Berita Borneotribun.com: Singapura Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Singapura. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Singapura. Tampilkan semua postingan

Senin, 21 Juni 2021

Warga Singapura Berbondong-bondong Buru Vaksin Sinovac

Warga Singapura Berbondong-bondong Buru Vaksin Sinovac
Orang-orang mengantre untuk menanyakan vaksin Sinovac di sebuah klinik, selama wabah COVID-19 di Singapura, 18 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Chen Lin)

BORNEOTRIBUN.COM - Vaksin COVID-19 dari Sinovac Biotechditawarkan kepada publik di Singapura untuk pertama kalinya sejak Jumat (18/6). Beberapa klinik swasta melaporkan permintaan yang luar biasa dari warga atas vaksin tersebut, meskipun vaksin saingan yang memiliki kemanjuran jauh lebih tinggi sudah tersedia.

Singapura telah memvaksinasi hampir setengah dari 5,7 juta penduduknya dengan setidaknya satu dosis vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna. Kedua vaksin tersebut menunjukkan tingkat kemanjuran lebih dari 90%, dibandingkan dengan Sinovac yang hanya memiliki tingkat efikasi sebesar 51%.

Awal pekan ini, otoritas kesehatan di Indonesia memperingatkan bahwa lebih dari 350 pekerja medis telah tertular COVID-19 meskipun telah divaksinasi dengan Sinovac dan puluhan nakes lainnya juga dirawat di rumah sakit. hal tersebut meningkatkan kekhawatiran tentang kemanjuran Sinovac terhadap varian COVID-19 baru yang lebih menular.

Sejumlah orang yang bergegas untuk mendapatkan vaksinasi Sinovac pada hari pertama ketersediaannya di Singapura adalah warga negara China, yang merasa akan lebih mudah untuk melakukan perjalanan pulang ke China tanpa melalui karantina.

Singapura mengizinkan penggunaan vaksin Sinovac oleh klinik kesehatan swasta menyusul persetujuan penggunaan darurat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada awal bulan ini. Singapura mengatakan sedang menunggu data penting dari Sinovac sebelum memasukkannya ke dalam program vaksinasi nasional.

Sementara itu, pihak berwenang telah memilih 24 klinik swasta untuk mengelola stok 200.000 dosis yang ada saat ini. Klinik mengenakan biaya antara S$10-25 per dosis atau setara dengan Rp110.000-Rp270.000. [ah]

Oleh: VOA

Selasa, 13 April 2021

Robot Pengantar Belanja Siap Layani Konsumen di Singapura

Seorang pengendara sepeda melewati Camello, robot pengantaran belanjaan, yang sedang mengantar belanjaan di Singapura, 6 April 2021. (Foto: Edgar Su/Reuters)

BorneoTribun Singapura, Internasional -- Berharap mendapat berkah dari lonjakan permintaan layanan pengiriman ke rumah, sebuah perusahaan teknologi Singapura mengerahkan sepasang robot untuk mengantar belanjaan ke para pelanggan di negara kota tersebut.

Dikutip dari Reuters, layanan robot yang dikembangkan oleh OTSAW Digital dan diberi nama "Camello", robot-robot itu sudah ditawarkan kepada 700 rumah tangga dalam masa percobaan satu tahun.

Pengguna dapat memesan slot pengiriman untuk susu dan telur mereka. Kemudian, sebuah aplikasi memberi tahu mereka ketika robot akan mencapai titik penjemputan, yang biasanya di lobi gedung apartemen.

Robot Pengantar Belanja Siap Layani Konsumen di Singapura
Seorang pelanggan mengambil belanjaannya yang diantar oleh robot Camello di Singapura, 6 April 2021. (Foto: Edgar Su/Reuters)

Robot-robot itu dilengkapi dengan sensor 3D, sebuah kamera, dan dua kompartemen. Setiap kompartemen dapat membawa makanan dan barang yang dipesan secara daring dengan berat hingga 20 kilogram dan mengirimkan barang empat hingga lima kali sehari pada hari kerja and setengah hari pada Sabtu.

CEO OTSAW Digital Ling Ting Ming menjelaskan robot-robot itu menggunakan sinar ultraviolet untuk untuk mendesinfeksi diri mereka sendiri setiap kali selesai melakukan pengantaran.

"Terutama selama periode pandemi ini, semua orang mencari layananan nirsentuh, tanpa manusia," katanya kepada Reuters.

Untuk saat ini, staf perusahaan menemani robot-robot itu saat bertugas untuk memastikan tidak ada masalah yang muncul. [na/ft]

Oleh: VOA

Sabtu, 10 April 2021

Calon Pemimpin Mendatang Singapura Mundur dengan Alasan Usia

Calon Pemimpin Mendatang Singapura Mundur dengan Alasan Usia
Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat menghadiri pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Tiongkok Han Zheng (tidak ada dalam foto) di wisma negara Diaoyutai di Beijing, Rabu, 22 Mei 2019. (Foto: Florence Lo via AP)

BorneoTribun Internasional -- Deputi PM Heng Swee Keat, yang dicalonkan sebagai pemimpin mendatang Singapura, mengumumkan keputusan yang mengejutkan dengan menyatakan keluar dari pencalonannya. 

Dalam sepucuk surat yang dirilis hari Kamis, ia mengatakan bahwa orang yang lebih muda dengan “landasan pacu lebih panjang” yang seharusnya menjadi perdana menteri mendatang.

Pengumuman itu menghadang rencana suksesi Singapura setelah perdana menteri yang sekarang ini menjabat, Lee Hsien Loong, pensiun. Lee, 69 tahun, telah berencana untuk pensiun pada usia 70, tetapi ia telah mengisyaratkan mungkin akan bertahan setelah krisis virus corona berakhir.

Singapura telah dipimpin oleh Partai Aksi Rakyat (PAP) sejak kemerdekaannya pada tahun 1965, dan rencana suksesi biasanya dibuat bertahun-tahun sebelumnya.

Dalam suratnya, yang diposting di situs internet kantor perdana menteri, Heng, yang tahun ini akan berusia 60, mengatakan, pandemi kemungkinan besar akan berkepanjangan, dan ia akan mendekati usia pertengahan 60-an sewaktu krisis berakhir.

“Saya akan memiliki landasan pacu yang terlalu pendek apabila menjadi perdana menteri berikutnya ketika itu,” tulisnya. “Kita memerlukan pemimpin yang tidak hanya akan membangun kembali Singapura pasca-COVID-19, tetapi juga memimpin tahap selanjutnya pada upaya pembangunan bangsa kita.”

Heng mengalami stroke pada tahun 2016, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai kesehatannya pada jangka panjang.

“Saya tahu bahwa jabatan tertinggi membebankan tuntutan luar biasa bagi si pemegang jabatan,” tulisnya. “Meskipun saya dalam kondisi kesehatan yang baik sekarang ini, yang paling baik bagi kepentingan bangsa adalah seseorang yang lebih muda untuk menangani tantangan besar mendatang.”

PM Lee mengatakan dalam surat terpisah bahwa ia memahami dan menghormati keputusan itu.

Heng akan bertahan sebagai deputi perdana menteri, tetapi akan mundur dari jabatannya sebagai menteri keuangan dalam perombakan kabinet mendatang, kata Lee. Perombakan kabinet diperkirakan berlangsung dalam waktu sekitar dua pekan ini. [uh/ab]

Oleh: VOA

Kamis, 28 Januari 2021

Singapura Alami Krisis Tenaga TI

Singapura Alami Krisis Tenaga TI
Merlion Park di Singapura saat negara kota itu membuka kembali perekonomian di tengah wabah Covid-19, 19 Juni 2020. (Foto: Reuters / Edgar Su)

BorneoTribun | Internasional - Singapura mengalami kekurangan tenaga kerja di bidang teknologi informasi. Berkembang pesatnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang tersebut -seiring dengan rencana negara tersebut menjadi pusat teknologi- ternyata tidak dibarengi dengan banyaknya sumber daya manusia (SDM) terkait.

Reuters, Rabu (27/1), melaporkan setidaknya tiga perusahaan berusaha mendekati insinyur perangkat lunak yang berbasis di Singapura, Xiao Yuguang, setiap hari dengan tawaran pekerjaan. Xiao lulus pada tahun 2014 dengan gelar teknik komputer, dan permintaan untuk profesi tersebut melonjak. Namun ia mengabaikan tawaran tersebut, setelah baru-baru ini bergabung dengan pemilik TikTok, Bytedance, setelah beberapa tahun sebelumnya bekerja di Grab Asia Tenggara.

Tencent China, Bytedance, Zoom Video Communications yang berbasis di AS, dan unicorn Grab and Sea Ltd adalah di antara perusahaan yang melebarkan sayap ke Singapura. Hal tersebut memicu terjadinya perang untuk profesi IT di negara tersebut, di saat tingkat pengangguran telah mencapai level tertinggi pada 16 tahun terakhir karena resesi yang disebabkan oleh virus corona.

“Perusahaan anggota tertentu telah memperluas operasi mereka ... dan mencari untuk mempekerjakan lebih banyak ilmuwan data, lebih banyak pembuat kode,” kata Lei Hsien-Hsien, kepala eksekutif di Kamar Dagang Amerika di Singapura.

"Jadi permintaan sangat kuat tetapi pasokan relatif lemah, yang kemudian memperlambat beberapa rencana ekspansi."

Setidaknya terdapat 500 lowongan di bidang teknologi yang diunggah setiap minggu di situs pekerjaan, menurut NodeFlair, yang membantu mempekerjakan Shopee bisnis e-commerce Bytedance dan Sea.

Menteri Kabinet Vivian Balakrishnan mengatakan pada bulan Juni bahwa sektor komunikasi informasi akan membutuhkan 60 ribu profesional lainnya selama tiga tahun ke depan.

Menanggapi pertanyaan Reuters tentang angka tersebut, kementerian komunikasi mengatakan pada pertengahan September ada hampir 10 ribu lowongan pekerjaan terkait teknologi di portal karier yang dikelola pemerintah, dan 6.800 pekerjaan dan pelatihan lainnya akan dibuat pada Juni 2021 melalui kemitraan industri.

Beberapa headhunter mengatakan kebijakan pembatasan karena virus korona dan kebijakan pekerja asing yang lebih ketat menunda perekrutan di luar negeri sehingga memperlebar kekurangan SDM tersebut. [na/ah]

Oleh: VOA Indonesia

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno