Berita Borneotribun.com: Retno Marsudi Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Retno Marsudi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Retno Marsudi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 September 2022

Panggil Beberapa Menteri, Jokowi Matangkan Persiapan KTT G20

Panggil Beberapa Menteri, Jokowi Matangkan Persiapan KTT G20
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (BorneoTribun/Ho-Indonesia Maju)
BorneoTribun Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mematangkan persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang Indonesia menjadi tuan rumah. Jokowi memanggil beberapa menteri terkait untuk memastikan peran Indonesia menjadi Presidensi G20 berjalan lancar.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, semua persiapan KTT G20 sudah dilaporkan kepada Jokowi. Menurut dia, persiapan Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi sudah sesuai dengan target-target yang ditentukan.

“Kita sudah siap dari segi logistik maupun subtsansi, persiapan kita on the right track,” tegas Retno setelah bertemu Jokowi di Istana Negara dilihat dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (10/9).

Retno membeberkan bahwa menuju KTT G20 November nanti aka nada beberapa rangkaian kegiatan. Di antaranya ialah kegiatan pertemuan tingkat menteri sebelum nanti pertemuan pemimpin tertinggi negara G20 di bawah kepemimpinan Jokowi.

“Dari Agustus hingga September ada 6 pertemuan tingkat menteri, Oktober - November 8 pertemuan tingkat menteri sampai menuju KTT G20,” tegas Retno.

“Persiapan semua on the right track,” singkatnya. 

Indonesia akan mencatat sejarah pertama kali menjadi pemimpin negara ekonomi kuat G20. Jokowi akan memimpin negara-negara seperti Amerika Serikat, negara-negara Eropa, RRT, hingga Jepang pada KTT G20.

(yk/im)

Jumat, 21 Agustus 2020

Menlu Retno Marsudi: Ekspor Indonesia ke China Dilaporkan Naik 11,7 Persen

Ilustrasi ekspor. Nilai ekspor Indonesia ke China periode semester I 2020 mencapai US$13,77 miliar, naik dari periode semester I 2019 senilai US$12,32 miliar. (ANTARA FOTO/Dewi Fajriani)


BORNEOTRIBUN | JAKARTA - Menlu Retno Marsudi melaporkan ada peningkatan ekspor Indonesia ke China sebesar 11,74 persen. Artinya, periode semester I 2020 nilai ekspor sebesar US$13,77 miliar, meningkat dari periode semester I 2019 sebesar US$12,32 miliar.


"Dengan kenaikan ekspor ini dan penurunan impor RRT (Republik Rakyat Tiongkok) ke Indonesia sebesar 11,86 persen, maka angka defisit Indonesia bisa ditekan sebesar 46,08 persen," kata Retno dalam konferensi pers virtual pada Kamis (20/8).


Di tengah pandemi Covid-19, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan dalam negeri surplus US$3,26 miliar secara bulanan pada Juli 2020.


Menurut Kepala BPS, Suhariyanto surplus terjadi karena ada peningkatan ekspor pada Juni 2020 dan ada penurunan impor. Nilai ekspor tercatat mencapai US$13,73 miliar sedangkan nilai impor hanya US$10,47 miliar.


Sementara itu, Retno juga melaporkan ada peningkatan investasi. Investasi pada semester I 2020 bernilai US$2,4 miliar atau meningkat 9 persen dibanding pada semester I 2019 senilai US$2,2 miliar.


Hingga kini, lanjut Retno, China masih menduduki peringkat kedua terbesar untuk urusan investasi setelah Singapura.


Tahun ini Indonesia mematok target investasi sebesar Rp817,2 triliun. Sedangkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi yang masuk sebesar Rp402,6 triliun pada semester I 2020. Artinya realisasi investasi di tengah pandemi mencapai 49,3 persen dari target.


Di sisi lain dalam pertemuan antara Indonesia dan China yang diwakili Menlu China Wang Yi, Indonesia mengusulkan pembentukan Join Working Group for Trade.


"Guna memfasilitasi berbagai hambatan perdagangan dan memfasilitasi makin dibukanya pasar Tiongkok bagi produk Indonesia," imbuh Retno.


Retno bersama Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir dalam kunjungannya di Sanya, China, juga membicarakan pengembangan vaksin juga kasus yang menimpa ABK Indonesia di kapal ikan China.


Untuk vaksin, Bio Farma menandatangani kerjasama dengan perusahaan farmasi China, Sinovac. Kerjasama ini memungkinkan jaminan sediaan vaksin untuk Indonesia.


Sedangkan untuk kasus ABK Indonesia di kapal ikan China, Retno menilai ini sudah bukan persoalan antara swasta tetapi juga urusan pemerintah.


"Indonesia meminta kerjasama untuk keperluan Mutual Legal Assistance guna keperluan saksi dari warga negara Tiongkok, investigasi transparan atas tuduhan perdagangan manusia di kapal Long Xin 629. Dan permintaan ini ditanggapi dengan positif oleh State Councillor dan Menteri Luar Negeri RRT," kata Retno.(*)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno