Tanaman Organik Menjadi Andalan Kelompok Tani di Simpang Hilir Kayong Utara
Kelompok pertanian organik di Hutan Desa Padu Banjar, Simpang Hilir, Kayong Utara, Kalimantan Barat. ANTARA/Dokumentasi Yayasan Palung. |
-->
Kelompok pertanian organik di Hutan Desa Padu Banjar, Simpang Hilir, Kayong Utara, Kalimantan Barat. ANTARA/Dokumentasi Yayasan Palung. |
Calon Presiden RI Prabowo Subianto. |
Panen perdana padi Varietas Nutri Zinc di Sambas (ANTARA/Ho- Imbran) |
Moeldoko dan Karolin Sepakat Gunakan Pupuk Organik Atasi Kelangkaan dan Mahalnya Pupuk. |
PONTIANAK - Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko menyinggung soal kelangkaan dan kenaikan harga pupuk pada kegiatan pelantikan kepengurusan HKTI Provinsi Kalimantan Barat periode 2023-2028 yang bertempat di Hotel Mercure, Pontianak, Kalimantan Barat, jum'at (18/03/23).
Menjelaskan hal tersebut dikarenakan iklim suhu politik dunia yang sedikit panas sehingga turut mempengaruhi harga pupuk menjadi mahal, sementara kemampuan negara dalam memberikan pupuk subsidi pada para petani belum cukup merata.
"Untuk mengatasi hal ini petani diminta mencari alternatif. Karena sumber pertanian memang mesti terus berjalan sebab dari pundak petanilah kehidupan terus berjalan. Jika petani menyerah pasti akan menyulitkan semua pihak," ujar Moeldoko.
Moeldoko dan Karolin Sepakat Gunakan Pupuk Organik Atasi Kelangkaan dan Mahalnya Pupuk. |
Ditempat yang sama Ketua HKTI Kabupaten Landak Karolin Margret Natasa sepakat dengan Ketua Umum HKTI Moeldoko bahwa persoalan kelangkaan dan naiknya harga pupuk mencari alternatif lain. Dalam upaya menyikapi hal tersebut, HKTI Kabupaten Landak telah memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik pada para petani.
“Di lapangan saat ini memang kenyataan pupuk sulit didapat dan harganya mahal, namun produksi pertanian harus terus berjalan. Menyikapi hal tersebut, Kami HKTI Kabupaten Landak memberikan pelatihan bagi para petani cara membuat pupuk organik dari bahan yang ada disekitar dengan biaya murah," ungkap Karolin.
Karolin menjelaskan bahwa untuk efek pupuk buatan organik tidak bisa singkat, seperti pupuk dengan campuran bahan kimia yang dalam hitungan hari atau minggu sudah bisa kelihatan hasilnya.
Moeldoko dan Karolin Sepakat Gunakan Pupuk Organik Atasi Kelangkaan dan Mahalnya Pupuk. |
"Dari sisi manfaat pupuk organik buatan ini juga tidak kalah dengan pupuk kimia. Saya berharap pelatihan tersebut bisa menjadi solusi petani dalam menyediakan pupuk bagi kebutuhan pertanian di Landak,” jelas Karolin.
Bupati Landak periode 2017-2022 Karolin Margret Natasa mengungkapkan bahwa sektor pertanian untuk penghasilan padi di 2022 merupakan paling tinggi se-Kalimantan Barat, begitu juga dengan produksi hortikultura tanaman sayuran, saat ini tengah ditingkatkan produksinya.
"Produksi padi di Kabupaten Landak bisa mencapai 50 ribu ton pertahun. Berbeda dengan lima tahun lalu, dimana hasil pertaniannya hanya lima ribu ton pertahun. Harapan Saya pada produksi sayur mayur itu juga paling tidak bisa mencukupi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Landak," ungkap Karolin.
Terkait soal kratom Karol menjelaskan produksi di Landak tidak terlalu banyak. Diketahui dia, kratom sendiri ada beberapa tipe. Jika kualitas kratom di Landak bisa menyamai kratom di Kapuas Hulu, iapun melihat ini menjadi sebuah peluang. Namun untuk menuju ke sana, pastinya perlu dilakukan penelitian terkait jenis kualitas kratom itu sendiri. (Dekky/Tino)
Presiden Jokowi berbincang dengan para petani ketika melintasi Jalan Lingkar Baru Soreang, Jawa Barat, Senin (06/03/2023). (Foto: BPMI Setpres/Kris) |
JAKARTA - Setelah meninjau Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq di Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Senin (06/03/2023), Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Iriana Joko Widodo bersama rombongan kembali ke Kota Bandung.
Di luar agenda yang direncanakan, ketika melintasi Jalan Lingkar Baru Soreang, Presiden Jokowi meminta berhenti saat melihat sejumlah petani yang sedang memanen padi.
Setelah itu, Presiden turun dari mobil dan menghampiri para petani tersebut untuk berbincang sejenak sambil mengecek langsung kondisi padi yang dipanen saat itu.
"Berapa harga gabah basah, berapa harga gabah kering, udah tadi ketemu dan masih tinggi," jelas Presiden dalam keterangannya.
Presiden Jokowi menyebutkan bahwa harga gabah kering yang diungkapkan oleh petani tersebut berada di angka Rp6.000 per kilo. Mendengar hal itu, Presiden menilai harga tersebut masih tergolong baik.
"Ya baik dong kalau enam ribu (Rupiah), hanya dikejar oleh harga pupuk yang tinggi yang dikeluhkan," ucapnya.
Selain masalah harga gabah, petani juga menyampaikan aspirasinya tentang kesulitan mereka dalam mendapatkan pupuk. Ani, misalnya, menilai harga pupuk saat ini masih tergolong mahal.
"Pupuknya susah, baru-baru ini ada lagi, tapi harganya masih mahal," ucap Ani.
Setelah berbincang dengan para petani, Presiden Jokowi melanjutkan perjalanan menuju Pangkalan TNI AU Husein Sastranegara, Kota Bandung untuk kemudian lepas landas menuju Jakarta.
Editor: Yakop
Ketua HKTI dan Pj Bupati Landak Panen Raya Padi Dusun Serimbu, Produksi Capai 6 Ton Setahun. (Foto-Dekky) |
Landak, BorneoTribun.com - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Landak Karolin Margret Natasa bersama Penjabat (Pj) Bupati Landak Samuel melaksanakan Panen Raya Padi Dusun Serimbu, Desa Serimbu, Kecamatan Air Besar yang sudah melakukan panen padi dua kali dalam satu tahun dengan produksi padi setiap panen mencapai tiga ton.
Karolin merasa bersyukur bahwa petani di Kecamatan Air Besar sudah melakukan panen padi dua kali dalam setahun, karena selain untuk kebutuhan pribadi hasil panen tersebut juga bisa menjadi pendapatan untuk para petani.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Landak Karolin Margret Natasa. |
“Program kita berarti tepat sasaran karena ketika Saya menjabat sebagai Bupati Landak, Saya bisa membantu masyarakat Kabupaten Landak untuk meningkatkan perekonomian, maka program kita banyak berada di sekitar pertanian. Produktivitas secara umum di Kabupaten Landak kita paling tinggi di Kalimantan Barat, bahkan untuk Desa Serimbu Saya menyaksikan sendiri produktivitasnya perlahan mulai meningkat karena di serimbu ini sawah tidak banyak, dan dari sekian desa di Kecamatan Air Besar ini tidak semua desa punya sawah bahkan ada yang masih berladang, sehingga tentu pembinaannya sesuai dengan kondisi,” ucap Karolin, sabtu (04/03/23).
Bupati Landak periode 2017-2022 mengungkapkan bahwa saat ini jumlah petani di Kabupaten Landak yang terdata pada Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) sudah mencapai 68.000 petani dan untuk jumlah kelompok taninya ada 3.187 kelompok tani, serta selama menjabat Karolin sudah memberikan kurang lebih 3.300 unit Alat Mesin Pertanian (Alsintan) yang sudah diberikan kepada para petani.
Pada panen raya desa serimbu ini memiliki luas areal lahan sawahnya mencapai 50 hektar yang terbagi dalam dua wilayah areal lahan sawah dengan menggunakan varietas unggul Arjuna 02, Inpari 32 dan varietas unggul benih lokal dan memiliki provitas padi mencapai enam ton per tahun.
“Kita bersyukur petani serimbu sudah bisa panen dua kali setahun, kalau untuk panen tiga kali setahun mungkin kita perlu banyak perbaikan infrastruktur, tapi dua kali pun bagi saya sudah luar biasa. Saya ingat waktu dulu untuk memberikan bantuan ke Kecamatan Air Besar ini dinas ragu untuk merealisasikannya, tetapi Saya tetap memberikan bantuan alsintan dan benih di beberapa kelompok tani walaupun belum bisa semuanya diberikan sebagai bentuk motivasi para petani disini,” ungkap Karolin.
Ketua HKTI dan Pj Bupati Landak Panen Raya Padi Dusun Serimbu, Produksi Capai 6 Ton Setahun. |
Dalam kegiatan tersebut Pemerintah Kabupaten Landak juga memberikan bantuan alsintan, serta menyerahkan santunan jaminan kematian kepada ahli waris penerima dan menyerahkan kartu perserta BPJS Ketenagakerjaan agar para petani juga bisa memiliki hak jaminan sosial ketenagakerjaan.
(Yakop/Dekky)
Panen Jagung Hibrida di Kecamatan Balai. (Ho-Diskominfo Sanggau) |
SANGGAU, KALBAR - Wakil Bupati Sanggau, Drs Yohanes Ontot M.Si panen jagung hibrida hasil tanaman Kelompok Tani “Dua Saudara” di Dusun Mali Raya, Desa Temiang Mali Kecamatan Balai. Senin (17/10/2022).
Ucapan terima kasih disampaikan oleh Camat Balai Poheng Gew, S.Pd., M.A, kepada Wakil Bupati Sanggau atas perhatiannya kepada kelompok tani di wilayah Balai Batang Tarang ini.
“Semoga perhatian dari Bapak Wakil Bupati akan menjadi penyemangat para petani dalam memajukan pertanian untuk mensejahterakan masyarakat”. ujarnya.
“Lokasi kebun jagung hibrida ini adalah milik bapak Sibun, dengan luas lahan 1,5 hektar dengan perkiraan hasil panen berjumlah 4,5 ton yang anggotanya merupakan binaan KSP CU Banuri Harapan,” ujarnya.
Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi refleksi kita bersama pemerintah untuk menghadapi krisis pangan.
“Tentu ini merupakan suatu kebijakan dari Pemerintah Republik Indonesia sampai ke daerah dan jawaban bagi kita untuk menghadapi tantangan dunia yang sudah pernah di perhitungkan pada tahun 2040 mendatang yaitu krisis pangan,” pungkasnya.
Ia menegaskan bahwa pemerintah bersama dinas terkait sudah memetakan dan membuat strategi untuk menghadapi inflasi.
“Ketakutan kita sekarang adalah peningkatan inflasi yang semakin melonjak dan akan membahayakan bagi suatu negara. Oleh karena pemerintah sampai ke daerah harus memformulasikan strategi untuk menghadapi ini semua,” tegasnya.
Ia juga berharap agar kegiatan seperti ini dapat berlanjut demi keberlangsungan ekonomi serta sosial masyarakat. Proteksi dan kolaborasi dari berbagai pihak terkait untuk saling mendukung.
“Saya berharap setidaknya ini dapat membantu mengurangi atau menanggulangi krisis pangan di negara Indonesia yang kita mulai di daerah khsususnya Kabupaten Sanggau. Semoga ini berlanjut, buat strategi atau pemetaan yang baik agar negara kita dapat memproteksi ini demi ketahanan pangan kita,” harapnya.
Pada acara panen jagung tersebut Wakil Bupati didampingi oleh Kepala Dinas Ketahanan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan Kabupaten Sanggau Kubin, SP. M.Si, Camat Balai Poheng Gew, S.Pd., M.A, Ketua Pengurus KSP CU Banuri Harapan Kita Herkulanus Oni, ST, MT, Anggota DPRD Toni dan kimsuan, serta Kelompok Tani Dua Saudara.
(Libertus/Diskominfo Sanggau)
Bupati Kayong Utara, Citra Duani bersama OPD dan Forkopimda saat panen raya di Desa Pangkalan Buton . (BorneoTribune/ANTARA/HO-Humas Kayong Utara) |
Kayong Utara, Kalbar - Bupati Kayong Utara Kalimantan Barat, Citra Duani mengatakan saat ini pemerintah setempat sedang menggodok regulasi tentang lahan pertanian dan pangan berkelanjutan untuk mencegah alih fungsi lahan pertanian di kabupaten itu.
"Tujuannya kita mencegah alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian, makanya harus cepat diselesaikan," kata Citra Duani di Sukadana, Sabtu.
Dia menjelaskan, dalam beberapa tahun ke depan bukan tidak mungkin potensi alih fungsi lahan pertanian terus terjadi, untuk itu pihaknya mengambil langkah dengan membuat Peraturan Bupati (Perbup) terkait Lahan Pertanian dan Pangan Berkelanjutan (LP2B).
"Dengan regulasi LP2B, kami berharap penyusutan areal pertanian dapat terkontrol dengan baik dan menekan lajunya alih fungsi lahan pertanian, sehingga kita bisa mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan di daerah," ujarnya.
Untuk itu, ia mengajak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar lebih inovatif dalam mengembangkan sektor pertanian di Kayong Utara.
Dia menambahkan, regulasi tersebut juga bertujuan untuk melindungi kepemilikan lahan pertanian bagi petani, meningkatkan kemakmuran, serta kesejahteraan petani dan masyarakat.
"Tugas kita ini mengurus rakyat, turun langsung ke lapangan sehingga kehadiran pemerintah dirasakan langsung oleh para petani dalam membantu mereka mengembangkan sektor pertanian," katanya.
Pewarta : Andilala/Antara
Fakultas Pertanian UPR edukasi anak usia dini mengenai pertanian di Palangka Raya, beberapa waktu lalu. (borneoPalangkaraya/ANTARA/HO-Fakultas Pertanian UPR) |
Ketua Generasi Penggerak Pertanian (Gegertani) Kabupaten Sambas, Juliadi. |
Subscribe di situs ini untuk mendapatkan update berita terbaru