Berita Borneotribun.com: Thailand Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Thailand. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Thailand. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 Oktober 2022

Inspirasi "Weekend Getaway" di Thailand

Ilustrasi seorang wanita mengenakan pakaian tradisional khas Thailand. (ANTARA/Ida Nurcahyani)
Ilustrasi seorang wanita mengenakan pakaian tradisional khas Thailand. (ANTARA/Ida Nurcahyani)
Jakarta - Menjauh sementara dari hiruk pikuk rutinitas kerja bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk mengembalikan semangat yang kendor jelang akhir tahun.

Salah satu inspirasi weekend getaway yang bisa dilakukan adalah pergi liburan ke Thailand karena jarak yang cukup dekat dari Indonesia.
Museum Sanctuary of Truth di Pattaya, Thailand. (ANTARA/Ida Nurcahyani)
Museum Sanctuary of Truth di Pattaya, Thailand. (ANTARA/Ida Nurcahyani)
Selain itu, Thailand memiliki segudang atraksi destinasi wisata seru yang menawarkan pengalaman getaway menarik selain faktor keterjangkauan budget mengingat nilai tukar rupiah dengan baht tidaklah terlalu besar.

Nyatanya, menurut data online travel agent (OTA) tiket.com, Thailand menjadi tiga teratas destinasi paling diminati untuk penerbangan, akomodasi, dan atraksi luar negeri di tiket.com tahun 2022.
Sajian jajanan khas Thailand. (ANTARA/Ida Nurcahyani)
Sajian jajanan khas Thailand. (ANTARA/Ida Nurcahyani)
Berikut rangkuman inspirasi weekend getaway yang bisa dilakukan di Thailand selama akhir pekan dimulai dari hari Jumat hingga Senin.

Perjalanan bisa dimulai pada Jumat sore setelah semua urusan pekerjaan usai.

Efektif per 1 Oktober 2022, wisatawan tidak perlu lagi menunjukkan  hasil negatif tes COVID-19, tapi cukup menunjukkan sertifikat vaksinasi penuh (minimal tiga dosis) untuk memasuki Thailand.

Pattaya, sebuah kota pesisir bisa menjadi destinasi pertama yang dituju.

Jika mendarat di Bandara Don Mueang, maka perjalanan ke Pattaya membutuhkan waktu sekira dua jam, sementara jika dari bandara Suvarnabhumi akan memakan waktu sekitar 1,5 jam.

Habiskan Jumat malam dengan merasakan vibes hiburan malam Pattaya. Berjalan di pinggir pantai bertelanjang kaki, merasakan sapuan bulir-bulir pasir pantai dan deburan lirih ombak bisa menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan.
Traditional Thai Massage di Bangkok Spa Experience di Pathumwan Princess Hotel In Bangkok, Thailand. (ANTARA/Ida Nurcahyani)
Traditional Thai Massage di Bangkok Spa Experience di Pathumwan Princess Hotel In Bangkok, Thailand. (ANTARA/Ida Nurcahyani)
Setelahnya, wisatawan bisa mencicipi makan malam serba seafood di restoran-restoran terdekat atau sekedar mencicipi jajanan kaki lima yang tak kalah nikmatnya.

Kota Pattaya adalah pusat wisata terbesar di Thailand yang terletak di Provinsi Chonburi, Thailand. Selain terkenal sebagai pesisir pantai yang indah dan lengkap dengan kehidupan malam yang gemerlap, ada banyak tempat wisata di Pattaya yang wajib dikunjungi.

Pattaya memiliki sejumlah hotel yang memiliki akses langsung menghadap ke pantai, salah satu rekomendasinya adalah Pattaya Discovery Beach Hotel yang berlokasi di pinggir timur Pantai Pattaya.

Hotel bisa dipesan melalui aplikasi tiket.com dengan harga mulai dari Rp800-an ribu per malam.

Keseruan bisa berlanjut dengan merasakan sensasi berbelanja di pasar terapung dan mengunjungi museum Sanctuary of Truth dengan tiket seharga mulai dari Rp150-an ribu di aplikasi pemesanan.

Suasana sejumlah destinasi wisata di Thailand, khususnya di Pattaya masih sepi namun berangsur pulih.

Belum banyak kios yang buka di pasar terapung di Pattaya Floating Market. Namun, wisatawan sudah berangsur ramai.

Sementara itu, museum Sanctuary of Truth cocok bagi mereka yang ingin meresapi kearifan budaya Thailand karena kemegahan seni ukiran dan makna-makna di baliknya.

Hari selanjutnya, pada Minggu perjalanan bisa dilanjutkan menuju Bangkok. 

Bangkok adalah Ibu Kota Negara Thailand dengan nama resmi terpanjang di dunia: Krung Thep Mahanakhon Amon Rattanakosin Mahinthara Ayuthaya Mahadilok Phop Noppharat Ratchathani Burirom Udomratchaniwet Mahasathan Amon Piman Awatan Sathit Sakkathattiya Witsanukam Prasit.

Berbagai destinasi wisata bisa dijelajahi di Bangkok, antara lain mengunjungi Mahanakhon Sky Walk, sebuah observatorium tertinggi Thailand di mana pengunjung dapat menikmati pemandangan 360 derajat Kota Bangkok dari ketinggian lantai 78 dengan total tinggi bangunan 314,2 meter.

Tiket masuk dapat dibeli melalui tiket.com dalam kategori Attractions di produk To Do dengan harga mulai dari Rp100-an ribu.

Setelah seharian menjelajahi kota, Anda belum lengkap jika belum merasakan Traditional Thai Massage untuk menyegarkan diri.

Bangkok Spa Experience di Pathumwan Princess Hotel In Bangkok memberikan penawaran pijat ala Thailand dengan harga mulai dari Rp200-an ribu.

Selanjutnya, pada malam hari, wisatawan bisa menikmati makan malam unik di atas kapal, Chao Phraya Princess Dinner Cruise Bangkok, yang akan menjadi pengalaman tak terlupakan untuk bisa makan di atas kapal berlayar di sepanjang sungai Chao Phraya.

Akhiri hari dengan beristirahat di hotel yang nyaman. Salah satu rekomendasi hotel yang nyaman untuk istirahat lelap tetapi memiliki ragam fasilitas unik adalah Theme Boutique Hotel yang berlokasi di jantung Kota Bangkok, Pratunam, di mana hanya 10 menit dengan berjalan kaki dari Platinum Fashion Mall dan Pasar Pratunam.

Fasilitas kamar lengkap dengan akses dekat ke pusat belanja dan shopping mall hingga pilihan kamar yang beragam pun disiapkan demi kenyamanan tamu menginap. Hotel bisa dipesan dengan harga mulai dari Rp1 jutaan.

Sandra Darmosumarto, Public Relation Sr. Manager, tiket.com mengatakan bahwa seiring dengan pelonggaran regulasi perjalanan luar negeri yang ditetapkan pemerintah, animo masyarakat untuk berwisata ke berbagai destinasi mancanegara pun terus meningkat.

"Beberapa negara tetangga di antaranya Malaysia, Singapura, dan kini Thailand yang mulai banyak mulai dikunjungi wisatawan luar negeri."

Mengunjungi Thailand terbukti nyaman untuk dilakukan dengan durasi singkat seperti di akhir pekan ataupun tanggal terjepit di hari libur nasional, meski demikian tetaplah menjaga protokol kesehatan dengan senantiasa mengenakan masker dan mencuci tangan setiap saat.

Selain itu, saat di Bangkok wisatawan perlu tetap waspada terhadap keamanan barang-barang pribadi terlebih di tempat keramaian.

Pewarta : Ida Nurcahyani/Antara
Editor : Yakop

Sabtu, 15 Oktober 2022

Thailand Kini Promosikan Taman Great & Grand Sweet Destination

Thailand Kini Promosikan Taman Great & Grand Sweet Destination
Ilustrasi destinasi wisata wisata Great & Grand Sweet Destination di Chonburi, Pattaya, Thailand. (Instagram/@great_grandsweetdestination)

Pattaya, Thailand - Thailand Kini Promosikan Taman Great & Grand Sweet Destination. Thailand kini sedang berbenah menyambut kedatangan para wisatawan seiring dengan dilonggarkannya aturan terkait protokol kesehatan akibat COVID-19.


Selain memastikan keamanan kesehatan para pelancong, ada sejumlah destinasi wisata yang baru dibuka di negeri gajah putih tersebut, salah satunya adalah taman wisata Great & Grand Sweet Destination.


Great & Grand Sweet Destination adalah sebuah taman atraksi bertema camilan serba manis, desserts, layaknya di fantasi Willy Wonka.

Thailand Kini Promosikan Taman Great & Grand Sweet Destination
Ilustrasi destinasi wisata wisata Great & Grand Sweet Destination di Chonburi, Pattaya, Thailand. (Instagram/@great_grandsweetdestination)

Berlokasi di Chonburi, Pattaya, destinasi baru yang dibuka sekira tiga bulan lalu ini menghadirkan berbagai sudut foto menarik yang menampilkan kudapan-kudapan manis seperti es krim, cup cakes, donat, cokelat, wafer, dan aneka gula-gula.


Great & Grand Sweet Destination masuk ke dalam destinasi wajib dikunjungi yang disarankan oleh pemerintah Thailand kepada para agen perjalanan untuk ditawarkan kepada para wisatawan.


Dengan membayar tiket masuk 95 Baht atau sekira Rp38 ribuan, wisatawan sudah bisa puas berpose di "desserts wonderland" yang Instagrammable.


Bukan hanya itu, destinasi wisata ini juga menyediakan kedai es krim, kedai susu hingga coffee shops yang menawarkan keseruan tak berkesudahan.


Great & Grand Sweet Destination sangat cocok dijadikan tujuan wisata bersama anak-anak.


Jangan lupa menggunakan topi dan kaca mata hitam jika pergi berkunjung ke destinasi ini.


Pewarta : Ida Nurcahyani/Antara

Editor: Yakop

Kamis, 06 Oktober 2022

Pasca Penembakan Massal di Thailand, Menewaskan 32 orang

Menewaskan 32 orang Pascapenembakan Massal di Thailand
Menewaskan 32 orang Pascapenembakan Massal di Thailand
Ilustrasi. foto istockphoto/karya
Nong Bua Lamphu - Donor darah dibutuhkan di Rumah Sakit Nong Bua Lamphu, Thailand, setelah penembakan massal yang menewaskan 32 orang, terutama anak-anak, dan menyebabkan beberapa orang lainnya luka-luka.

Penembakan massal tersebut terjadi di sebuah pusat penitipan anak di provinsi timur laut Nong Bua Lamphu.

Sekitar 18 orang mengalami luka-luka dan segera dibawa ke rumah sakit.

Seorang pria bersenjata, yang merupakan mantan petugas polisi, melancarkan serangan pada sekitar pukul 13.00 waktu setempat pada Kamis dah melarikan diri dengan menggunakan truk pikap putih. Kepolisian meluncurkan aksi perburuan untuk menemukannya.

Polisi mengatakan bahwa pelaku penembakan sebelumnya diberhentikan dari dinas karena alasan terkait narkoba.

Setelah insiden itu, penembak massal tersebut, yang diidentifikasi bernama Panya Kamrab, menembak istri dan anaknya sebelum membunuh dirinya sendiri.

Perdana Menteri Jenderal Prayut Chan-ocha menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga korban yang meninggal.

Sumber: TNA/OANA

Senin, 05 Juli 2021

Pabrik Meledak menewaskan 1 orang dan melukai 11 Lainnya di Thailand

Pabrik Meledak menewaskan 1 orang dan melukai 11 Lainnya di Thailand
Ket. Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi ledakan besar di Provinsi Samut Prakan, Thailand, Senin, 5 Juli 2021. (Foto: AP/Nava Natthong)

BORNEOTRIBUN THAILAND - Sebuah Pabrik meledak cukup besar di pinggiran Bangkok, Thailand, Senin pagi (5/7). Ledakan menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai 11 orang lainnya. 

Evakuasi besar-besaran, termasuk terhadap rumah sakit di mana para korban cedera awalnya di rawat, dilangsungkan karena kekhawatiran asap beracun dari bahan kimia yang terbakar dan kemungkinan terjadinya ledakan susulan.  

Foto: Pasien dievakuasi dari Rumah Sakit Chularat 9 menyusul ledakan dan kebakaran hebat di sebuah pabrik di Provinsi Samut Prakan, Thailand, Senin, 5 Juli 2021. (Foto: AP/Nava Natthong)

Kebakaran terjadi sekitar pukul 03.00 waktu setempat di pabrik pembuatan pelet busa dan plastik di luar Bangkok, dekat Bandara Suvarnabhumi.

Ledakan yang diakibatkan kebakaran itu memecahkan jendela rumah-rumah di sekitarnya.

Para petugas pemadam kebakaran menggunakan helikopter untuk menyiramkan air di area-area yang sulit diakses di kompleks besar itu.

Pada pertengahan pagi, kobaran api utama di pabrik Kimia Ming Dih telah dapat dikendalikan, tetapi sebuah tangki besar yang berisi bahan kimia styrene monomer terus menyala, kata pejabat pencegahan bencana setempat Chailit Suwannakitpong.

Styrene monomer, bahan kimia cair berbahaya yang digunakan dalam produksi piring, gelas, dan produk sekali pakai lainnya, dapat menghasilkan gas beracun sewaktu terbakar. 

Chailit mengatakan para pejabat berusaha untuk memindahkan semua orang keluar dari daerah itu, termasuk para dokter dan pasien dari rumah sakit utama di lingkungan itu, karena khawatir akan asap dan kemungkinan terjadinya ledakan  susulan. 

Pihak berwenang memerintahkan evakuasi area hingga  radius 5 kilometer dari lokasi kejadian. 

Pusat-pusat evakuasi didirikan di sekolah-sekolah  dan kantor-kantor pemerintah bagi mereka yang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Tidak ada kabar segera tentang apa yang mungkin menyebabkan kebakaran di distrik Bang Phli itu.

Kantor berita Associated Press tidak berhasil menghubungi perusahaan yang mengoperasikan pabrik itu melalui telepon.

Media-media setempat  melaporkan bahwa ledakan awal mengguncang gedung terminal di Suvarnabhumi, memicu alarm di bandara internasional utama Bangkok.

Para pejabat bandara mengatakan tidak ada penerbangan yang dibatalkan tetapi tidak memberikan rincian langsung lainnya. [ab/uh]

VOA

Senin, 07 Juni 2021

Thailand Mulai Gelar Vaksinasi Massal Tapi Pasokan Tak Memadai

Thailand Mulai Gelar Vaksinasi Massal Tapi Pasokan Tak Memadai
Petugas kesehatan memberikan suntikan vaksin Sinovac COVID-19 kepada karyawan maskapai penerbangan di pusat perbelanjaan Siam Paragon di Bangkok, Thailand, Selasa, 25 Mei 2021. (Foto: AP/Sakchai Lalit)

BorneoTribun Internasional - Otoritas kesehatan di Thailand, Senin (7/6), memulai program vaksinasi massal dengan menggunakan vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal. Meski demikian, pasokan tampaknya tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga banyak orang gagal mendapatkan vaksin sesuai jadwal yang dijanjikan.

Rumah-rumah sakit di berbagai bagian negara itu telah memasang pemberitahuan selama beberapa hari bahwa beberapa janji temu vaksinasi yang dijadwalkan akan ditunda, sehingga menambah skeptisisme publik yang ada tentang berapa banyak dosis yang dapat diproduksi oleh pabrik baru Siam Bioscience, mitra lokal AstraZeneca, setiap bulan.

Pemerintah telah mengatakan akan memproduksi 6 juta dosis pada Juni, kemudian 10 juta dosis setiap bulan dari Juli hingga November, dan 5 juta dosis pada Desember.

Berbicara kepada wartawan, Senin (7/6), saat mengunjungi pusat vaksinasi di sebuah stadion indoor di Bangkok, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengatakan Kementerian Kesehatan mengonfirmasi bahwa vaksinasi dapat dimulai di setiap provinsi, dengan jumlah vaksin yang dialokasikan sesuai dengan tingkat infeksi.

Pusat vaksinasi yang dikunjungi oleh Prayuth dapat memberikan 1.500 suntikan per hari, kata Mongkon Wanitphakdeedecha, direktur Rumah Sakit Internasional Vichaivej, yang mengawasi operasi tersebut.

Ia mengatakan mereka memiliki persediaan untuk tiga hari, tetapi dia tidak tahu pasti apakah pusat-pusat vaksinasi lain memiliki cukup persediaan vaksin untuk lebih dari satu hari.

Pemerintah Prayuth telah mendapat kecaman keras karena gagal mengamankan pasokan vaksin yang tepat waktu dan memadai.

Thailand tahun lalu dianggap sebagai negara yang sukses dalam menahan penyebaran virus dan membatasi jumlah kematian yang terkait. Awalnya negara itu merencanakan untuk mendapatkan pasokan untuk menutupi hanya 20% dari 70 juta penduduk negara itu, dengan sebagian besar hanya tersedia pada paruh kedua tahun ini.

Namun, gelombang ketiga virus corona yang dimulai pada April lalu begitu menyengsarakan sehingga menegaskan perlunya usaha vaksinasi yang lebih ambisius.

Gelombang ketiga ini telah menyumbang 84% dari total 179.886 kasus yang dikonfirmasi di Thailand sejak Januari tahun lalu, dan 92,5% dari total 1.269 kematian yang dikonfirmasi dan dilaporkan.

Pemerintah kini menargetkan vaksinasi 70% jumlah penduduknya tahun ini, angka yang diyakini memberikan kekebalan komunitas terhadap penyakit tersebut.

Hingga Sabtu pekan lalu, Thailand telah menyuntikkan 4,22 juta dosis vaksin, dengan sekitar 4% dari 70 juta penduduk negara itu menerima setidaknya satu suntikan.

Pemerintah telah berebut untuk mendapatkan pasokan tambahan untuk melengkapi suplai vaksin buatan China, Sinovac, yang telah digunakan selama ini dan vaksin AstraZeneca sekarang mulai digunakan.

China telah memasok 6,5 juta dosis Sinovac ke Thailand, termasuk 500.000 dosis yang tiba Sabtu lalu.

Siam Bioscience dilaporkan telah mengirimkan 1,8 juta dosis pertamanya ke kantor lokal AstraZeneca Rabu lalu, yang kemudian diserahkan ke Kementerian Kesehatan pada Jumat. [ab/uh]

Oleh: VOA

Minggu, 18 April 2021

Pemimpin Junta Myanmar Min Aung Hlaing Akan Hadiri KTT ASEAN di Indonesia

Pemimpin Junta Myanmar Min Aung Hlaing Akan Hadiri KTT ASEAN di Indonesia
Pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing dalam parade Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021.

BorneoTribun Myanmar--  Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, akan menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN di Indonesia pada 24 April.

Kehadiran Min Aung Hlaing di pertemuan itu akan menjadi lawatan asing pertamanya sejak dia merebut kekuasaan pada 1 Februari.

Myanmar bergejolak sejak Min Aung Hlaing menggulingkan pemerintahan yang dipimpin tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi. Menurut kelompok aktivis, dalam upaya menindak tegas protes-protes, pasukan keamanan telah menewaskan 728 orang.

Seorang warga mengatakan kepada Reuters, dalam kekerasan terbaru, pasukan keamanan menembak mati dua demonstran di Kota Mogok, kota penambangan batu delima. Sementara beberapa bom kecil meledak di kota utama, Yangon, melukai beberapa orang, menurut berbagai laporan media.

Negara-negara tetangga Myanmar telah berusaha mendorong diadakannya perundingan antara junta dan pemerintahan yang terguling, tapi militer sejauh ini enggan berdialog.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Tanee Sangrat, mengatakan beberapa dari sepuluh pemimpin ASEAN, termasuk Min Aung Hlaing, mengonfirmasi akan menghadiri pertemuan di Jakarta.

Seorang juru bicara junta tidak menjawab permintaan untuk berkomentar. [vm/ft]

Oleh: VOA

Sabtu, 27 Maret 2021

Diduga Cemarkan Nama Baik Raja, Remaja Thailand Terancam Penjara

Diduga Cemarkan Nama Baik Raja, Remaja Thailand Terancam Penjara
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn menyapa para pendukungnya di tempat seremonial Sanam Luang di Bangkok, Thailand, 5 Desember 2020. (Foto: AP)

BorneoTribun Thailand, Internasional -- Seorang warga Thailand, usia 16 tahun, terancam hukuman penjara karena diduga mencemarkan nama baik Raja Maha Vajiralongkorn di negara itu, dengan mengenakan kaos pendek. Sementara itu protes prodemokrasi yang digerakkan oleh pemuda Thailand terus dibatalkan oleh lembaga kerajaan yang dipersenjatai undang-undang yang keras.

Undang-Undang Lèse-majesté negara tersebut, yang lebih dikenal sebagai "112", merujuk pada bab itu dalam KUHP Thailand, mengancam hukuman penjara tiga hingga 15 tahun untuk setiap tuduhan "memfitnah, menghina atau mengancam" tokoh-tokoh utama di istana, secara efektif melindungi monarki yang berkuasa dari kritik.

Tuduhan Lèse-majesté telah diajukan terhadap setidaknya 71 demonstran. Tujuh tokoh demonstrasi tidak diizinkan dibebaskan dengan jaminan selagi menunggu persidangan.

Tuduhan terhadap remaja itu - yang identitasnya dirahasiakan VOA karena dia masih di bawah umur - adalah mengenakan kaos pendek dalam protes. 

Slogan anti-kerajaan tertulis di perutnya. Tindakannya dianggap menghina raja, yang berulang kali ditampilkan di media Eropa memakai kaos pendek ketika berada di luar negeri.

“Mengapa saya dihukum karena memiliki opini yang berbeda?” tanya remaja itu. “Saya tidak takut mengenai diri saya, tapi saya takut orang lain akan berakhir seperti saya. Saya khawatir ini mungkin menjadi alasan orang tidak lagi keluar untuk berdemonstrasi,” katanya kepada VOA bulan lalu.

Remaja itu diperkirakan akan tahu Senin (29/3) apakah dia akan secara resmi didakwa oleh pengadilan, yang juga bisa menolak ia dibebaskan dengan jaminan. Ia diyakini sebagai demonstran termuda sejauh ini yang menghadapi undang-undang itu. [ka/ab]

Oleh: VOA Indonesia

Rabu, 17 Maret 2021

Thailand, Australia, India Putuskan Tetap Gunakan Vaksin AstraZeneca

Thailand, Australia, India Putuskan Tetap Gunakan Vaksin AstraZeneca
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha menerima suntikan vaksin COVID-19 AstraZeneca di Bangkok, Thailand, 16 Maret 2021. (Foto: Reuters)

BorneoTribun Thailand, Internasional -- Perdana Menteri Thailand menerima suntikan vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh AstraZeneca, Selasa (16/3). Keputusan itu diambil menyusul sikap sebagian besar negara di Asia yang mengabaikan kekhawatiran tentang laporan penggumpalan darah di beberapa negara di Eropa dengan alasan bahwa sejauh ini tidak ada bukti untuk menghubungkan keduanya.

AstraZeneca telah mengembangkan basis produksinya di Asia, dan Serum Institute of India, pembuat vaksin terbesar di dunia, telah dikontrak oleh perusahaan itu untuk memproduksi satu miliar dosis vaksin untuk negara-negara berkembang. Ratusan juta lagi akan diproduksi tahun ini di Australia, Jepang, Thailand, dan Korea Selatan.

“Ada orang-orang yang khawatir,'' kata Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha setelah menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca. “Tapi kita harus percaya dokter, percaya pada profesional medis kita."

Thailand pekan lalu menjadi negara pertama di luar Eropa yang menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca. Indonesia mengikutinya pada hari Senin (15/3), dengan mengatakan sedang menunggu laporan lengkap dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai efek-efek samping vaksin tersebut.

Namun otoritas kesehatan Thailand kemudian memutuskan untuk tetap menggunakan vaksin AstraZeneca, dengan Prayuth dan para anggota kabinetnya menerima suntikan pertama.

Sejumlah besar negara Eropa -- termasuk Jerman, Perancis, Italia, dan Spanyol -- menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca, Senin (15/3), karena laporan penggumpalan darah yang berbahaya di beberapa penerima suntikan vaksin itu, meskipun perusahaan itu dan badan-badan pengawas internasional mengatakan tidak ada bukti bahwa suntikan vaksin itu adalah penyebabnya.

Badan pengawas obat Uni Eropa menyerukan diselenggarakannya pertemuan, Kamis (18/3), untuk meninjau temuan para ahli tentang vaksin AstraZeneca dan untuk memutuskan apakah perlu mengambil tindakan.

Negara-negara lain di kawasan Asia mengatakan mereka akan terus menjalankan program-program vaksinasi mereka.

Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan negaranya tidak akan menghentikan penggunaan vaksin itu. Australia telah memvaksinasi sekitar 200 ribu orang sejauh ini dan berencana untuk mengimpor dan memproduksi 70 juta dosis vaksin dari AstraZeneca.

“Pemerintah jelas, tegas, sangat mendukung penggunaan vaksin AstraZeneca. Alasannya sangat sederhana, yakni vaksin itu akan membantu menyelamatkan nyawa dan melindungi nyawa, dan itu dilakukan atas dasar pertimbangan medis, '' kata Hunt kepada Parlemen Australia.

Kepala petugas medis Australia, Paul Kelly, mengatakan sejauh ini tidak ada bukti bahwa vaksin tersebut menyebabkan penggumpalan darah. “Penggumpalan darah sering terjadi di Australia, '' katanya. “Tapi, dari sudut pandang saya, saya tidak melihat adanya hubungan khusus antara vaksin AstraZeneca dan penggumpalan darah, dan tidak hanya saya yang berpendapat seperti ini. ''

Pengguna terbesar vaksin AstraZeneca sejauh ini adalah India.

India menggunakan dua vaksin -- vaksin AstraZeneca yang dibuat oleh Serum Institute of India, dan vaksin yang diproduksi India Bharat Biotech -- untuk mengimunisasi populasinya yang besar. Dari lebih dari 25,6 juta orang di India yang telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin, lebih dari 23,4 juta telah menerima suntikan vaksin AstraZeneca, menurut data pemerintah.

Para pejabat kesehatan mengatakan kepada kantor berita Press Trust of India, Sabtu (13/3) lalu, ada 234 efek samping yang ditemukan, termasuk 71 kematian, setelah menerima salah satu vaksin itu. Namun, kata mereka, tidak ada hubungan sebab akibat ditemukan. Pemerintah sekarang sedang meninjau kasus-kasus itu untuk membuat penilaian akhir. [ab/uh]

Oleh: VOA Indonesia

Sabtu, 19 Desember 2020

Perusahaan Thailand Bergabung dengan AstraZeneca Membuat Vaksin COVID-19 untuk Asia Tenggara

Patung tradisional Thailand berukuran raksasa di bandara Suvarnabhumi, Bangkok. (Foto: dok).

Borneo Tribun | Internasional - Thailand menyatakan sebuah pakta laboratorium lokal dengan perusahaan Inggris AstraZeneca akan menjadikan negara di Asia Tenggara itu sebagai pusat regional untuk pasokan salah satu vaksin terdepan dalam melawan COVID-19 di saat pemerintah berbagai negara berjuang untuk mendapatkan vaksin itu.

Siam Bioscience yang berbasis di Bangkok menandatangani surat minat (letter of intent) dengan AstraZeneca akhir bulan lalu untuk memproduksi 200 juta dosis vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Inggris, AZD1222, kata Nakorn Premsri, direktur Institut Vaksin Nasional Thailand.

Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand dan konglomerat lokal SCG, dengan divisi bahan kimia dan pengemasannya, juga bergabung dalam kesepakatan tersebut.

Nakorn mengatakan sebagian besar dosis vaksin itu akan dikirim ke luar negeri. “Thailand hanya akan mengamankan 26 juta dosis. Kami mungkin akan meminta lebih banyak, namun tidak akan merupakan bagian yang besar, jadi mungkin akan lebih banyak dari setengahnya (200 juta dosis) yang dapat diekspor,” kata Nakorn kepada VOA.

“Di dalam surat minat yang kami buat bersama dengan Siam Bioscience, AstraZeneca, SCG dan Kementerian Kesehatan Masyarakat tercantum bahwa vaksin itu akan didistribusikan di dalam kawasan ASEAN,” tambahnya.

Dalam pernyataan singkat kepada VOA, kantor AstraZeneca di Thailand mengkonfirmasi garis besar rencananya.

“Kementerian Kesehatan Masyarakat, SCG, Siam Bioscience dan AstraZeneca sama-sama berfokus pada akses yang luas, adil, dan tepat waktu ke vaksin COVID-19 yang efektif di Thailand dan kawasan Asia Tenggara. AstraZeneca telah bekerja sama dengan Siam Bioscience melalui transfer teknologi untuk memperbesar kapasitas produksi global AZD 1222,“ kata pernyataan singkat tersebut.

Vaksin AstraZeneca, yang dikembangkan melalui kerja sama dengan Universitas Oxford di Inggris, masih menunggu persetujuan di Inggris. Pihak berwenang di sana mengatakan para regulator dapat mencapai keputusan pada awal Januari.

Nakorn mengatakan AstraZeneca telah mulai membagi teknologi yang diperlukan Siam Bioscience untuk memproduksi vaksin dan bahwa produksi itu dapat dimulai pada kuartal ke-dua tahun depan. Jika berjalan baik, katanya, vaksinasi dapat dimulai pada pertengahan tahun depan. [lj/uh]

Oleh: VOA Indonesia

Sabtu, 26 September 2020

Negeri Seribu Pagoda Gugat Twitter dan Facebook

Negeri Seribu Pagoda Gugat Twitter dan Facebook
Kombinasi gambar yang dibuat pada tanggal 22 Agustus 2018 ini menunjukkan ilustrasi foto logo Twitter dan Facebook. (Foto: AFP)


BorneoTribun - Menteri Ekonomi Digital dan Kemasyarakatan Thailand, Buddhipongse Punnakanta, mengatakan dalam sebuah konferensi pers, Jumat (25/9), ini merupakan kali pertama kementeriannya mengambil tindakan seperti itu terhadap perusahaan media sosial berdasarkan UU Kejahatan Komputer Thailand. Sebelumnya, kementeriannya biasanya hanya menggugat pemilik akun media sosial atau situs web.


Pemerintah Thailand, mengajukan gugatan ke polisi terhadap Facebook dan Twitter karena dinilai tidak mematuhi perintah pengadilan untuk memblokir konten yang dianggap ilegal berdasarkan undang-undang negara itu.


Gugatan yang diajukan ke Divisi Pemberantasan Kejahatan Teknologi itu menyebutkan, kedua perusahaan media sosial itu gagal memenuhi tenggat waktu 15 hari yang diperintahkan pengadilan untuk memblokir ratusan akun. Ia mengatakan, akun-akun itu menampilkan konten ilegal, seperti judi, pornografi, narkoba dan kerajaan.


Kementerian itu juga mengajukan gugatan terhadap pihak-pihak yang memanfaatkan lima akun untuk menyebarkan informasi yang dianggap ofensif selama demonstrasi antipemerintah akhir pekan lalu.


Buddhipongse mengatakan, Facebook sejauh ini hanya memblokir 215 dari 661 akun yang diajukan kementeriannya, sementara Twitter hanya memblokir empat dari 69 akun yang dianggap melanggar.


Kepolisian Thailand mengatakan kedua perusahaan itu bisa dikenai denda maksimal $ 6.325 (Rp 93,6 juta), dan denda harian tambahan sebesar $ 158 untuk setiap hari yang dilanggarnya setelah 15 hari yang ditetapkan pengadilan.


Kate Hayes, seorang juru bicara Facebook Divisi Asia Pasifik, mengatakan kepada Associated Press, perusahaannya tidak memiliki komentar atas tindakan pemerintah Thailand pada saat ini. Juru bicara Twitter hingga berita ini diturunkan belum bisa dihubungi. [YK/VOA]

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno