahnya.

Beberapa mahasiswa berhasil berpegangan pada rekan mereka di dekat pinggiran lorong itu sebelum ditarik untuk diselamatkan.

Para korban berusia dari 19 hingga 27 tahun, sebut Pasukan Khusus Bolivia untuk Memerangi Kejahatan itu.

Reuters melaporkan bahwa media setempat menyatakan sebelum insiden itu para mahasiswa terlibat dalam pertemuan yang berlangsung tegang di universitas tersebut, yang melibatkan pertengkaran fisik. [uh/ab]

Oleh: VOA Indonesia

Rabu, 03 Maret 2021

Sinabung Kembali Erupsi, Luncurkan Awan Panas Belasan Kali

Sinabung Kembali Erupsi, Luncurkan Awan Panas Belasan Kali
Gunung Sinabung saat erupsi tampak dari desa Kuta Rakyat di Karo, Sumatra Utara, Selasa, 2 Maret 2021. (Foto: Sastrawan Ginting/Antara Foto via Reuters)

BorneoTribun Medan, Sumut -- Gunung api Sinabung terus menunjukkan akvitas vulkaniknya Selasa (2/3) ini. Erupsi dan guguran awan panas terjadi belasan kali.

Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara kembali erupsi dengan meluncurkan awan panas dan guguran pada Selasa (2/3) pagi.

Petugas pos pemantau Gunung Sinabung, Armen Putra mengatakan telah terjadi erupsi dan awan panas guguran belasan kali dengan jarak luncur mulai dari 2 kilometer hingga 5 kilometer.

"Awan panas terjadi sebanyak 13 kali, dengan tinggi kolom abu setinggi 5 km. Untuk jarak luncur awan panas 5 km," kata Armen, Selasa (2/3).

Armen mengatakan gunung yang berstatus siaga atau berada di level tiga itu mengalami erupsi dan meluncurkan awan panas guguran sejak pukul 06.42 WIB dengan jarak luncuran bervariasi.

"Terakhir pukul 08.20 WIB," sebutnya.

Gunung Sinabung di Kabupaten Karo
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, saat erupsi, mengeluarkan awan panas guguran, Selasa 2 Maret 2021. (Foto: Pos Pemantau Gunung Api Sinabung)

Aktivitas vulkanis Gunung Sinabung, yang memiliki ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut (mdpl), saat ini masih berlangsung dengan terjadinya awan panas guguran berskala kecil. Sedangkan arah angin mengarah ke barat dan barat daya.

"Untuk puncak sampai saat ini masih tertutup," ucap Armen.

Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Natanail Perangin-angin mengatakan sedikitnya ada 17 desa di Kecamatan Tiganderket yang terdampak abu vulkanis dari erupsi Sinabung. Namun, wilayah yang terdampak abu vulkanis diprediksi akan bertambah.

"Kami lihat dari pandangan mata abu belum turun semuanya. Artinya, kami masih menunggu selesai abu vulkanisnya turun baru kami laksanakan penyiraman. Kami prediksi akan (abu) sampai ke Kecamatan Tiga Binanga juga bisa kena," katanya.

BPBD Karo saat ini telah berkoordinasi dengan TNI-Polri dan pemadam kebakaran (damkar) untuk segera melakukan penyiraman terhadap desa yang terpapar abu vulkanis.

"Setelah ini kami akan melakukan penyiraman dan membagikan masker untuk masyarakat," ungkapnya.

Masyarakat diimbau agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung. Radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.

Masyarakat yang bermukim di sepanjang jalur sungai yang berhulu di Gunung Sinabung juga harus meningkatkan kewaspadaannya.

"Imbauan kami warga agar menjauhi zona larangan dari Sinabung yang sudah kami tetapkan," ujarnya. [aa/em]

Oleh: VOA Indonesia

Selasa, 02 Maret 2021

Cemburu Buta oleh Wanita Pengidap Gangguan Jiwa, Gadis Cantik di Putussibau Ini Jadi Sasaran

Delima, seorang gadis yang menjadi korban sasaran cemburu buta oleh seorang wanita yang diduga mengalami gangguan jiwa.

BorneoTribun Kapuas Hulu, Kalbar - Nasib apes menimpa seorang gadis muda berparas cantik, yakni Delima (20), warga Kelurahan Putussibau Kota, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.

Delima, yang bekerja di salah satu toko di wilayah pasar seribu (pasar pagi) Putussibau itu tiba-tiba didatangi (dilabrak) oleh seorang wanita yang sama sekali tidak dikenalnya.
Delima dilabrak oleh wanita tersebut di toko tempat ia bekerja, Sabtu kemarin (27/2/2021) pagi.

Wanita tersebut pun langsung melontarkan kata-kata tuduhan (menuduh) terhadap Delima sebagai Pelakor (perebut laki orang), yang pada saat itu ia tengah bekerja, di mana tidak sedikit para pengunjung dan orang-orang sekitar, serta teman-teman yang satu pekerjaan dengannya melihat kejadian itu, bahkan juga disaksikan oleh pemilik toko tempat ia bekerja.

"Kamu ini Pelakor. Kamu selingkuhan suami saya. Bahkan sudah punya anak yang bernama Fatih dengan suami saya," kata Delima menirukan kata-kata wanita yang melabraknya itu, kepada media ini, di toko tempat ia bekerja, beberapa menit setelah kejadian itu, namun media ini tidak lagi mendapati wanita tersebut di lokasi kejadian.

Dikatakan Delima, dirinya mengaku sangat kaget karena tidak merasa sama sekali dengan apa yang dituduhkan oleh wanita tersebut sehingga ia merasa menjadi sasaran (korban) pencemaran nama baik.

"Wanita itu datang bersama suaminya, yang pada saat itu suaminya sedang memperbaiki mobil, yang letak mobil yang diperbaiki oleh suaminya itu tidak jauh dari tempat kejadian, dan pada saat suaminya menghampiri istrinya yang lagi marah-marah dengan saya, suaminya sempat ditampar dua kali oleh istrinya," ujar Delima.

Merasa tidak terima karena menjadi korban pencemaran nama baik, dengan tuduhan sebagai Pelakor, Delima pun berencana akan melaporkan wanita tersebut ke pihak Kepolisian karena menuduh tanpa dasar atau menuduh asal-asalan sehingga membuatnya sangat malu.

"Di toko tempat saya bekerja ini ada kamera CCTV-nya. Jadi, saya akan melaporkan kejadian yang merugikan saya ini ke pihak Kepolisian, atas dasar pencemaran nama baik, yang telah membuat saya sangat malu. Saya rasa bukti CCTV ini cukup kuat untuk dasar pelaporan saya," terang Delima, dengan nada kesal karena sama sekali tidak merasa melakukan seperti yang dituduhkan.

Atas kejadian tersebut, Delima pun menceritakan peristiwa apes yang dialaminya itu kepada keluarganya.

Setelah menceritakan apa yang dialaminya kepada keluarganya, pada malam harinya, Delima berserta saudara kandungnya (Kakak Perempuan) dan Ayahnya, didampingi media ini, langsung mendatangi pemilik toko tempat ia bekerja, dengan tujuan agar pemilik toko tidak terlebih dahulu menghapus rekaman CCTV tersebut, untuk bahan bukti pelaporan ke pihak terkait.

Dalam pertemuan itu, pihak pemilik toko pun menyetujui permintaan Delima dan keluarganya.

Saat bincang-bincang dengan pemilik toko tempat Delima bekerja, diperoleh informasi di mana wanita tersebut tinggal, yakni di Desa Tanjung Jati, Kecamatan Putussibau Selatan, Kapuas Hulu.

Tak lama kemudian, Delima beserta kakak perempuan dan Ayahnya, didampingi media ini pun langsung menuju Desa Tanjung Jati.

Tiba di Desa Tanjung Jati, media ini beserta Delima, kakak perempuan dan Ayahnya pun langsung menuju kediaman Kepala Desa Tanjung Jati, namun Kepala Desa tidak berada di rumah.

Tak sampai di situ saja, media ini beserta Delima, kakak perempuan dan Ayahnya pun menemui sejumlah warga setempat, dengan tujuan untuk menanyakan apakah benar wanita yang dimaksud tersebut merupakan warga Desa Tanjung Jati, dan seperti apa latar belakangnya.

Singkat cerita, pertanyaan demi pertanyaan, diperolehlah informasi bahwa benar wanita yang dimaksud tersebut merupakan warga Desa Tanjung Jati, yang ternyata mengalami gangguan jiwa.

"Wanita itu bernama Nina, suaminya bernama Asep atau biasa dipanggil Akang atau A'A' (panggilan untuk lelaki Sunda). Nina itu benar warga Desa Tanjung Jati, suaminya bekerja sebagai bengkel (montir/mekanik) mobil," kata sejumlah warga Desa Tanjung Jati, yang ditemui, Sabtu malam.

Terkait latar belakang Nina, warga menjelaskan, bahwa Nina mengalami gangguan jiwa sejak kurang lebih tiga tahun lalu.

"Warga Desa Tanjung Jati ini merasa sangat resah dengan keberadaan wanita tersebut, karena sangat membahayakan warga terutama para gadis-gadis muda, karena selalu dicemburui dan dituduh selingkuh dengan suaminya atau dituduh sebagai Pelakor. Oleh sebab itu, kami mohon kepada pihak keluarga yang bersangkutan agar membawa Nina ke Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong, Pontianak," pinta sejumlah warga.

Terpisah, via handphone (Pesan WhatsApp), anggota Polsek Putussibau Selatan, yang juga merupakan warga Desa Tanjung Jati, Dayat,  membenarkan bahwa wanita (Nina) tersebut mengalami gangguan jiwa.

"Istri Akang itu stress Bang. Kami dari pihak Polsek sudah tiga kali menangani istri Akang itu. Bahkan beberapa hari yang lalu sampai pingsan orang dibuatnya. Hampir dibawakan senjata tajam oleh pihak keluarga yang pingsan itu, untung kami cepat menanganinya. Dan beberapa hari lalu pula sudah kami sarankan kepada pihak keluarga yang bersangkutan untuk membawa Nina berobat ke Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong. Namun pihak keluarga yang bersangkutan kabarnya lagi mengumpulkan uang," tutur Dayat.

Mengetahui latar belakang dari wanita tersebut, Delima pun mengurungkan niatnya untuk melaporkan yang bersangkutan ke pihak kepolisian.

"Karena wanita itu mengalami gangguan jiwa (gila), maka saya tidak memperpanjang masalah ini meskipun saya sebenarnya sangat kesal, dan malu dengan kejadian itu. Dan yang sangat saya kesalkan lagi adalah suaminya yang waras tapi tidak meminta maaf mewakili istrinya kepada saya setelah kejadian itu, serta tidak menjelaskan kepada orang-orang sekitar yang menyaksikan kejadian itu bahwa istrinya itu tidak waras. Jadi seakan-akan yang dituduhkan kepada saya itu benar menurut orang-orang yang melihat kejadian itu," ungkap Delima.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, wanita yang mengalami gangguan jiwa tersebut, selalu ikut bersama suaminya saat suaminya bekerja dan sering pula keluyuran di Putussibau, terutama di pasar pagi dan pasar seribu, serta tidak menutup kemungkinan pula di tempat-tempat lainnya.

Oleh: Yakop
Sumber: Uncak.com/Noto

Senin, 22 Februari 2021

Polsek Ampenan dan BPBD Bersinergi Bersihkan Pohon Tumbang

Polsek Ampenan dan BPBD Bersinergi Bersihkan Pohon Tumbang.

BorneoTribun Mataram, NTB -- Akibat hujan deras dan angin kencang yang melanda Kota Mataram dan sekitarnya. Menyebabkan satu pohon tumbang di Jalan Raya Loang Baloq menuju Bundaran Jempong, Kecamatan Sekarbela Kota Mataram. 
Pohon tumbang ini terjadi sekitar pukul 15.30 Wita lokasinya di depan Makam Loang Baloq.

Setelah menerima laporan dari warga masyarakat yang diterima piket penjagaan SPKT Polsek Ampenan. Petugas langsung menuju lokasi terjadinya pohon tumbang yang menutupi jalan. Petugas pun bersiaga untuk mengatur lalu lintas di lokasi. Karena akibat pohon tumbang, jalan sekitar Makam Loang Baloq tidak bisa dilalui oleh pengendara. Baik yang menggunakan roda dua maupun roda empat. 

Berkolaborasi dengan unit satuan patroli Polresta Mataram. Serta bersama petugas  BPBD Kota Mataram bersama-sama memotong pohon yang tumbang menutupi jalan. Petugas BPBD Kota Mataram memotong pohon yang tumbang agar bisa diangkut dan dipindahkan kepinggir jalan. Sehingga tidak lagi menutupi jalan untuk bisa dilalui oleh masyarakat pengguna jalan.

Unit patroli Polsek Ampenan 
melakukan pengaturan arus Lalu Lintas bersama unit Patroli Sabhara Polresta Mataram. Sedangkan anggota yang lainnya turut membantu petugas  BPBD Kota Mataram untuk memindahkan batang-batang pohon kayu yang sudah dipotong-potong untuk diangkat kepinggir jalan sehingga jalanan segera bisa dilalui.

Dengan kerjasama yang baik antara Polsek Ampenan bersama Unit Patroli Sabhara Polresta Mataram dan petugas  BPBD Kota Mataram. Pohon yang tumbang yang menutupi jalan di depan Makam Loang Baloq bisa dipinggirkan dan dibersihkan. Jalan pun dilalui oleh masyarakat pengguna jalan sehingga tidak menimbulkan kemacetan.

Setelah gabungan petugas selesai membersihkan dan memindahkan pohon yang tumbang di Jalan Raya Loang Baloq.  Masyarakat sudah dapat melewati jalan raya Loang Baloq dan situasi arus Lalu Lintas diseputaran terpantau aman, lancar dan kondusif. " Pohon yang tumbang sudah dibersihkan dengan kerja sama yang baik antara Polsek Ampenan, Samapta Polresta Mataram dan BPBD Kota Mataram," ungkap Kapolsek Ampenan, Kompol Raditya Suharta. (Adbravo)

Jumat, 19 Februari 2021

Seorang Pelajar SMP Ditemukan Meninggal, Diduga Penyakit Kambuh

Korban dibawa dengan ambulan.

BorneoTribun Sekadau, Kalbar -  Seorang pelajar SMP berjenis kelamin laki-laki berusia 13 tahun di dusun Balai Sepuak desa Balai Sepuak Kecamatan Belitang Hulu ditemukan meninggal dunia di sungai Belitang.

Kapolsek Belitang Hulu IPTU Pulung Bagaskoro menjelaskan, korban pertama kali ditemukan oleh warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian pada Kamis siang (18/2). 

Lokasi TKP.

"Warga tersebut spontan berteriak saat melihat korban berada di sungai dengan posisi badan tertelungkup dan dikira pingsan," kata Kapolsek.

Mendengar hal tersebut, warga lainnya kemudian mengangkat korban ke lanting dan dibawa ke rumahnya, serta menghubungi Puskesmas Balai Sepuak untuk meminta penanganan medis.

Tidak lama kemudian, mobil ambulance tiba membawa korban ke Puskesmas. Setibanya disana, kata Kapolsek, korban dinyatakan meninggal dunia.

"Menurut keterangan tetangga dan kerabat korban, yang bersangkutan diketahui memiliki riwayat penyakit epilepsi atau ayan," terang Kapolsek, Jum'at, 19 Februari 2021.

Kapolsek menambahkan, korban sudah terbiasa mandi bersama rekan-rekannya di sungai yang tidak jauh dari rumahnya tersebut.

"Saat kejadian, kondisi sungai surut dan dangkal. Korban diketahui pandai berenang, diperkirakan korban meninggal karena penyakit yang dideritanya kambuh," tandas Kapolsek. 

(Yk/My/Humas Polres)

Selasa, 16 Februari 2021

Seorang Ibu Hamil jadi Korban Peluru Nyasar di Gowa

Seorang Ibu Hamil jadi Korban Peluru Nyasar di Gow.

Gowa, BorneoTribun – Warga Dusun Ana Gowa, Desa Bontoala, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulsel, digegerkan dengan kasus peluru nyasar mengenai Suriani (33), seorang ibu rumah tangga yang tengah hamil tua.

Peristiwa ini terjadi saar korban tengah berada di kamar tamu rumahnya dan tengah menonton siaran TV, Senin (16/2/2020), sekitar pukul 18:30 Wita.

Menurut keterangan kakak ipar korban, Sukma (38) dirinya mengaku mendapati korban dalam kondisi luka di bagian kepala.

“Peristiwanya terjadi sekitar pukul 18:30 tadi malam. Ada telepon masuk dari rumah sakit kalau adik saya Suri kepalanya kena peluru nyasar. Pas ketemu suaminya, katanya ada peluru nyasar masuk ke rumah dan mengenai istrinya,” kata Sukma saat ditemui di rumah korban, Selasa (16/2/2021).

Lanjut Sukma, berdasarkan keterangan Suriani kalau kejadian itu berlangsung cepat. Bekas proyektil pluru tersebut jatuh di sekitar ruang tamu.

“Kata adik saya, pelurunya jatuh pas di ruang tamu, adik saya pada saat itu sedang terbaring menonton TV dan seketika ada bunyi dari atas seng dan terjatuh mengenai kepala Suri,” jelas Sukma.

Hingga berita ini diturunkan, kondisi korban saat ini sudah membaik setelah mendapatkan perawatan. (*)

Minggu, 14 Februari 2021

Satu Orang Korban Kecelakaan Speedboat di Selimbau Ditemukan

Foto: Kapuasrayanews.

Kapuas Hulu, Kalbar - Laka Air yang terjadi antara Speedboat 40 HP dengan Long Boot 15 HP pada Jum'at (12/2/2021) sekitar pukul 20:20 WIB, yang terjadi di wilayah kampung Alfajar Dusun Suka Maju Desa Gudang Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu, menyebabkan 2 orang dinyatakan hilang.

Adapun kedua korban yang dinyatakan hilang yaitu Bambang (42/Lk) warga Kecamatan Selimbau dan Samsul Rijal warga Putussibau.

Dilansir dari Kapuarayanews.com, dari awal kejadian tim baik dari Polsek setempat, TNI, BPBD, Sat Pol PP, TAGANA Kapuas Hulu serta masyarakat terus melakukan pencarian, hingga pada hari ini, Minggu (14/2/2021) sekitar pukul 17:30 WIB. 

Satu dari dua korban yang hilang atas nama Bambang, berhasil ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia.

"Tim pencarian berhasil menemukan korban yang hilang atas nama Bambang, warga Selimbau, mengapung di sungai kapuas dalam kondisi meninggal dunia," tutur M. Hatta, Ketua Tagana Kapuas Hulu, kepada media ini, Minggu sore (14/2).

Korban ditemukan tidak jauh dari tempat kejadian kecelakaan, yaitu sekitar 200 meter dan masih di wilayah kampung Alfajar, Dusun Suka Maju, Desa Gudang, Kecamatan Selimbau, terangnya.

"Selanjutnya jasad korban langsung dibawa ke pihak keluarga di Selimbau," jelas Hatta.

Sedangkan untuk satu orang korban lagi atas nama Samsul Rijal belum ditemukan dan kemungkinan tim akan terus melakukan pencarian kembali terhadap korban yang belum ditemukan, ungkapnya. (Yk/Amr/Nt)

Dua korban Tenggelam di Bendungan Marente, Polsek Alas bersama Warga langsung Evakuasi

Dua korban Tenggelam di Bendungan Marente, Polsek Alas bersama Warga langsung Evakuasi.

Sumbawa, NTB - Dua nyawa melayang di Bendungan Desa Marente Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, NTB, Minggu (14/2/2021) sekitar pukul 14.00 Wita. 

Muhiddin (17) dan Duta Anandata (16)—dua pelajar asal Desa Kokarpit, Kecamatan Alas ini ditemukan tewas tenggelam di lokasi wisata tersebut. Keduanya ditemukan tidak bersamaan dalam pencarian selama beberapa hampir satu jam. 

Kapolsek Alas melalui Kasubbag Humas Polres Sumbawa, AKP Sumardi S.Sos dalam keterangan persnya, membenarkan adanya peristiwa mengenaskan ini. 

Sebelumnya, kedua korban datang bersama 4 rekannya   menggunakan 3 sepeda motor menuju tempat wisata Bendungan Marente pada pukul 12.00 Wita. 

Mereka pun mandi. Namun naas arus menyeret keduanya ke dasar bendungan. Pihak Polsek tiba di lokasi setelah mendapat laporan dari Bhabinkamtibmas setempat. 

Bersama masyarakat, anggota melakukan pencarian dan berhasil menemukan sekaligus mengevakuasi keduanya. Korban Muhiddin ditemukan sekitar pukul 14.45 Wita, selang beberapa menit tepatnya pukul 15.05 Wita giliran Dutha Anandata. 

Warga sempat memberikan pertolongan pertama mulai dari pompa jantung menggunakan tangan hingga memberikan nafas buatan. Tapi upaya ini tak membuahkan hasil sehingga kedua korban dinyatakan meninggal dunia. 

Selanjutnya jasad kedua pelajar malang ini dibawa ke Puskesmas Alas menggunakan mobil ambulance. Setelah itu menyerahkan kepada keluarga dan orang tua korban untuk dipulangkan ke rumah duka.

Untuk diketahui informasi dari masyarakat, kasus serupa sudah yang kesekian kalinya terjadi di Bendungan Marente. Karena itu,  masyarakat dihimbau untuk waspada dan tetap dalam pengawasan agar kasus tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari, tutup Kaaubbag. (Adbravo)

Jumat, 12 Februari 2021

Dua Orang Belum di Temukan Dalam Kecelakaan Speedboat di Selimbau

Gambar Ilustrasi.

Kapuas Hulu, BorneoTribun - Kecelakaan terjadi di Sungai Kapuas antara speedboat 40 HP dengan speed long board 15 HP di kampung Alfajar Dusun Suka Maju Desa Gudang, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar, Jum'at (12/2/2021) sekitar pukul 20:20 WIB.

Dilansir dari Kapuasrayanews.com, dimana, kecelakaan tersebut menyebabkan 4 (empat) orang selamat dan 2 (dua) orang hilang dan masih dalam pencarian.

Adapun kronologis kejadian menurut Kapolres Kapuas Hulu melalui Kapolsek Selimbau, AKP Slamet Riyadi, Speedboat 40 HP yang dikemudikan oleh H. Sabri (59/Lk) dengan berpenumpang dua orang yaitu Hj. Ratibah (52/Pr) dan Samsuriati (47/Pr) bergerak dari Kecamatan Selimbau menuju Kecamatan Suhaid, dimana ketiganya warga Suhaid.

Sedangkan Speed Long Boat 15 HP yang di kemudikan oleh Bambang (42/Lk) warga Selimbau dengan penumpang dua orang yaitu Hardani Ramadhan (36/Lk) warga Semitau dan Samsul Rijal warga Putussibau, yang bergerak dari Kecamatan Suhaid menuju Kecamatan Selimbau.
Lebih lanjut AKP Slamet Riyadi menjelaskan, menurut keterangan saksi yaitu Juspri dan Jeki Sanjaya warga Dusun Suka Maju, Desa Gudang, Kecamtan Selimbau mengatakan, saat mereka berada di dalam rumah mendengar suara keras dari luar rumah dan disusul suara orang meminta tolong dari arah hulu rumah saksi.

"Saat saksi mendengar suara meminta tolong, saksi langsung keluar rumah dan mencari sumber suara, dari kejauhan saksi melihat ada orang sedang melambaikan tangan tanda meminta tolong, dan dengan spontan saksi langsung turun mengambil perahu untuk menolong," kata AKP Slamet melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (13/2).

Setelah saksi sampai di lokasi orang yang meminta pertolongan tersebut, saksi menemukan 4 orang berada di tepi Sungai Kapuas, kemudian saksi langsung menolong orang tersebut dan membawa mereka ke rumah Saksi, terang Slamet.

"Keempat korban selamat tersebut yaitu H. Sabri, Hj. Ratibah, Samsuriati dan Hardani Ramadhan. Sedangkan kedua orang yaitu Bambang dan Samsul Rijal tidak ditemukan dan di duga hilang," paparnya.

Selanjutnya korban selamat langsung dilakukan perawatan medis dan kedua korban hilang saat ini masih dalam proses pencarian, ungkap AKP Slamet. (yk/amr/nt)

Kadus di Sangiang Hilang Saat Mancing

Warga Desa Sangiang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima,NTB.

Bima, NTB | Borneotribun.com - Seorang Kepala Dusun di Desa Sangiang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima,NTB, Burhan, Kamis (11/02) pagi diketahui menghilang diperairan laut Sangiang So Tewo atau radius sekitar 300 meter sebelah timur pemukiman penduduk Desa Sangiang.

Menurut sejumlah saksi, pria berusia 49 tahun tersebut sekitar pukul 05.30 WITA, berangkat dari rumahnya untuk pergi memancing ikan. 

Setengah jam kemudian, salah satu nelayan yang baru pulang memancing hanya melihat sampan korban yang hanya mengapung.

“Karena melihat sampannya kosong, saksi memanggil-manggil dan mencari korban, namun tidak menemukan korban. Hingga memberitahukan ke keluarganya,” ujar Kapolres Bima Kota melalui Kassubag Humas, IPDA Ridwan, Kamis (11/02).

Keluarga dan warga sekitar dibantu aparat kepolisian pun langsung melakukan proses pencarian, utamanya di sekitar penemuan sampan milik korban. Pencarian pun bahkan menurunkan sebanyak lima unit perahu motor.

“Sampai sekarang kita masih melakukan koordinasi dengan Pemdes Sangiang dan menghubungi pihak BPBD dan SAR Kabupaten Bima untuk terus melakukan proses pencarian,” tegasnya.

Karena belum jua menemukan hasil lanjutnya, warga sekitar pun menurunkan dua orang penyelam tradisional dengan menggunakan bantuan angin kompresor.(Adbravo)

Senin, 08 Februari 2021

Akibat Jalan Rusak, Sebuah Mobil Sawit Alami Kecelakaan Tunggal di Landak

Akibat Jalan Rusak, Sebuah Mobil Sawit Alami Kecelakaan Tunggal di Landak.

Landak, Kalbar | BorneoTribun.com - Sebuah mobil truk sawit dari arah jalur sidas menuju darit mengalami kecelakaan tunggal tepat di RT.05 Desa Anik Dinggir, Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak, Kalbar. Diketahui tidak ada korban luka berat dalam kecelakaan tersebut.

Akibat Jalan Rusak, Sebuah Mobil Sawit Alami Kecelakaan Tunggal di Landak.

Supir bernama Wilem mengatakan, mobil dikendarainya menghantam jalan rusak mengakibatkan mobilnya kecelakaan.

Ia mengatakan, kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap perbaikan jalan tersebut, "Akhir nya sering terjadinya kecelakaan," ungkap Wilem.

"Saya berharap agar pemerintah harus sesegera mungkin untuk memperbaiki jalan tersebut," kata Wilem berprofesi sebagai pengemudi truk sawit itu.

Penulis: Fransiskus Sudomo

Selasa, 02 Februari 2021

Bom Molotov Teror Rumah Warga, 2 Kendaraan Terbakar

Bom Molotov Teror Rumah Warga.

BorneoTribun | Dompu, NTB
- Ledakan bom molotov meneror rumah salah satu warga di kabupaten Dompu, selasa (02/01/21) sekira pukul 03.00 wita.

Peristiwa mencengangkan itu terjadi di kediaman Awaluddin (42), warga Lingkungan Larema, Kelurahan Simpasai, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu (NTB). 

Saat itu, Awaluddin usai melaksanakan sholat tahajud, ia mendengar sebuah bunyi ledakan disertai bunyi kaca yang pecah di depan rumahnya, penasaran akan hal itu, Awaluddin pun mengintip dari jendela depan dan sangat terkejut saat ia melihat kobaran api di garasi yang sedang membakar dua unit sepeda motor.

Awaluddin segera memadamkan api dengan menyiramkan air pada titik api dan api berhasil dipadamkan.

Personel Polsek Woja tiba di TKP setelah mendapat laporan warga, kemudian melakukan dokumentasi dan mengamankan barang bukti berupa, Satu buah korek gas, Pecahan botol berwarna hijau, Sobekan kain yang di jadikan sumbu bom molotov.

Sedangkan kendaraan yang terbakar dua unit sepeda motor, Honda Vario150 terbakar pada bagian sepakbor dan Honda Vario110 terbakar pada bagian samping kanan.

Terkait insiden tersebut, Kapolsek Woja Ipda Abdul Haris mengharapkan pada warga agar hati hati dan waspada, " Insiden ini patut dijadikan pembelajaran agar kita berhati-hati dan waspada, karena ancaman dan kejahatan bisa datang sewaktu-waktu tanpa kita tau siapa yang memusuhi kita," ujarnya.

Tentang penanganan kasus, Kapolsek mengatakan akan mendalami motif dari kejadian tersebut " Barang bukti sudah kami amankan, kami akan dalami dan mempelajari apa motif dari kasus ini, selain upaya kepolisian, kami harapkan bantuan masyarakat juga agar kasus ini dapat terungkap,". tandasnya.(Adbravo).

Sabtu, 30 Januari 2021

Satu Unit Rumah di Dusun Segori Dilahap Si Jago Merah

Satu Unit Rumah di Dusun Segori Dilahap Si Jago Merah. (Foto: Humas Polres/My)

BorneoTribun | Sekadau, Kalbar - Satu unit rumah yang terletak di Dusun Segori, Desa Gonis Tekam, Kecamatan Sekadau Hilir, dilahap si jago merah, Sabtu (30/1/2021) dini hari.

Kapolres Sekadau melalui Kapolsek Sekadau Hilir IPTU Agus Junaidi mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pukul 01.30 WIB. Diduga kebakaran tersebut diakibatkan arus pendek listrik.

Satu Unit Rumah di Dusun Segori Dilahap Si Jago Merah. (Foto: Humas Polres/My)

Saat kejadian berlangsung, pemilik rumah sedang tidur dan tidak sadar akan peristiwa naas tersebut. Sumber api yang berasal dari dapur pertama kali diliat oleh tetangga korban.

Melihat api sudah membesar, tetangga sekitar berteriak untuk membangunkan pemilik rumah dan meminta pertolongan warga. 

Satu Unit Rumah di Dusun Segori Dilahap Si Jago Merah. (Foto: Humas Polres/My)

Dengan peralatan seadanya, kemudian warga dan pemilik rumah berhasil memadamkan api sehingga tidak sampai melahap seluruh bangunan tersebut.

Satu Unit Rumah di Dusun Segori Dilahap Si Jago Merah. (Foto: Humas Polres/My)

Meskipun tidak menelan korban jiwa, akibat kejadian ini sejumlah surat penting seperti ijazah, surat keterangan tanah serta perabotan rumah tangga milik korban musnah dilahap api. Kerugian materi ditaksir mencapai Rp.130.000.000,-.

(Yakop)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno