Berita Borneotribun.com: Pupuk Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Pupuk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pupuk. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 November 2021

Petani Sayur Merugi, Harga Pupuk Terlalu Mahal, Dinas Pertanian dan Perkebunan Mohon kroscek Harga Pupuk

Salah satu petani sayur. 

BorneoTribun Bengkayang, Kalbar -- Lagi-lagi petani sayur beriak dan merugi akibat harga pupuk terlalu mahal dipasaran.

Para petani sayur yang ada di kabupaten bengkayang mengeluhkan harga pupuk yang meroket sehingga membuat hasil panen tidak berimbang.

Salah satu petani sayur sebut saja Rudi mengeluhkan nasibnya, bahwa hasil panen bulan ini merasa rugi akibat harga pupuk dan obat meroket. 

"Jika harga pupuk dan obat tetap tinggi harganya, maka sudah pasti semua petani sayur yang ada  di 17 kecamatan gulung tikar, untuk saat ini kami tanam tomat, buncis, Loba, Kacang Panjang, Terong, Timun, Gambas, Cabe dan Padi," keluhnya. 

Rudi melanjutkan bahwa sudah mendatangi bosnya untuk menanyakan penyebab harga begitu rendah, penjelasan bosnya karena saat ini  tomat di datangkan dari pulau jawa sehingga mempengaruhi harga tomat. 

Dengan adanya petani lokal khususnya yang tanam tomat dan berapa jenis sayur merasa di rugikan, akibat harga anjlok. 

Diharapkan dinas pertanian dan perkebunan kabupaten bengkayang sudah seharusnya turun lapangan untuk mengkroscek harga pupuk dan obat yang meroket.

Pemerintah seharusnya turun kelapangan untuk melakukan sidak ke pasar-pasar yang di duga mempermainkan harga pupuk sama obat.

(Rinto Andreas)

Sabtu, 15 Mei 2021

Miris, Pupuk Bersubsidi di Duga Palsu Beredar Luas di Kabupaten Bengkayang

Miris, Pupuk Bersubsidi di Duga Palsu Beredar Luas di Kabupaten Bengkayang.

BorneoTribun Bengkayang, Kalbar -- Pupuk Bersubsidi yang di duga palsu beredar luas di Kabupaten Bengkayang. Pupuk ini jenis NPK yang dikemas dalam karung pupuk Bersubsidi yang saat ini sudah beredar luas ke Petani-petani. Pupuk ini dijual Kepada Petani seharga 150.000 Per sak isi beratnya 50 kg.

"Awalnya Petani belum curiga dengan adanya pupuk Bersubsidi ini, tetapi setelah di cek oleh petani ternyata Pupuk NPK ini terbuat dari pasir dan krikil batu," terang Pak Bundel warga Dusun Ketanji, Desa karya bakti, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang, kepada awak media ini, Kamis (13/5).

Lanjut Pak Bundel mengungkapkan  kekesalannya karna dalam hal ini Petani merasa di bohongi termasuk pihak PPLnya.

"Karna yang lebih tau dalam hal ini kan PPLnya barang bagus atau tidak bagus, masyarakat kan hanya tinggal ngambil aja, ini pupuk Urea, pupuk Ponska, tau-tau didalamnya Pasir dan batu krikil', Ucapnya Pak Bundel. 

Dia berharap kepada pihak penyalur pupuk Bersubsidi khususnya pihak PPL yang ada di Desa Karya Bakti ini untuk segera di ganti jangan diperpanjang lagi gantilah dengan Pupuk phonska yang asli warnanya.

"Phonska yang asli kalau yang ini bukan, ini banyak pasir dan batu-batu krikil, ini lah Petani dengan kondisi Pupuk kayak gini dan tanaman tidak maksimal hasilnya bagaimana Petani bisa jaya, percuma jadi petani kalau kayak gini, siapa yang membayarnya," katanya.

Dia menambahkan, kalau Pemerintah mau membantu masyarakat tatapi kayak gini gimana, Petani kan tidak tau menau bibit bagus atau ngak bagus, begitu juga dengan pupuk kami tidak tau menau bagus atau ngak bagus ketika disalurkan ternyata pemakaian kayak gini.

"Jagung jadi kurang bagus dan hasilnya tidak memuaskan, saya berharap kepada pemerintah pupuk ini segera dikembalikan kalau tidak di kembalikan bagaimana bisa ada solusinya nanti", Tutur Pak Bundel.

Senada juga dengan apa yang disampaikan warga lainnya, pak agus warga Dusun Keranji, Desa Karya Bakti, Kecamatan Sungai betung berharap kepada pemerintah atau PPL yang punya kebijakan untuk segera mengecek pupuk Bersubsidi ini dilapangan.

"Apakah pupuk ini asli atau tidak asli karna logonya menggunakan pupuk bersubsidi", Tutup Agus

Penulis : RA/Tim

Senin, 25 Januari 2021

Bupati Loteng Ingin BUMDes Sebagai pengecer Pupuk, Suhaili ; Terlalu Banyak Permainan Selama Ini


Bupati Lombok Tengah, H Moh Suhaili FT

Borneotribun I Lombok Tengah - Wacana Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah untuk memanfaatkan keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai pengecer pupuk, terutama pupuk bersubsidi kembali mencuat. Sebelumnya, pada 2019 wacana ini sudah mencuat dan sebagian besar BUMDes yang disiapkan sebagai pengecer sudah siap, termasuk surat izin dan lainnya. Hanya saja, sejauh ini Pemdes belum tahu apa alasan Pemkab belum mulai. 
 
Bupati Loteng, H Moh. Suhaili FT ketika dikonfirmasi belum lama ini menegaskan, bahwa sejauh ini pihaknya sedang mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan rencana yang sempat mencuat pada 2019 lalu dan direncanakan mulai pelaksanaannya 2020 tersebut. 

Nantinya kata dia, seperti apa pola usahanya, nanti akan diberikan keleluasaan kepada BUMDes. Hajatannya yakni agar bagaimana BUMDes ini bisa sebagai pengecer pupuk. Dan menurutnya itu sangat tepat dan bagus guna meminimalisir permainan oknum tertentu yang ingin mengambil keuntungan lebih besar pada penjualan pupuk itu sendiri. Terutama pada kuota pupuk bersubsidi. 
 
“Tidak seperti hari ini, kacau sekali pendistribusian dan penjualan pupuk kita. Makanya kita akan segera rembuk bersama soal itu,” singkat Politisi Partai Golkar itu. 
 
Sementara Kepala DPMD Loteng, Jalaludin juga mengaku bahwa sejak awal memang Pemkab sudah menyiapkan puluhan BUMDes di Loteng untuk dijadikan sebagai pengecer pupuk, terutama pupuk bersubsidi. Itu bagi desa yang dinilai kekurangan pengecer. Artinya, tidak semua BUMDes bisa sebagai pengecer. 

Ditanya terkait kendalanya sehingga belum juga terealisasi, Jalal mengaku belum tahu pasti seperti apa mekanismenya di dinas terkait dalam hal ini Dinas Pertanian. Yang jelas kata dia, BUMDes yang sudah dikumpulkan dulu itu sudah siap. Bahkan sebagian pengurusnya mengaku jika mereka sudah mengurus izin usaha dan lainnya ke dinas rerkait. 
 
“Untuk sementara, kita dorong silakan desa-desa ini berkreasi dulu untuk memfasilitasi para petani perihal pengadaan pupuk subsidi. Seperti yang diterapkan di Desa Teruwai, BUMDes-nya disana bekerjasama dengan pengecer dan kelompok tani,” terangnya, senin (25/1/21). 
 
“Terkait rencana awal itu, nanti kita berkoordinasi dengan Dinas Pertanian,” sambungnya. 
 
Dikatakan Jalal, bahwa secara umum DPMD sangat berharap agar BUMDes ini kreatif mengelola dana dan unit usahanya. Terutama usaha yang berkaitan dengan penguatan ekonomi masyarakat. Untuk itu, ia meminta agar Pemdes melakukan evaluasi rutin kepada unit-unit usaha yang dikelola BUMDes. 
DPMD sebutnya, kini telah menyusun modul atau panduan khusus yang berisikan tentang bagaimana tata kelola BUMDes yang baik. Yang mana, nantinya itu akan dibagi ke semua desa. 
 
“Kita tidak ingin BUMDes ini tidak jelas unit usahanya sehingga memicu kecurigaan masyarakat,” terangnya.( Ad )

Editor : Hermanto

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno