Berita Borneotribun.com: Tesla Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Tesla. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tesla. Tampilkan semua postingan

Minggu, 28 Januari 2024

Elon Musk Beri Peringatan: Mobil China Siap 'Menghancurkan' Industri Otomotif Global

Elon Musk Beri Peringatan: Mobil China Siap 'Menghancurkan' Industri Otomotif Global
Elon Musk Beri Peringatan: Mobil China Siap 'Menghancurkan' Industri Otomotif Global.
JAKARTA - Elon Musk, pengusaha dan CEO Tesla, menyatakan keprihatinannya terhadap kebangkitan industri otomotif China yang dapat mengancam eksistensi produsen otomotif lain di seluruh dunia.

Dalam sebuah pernyataan yang dilansir oleh Reuters pada Jumat (26/1), Musk mengatakan, "Jika tidak ada hambatan perdagangan didirikan, mereka hampir menghancurkan sebagian besar perusahaan mobil lain di dunia. Mereka sangat baik."

Pernyataan tersebut muncul di tengah dominasi merek-merek mobil China dalam industri otomotif global. 

Salah satunya adalah BYD, yang berhasil mengungguli Tesla dalam penjualan mobil listrik. 

Selain itu, Mitsubishi Motors dari Jepang bahkan telah menarik diri dari pasar otomotif China dan berencana menutup pabriknya karena kalah bersaing dengan mobil listrik lokal.

Di Indonesia sendiri, tren ini juga terlihat dengan kehadiran merek-merek mobil China seperti Wuling dan Chery yang semakin mendapatkan perhatian konsumen. 

Menurut Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo, ada 11 merek mobil China yang beroperasi di Indonesia, dengan 9 di antaranya menjadi anggota Gaikindo, menunjukkan perkembangan yang signifikan.

Para pemimpin industri otomotif juga mengakui kemajuan pesat yang dibuat oleh produsen otomotif China. 

Takero Kato, Presiden Pabrik BEV Toyota, mengungkapkan kekagumannya terhadap kemajuan manufaktur China, menyatakan bahwa mereka menggunakan teknologi produksi yang lebih canggih daripada Jepang. 

"Untuk pertama kalinya, saya berhadapan langsung dengan daya saing komponen China," kata Kato.

Stella Li, Executive President BYD & CEO BYD Amerika, menjelaskan bahwa keberhasilan mobil listrik China terletak pada fokus mereka pada inovasi dan kualitas. 

"Para produsen EV di China berkompetisi untuk membawa fitur teknologi tinggi dan desain mewah agar mobil dapat lebih dinikmati," ujarnya seperti dilansir oleh Motortrend.

Nilai tambah yang ditawarkan oleh merek-merek mobil China ini terletak pada inovasi, desain interior, dan teknologi yang memikat konsumen. 

Mereka juga menghadirkan produk dengan harga yang terjangkau namun tetap menawarkan kualitas premium, seperti yang diungkapkan oleh Stella tentang model Dolphin.

Minggu, 02 Oktober 2022

Elon Musk Pamerkan Robot Humanoid Bernama Optimus Milik Tesla

Elon Musk Pamerkan Robot Humanoid Bernama Optimus Milik Tesla
Robot humanoid yang dikembangkan oleh Tesla, yang dikenal sebagai Tesla Bot atau Optimus, ditampilkan dalam tangkapan bingkai dari video Tesla AI Day (via REUTERS/TESLA)
borneoJakarta - Perusahaan yang dipimpin oleh Elon Musk, Tesla, baru saja memamerkan robot "humanoid" bernama Optimus dalam ajang Tesla AI Day 2022 di Palo Alto, California.

Adapun robot dengan perawakan manusia itu disiapkan dengan biaya produksi kurang dari 20.000 dolar AS atau setara Rp306 juta.

"Masih banyak yang harus ditingkatkan untuk menyempurnakan Optimus," kata Elon saat memamerkan Optimus seperti dilansir dari Reuters, Sabtu.

Saat ini Optimus dinilai belum mampu memecahkan masalah sendiri dan membutuhkan pengembangan lebih lanjut untuk "otak"-nya.

Elon meyakini Optimus mampu masuk ke dalam proses pembuatan massal dan di pasarkan di industri.

Pada saat memamerkan robot Optimus, Tesla telah mampu meminta Optimus untuk bisa melakukan tugas-tugas sederhana seperti menyiram tanaman, membawa boks barang, hingga mengangkat potongan logam di stasiun produksi Pabrik Tesla di California.

Meski demikian Tesla menyakini masih dibutuhkan banyak langkah pemolesan untuk Optimus bisa menjadi solusi untuk industri.

Tak terkecuali untuk memenuhi keinginan Tesla menggunakan teknologi tersebut menggantikan posisi manusia di tempat kerja seperti pabrik.

Selain Tesla, perusahaan otomotif lainnya yang memiliki visi serupa saat ini ialah Toyota dan Honda.

Mereka telah mengembangkan prototipe robot humanoid yang mampu melakukan hal-hal lebih sulit dibanding Optimus.

Adapun langkah Tesla memamerkan Optimus sebenarnya bertujuan merekrut lebih banyak peneliti untuk mengembangkan kemampuan robot tersrbut.

Dalam kesempatan yang sama, Elon Musk juga memamerkan pengembangan teknologi "self-driving" yang telah berkembang pesat bahkan bisa mengambil keputusan lebih cepat dalam skema-skema tertentu ketika kemudi diserahkan pada software itu.

Terkait dengan itu, Elon Musk menyampaikan keinginannya agar Tesla bisa mencapai target mobil "self-driving" serta memproduksi massal taksi robot tanpa pengemudi di 2024.

Oleh : Livia Kristianti
Editor: Yakop

Selasa, 18 Januari 2022

Berdirinya Tesla di Tangan Elon Musk

Berdirinya Tesla di Tangan Elon Musk
Pendiri Tesla, Elon Reeve Musk.

BorneoTribun.com - Pada tahun 2021 lalu, bahwa Majalah bisnis Amerika, Forbes mengukuhkan Elon Musk sebagai orang terkaya sejagat. 

Namun selang bebarapa bulan kemudian lalu, Tesla anjlok, posisi terkaya sejagat direbut oleh pendiri Amazon, Jeff Bezos.

Siapa Elon Musk? Dilahirkan dengan nama Elon Reeve Musk. Anak pertama dari tiga besaudara ini lahir di Pretoria, Afrika Selatan pada tanggal 28 Juni 1971.

Ayahnya, Errol Musk, seorang insinyur elektromekanis Afrika Selatan, pilot, pelaut, konsultan, dan konglomerat di Afrika Selatan dengan bermacam-macam bisnis.

Ibunya, Maye Musk, seorang model dan ahli diet yang lahir di Kanada, namun dibesarkan di Afrika Selatan.

Kedua orangtuanya bercerai pada tahun 1980, ketika Elon Musk berusia 9 tahun. Pada usia 10 tahun, Elon Musk mulai mengembangkan minatnya dalam bidang komputer, dan belajar pemograman. Pada usia 12 tahun, Elon Musk sudah bisa menjual video game karyanya seharga 500 dolar Amerika.

Tahun 1990, Elon Musk melanjutkan studi di Queen's University di Ontario, Kanada. Dua tahun kemudian, dia pindah ke Universitas Pennsylvania, AS dan lulus dengan gelar sarjana ekonomi tahun 1997.

Saat masih berstatus mahasiswa, Elon Musk magang di Silicon Valley, tepatnya di sebuah start-up penyimpanan energi, tahun 1994. Kemudian pada tahun 1995 Elon Musk diterima di Universitas Stanford, California, pada program Ph.D dalam fisika energi.

Sembari kuliah, pada 1995, Elon Musk mendirikan perusahaan bernama Zip2. Perusahaan perangkat lunak web ini didirikannya bersama Kimbal, adiknya, dan Greg Kouri.

Zip2 mengembangkan dan memasarkan software panduan kota via, peta penunjuk arah, dan sebagainya. Usaha ini berkembang setelah dikontrak oleh The New York Times dan Chicago Tribune.

Pada tahun 1999 Elon Musk mendirikan perusahaan bernama X.com, sebuah perusahaan layanan keuangan dan pembayaran email online. Di tahun 2000, X.com bergabung dengan Connfinity, sebuah bank online yang memiliki layanan transfer uang bernama PayPal. Di perusahaan gabungan ini, Elon Musk kembali menjadi CEO.

Tahun 2001, Elon Musk mulai merintis Space X, Space Exploration Technologies Corporation, sebuah perusahaan transportasi luar angkasa swasta Amerika Serikat, yang secara resmi didirikan pada tanggal 6 Mei 2002.

SpaceX pada tahun 2002 dengan mengembangkan roket Falcon 1, Falcon 9, dan Falcon Heavy. Roket Falcon merupakan kendaraan peluncuran yang dapat dipakai berulang.

Tahun 2005, SpaceX mulai pengembangan konstelasi Starlink dari satelit orbit rendah Bumi untuk menyediakan akses Internet berbasis satelit.

Setahun sebelumnya, 2004, Elon Musk mulai terlibat aktif di Tesla. Sebuah perusahaan yang didirikan oleh Martin Eberhard dan Marc Tarpenning pada Juli 2003.

Pada tahun 2008, Tesla pertama kali membangun mobil sport listrik bernama Tesla Roadster, yang menggunakan sel baterai lithium-ion. Pada tahun 2017, Tesla memprodukai mobil sedan listrik, dan menjadi kendaraan terlaris di dunia. Pada tahun 2019, Tesla memproduksi kendaraan bak terbuka bertenaga listrik.

Kendaraan bertenaga listrik sudah menjadi trend dunia otomotif. Dan, Elon Musk diakui sebagai pionir mobil listrik.(*)

Senin, 28 Juni 2021

300.000 unit Mobil Listrik Tesla Ditarik dari China, Ada Apa?

300.000 unit Mobil Listrik Tesla Ditarik dari China, Ada Apa?
300.000 unit Mobil Listrik Tesla Ditarik dari China.

BORNEOTRIBUN.COM - China mengumumkan bahwa pihak Tesla akan menarik hampir sekitar 300.000 unit mobil Model 3 yang diimpor serta Model Y buatan China sehubungan akan dilakukannya update software atau perangkat lunak.

Dilansir dari CNBC.com, pihak regulator transportasi China menyatakan penarikan yang dilakukan oleh Tesla merupakan langkah antisipasi setelah adanya masalah akselerasi mendadak yang mengakibatkan fungsi sistem kendali jelajah bermasalah.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, pihak Tesla harus menarik sejumlah mobil di China untuk dilakukannya update perangkat lunak. 

Seperti yang diketahui, ada sekitar 249.855 mobil dengan Model 3 dan Model Y buatan China, serta 35.665 unit sedan Model 3 yang diimpor, dimana kendaraan - kendaraan tersebut harus terpaksa ditarik kembali akibat adanya masalah perangkat lunak.

Menurut data industri saat ini, Tesla membuat sedan Model 3 dan Kendaraan Model Y di Shanghai, dan menjual 33.463 mobil buatan China pada bulan Mei lalu.

Tesla juga sempat menjadi sasaran berbagai keluhan masyarakat China di sejumlah media sosial akibat masalah kualitas dan layanan pada April lalu. 

Para pelanggan juga memprotes Tesla pada acara Shanghai Auto Show karena masalah layanannya.(*)

Senin, 19 April 2021

Mobil Swakemudi Tesla Kecelakaan, 2 Penumpang Tewas

Mobil Swakemudi Tesla Kecelakaan, 2 Penumpang Tewas
Mobil Swakemudi Tesla Kecelakaan, 2 Penumpang Tewas

BorneoTribun Amerika -- Media melaporkan, Minggu (18/4), dua pria tewas dalam sebuah kecelakaan di Texas, AS ketika menumpang sebuah mobil swakemudi Tesla. Polisi mengatakan hampir pasti tidak ada seorangpun yang mengemudikan mobil tersebut.

Kantor berita AFP, mengutip the Wall Street Journal, melaporkan kendaraan itu sedang melaju dengan kecepatan tinggi pada Sabtu (17/4) malam di sebelah utara Houston saat menabrak sebuah pohon dan terbakar.

"Penyelidikan awal kami mendapati -- tapi belum komplet -- bahwa tidak ada seorang pun di balik kemudi kendaraan itu," kataSheriff Harris County, Mark Herman, seperti dikutip oleh Wall Street Journal. "Kami hampir 99,9 persen yakin."

Polisi yang tiba di tempat kejadian menemukan salah satu korban duduk di kursi penumpang bagian depan dan satunya lagi di kursi belakang.

Herman mengatakan polisi belum memastikan apakah kantong udara di bagian pengemudi terkembang dan apakah sistem bantuan pengemudi menyala pada waktu kecelakaan.

AFP belum berhasil menghubungi polisi setempat untuk meminta komentar.

Di situsnya, Tesla memperingatkan bahwa sistem bantuan pengemudi yang ditawarkan tidak menjadikan kendaraan mereka swakemudi sepenuhnya dan bahwa pengawasan aktif pengemudi masih diperlukan.

Namun, banyak video yang memperlihatkan Tesla melaju sementara pengemudi tidur atau tanpa meletakkan tangan di setir untuk waktu yang lama. [vm/ft]

Oleh: VOA

Kamis, 25 Maret 2021

Elon Musk: Tesla Dapat Dibeli dengan Bitcoin

Elon Musk: Tesla Dapat Dibeli dengan Bitcoin
Representasi mata uang virtual Bitcoin di depan logo Tesla, 9 Februari 2021. (Foto: ilustrasi/REUTERS / Dado Ruvic)

BorneoTribun -- Kepala Tesla Inc Elon Musk mengatakan pada hari Rabu (24/3) bahwa kendaraan Tesla sekarang dapat dibeli menggunakan bitcoin. Opsi tersebut akan tersedia juga di luar Amerika Serikat akhir tahun ini.

"Anda sekarang dapat membeli Tesla dengan bitcoin," cuitnya di Twitter, Rabu (24/3). "Bitcoin yang dibayarkan ke Tesla akan dipertahankan sebagai Bitcoin, tidak dikonversi ke mata uang fiat."

Reutersmelaporkan, bulan lalu Tesla telah membeli $1,5 miliar bitcoin dan akan segera menerimanya sebagai bentuk pembayaran untuk mobil. Hal tersebut mengakibatkan harga mata uang kripto paling populer di dunia ini melonjak.

Mendarat di Mars Sebelum 2030

Pada kesempatan yang berbeda, Musk mencuit, Selasa (23/3), bahwa SpaceX miliknya akan mendaratkan roket Starship di Mars jauh sebelum tahun 2030.

Perusahaan luar angkasa swasta tersebut telah menghimpun ekuitas sekitar $850 juta atau sekitar Rp 12,24 triliun pada bulan Februari bahkan ketika prototipe roket Starship meledak saat melakukan pendaratan setelah peluncuran uji ketinggian.

Prototipe SN9 adalah model uji roket angkat berat yang dikembangkan oleh SpaceX untuk membawa manusia dan 100 ton kargo untuk misi masa depan ke Bulan dan Mars.

Musk, yang memimpin beberapa perusahaan futuristik, termasuk Tesla Inc, Neuralink dan Boring Co, mengatakan pada hari Selasa (23/3) bahwa "ambang batas yang sangat sulit membuat Mars Base Alpha mandiri."

Penerbangan orbital pertama direncanakan dilakukan pada akhir tahun. Musk mengatakan bahwa dia bermaksud untuk menerbangkan miliuner Jepang Yusaku Maezawa keliling Bulan dengan Starship pada tahun 2023. [ah/au]

Oleh: VOA Indonesia

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno