Berita Borneotribun.com: Ukraina-Rusia Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Ukraina-Rusia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ukraina-Rusia. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Maret 2023

Serangan Pasukan Rusia ke Bakhmut, Ukraina: Warga Terperangkap dalam Kondisi Kritis

Serangan Pasukan Rusia ke Bakhmut, Ukraina: Warga Terperangkap dalam Kondisi Kritis
Prajurit Ukraina menembakkan howitzer self-propelled 2S5 Giatsint-S ke arah pasukan Rusia di luar kota garis depan Bakhmut di wilayah Donetsk, Ukraina, di tengah serangan Rusia, 5 Maret 2023. (REUTERS/Anna Kudriavtseva)

UKRAINA - Warga di Bakhmut, Ukraina, menggambarkan kondisi mengerikan di kota mereka ketika pasukan Rusia menyerang untuk merebutnya di Ukraina timur. Sementara pasukan Ukraina dan Ukraina berjuang untuk mempertahankan kota, warga kota semakin sulit bertahan hidup. Koresponden VOA Veronica Balderas Iglesias melaporkan tentang berbagai tantangan seiring dengan upaya diplomatik Ukraina untuk memperoleh dukungan internasional.

Pada hari Minggu (5/3), saat pertempuran semakin intensif di pinggiran Bakhmut, berbagai laporan muncul bahwa tentara Ukraina berusaha membantu warga sipil untuk melarikan diri. Menurut Natalia Ishkova, seorang penduduk lokal, kehidupan warga sangat terganggu oleh gerak maju tentara Rusia dan pasukan tentara bayaran yang dikenal sebagai Grup Wagner. “Ada masalah dengan makanan. Bantuan kemanusiaan hanya diberikan kepada kami sebulan sekali. Tidak ada listrik, tidak ada air, tidak ada gas,” jelasnya.

Serangan Pasukan Rusia ke Bakhmut, Ukraina: Warga Terperangkap dalam Kondisi Kritis
Penduduk setempat berlindung di tempat penampungan bawah tanah di desa Chasiv Yar, dekat kota Bakhmut di wilayah Donbas, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, 5 Maret 2023. (Aris Messinis/AFP)

Pasukan Ukraina berkomitmen untuk memukul mundur pasukan Rusia, kata seorang komandan bernama “Kurt”. “Mereka (pasukan Rusia) berharap untuk merebut kota (Bakhmut) tanpa kerugian besar, tetapi mereka telah kehilangan begitu banyak orang,” ujarnya.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, pada hari Senin (6/3) mengatakan bahwa menurutnya jika Bakhmut jatuh ke tangan pasukan Rusia, hal tersebut tidak akan menjadi "kemunduran operasional atau strategis" bagi Ukraina.

Pada hari Sabtu, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, mengatakan pasukan Moskow telah menghancurkan beberapa kendaraan infanteri Ukraina dan menewaskan banyak tentara di wilayah Donetsk. “Selama operasi aktif yang sedang berlangsung dari unit kelompok pasukan selatan, serangan udara dan tembakan artileri, hingga 490 prajurit Ukraina tewas dan terluka setiap hari,” ungkapnya.

Kementerian pertahanan Rusia juga merilis gambar Menteri Pertahanan Sergei Shoigu yang sedang memeriksa pos komando di wilayah Donetsk, Ukraina timur, wilayah di mana kota Bakhmut berada.

Pada akhir pekan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu dengan Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola dan menguraikan tujuannya. “Tugasnya adalah mempersiapkan segala sesuatunya seaktif mungkin untuk keanggotaan negara kita di Uni Eropa, meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina, dan memperkuat sanksi terhadap Rusia,” jelasnya.

Roberta Metsola menyerukan pembentukan pengadilan khusus untuk menyelidiki kejahatan perang. “Kami akan bertemu dengan personel PBB. Kami perlu memastikan bahwa kami memiliki mekanisme, pertama-tama, untuk mengumpulkan bukti, lalu menuntut mereka,” pungkasnya.

Oleh: VOA Indonesia/Editor: Yakop

Senin, 06 Maret 2023

Perang Ukraina-Rusia: Pasukan Rusia Mengandalkan Senjata Lawas dalam Pertempuran Brutal di Bakhmut

Perang Ukraina-Rusia: Pasukan Rusia Mengandalkan Senjata Lawas dalam Pertempuran Brutal di Bakhmut
Anggota pasukan Ukraina masih bertahan di Bakhmut di tengah pengepungan oleh Rusia, 4 Maret 2023.

UKRAINA - Kementerian Pertahanan Inggris hari Minggu (5/3) mengatakan sebagian besar invasi yang dilakukan Rusia di bagian timur Ukraina setahun terakhir ini telah bergulir menjadi pertempuran infanteri karena sebagian besar pasukan Rusia tidak memiliki amunisi artileri yang cukup.

Dalam kajian terbarunya, Inggris mengatakan, “Bukti terbaru menunjukkan meningkatnya pertempuran jarak dekat di Ukraina. Ini mungkin akibat komando dari Rusia yang bersikeras melakukan tindakan ofensif tetapi menurunkan serangan infanteri.”

Rusia Menggunakan Senjata Sekop Tua dalam Mobilisasi Pasukan Cadangan ke Ukraina, Inggris Mengomentari Teknologi Rendah Perang

Kementerian itu mengatakan akhir bulan lalu Rusia memobilisasi pasukan cadangan yang “diperintahkan untuk menyerang satu titik di Ukraina dengan hanya bersenjatakan senjata api dan sekop. “Sekop” kemungkinan adalah alat pertahanan yang digunakan untuk pertempuran jarak dekat.

Laporan itu menyatakan “kematian akibat alat MPL-50 edisi standar seperti sekop itu secara khusus ada dalam mitologi Rusia,” dan “hanya sedikit perubahan dibanding desain tahun 1869.”

Pejabat pertahanan Inggris mengatakan “penggunaan berkelanjutan MPL-50 sebagai senjata telah menyoroti pertempuran brutal dan teknologi rendah yang menjadi ciri sebagian besar perang. Salah satu personil pasukan cadangan itu menggambarkan kesiapannya “baik secara fisik maupun psikologis.”

Hadapi Serangan Hebat Rusia, Bahkmut Masih Terkendali

Sementara itu pasukan Ukraina yang bertahan di Bakhmut menghadapi tekanan yang kian meningkat dari Rusia akhir pekan ini, sehingga banyak warga sipil melarikan diri dari kota yang terkepung itu. Seorang personil tentara Ukraina mengatakan kepada Associated Press bahwa sebenarnya saat ini terlalu berbahaya untuk meninggalkan Bakhmut. Tentara Ukraina mendirikan jembatan sehingga warga sipil dapat mencapai desa terdekat, Khromove.

Seorang tentara lain yang membantu warga mengatakan seorang perempuan tewas dan dua laki-laki luka parah ketika mencoba melarikan diri melalui jembatan darurat itu.

Menurut pejabat-pejabat intelijen militer Inggris dan analis Barat lainnya, pasukan Ukraina telah menghancurkan dua jembatan utama di luar kota, termasuk satu jembatan ke arah Chasiv Yar, memotong rute pasokan terakhir yang tersisa. Penghancuran jembatan itu mungkin merupakan isyarat bahwa pasukan Ukraina bersiap meninggalkan wilayah itu.

Ini Dia! Taktik Terobosan Pasukan Ukraina: Menghancurkan Jembatan untuk Menghindar dari Kejaran Pasukan Rusia

Institute for the Study of War mengatakan dengan menghancurkan jembatan ke arah Chasiv Yar itu, pasukan Ukraina dapat “melakukan penarikan pasukan secara terbatas dan terkendali dari bagian yang sangat sulit di timur Bakhmut itu,” sambil mempersulit pasukan Rusia mengejar mereka.

Jika tentara Rusia berhasil merebut Bahkmut, itu akan menjadi kemenangan langka di medan perang setelah kemunduran Rusia selama beberapa bulan terakhir. Keberhasilan ini akan memungkinkan Rusia untuk memotong jalur pasokan Ukraina dan menekan kubu Ukraina lain di wilayah Donetsk.

Pasukan Ukraina Berhasil Menahan Serangan Rusia, Kota Bakhmut Masih Dikuasai

Menurut Wakil Panglima Garda Nasional Ukraina, Volodymyr Nazarenko, pihaknya masih mengendalikan kota itu meskipun ada serangan intensif dan berkelanjutan dari pasukan Rusia. "Setiap jam di Bakhmut ini seperti di neraka. Musuh berhasil masuk di bagian utara dan barat daya Bakhmut pekan lalu, tetapi pasukan Ukraina melawan. Berkat upaya dan kerja keras, dalam beberapa hari terakhir ini, kami berhasil menguasai kembali garis depan," ujarnya.

Hal senada disampaikan Wakil Walikota Bakhmut, Oleksandr Marchenko, kepada BBC, "berkat pasukan bersenjata Ukraina, Rusia masih belum dapat menguasai kota ini."

Marchenko menambahkan bahwa sekitar 4.000 warga sipil masih tinggal di kota yang sebelumnya memiliki 70.000 penduduk. Mereka tinggal di tempat penampungan tanpa gas, listrik, atau air bersih. [em/jm]

Minggu, 05 Maret 2023

Konflik Ukraina Semakin Memanas: Pasukan Rusia dan Tentara Bayaran Wagner Melakukan Serangan Terakhir ke Kota Bakhmut

Konflik Ukraina Semakin Memanas: Pasukan Rusia dan Tentara Bayaran Wagner Melakukan Serangan Terakhir ke Kota Bakhmut
Tentara Ukraina memuat peluru 152 mm ke howitzer Msta-B untuk ditembakkan ke posisi pasukan Rusia yang kini mengepung kota Bakhmut (2/2).

CHASIV YAR, UKRAINA - Pasukan Rusia dan tentara bayaran Wagner menembaki dengan artileri jalur akses terakhir ke kota Bakhmut di Ukraina Timur yang sedang terkepung pada Jumat (3/3). 

Tindakan ini membuat Moskow semakin dekat meraih kemenangan pertama setelah pertempuran paling sengit Rusia selama setengah tahun.

Kepala tentara bayaran Rusia "Wagner" mengatakan bahwa hampir seluruh kota yang telah hancur akibat serangan Rusia selama lebih dari tujuh bulan telah dikelilingi oleh pasukan Rusia, dan hanya satu jalur akses yang masih terbuka untuk pasukan Ukraina. 

Reuters melaporkan bahwa penembakan Rusia terhadap jalur akses menuju barat dari Bakhmut semakin intens, dalam upaya untuk memblokir akses pasukan Ukraina masuk dan keluar kota. 

Jembatan di kota terdekat Khromove juga rusak akibat tembakan tank Rusia.

Konflik Ukraina Semakin Memanas: Pasukan Rusia dan Tentara Bayaran Wagner Melakukan Serangan Terakhir ke Kota Bakhmut
Gambar yang diambil dari video yang dirilis 2 Maret 2023 menunjukkan apa yang dikatakan sebagai pejuang Grup Wagner, tentara bayaran Rusia, berdiri dengan bendera di atas sebuah gedung di kota Bakhmut, Ukraina.

Tentara Ukraina sedang bekerja untuk memperbaiki jalan yang rusak dan menambah pasukan di garis depan, menunjukkan bahwa mereka belum siap menyerahkan kota tersebut. 

Di sebelah barat, Ukraina juga sedang menggali parit baru untuk posisi bertahan.

Kantor berita RIA Rusia merilis sebuah video yang menunjukkan pejuang Wagner yang berjalan di sekitar fasilitas industri yang rusak. 

Salah satu pejuang mengatakan bahwa tentara Ukraina sedang menghancurkan infrastruktur di permukiman dekat Bakhmut untuk mencegah pengepungan Rusia.

Komandan pasukan darat Ukraina, Oleksandr Syrskyi, mengunjungi Bakhmut pada hari Jumat untuk memberikan arahan dengan komandan setempat tentang cara meningkatkan kapasitas pertahanan pasukan di garis depan.

Konflik Ukraina, Kemenangan Rusia di Bakhmut

Kemenangan Rusia di Bakhmut, yang memiliki populasi sekitar 70.000 sebelum Konflik Ukraina, akan memberikan hadiah besar pertama dari serangan musim dingin yang mahal setelah Rusia memanggil ratusan ribu pasukan cadangan tahun lalu. 

Rusia mengatakan ini akan menjadi batu loncatan untuk merebut kawasan industri Donbas di sekitarnya, tujuan perang yang penting bagi Moskow.

Sebelum Konflik Ukraina, Bakhmut terkenal dengan tambang garam dan gipsum. 

Meskipun Ukraina mengatakan kota itu memiliki nilai strategis yang kecil, kehilangan pasukan di sana dapat mempengaruhi jalannya konflik.

Dia juga mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk memerintahkan pasukan Ukraina mundur dari Bakhmut untuk menyelamatkan nyawa tentara mereka. [pp/ft]

Oleh: VOA Indonesia/Editor; Yakop

Senin, 23 Januari 2023

Peran Melawan Rusia, Prancis dan Jerman berjanji terus dukung Ukraina

Peran Melawan Rusia, Prancis dan Jerman berjanji terus dukung Ukraina
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Berlin - Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Senin berjanji untuk terus mendukung Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.

“Kami bertekad untuk terus membantu Ukraina sejauh dan selama diperlukan. Kami akan berada di sana sebagai orang Eropa ketika Ukraina membutuhkan kami," kata Macron pada konferensi pers bersama dengan Scholz di Paris.

Pemimpin Prancis tersebut tidak mengesampingkan kemungkinan mengirim tank Leclerc untuk Ukraina, akan tetapi menekankan bahwa setiap keputusan harus dikoordinasikan dengan negara-negara Barat sekutu Prancis.

‘Mengenai Leclerc, saya minta menteri pertahanan untuk mengusahakannya, tetapi tidak ada yang dikesampingkan," ucap Macron.

Macron menambahkan bahwa pengiriman tank tidak boleh memperburuk situasi, harus diperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk melatih Ukraina agar efektif, dan tidak boleh membahayakan keamanan Prancis sendiri.

Sementara itu, Scholz mengulang pernyataan Macron bahwa kedua negara akan terus memberikan dukungan kepada Ukraina, “selama diperlukan.”

“Kedua negara telah melakukan banyak hal untuk mendukung Ukraina, baik secara keuangan maupun kemanusiaan, serta persenjataan. Kami khawatir perang akan berlangsung lama dan sangat penting bagi Ukraina untuk mengetahui bahwa kami tidak akan mengurangi dukungan,” ungkap Scholz.

Dalam pernyataan bersama usai pertemuan menteri Prancis dan Jerman itu, kedua negara mengutuk serangan Rusia terhadap Ukraina. 

Prancis dan Jerman juga berjanji "melanjutkan dukungan kuat untuk Ukraina di semua bidang yang kami bisa, terutama di bidang politik, militer, ekonomi, keuangan, kemanusiaan, sosial, budaya."

KTT Prancis-Jerman secara mendalam membahas dukungan militer untuk Ukraina, selain topik ekonomi, energi, keamanan, dan pertahanan.

Pertemuan tersebut awalnya direncanakan dilaksanakan pada Oktober tetapi kemudian dibatalkan atas perbedaan pandangan soal pertahanan dan energi.

Macron dan Scholz, bersama sejumlah menteri dan anggota parlemen kedua negara, berkumpul di Paris untuk menghadiri berbagai perayaan dan sejumlah pertemuan selama satu hari dalam rangka memperingati 60 tahun perjanjian persahabatan Elysee.

Oleh : Yoanita Hastryka Djohan/Antara
Editor : Yakop

Selasa, 19 April 2022

Lima senjata mematikan yang dituduh digunakan Rusia di Ukraina

Lima senjata mematikan yang dituduh digunakan Rusia di Ukraina
Lima senjata mematikan yang dituduh digunakan Rusia di Ukraina.

Borneo Tribun, Jakarta -- Rusia telah dituduh menggunakan segala sesuatu mulai dari apa yang disebut bom vakum hingga senjata kimia saat berjuang untuk menyalip Ukraina.


Beberapa senjata terburuk yang diduga digunakan Moskow tidak pandang bulu, memicu kekhawatiran tentang dampaknya terhadap penduduk sipil dari pejabat Ukraina, barat, dan kelompok hak asasi manusia yang memantau perang.


“Ada penargetan yang disengaja terhadap penduduk sipil dan non-kombatan, yang bertentangan dengan hukum internasional,” kata John Erath, penasihat kebijakan senior untuk Pusat Pengendalian dan Nonproliferasi Senjata. “Dan itu benar-benar tidak masalah jenis senjata apa yang digunakan. Itu sangat buruk.”


Berikut adalah lima senjata terburuk yang dituduh digunakan Rusia dalam invasinya.


Munisi Tandan

Munisi tandan, yang dirancang untuk digunakan melawan beberapa target sekaligus, terdiri dari sebuah wadah yang berisi banyak submunisi kecil dan bom yang tersebar di area yang luas.


Selain ancaman yang mereka timbulkan saat diluncurkan, terkadang amunisi yang lebih kecil gagal meledak saat terjadi benturan — mengakibatkan ancaman baru bagi warga sipil yang dapat bertahan bahkan setelah konflik awal berakhir.


Konvensi Munisi Tandan, yang menjadi hukum internasional yang mengikat pada 2010, melarang penggunaan senjata tersebut. Hingga saat ini,  123 negara  telah menjadi pihak dalam perjanjian tersebut, meskipun Rusia, Ukraina, dan AS tidak termasuk di antara mereka. 


Tuduhan bahwa Rusia menggunakan munisi tandan melawan Ukraina pertama kali muncul pada hari-hari awal perang, ketika organisasi hak asasi manusia seperti  Human Rights Watch  dan  Amnesty International  melaporkan bahwa pasukan Rusia menggunakan senjata tersebut pada hari-hari perang.


Pada Rabu, 30 Maret, kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Michelle Bachelet mengatakan ada " tuduhan yang kredibel " bahwa pasukan Rusia menggunakan munisi tandan setidaknya 24 kali, mencatat bahwa organisasi itu juga menyelidiki tuduhan bahwa mereka digunakan oleh pasukan Ukraina. 


Senjata termobarik

Senjata termobarik, sering disebut sebagai "bom vakum," terdiri dari wadah bahan bakar dengan dua bahan peledak terpisah, menurut  Pusat Pengendalian Senjata dan Non-Proliferasi .


Ketika senjata dijatuhkan atau diluncurkan, muatan pertama meledak untuk membubarkan partikel bahan bakar, dan kemudian muatan kedua menyalakan bahan bakar dan oksigen yang tersebar, menciptakan gelombang kedua tekanan dan panas ekstrem yang dapat menciptakan vakum parsial di ruang terbatas. 


Ada lebih dari satu jenis senjata termobarik, kata Erath. Dia mencatat bahwa Rusia menggunakan bom barel, yang biasanya dijatuhkan dari pesawat atau helikopter.


Duta Besar Ukraina untuk AS Oksana Markarova mengatakan kepada wartawan pada 28 Februari bahwa Rusia telah menggunakan bom vakum sebelumnya hari itu. 


Pada 9 Maret, Kementerian Pertahanan Inggris  mentweet  bahwa Rusia telah mengkonfirmasi penggunaan sistem TOS-1A, peluncur roket yang dapat menembakkan roket dengan hulu ledak termobarik. 


Senjata kimia

AS dan sekutunya telah menyatakan ketakutan bahwa Rusia dapat mengerahkan senjata kimia terhadap pasukan dan warga sipil Ukraina, tetapi telah menahan diri untuk mengkonfirmasi laporan yang muncul awal pekan lalu bahwa senjata terlarang itu dikerahkan di kota Mariupol.


Michael Carpenter, Duta Besar AS untuk Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, mengatakan pada 13 April bahwa ada “informasi yang dapat dipercaya” bahwa pasukan Rusia “mungkin telah menggunakan” campuran agen pengendali kerusuhan, seperti gas air mata, dicampur dengan bahan kimia. untuk melumpuhkan pejuang Ukraina dan warga sipil.


Namun pernyataannya ditolak oleh Departemen Luar Negeri beberapa jam kemudian, dengan juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan bahwa Carpenter mengacu pada informasi bahwa pasukan Rusia menimbun senjata dan mampu melakukan serangan semacam itu, tetapi AS tidak dapat mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukannya. melakukannya.


"Kami terlibat dalam percakapan langsung dengan mitra kami untuk mencoba dan menentukan apa yang sebenarnya terjadi di Mariupol," kata juru bicara Departemen Luar Negeri kepada The Hill, Senin.


Tuduhan senjata kimia dibuat pada 11 April oleh kelompok paramiliter Ukraina sayap kanan Azov Batalyon, tetapi tidak dikonfirmasi secara independen.


Matthew Kroenig, direktur Inisiatif Strategi Scowcroft Dewan Atlantik, tidak jelas agen apa yang bisa digunakan, tetapi mengatakan itu masuk ke dalam buku pedoman Rusia yang mungkin untuk menguji tingkat respons internasional.


“Mungkin apa yang kadang-kadang disebut sebagai 'salami slicing' oleh Putin, coba sedikit dan lihat apa responsnya, jika tidak ada respons besar, lakukan sedikit lagi, tidak ada respons besar, untuk sedikit lagi — mencoba untuk melihat seberapa banyak dia bisa lolos, ”katanya.


Rudal hipersonik

Rusia mengklaim  pada 19 Maret  bahwa mereka menembakkan senjata hipersonik ke fasilitas penyimpanan senjata bawah tanah di desa Deliatyn Ukraina di wilayah Ivano-Frankivsk.


Pentagon tidak dapat memverifikasi atau membantah klaim tersebut pada saat itu. Menteri Pertahanan Lloyd Austin bahkan mengatakan kepada CBS " Face the Nation " bahwa sementara rudal hipersonik akan menjadi eskalasi dalam perang, dia "tidak akan melihatnya sebagai pengubah permainan."


Namun, Komandan Eropa AS Tod Wolters mengatakan kepada komite Angkatan Bersenjata Senat pada 29 Maret bahwa Rusia telah meluncurkan "beberapa" hipersonik di Ukraina.


“Ada beberapa peluncuran. Sebagian besar dari mereka diarahkan ke sasaran militer, ”kata Wolters. 


Hipersonik dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan sekitar lima kali kecepatan suara, membuatnya sulit untuk dideteksi.


Washington telah berlomba untuk bersaing dengan Rusia dan China, yang juga berbalik arah dengan uji coba senjata hipersonik akhir tahun lalu.


Sekitar waktu yang sama Rusia mengklaim meluncurkan hipersoniknya di Ukraina bulan lalu, AS juga berhasil menguji rudal hipersonik, tetapi tetap diam untuk menghindari meningkatnya ketegangan dengan Rusia.


Flechette

The Washington Post  melaporkan  pada hari Senin bahwa Rusia mungkin telah menggunakan proyektil kecil yang disebut fléchettes dalam sebuah insiden pada akhir Maret.


Proyektil 3 sentimeter, yang digunakan dalam Perang Dunia 1 dan di Vietnam, kemungkinan berasal dari amunisi Rusia yang dapat membawa proyektil.


Senjata itu kontroversial karena sifatnya yang tidak pandang bulu, tetapi tidak secara eksplisit dilarang oleh konvensi internasional.


(YK/ER)

Zelensky mengatakan Rusia telah memulai 'pertempuran untuk Donbas'

Dalam gambar dari video yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara selama pertemuan dengan Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa, Perdana Menteri Republik Ceko Petr Fiala, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki dan Wakil Perdana Menteri Polandia Jaroslaw Kaczynski atas nama Dewan Eropa, di Kyiv, Ukraina, pada hari Selasa, 15 Maret 2022. Di sebelah kanan adalah Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal. (Kantor Pers Kepresidenan Ukraina via AP)


Borneo Tribun, Jakarta -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Senin bahwa Rusia telah memulai pertempurannya untuk Donbas, setelah berkumpul kembali menjelang serangan yang diharapkan di wilayah timur negara itu.


“Sekarang dapat dinyatakan bahwa pasukan Rusia telah memulai pertempuran untuk Donbas, yang telah mereka persiapkan sejak lama,” kata Zelensky dalam sebuah pidato . “Sebagian besar dari seluruh tentara Rusia sekarang fokus pada serangan ini.”


“Tidak peduli berapa banyak tentara Rusia yang didorong ke sana, kami akan bertarung. Kami akan membela diri kami sendiri,” tambah presiden, seraya mengatakan dia berterima kasih kepada semua pejuang Ukraina, terutama di daerah-daerah yang terkena dampak parah seperti Donbas dan Mariupol. 


Juga pada hari Senin, Kementerian Pertahanan Ukraina mentweet bahwa "tentara genosida Moskow memusatkan pasukannya di Ukraina timur." 


“Serangan roket, pemboman, dan penembakan artileri tersebar luas,” katanya. "Mariupol sedang dihancurkan oleh bom udara multiton."


“Prajurit kami memukul dan akan terus mengalahkan musuh,” tambah kementerian itu.


Ukraina telah mempersiapkan kemungkinan serangan di wilayah timurnya sejak pasukan Rusia mengalihkan fokus mereka dari ibu kota Kyiv awal bulan ini.


Setelah pembicaraan damai, jumlah pasukan Rusia di kota Kyiv dan Chernihiv berkurang, sebuah langkah yang diklaim oleh AS dan Ukraina sebagai upaya untuk memfokuskan kembali wilayah Donbas. 


“Kami sebenarnya tidak melihat penarikan pasukan Rusia. Apa yang kami lihat adalah bahwa mereka memposisikan ulang mereka dan bahwa mereka merencanakan serangan yang lebih luas di wilayah Donbas,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg   saat itu .


Sekitar waktu itu, sekretaris pers Pentagon  John Kirby  mengatakan  bahwa Rusia “berusaha untuk memasok dan memperkuat upaya mereka di Donbas.”


“Tampaknya itu campuran personel yang membawa kendaraan serta kendaraan lapis baja dan mungkin beberapa artileri, mungkin beberapa kemampuan yang memungkinkan,” kata Kirby.


Sejak 2014, pasukan Ukraina telah berperang dengan separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas. 


(YK/ER)

Zelensky memberikan kuesioner lengkap kepada UE di Kiev

Zelensky memberikan kuesioner lengkap kepada UE di Kiev
Presiden Ukraina Vladimir Zelensky. (Kantor Pers Kepresidenan Ukraina melalui AP)


Borneo Tribun, Jakarta -- Presiden Ukraina Vladimir Zelensky memberikan kuesioner lengkap kepada kepala delegasi Uni Eropa di Kiev, yang merupakan langkah Ukraina untuk mendapatkan status calon anggota Uni Eropa, kata kantor kepresidenan Ukraina, Senin.


"Presiden Vladimir Zelensky menyerahkan kepada Kepala Delegasi Uni Eropa untuk Ukraina Matti Maasikas sebuah kuesioner yang telah diisi untuk negara kami untuk mendapatkan status calon anggota Uni Eropa," menurut sebuah pernyataan di situs web kepresidenan Ukraina.


"Rakyat Ukraina telah dipersatukan oleh tujuan ini untuk merasa menyatu dengan Eropa, bagian dari Eropa, bagian dari Uni Eropa," kata Zelensky.


Dia berterima kasih kepada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell dan Maasikas atas kerja cepat mereka dalam menyediakan kuesioner. 


"Ini adalah sinyal penting. Kami percaya bahwa kami akan menerima dukungan dan menjadi kandidat untuk masuk," kata Zelensky.


"Setelah itu, tahap berikutnya dan terakhir akan dimulai. Kami percaya bahwa prosedur ini akan berlangsung dalam beberapa minggu mendatang dan itu akan positif bagi sejarah rakyat kami."


Perdana Menteri Ukraina Denis Shmygal mengatakan bahwa pemerintah Ukraina, bersama dengan kantor presiden, segera menyiapkan jawaban atas pertanyaan kuesioner Uni Eropa dan sekarang "pekerjaan sedang dilakukan untuk mengintegrasikan Ukraina ke dalam Uni Eropa."


"Kami sudah terintegrasi ke dalam jaringan listrik Uni Eropa," katanya. "Sekarang kami terus bekerja dengan Komisi Eropa tentang integrasi dan jaringan umum roaming gratis, ruang pembayaran gratis."


Maasikas mengatakan dia juga "merasa menjadi bagian dari tim yang bekerja untuk menjadikan Ukraina status kandidat untuk keanggotaan UE," kata kantor presiden Ukraina. Menurut diplomat itu, jawaban Ukraina dalam kuesioner akan dianalisis dengan sangat cepat.


Tawaran Ukraina untuk bergabung dengan UE

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada 8 April memberi Presiden Ukraina Vladimir Zelensky, selama konferensi pers di Ukraina, kuesioner yang, ketika selesai, akan memungkinkan Dewan Eropa untuk mulai memperdebatkan masalah apakah akan memulai pembicaraan tentang aksesi Ukraina ke blok tersebut. Dia berjanji untuk membantu menyelesaikannya dalam beberapa minggu, bukan tahun.


Rekomendasi Komisi Eropa kepada Dewan Eropa untuk meluncurkan negosiasi tentang penerimaan ke blok tersebut akan menjadi langkah resmi pertama menuju aksesi.


Selanjutnya, negara tersebut harus setuju dengan negosiator Eropa tentang serangkaian kondisi atau "bab negosiasi" yang harus dipenuhinya.


Proses negosiasi dapat memakan waktu mulai dari beberapa tahun hingga jangka waktu yang tidak terbatas. Finlandia adalah yang tercepat untuk menempuh jalan itu, memakan waktu 3 tahun, sementara Turki adalah yang paling lambat setelah memulai pembicaraan pada tahun 2005 dan masih belum memiliki prospek pasti untuk menyelesaikannya.


Sebelumnya, Zelensky, dalam pidatonya di Dewan Eropa, mengatakan bahwa Uni Eropa seharusnya tidak menunda keputusan untuk mengakui Ukraina ke dalam Uni Eropa. Sebelumnya, ia menegaskan bahwa Komisi Eropa akan memutuskan masalah pemberian keanggotaan Ukraina di Uni Eropa dalam beberapa bulan.


Pada akhir Februari, presiden Ukraina meminta UE untuk segera memberikan keanggotaan negara itu. Pada 1 Maret, kepala staf presiden Ukraina, Andrey Yermak, mengumumkan bahwa aplikasi untuk aksesi dipercepat negara itu ke UE telah diterima, terdaftar, dan sedang dipertimbangkan.


Para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan puncak di Versailles pada bulan Maret tidak memberikan status calon kepada Ukraina untuk bergabung dengan blok tersebut, tetapi menyatakan dukungan penuh untuk aspirasi Kiev.


Presiden Prancis Emmanuel Macron kemudian mengatakan bahwa dia berpikir bahwa sementara Ukraina dalam keadaan perang, ini bukan saat yang tepat untuk memulai prosedur aksesi, tetapi tidak adil untuk menutup pintu di depan negara itu.


Menurut Kanselir Austria Karl Nehammer, diskusi serius tentang kemungkinan masuknya Ukraina ke dalam Uni Eropa dapat dimulai setelah pemulihan negara itu.


(YK/ER)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno