Berita Borneotribun.com: Vaksin Covid-19 Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Vaksin Covid-19. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Vaksin Covid-19. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 Juni 2021

Sekadau gelar Vaksin Massal, Aron: Jangan Takut di Vaksin, Fungsinya Kekebalan Tubuh

Bupati Sekadau, Aron,SH.

BORNEOTRIBUN SEKADAU - Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19, di Kabupaten Sekadau, pemerintah mencanangkan vaksinasi masal secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.

Foto: Vaksinasi masal dibuka langsung oleh Bupati Sekadau Aron, SH yang berlangsung di aula Mall Pelayanan Publik (MPP).

Plt kepala dinas Kesehatan PP dan KB Henry Alpius mengatakan vaksinasi masal ini merupakan program nasional yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia kata Henry.

Henry mengimbau, kepada semua lapisan masyarakat untuk segera mendaftarakan diri untuk vaksin secara online melalui 

Foto: Vaksinasi masal dibuka langsung oleh Bupati Sekadau Aron, SH yang berlangsung di aula Mall Pelayanan Publik (MPP).

Di Kabupaten Sekadau, Vaksinasi masal dibuka langsung oleh Bupati Sekadau Aron, SH yang berlangsung di aula Mall Pelayanan Publik (MPP) di jalan Merdeka Timur Sekadau pada Rabu (23/6).

Dalam sambutannya Bupati Sekadau Aron SH mengatakan, bahwa wabah covid-19 merupakan masalah global. 

"Jadi saya harap masyarakat jangan takut di vaksin sebab fungsi vaksin adalah untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Sehingga jika kita terpapar COVID-19 kita bisa cepat sembuh," kata Aron.

Foto: Vaksinasi masal dibuka langsung oleh Bupati Sekadau Aron, SH yang berlangsung di aula Mall Pelayanan Publik (MPP).

Kepada rekan media sambung Aron, agar memberikan informasi kepada masyarakat tentang vaksinasi. 

Sebab jika kita sudah di vaksin, tambah Aron, sehingga risiko terpapar COVID-19 kecil.

"Karena yang di vaksin bukan hanya kita tetapi seluruh dunia akan di vaksin," ucap Aron.

"Mulai hari ini, kita mukai melakukan vaksinasi masal di Sekadau dan saya nyatakan di buka" kata Aron.

Usai membuka acara vaksin masal, bupati Sekadau menyaksikan vaksinasi secara simbolis kepada masyarakat yang sudah ditunjuk.

Kegiatan di hadiri, unsur pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Sekadau, Pj. Sekda Frans Zeno, serta sejumlah pimpinan SKPD di pemkab Sekadau.

Reporter: Mussin

Selasa, 22 Juni 2021

Vaksinasi Massal kembali dilaksanakan Pemkab Kubu Raya

Foto: Vaksinasi Massal kembali dilaksanakan Pemkab Kubu Raya di halaman Kantor Bupati Kubu Raya.

BORNEOTRIBUN KUBU RAYA --Vaksinasi Massal kembali dilaksanakan Pemkab Kubu Raya di halaman Kantor Bupati Kubu Raya, Selasa (/6/2021).

Kegiatan yang diawali dengan apel dan dipimpin langsung oleh Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan sekaligus melaunching Website Dinas Kesehatan yang terintegrasi ke seluruh puskesmas di 9 Kecamatan.

Foto: Vaksinasi Massal kembali dilaksanakan Pemkab Kubu Raya di halaman Kantor Bupati Kubu Raya.

Dihadiri oleh Wakil Bupati Kubu Raya Sujiwo, Sekda kubu raya Yusran Anizam serta Forkopimda di lingkungan Pemkab Kubu Raya. 

Dalam sambutannya, Bupati Muda Mahendrawan mengapresiasi semangat dan optimisme jajaran TNI POLRI dan tenaga kesehatan. 

Foto: Vaksinasi Massal kembali dilaksanakan Pemkab Kubu Raya di halaman Kantor Bupati Kubu Raya.

“Saya apresiasi setinggi-tingginya kepada TNI, Polri, tenaga kesehatan, yang menjadi garda terdepan untuk membantu melawan covid-19." (*)

Foto: Vaksinasi Massal kembali dilaksanakan Pemkab Kubu Raya di halaman Kantor Bupati Kubu Raya.

Foto: Vaksinasi Massal kembali dilaksanakan Pemkab Kubu Raya di halaman Kantor Bupati Kubu Raya.

Foto: Vaksinasi Massal kembali dilaksanakan Pemkab Kubu Raya di halaman Kantor Bupati Kubu Raya.

Foto: Vaksinasi Massal kembali dilaksanakan Pemkab Kubu Raya di halaman Kantor Bupati Kubu Raya.

Foto: Vaksinasi Massal kembali dilaksanakan Pemkab Kubu Raya di halaman Kantor Bupati Kubu Raya.

Senin, 21 Juni 2021

New York Tawarkan Undian Biaya Kuliah untuk Remaja yang Divaksinasi

Orang-orang menikmati hari yang cerah di Times Square di New York, Rabu, 10 Maret 2021. (Foto: AP)

BORNEOTRIBUN.COM - Sejak akhir bulan Mei, remaja usia 12 hingga 17 berkesempatan memenangkan beasiswa penuh untuk belajar di universitas dan perguruan tinggi negeri di New York. Gubernur Andrew Cuomo menyampaikan pesan tersebut kepada pelajar di negara bagian itu baru-baru ini.

Gubernur New York Andrew Cuomo akhir Mei lalu mengatakan negara bagiannya akan mengundi 50 beasiswa, yang akan mencakup biaya empat tahun kuliah, asrama dan makan, buku serta perlengkapan.

"Kami mengumumkan program 'Suntik vaksin dan raih masa depan.' Setiap minggu kita akan mengundi biaya kuliah sepenuhnya, beasiswa untuk asrama dan tempat tinggal di setiap perguruan tinggi negeri atau universitas negeri mana pun selama empat tahun. Hanya untuk usia 12 hingga 17 tahun yang datang dan divaksinasi," kata Cuomo.

New York sejak itu mengadakan pengundian mingguan untuk memilih 10 pemenang secara acak. Orang tua atau wali bisa mendaftarkan anak-anak yang sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19 sejak 12 Mei.

Gubernur New York Andrew Cuomo. (Foto: AP)

Cuomo mengatakan anak-anak yang divaksinasi lebih awal akan berpeluang terbaik untuk menang.

“Orang yang menerima vaksin lebih awal memiliki peluang lebih besar untuk menang karena mereka memenuhi syarat untuk setiap undian setiap minggu. Bukan hanya orang-orang yang mendapatkannya minggu itu," katanya.

"Begitu mendapatkan vaksin, mereka akan masuk dalam undian. Tapi, jika mendapatkan vaksin lebih awal akan lebih banyak peluangnya untuk menang karena mereka berada di kelompok minggu pertama, kelompok minggu kedua, kelompok minggu ketiga,kelompok minggu keempat, dan seterusnya," ujar Cuomo.

Upaya tersebut merupakan yang terbaru dari negara bagian agar lebih banyak warganya divaksinasi pada saat pejabat kesehatan negara bagian mengatakan banyak warga New York yang bersemangat kemungkinan sudah divaksinasi.

Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) sekitar 45% dari 20 juta penduduk New York telah divaksinasi penuh, dibandingkan dengan rata-rata nasional 39,5% pada pertengahan Mei.

Sekelompok siswa SMA New York City yang beruntung juga mendapat kesempatan untuk bertemu dengan beberapa mantan pemain Liga Utama Baseball (Major League Baseball/MLB) saat menerima vaksin COVID-19 pertama akhir Mei lalu.

Para siswa itu adalah pelajar Christo Rey High School di lingkungan Harlem Manhattan, sebuah sekolah Katolik yang melayani keluarga berpenghasilan rendah.

Kembang api terlihat di Pelabuhan Kota New York, saat Negara Bagian New York merayakan pencapaian ambang batas vaksinasi 70 persen untuk COVID-19, seperti yang terlihat dari Jersey City, New Jersey, AS, 15 Juni 2021. (Foto: Reuters)

Para siswa yang divaksinasi pada hari Rabu menyatakan lega karena vaksinasi akan membantu mengembalikan kehidupan normal mereka setelah terpisah dari teman dan keluarga dalam waktu yang rentan secara emosional dalam hidup mereka.

"SMU, benar-benar masa pendidikan yang luar biasa. Menyiapkan kita bertemu orang lain dan menghadapi dunia nyata. Jadi sekarang dengan vaksin, saya bisa benar-benar mengalaminya lebih banyak, terutama pada tahun kedua. Jadi sangat baik bagi saya untuk mendapat vaksinasi," jelas Stephanie Reyes.

Yonder Alonso, mantan baseman pertama tim baseball MLB juga turut menyapa para pelajar yang divaksinasi dan mengatakan langkah tersebut merupakan langkah kecil untuk melakukan apa yang benar dan menjaga agar bukan hanya anak muda yang sehat, tetapi tentu juga orang tua atau kakek-nenek mereka. [my/lt]

Oleh: VOA

Tahap Ke-17, Sepuluh Juta Bahan Baku Vaksin COVID-19 Sinovac Tiba di Indonesia

Tahap Ke-17, Sepuluh Juta Bahan Baku Vaksin COVID-19 Sinovac Tiba di Indonesia
Ilustrasi. Gambar iStock

BORNEOTRIBUN JAKARTA - Sebanyak 10 juta dosis vaksin COVID-19 produksi Sinovac dalam bentuk bahan baku atau bulk tiba di Tanah Air, Minggu (20/06/2021) siang, melalui Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

“Alhamdulillah hari ini kita kedatangan lagi 10 juta bulk vaccine, untuk diproduksi oleh Bio Farma menjadi vaksin COVID-19,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Sekjen Kemenkes) Oscar Primadi dalam keterangan persnya menyambut kedatangan vaksin tersebut.

Ilustrasi. Gambar iStock

Dengan kedatangan vaksin ini, maka jumlah total vaksin yang telah diterima Indonesia saat ini adalah sebanyak 104.728.400 dosis, dengan perincian vaksin produksi Sinovac sebanyak 94,5 juta dosis, AstraZeneca 8.228.400 dosis, dan Sinopharm 2 juta dosis.

Oscar menegaskan, pemerintah terus melakukan upaya untuk mengamankan kebutuhan vaksin untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang tengah digulirkan pemerintah saat ini. Untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity pemerintah menargetkan untuk melakukan vaksinasi kepada sekitar 70 persen dari jumlah populasi penduduk.

“Pemerintah selalu hadir dalam rangka mengamankan sekitar 426,8 juta dosis vaksin COVID-19 ini. Upaya-upaya ini tentunya kita lakukan dalam rangka penyediaan dalam bentuk pendekatan bilateral, multilateral, maupun eksplorasi daripada produk-produk dalam negeri,” ujarnya.


Lebih lanjut, Oscar menegaskan pemerintah hanya menyediakan vaksin yang teruji aman dan bermutu. Ketiga vaksin yang saat ini digunakan yaitu produksi Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm juga telah masuk ke dalam emergency use listing (EUL) dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

“Vaksin yang disediakan atau yang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan ini adalah vaksin yang memang sudah teruji dari sisi pemenuhan dari aspek-aspek keamanan, aspek efikasi, maupun dari hal mutunya. Ini ditandai dengan adanya penerbitan emergency use authorization ataupun izin edar dari produk vaksin tersebut,” ujarnya.

Bahan baku yang telah tiba di Tanah Air ini kemudian akan didistribusikan ke seluruh Indonesia setelah terlebih dahulu diproses menjadi vaksin jadi oleh PT Bio Farma. Oscar optimistis tambahan vaksin ini akan mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat guliran vaksinasi COVID-19 saat ini.

“Dengan adanya kedatangan ini kita terus berupaya untuk dapat melakukan distribusi dan kemudian melakukan program vaksinasi agar berjalan dengan baik. Sampai saat ini kita sudah melakukan upaya-upaya percepatan dan penguatan dalam upaya vaksinasi ini,” ujarnya.

Menutup keterangan persnya, sejalan dengan percepatan vaksinasi yang terus dilakukan pemerintah, Oscar tak lupa mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan guna menekan laju penularan COVID-19.

“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan, tetap tentunya menghindari kerumunan, menjaga jarak, dan tetap memakai masker. Semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan Yang Mahakuasa dan pandemi ini dapat terus selalu kita dapat kendalikan,” pungkasnya. 

(FID/UN)

Minggu, 20 Juni 2021

Agustus, RI Akan Terima Vaksin Pfizer

Agustus, RI Akan Terima Vaksin Pfizer
Botol vaksin Pfizer-BioNTech digambarkan di pusat vaksinasi. (Foto: Reuters/Denis Balibouse)


BORNEOTRIBUN JAKARTA - Pemerintah, Sabtu (19/6), mengatakan akan menerima 50 juta dosis vaksin COVID-19 dari Pfizer/BioNTech dan batch pertama diharapkan tiba di Tanah Air pada Agustus.

"Vaksin Pfizer akan mulai masuk pada Agustus, dengan pengiriman antara 7,5 juta hingga 12 juta dosis per bulan," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, seraya menambahkan pasokan tersebut merupakan hasil pembelian langsung pemerintah.

Indonesia sedang bergulat dengan peningkatan infeksi virus corona dalam beberapa pekan terakhir. Pada hari Jumat (18/6), pemerintah mencatat adanya angka infeksi harian tertinggi yang terjadi sejak Januari dengan 12.990 kasus.

Indonesia mencatat hampir 2 juta infeksi virus corona sejak pandemi dimulai dengan 54.291 kematian, suatu angka yang tertinggi di Asia Tenggara.

Pemerintah menargetkan untuk memvaksinasi sekitar 181,5 juta orang pada tahun depan. Pada hari Sabtu (19/6), 12,2 juta orang dilaporkan telah menerima dua dosis vaksin virus corona. [ah]

Oleh: VOA

Sabtu, 19 Juni 2021

Varian Delta Virus Corona Muncul di Sri Lanka

Varian Delta Virus Corona Muncul di Sri Lanka

BORNEOTRIBUN.COM - Virus corona varian Delta yang pertama kali dideteksi di India telah muncul di negara tetangganya, Sri Lanka.

“Ini hal terburuk yang dapat kami bayangkan pada masa seperti sekarang,” kata Dr. Chandima Jeewandara, direktur Unit Alergi, Imunitas dan Biologi Sel di Sri Jayewardenepura University, kepada surat kabar The Hindu. “Kami sudah menghadapi lonjakan kasus varian Alfa. Delta menimbulkan risiko yang lebih besar karena cakupan vaksin kami rendah, dan di antara mereka yang telah divaksinasi, mayoritasnya baru mendapat satu dosis.”

Menurut Johns Hopkins University Coronavirus Resource Center, Sri Lanka, negara berpenduduk sekitar 22 juta orang, mencatat lebih dari 233 ribu kasus COVID.

Di Korea Selatan, penundaan pengiriman vaksin COVID-19 telah mendorong pemerintah untuk menawari warganya dosis campuran. Mereka yang menerima vaksin AstraZeneca sebagai dosis pertama, kini ditawari vaksin Pfizer untuk dosis kedua.

Satu panel pakar kesehatan menyatakan mereka meyakini India kemungkinan besar akan mengalami lonjakan ketiga kasus virus corona pada bulan Oktober. “Ini akan lebih terkendali” daripada lonjakan sebelumnya, kata Dr. Randeep Guleria, Direktur All India Institute of Medical Sciences, karena sebagian orang telah divaksinasi.

Pada hari Jumat (18/6), India melaporkan lebih dari 62 ribu kasus baru COVID-19 dalam kurun 24 jam terakhir. Negara itu juga melaporkan 1.587 kematian akibat COVID-19, angka terendah di negara itu dalam 60 hari ini.

Johns Hopkins Jumat pagi menyatakan telah mencatat lebih dari 177 juta kasus COVID-19 di seluruh dunia. AS memimpin di dunia dalam jumlah kasus dengan 33,5 juta, diikuti oleh India dengan 29,8 juta dan Brasil dengan 17,7 juta.

Jumlah kematian akibat penyakit itu di seluruh dunia kini telah melampaui 3,84 juta.

Johns Hopkins juga menyatakan secara keseluruhan telah 2,5 miliar dosis vaksin COVID-19 diberikan. [uh/ab]

Oleh: VOA

Jumat, 18 Juni 2021

Australia Semakin Batasi Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Australia Semakin Batasi Penggunaan Vaksin AstraZeneca
Kantor pusat AstraZeneca di Sydney, setelah Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan warga Australia akan menjadi yang pertama di dunia yang menerima vaksin COVID-19, (Foto: Reuters)

BorneoTribun Internasional - Australia telah menaikkan usia yang direkomendasikan bagi penggunaan vaksin AstraZeneca dari 50 menjadi 60 tahun setelah vaksin COVID-19 itu diketahui sebagai penyebab kematian seorang perempuan berusia 52 tahun pekan lalu akibat pembekuan darah di otak.

Menteri Kesehatan Greg Hunt menggambarkan keputusan itu, Kamis (17/6), sebagai tindakan konservatif meski risiko terkena virus corona di Australia relatif rendah. Hunt mengatakan Inggris merekomendasikan AstraZeneca untuk orang di atas 40 tahun, Korea Selatan merekomendasikannya untuk orang di atas 35 tahun dan Jerman tidak menetapkan batasan usia untuk orang dewasa yang menggunakan vaksin itu.

Warga Australia berusia antara 50 dan 59 tahun sekarang direkomendasikan untuk menggunakan satu-satunya vaksin lain yang disetujui di Australia, Pfizer.

Lebih dari 3 juta dosis AstraZeneca telah diberikan di negara tersebut, dengan dua kematian disebabkan oleh pembekuan darah langka yang terkait dengan vaksin tersebut.

Yang pertama adalah seorang perempuan berusia 48 tahun yang meninggal April lalu.

Kematian itu menyebabkan AstraZeneca yang diproduksi di Australia dibatasi untuk orang dewasa berusia di atas 50 tahun.

Orang-orang yang mendapat dosis pertama AstraZeneca tanpa mengalami pembekuan darah telah diberitahu bahwa mereka aman untuk mendapatkan dosis kedua tiga bulan kemudian.

Pemerintah berharap vaksin Moderna disetujui untuk digunakan segera di Australia dan untuk mempertahankan ketersediaan vaksin COVID-19 bagi setiap orang dewasa yang menginginkannya sebelum akhir tahun ini.

Sementara itu, negara bagian New South Wales dalam siaga tinggi setelah tiga kasus yang ditularkan secara lokal terdeteksi di Sydney.

Hingga Kamis (17/6), Australia hanya memiliki sekitar 30.000 kasus dengan 910 kematian. [ab/uh]

Oleh: VOA

Jokowi Dorong Percepatan Vaksinasi di Daerah Interaksi dan Mobilitas Tinggi

Jokowi Dorong Percepatan Vaksinasi di Daerah Interaksi dan Mobilitas Tinggi
Presiden Jokowi memberikan keterangan pers usai meninjau vaksinasi di Stasiun Bogor, Kamis (17/06/2021). (Foto: Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

BORNEOTRIBUN JAKARTA - Pemerintah terus mengintensifkan guliran vaksinasi COVID-19 untuk dapat mencapai kekebalan komunal atau herd immunity. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pun meminta adanya percepatan pelaksanaan vaksinasi terutama di daerah dengan tingkat interaksi dan mobilitas masyarakat yang tinggi.

“Kita ingin ada percepatan-percepatan di tempat-tempat yang interaksinya tinggi, yang mobilitasnya tinggi, baik itu stasiun kereta, terminal bus, airport, dan juga pelabuhan, karena di situlah kalau tidak kita segerakan akan terjadi penyebaran,” ujarnya usai peninjauan vaksinasi COVID-19 bagi pengguna jasa Kereta Rel Listrik (KRL) Commuterline di Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar).

Pelaksanaan vaksinasi di Stasiun Bogor, ungkap Presiden, juga dilakukan karena tingginya interaksi dan mobilitas di tempat tersebut.

“Kita tahu Bogor adalah wilayah aglomerasi, penyangga dari Ibu Kota Jakarta, sehingga interaksi, mobilitas semuanya tinggi. Oleh sebab itu,  kita ingin memberikan prioritas baik bagi penumpang KRL, kemudian penumpang kereta api, juga para pekerja yang ada di stasiun untuk melindungi mereka dari COVID-19,” ujarnya.

Dengan telah dimulainya pelaksanaan vaksinasi di Stasiun Bogor ini, Kepala Negara berharap dapat menghambat lanjut pandemi.

“Kita harapkan pagi hari ini dengan dimulainya vaksinasi di stasiun dan  lingkungannya, saya harapkan semuanya bisa terlindungi dari COVID-19,” ujarnya.

Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan antara lain Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. 

(FID/UN)

Selasa, 15 Juni 2021

Didukung TNI dan Polri, Pemerintah Targetkan Satu Juta Vaksinasi Per Hari

Didukung TNI dan Polri, Pemerintah Targetkan Satu Juta Vaksinasi Per Hari
Ketua KPCPEN Airlangga Hartarto dan Menkes Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas mengenai Penanganan Pandemi COVID-19, Senin (14/06/2021), di Jakarta. (Foto: Humas Setkab/Agung)

BORNEOTRIBUN JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta agar vaksinasi COVID-19 yang tengah digulirkan pemerintah terus diakselerasi sehingga target cakupan vaksinasi harian 700 ribu di bulan Juni ini dan 1 juta di bulan mendatang bisa tercapai. Untuk mempercepat pelaksanaan tersebut Presiden menginstruksikan TNI dan Polri untuk turut melaksanakan vaksinasi.

Hal ini disampaikannya saat memimpin Rapat Terbatas mengenai Penanganan Pandemi COVID-19, Senin (14/06/2021), di Istana Merdeka, Jakarta.

“Beliau [Presiden Joko Widodo] sudah menugaskan TNI dan Polri untuk mendampingi bersama-sama dengan vaksinasi program melalui pemerintah daerah untuk bisa melakukan vaksinasi sampai 400 ribu per hari. Sehingga 600 ribu per hari akan melalui jalur pemerintah daerah, sedangkan 400 ribu per hari akan dilakukan melalui jalur sentral TNI dan Polri,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi dalam keterangan persnya usai mengikuti Rapat Terbatas.

Budi menambahkan, Presiden minta pihaknya untuk memastikan pelaksanaan vaksinasi tersebut dapat berjalan dengan baik. “Kami diminta untuk memastikan koordinasi yang berjalan dengan baik dan juga suplai vaksinnya dilakukan dengan baik,” ujarnya.

Selain akselerasi vaksinasi, imbuh Menkes, Presiden juga menekankan pentingnya untuk memastikan implementasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro (PPKM Mikro) di lapangan.

“Arahan Bapak Presiden tadi bahwa, satu implementasi di lapangan untuk penerapan protokol kesehatan, PPKM Mikro, dan yang kedua akselerasi vaksinasi. Itu yang diminta untuk segera dijalankan,” tandasnya. 

(MAY/UN)

Sabtu, 12 Juni 2021

Vaksinasi Massal Di Polda Kalbar: Target Pemerintah 1 Juta Vaksin Perhari

Vaksinasi Massal Di Polda Kalbar: Target Pemerintah 1 Juta Vaksin Perhari
Vaksinasi Massal Di Polda Kalbar: Target Pemerintah 1 Juta Vaksin Perhari. (Foto: Humas Polda)

BorneoTribun Pontianak, Kalbar – Dalam rangka Program Percepatan Vaksinasi Nasional Guna Membangun Herd Immunity, Polda Kalbar menggelar vaksinasi Covid-19 massal yang dilakukan di wilayah Pontianak dan sekitarnya, terhitung sejak tanggal 10 hingga 30 Juni 2021.

Kegiatan vaksinasi untuk membantu pemerintah dengan target 1 Juta vaksin perhari yang tersebar di wilayah hukum Polda Kalbar dan dilaksanakan di Hanggar Jananuraga.

"Jadi Polda Kalbar mendukung program pemerintah dengan melibatkan seluruh keluarga Polri yang belum tervaksinasi. Vaksinasi mulai tanggal 10 ini sampai dengan akhir bulan di seluruh Indonesia," ujar Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Donny Charles Go, Jum’at (11/6/2021).

“Dengan melibatkan seluruh keluarga Polri, kerabat dan saudara yang belum tervaksinasi, agar bisa mendukung program pemerintah sesuai dengan target yang ingin dicapai,” tambahnya

Banyaknya masyarakat Indonesia di vaksinasi semoga pandemi ini bisa teratasi dengan cepat dan masyarakat bisa kembali beraktifitas seperti biasanya.

Program vaksinasi itu juga akan melibatkan personel Polri dan peran tenaga kesehatan.

Sumber Berita Humas Polda Kalbar
Reporter: Erik.P

Jumat, 11 Juni 2021

Indonesia Terus Perjuangkan Kesetaraan Vaksin COVID-19 Bagi Semua Negara

Indonesia Terus Perjuangkan Kesetaraan Vaksin COVID-19 Bagi Semua Negara
Kedatangan vaksin AstraZeneca melalui kerja sama multilateral COVAX Facility, Kamis (10/06/2021) malam. (Foto: BPMI Setpres/Rusman).

BORNEOTRIBUN JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi kembali menegaskan bahwa Indonesia terus berjuang mendorong kesetaraan Vaksin COVID-19 bagi semua negara di dunia. Salah satunya adalah melalui forum multilateral COVAX AMC Engagement Group.

“Sebagai salah satu co-chairs COVAX AMC Engagement Group, Indonesia memiliki tanggung jawab moral yang besar untuk terus memperjuangkan akses setara terhadap vaksin untuk semua negara,” ujarnya dalam keterangan pers menyambut kedatangan 1,5 juta dosis vaksin AstraZeneca, Jumat (11/06/2021) malam. Vaksin AstraZeneca ini diperoleh Indonesia secara gratis melalui kerja sama multilateral COVAX Facility.

Menlu mengungkapkan, saat ini kesenjangan distribusi dan vaksinasi COVID-19 di seluruh dunia masih sangat besar. Dari sekitar 2,2 miliar dosis vaksin yang telah disuntikkan, sebanyak 75 persennya hanya berada di 10 negara maju dan hanya 0,4 persen yang diberikan di negara-negara berpenghasilan rendah.

Dari perhitungan persentase vaksinasi terhadap populasi, imbuhnya, kawasan Amerika Utara telah memvaksinasi sebanyak 64,33 persen dari total populasi dan kawasan Eropa sebanyak 52,85 persen. Sementara kawasan Afrika baru mencapai 2,86 persen dan ASEAN 8,91 persen.

“Angka ini masih jauh dari target WHO yang mengharapkan setidaknya 10 persen penduduk di setiap negara telah divaksin pada bulan September dan 30 persen pada akhir Desember tahun ini,” papar Menlu.

Untuk mengurangi tingkat kesenjangan tersebut, lanjut Menlu,  COVAX AMC Engagement Group melalui COVAX Facility telah mendorong mekanisme dose-sharing atau berbagi vaksin. Sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Denmark, Belgia, dan Spanyol akan menyalurkan surplus vaksin yang dimiliki melalui COVAX Facility.

“Dengan mekanisme COVAX Facility ini, maka negara-negara tersebut menyumbangkan vaksin yang dimiliki, kemudian dikelola oleh COVAX Facility untuk dibagikan kepada negara lain yang memerlukan,” tuturnya.

Lebih lanjut Menlu menambahkan, dalam upaya untuk mendorong kesetaraan global, Indonesia juga menjadi salah satu co-sponsor dari proposal TRIPS Waiver atau penghapusan hak kekayaan intelektual untuk produk dan teknologi yang digunakan untuk penanganan Pandemi COVID-19.

“Pembahasan awal terhadap teks proposal ini di World Trade Organization (WTO), kemungkinan akan dimulai pada tanggal 17 Juni 2021. Kita semua berharap agar negosiasi terhadap proposal ini dapat diselesaikan dalam waktu cepat untuk membantu meningkatkan produksi dan distribusi vaksin secara signifikan,” tandasnya. 

(SLN/UN)

Rabu, 26 Mei 2021

Delapan Juta Bahan Baku Vaksin COVID-19 Tiba di Tanah Air

Delapan Juta Bahan Baku Vaksin COVID-19 Tiba di Tanah Air
Delapan Juta Bahan Baku Vaksin COVID-19 Tiba di Tanah Air.

BORNEOTRIBUN JAKARTA - Sebanyak delapan juta bahan baku (bulk) vaksin COVID-19 produksi Sinovac tiba di Tanah Air, Selasa (25/02/2021) pagi, melalui Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Dengan kedatangan vaksin tahap ke-13 ini secara keseluruhan total vaksin yang diterima adalah sebanyak 83,9 juta dosis.

“Vaksin yang sudah diterima adalah vaksin jadi Sinovac 3 juta dosis, AstraZeneca 6,4 juta dosis, Sinopharm 1 juta dosis. Dan dengan kedatangan tahap ke-13 bulk vaksin ini, Sinovac yang hari ini 8 juta dosis maka secara total telah diterima sebanyak 83,9 juta dosis,”  ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dalam keterangan persnya menyambut kedatangan vaksin tersebut.

Airlangga memaparkan, kedatangan vaksin ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk terus menjaga pasokan vaksin COVID-19 guna memenuhi kebutuhan untuk vaksinasi kepada masyarakat Indonesia guna segera mencapai kekebalan komunal atau herd immunity.

“Pemerintah selalu menjaga ketersediaan stok vaksin agar pelaksanaan vaksinasi sesuai dengan target tahapan yang telah ditetapkan,” ujar Airlangga yang dalam keterangan persnya didampingi oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono.

Untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity, pemerintah menargetkan vaksinasi kepada kurang lebih 181,5 penduduk Indonesia atau 70 persen dari populasi. Airlangga menegaskan, dalam penyediaan vaksin untuk kebutuhan tersebut, pemerintah selalu memastikan faktor keamanan (safety), mutu (quality), dan khasiat (efficacy).

“Tidak perlu ada keraguan bagi masyarakat dalam menerima vaksin. Vaksin yang disediakan di Indonesia melalui proses evaluasi oleh Badan POM [Pengawas Obat dan Makanan] yang sudah mendapat pertimbangan dari para ahli, dari ITAGI, WHO,” tegasnya.

Menutup keterangan persnya, Airlangga menyampaikan, untuk segera keluar dari pandemi ini pemerintah terus berupaya mempercepat vaksinasi COVID-19. 

Untuk itu pemerintah mendorong partisipasi masyarakat dalam program vaksinasi ini. Sejalan dengan itu pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Kita harus terus waspada bahwa penyakit ini, COVID-19 ini masih ada. Tidak hanya vaksin yang diperlukan, namun [juga] kedisiplinan masyarakat untuk menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan. Ini menjadi kunci sukses daripada program vaksinasi. Dan [pemerintah] juga untuk terus mengintensifkan testing, tracing, dan treatment,” tandasnya. (UN)

Minggu, 23 Mei 2021

Menteri PANRB Usul Pecat PNS Jika Tersangkut Jual-Beli Vaksin COVID-19

Menteri PANRB Usul Pecat PNS Jika Tersangkut Jual-Beli Vaksin COVID-19
Ilustrasi.


BorneoTribun Jakarta -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo sangat menyesalkan adanya oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terlibat jual-beli vaksin COVID-19 secara ilegal di wilayah Sumatra Utara. 


Ketiga oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan setelah dilakukan pemeriksaan.


“PNS tersebut harus mendapatkan hukuman yang setimpal jika terbukti bersalah. Mereka saya usulkan dipecat,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (22/05/2021) pagi.


Berdasarkan Undang-Undang Nomor  5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah  Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, jika terbukti bersalah, PNS yang melakukan tindak pidana dapat diberhentikan tidak dengan hormat. Sambil menunggu proses hukum selesai, PNS dimaksud dapat diberhentikan sementara sebagai PNS.


Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo.


Tjahjo berharap agar penegakan hukum yang tegas bagi ASN yang terbukti melakukan tindak pidana dapat menimbulkan efek jera. 


“Kita harus tegas penegakan aturan ASN agar hal seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan,” tambahnya.


Menteri PANRB juga menyesalkan adanya oknum ASN yang mencari kesempatan untuk meraup keuntungan pribadi di tengah pandemi. 


“Vaksinasi COVID-19 adalah program nasional yang harus kita dukung. ASN harus menjadi contoh bukan bersikap sebaliknya,” tegasnya.


Lebih jauh Tjahjo menekankan agar para ASN bertindak dan berperilaku sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.


Sebagai tindak lanjut dari peristiwa yang merugikan masyarakat ini, Kementerian PANRB akan segera berkirim surat kepada Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) terkait, untuk dilakukan proses pemeriksaan sebagaimana ketentuan yang berlaku dan selama proses hukum berlangsung yang bersangkutan diberhentikan sementara sebagai PNS. 


(HUMAS KEMENTERIAN PANRB/UN)

Sabtu, 22 Mei 2021

Lagi, Praktik Bisnis 'Kotor' Saat Pandemi COVID-19

Lagi, Praktik Bisnis 'Kotor' Saat Pandemi COVID-19
Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra saat memberikan konferensi pers di Medan hari Jumat (21/5) sore. Ke-4 tersangka jual-beli vaksin tampak berada di belakang (courtesy: Polda Sumut).

BorneoTribun Jakarta -- Belum selesai kasus praktik daur ulang alat rapid test antigen bekas, kini publik kembali dikagetkan dengan adanya praktik jual beli vaksin COVID-19 di Medan, Sumatera Utara Padahal, program vaksinasi COVID-19 tak dipungut biaya. Praktik-praktik itu membuka mata bahwa ada yang memanfaatkan bisnis 'kotor' di tengah pandemi COVID-19.

Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra, menetapkan empat orang berinisial SW, IW, KS, dan SH sebagai tersangka dalam kasus dugaan jual beli vaksin COVID-19 di Kota Medan. Mirisnya, tiga dari empat tersangka merupakan aparatur sipil negara yakni IW, KS, dan SH.

IW seorang dokter yang berstatus sebagai aparatur sipil negara dan bertugas di Rutan Klas IA Tanjung Gusta Medan. Lalu, KS merupakan dokter sekaligus aparatur sipil negara di Dinas Kesehatan Sumut. Begitu juga dengan SH yang merupakan aparatur sipil negara di Dinas Kesehatan Sumut. Sedangkan, SW, merupakan masyarakat sipil.

"Pengungkapan tindak pidana korupsi dengan cara menerima suap yang dilakukan oleh aparatur sipil negara pada pelaksanaan distribusi dan pemberian vaksin kepada masyarakat dengan cara menerima imbalan berupa uang," kata Panca di Medan, Jumat (21/5) sore.

Para tersangka itu memperjualbelikan vaksin yang seharusnya diperuntukan kepada pelayan publik dan narapidana di Rutan Tanjung Gusta.

"Tapi itu tidak diberikan ke sana. Tapi diberikan kepada masyarakat yang membayar," ujar Panca.

Dalam modus operandi kasus dugaan jual beli vaksin COVID-19 jenis Sinovac itu, para tersangka memiliki tugas masing-masing. Diawali dari SW yang merupakan agen properti dari perumahan dan bertugas mengumpulkan masyarakat yang hendak divaksin.

Lalu, SW berkoordinasi dengan IW untuk mendapatkan vaksin yang nantinya akan dijual kepada masyarakat. Hasil penjualan vaksin COVID-19 itu kemudian diterima IW dan KS. Dalam mendapatkan vaksin COVID-19. IW meminta pasokan vaksin COVID-19 itu kepada SH yang bertugas di Dinas Kesehatan Sumut.

"Memberikan vaksin kepada IW tanpa melalui mekanisme dan prosedur sebagaimana yang seharusnya," ujar Panca.

Dalam kasus ini para tersangka memasang tarif senilai Rp 250 ribu bagi masyarakat yang ingin melakukan vaksinasi. Bisnis kotor ini telah yang dilakukan sebanyak 15 kali dan berlangsung sejak April hingga medio Mei 2021. Keuntungan dalam kegiatan vaksinasi berbayar ini mencapai Rp 271.250.000 dari 1.085 orang yang divaksin.

"Di mana Rp 238.700.000 itu diberikan kepada IW dan sisanya Rp 32.550.000 itu diterima atau diberikan kepada SW. Karena dalam kesepakatan mereka membagi Rp 250 ribu. Di mana Rp 30 ribu diberikan ke SW dan Rp 220 ribu untuk IW," ucap Panca.

Dalam melakukan pengembagannya, polisi pun turut menggeledah Kantor Dinas Kesehatan Sumut, Jumat (21/5). Penggeledahan itu dilakukan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan lainnya dalam kasus ini. Pasalnya, polisi menemukan alat bukti bahwa KS telah beberapa kali memberikan vaksin kepada IW tanpa melalui prosedur dan surat resmi.

"Kami juga menemukan alat bukti kepada KS yang sebelumnya tujuh kali melakukan vaksinasi berdasarkan permintaan IW. Ini masih kami terus dalami berdasarkan bukti-bukti penerimaannya selama tujuh kali itu," ungkap Panca.

Saat ini polisi masih terus melakukan penyelidikan terkait siapa saja pihak-pihak yang memberikan vaksin jenis Sinovac itu.

Gubernur Bakal Pecat ASN yang Terlibat

Sementara, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, bakal memecat para oknum aparatur sipil negara yang terlibat dalam kasus ini.

"Pasti pecat. Sesuai peraturan yang berlaku melakukan hal yang seperti itu. Itu vaksin untuk diberikan untuk mengantisipasi supaya orang tidak terjangkit COVID-19 tetapi malah vaksin diperlakukan seperti begitu," kata Edy di Medan, Jumat (21/5).

Edy pun menegaskan apa yang dilakukan oknum-oknum aparatur sipil negara itu telah menyalahi aturan.

"Sudah pasti diinstruksikan tak boleh melakukan perbuatan yang menyalahi. Saat ini kondisi kita sudah sulit. Kondisi sedang sulit perlu adanya kemudahan dari Tuhan. Untuk (dapat) kemudahan kita harus berbuat baik," pungkasnya.

Menurut Direktur Eksekutif Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM) Indonesia, Dr. dr. Delyuzar M.Ked (PA),Sp,PA (K), kasus yang diungkap polisi soal vaksin COVID-19 berbayar tersebut merupakan pelanggaran kemanusiaan. Pasalnya, pemerintah telah menyiapkan vaksin COVID-19 secara gratis yang akan diberikan kepada masyarakat.

"Dalam kondisi sekarang tiba-tiba itu ditarik bayaran Rp 250 ribu itu memprihatinkan. Ini tentu memprihatinkan di tengah kondisi seperti ini kita berada dalam keadaan kayak begini. Tapi masih ada orang dengan tega melakukan tindakan seperti itu. Menurut saya itu suatu pelanggaran kemanusiaan," katanya kepada VOA.

Delyuzar pun mengecam tindakan yang dilakukan oleh para tersangka tersebut. Apalagi, baru-baru ini di Sumut telah dihebohkan dengan kasus daur ulang alat rapid test dan antigen bekas di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang. Untuk itu diperlukan pencegahan agar dua kasus tersebut tidak terulang kembali.

"Jadi jangan ada lagi muncul hal-hal yang malah membuat kepercayaan masyarakat lebih menurun," pungkasnya.

Praktik Daur Ualng Alat Rapid Test Antigen Bekas

Sebelumnya praktik bisnis kotor di tengah pandemi COVID-19 telah terjadi pada akhir April 202. Publik dikejutkan dengan adanya praktik daur ulang alat rapid test antigen bekas di Bandara Internasional Kualanamu. Ribuan orang bahkan telah menggunakan alat rapid test antigen bekas yang telah didaur ulang tersebut.

Polisi kemudian menetapkan lima orang sebagai tersangka yang seluruhnya karyawan PT Kimia Farma Diagnostika. Buntut dari kasus itu, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memecat seluruh direksi Kimia Farma Diagnostika, sebagai tindak lanjut atas kasus penggunaan alat rapid test antigen bekas. [aa/em]

Oleh: VOA

Kamis, 20 Mei 2021

AS Distribusikan 80 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Secara Global

AS Distribusikan 80 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Secara Global
Vaksin COVID-19 produksi AstraZeneca yang disalurkan melalui program Covax tiba di bandara Ivato, Antananarivo, Madagascar (8/5).

BorneoTribun Internasional -- Amerika minggu ini mengumumkan akan berbagi 20 juta dosis tambahan vaksin virus corona selain 60 juta yang sudah dijanjikan sebelumnya. Pertanyaan yang belum terjawab adalah ke mana vaksin itu akan dikirim.

Koordinator Departemen Luar Negeri AS untuk Respons COVID Global Gayle Smith hari Rabu (19/5) mengesampingkan masalah itu selama telekonferensi yang berlangsung gencar, meskipun berulang kali ada desakan pertanyaan dari wartawan di Karibia, India, Brazil, Afrika, Asia Timur, dan Uni Eropa.

Namun, Smith menekankan AS bekerja sama dengan fasilitas global COVAX untuk menentukan di mana vaksin paling dibutuhkan, dan bagaimana vaksin itu didistribusikan dengan cara yang paling adil.

“Kami belum membuat keputusan tentang alokasi,” katanya berulang kali. “Kami akan menyampaikan informasi itu dalam waktu dekat. Apa yang kami lakukan adalah melihat setiap wilayah di dunia dan kami sangat menyadari cakupan vaksin yang sangat rendah di benua Afrika."

Pakar kesehatan di PBB memperkirakan bahwa dari 1,4 miliar dosis yang diberikan di seluruh dunia, hanya 24 juta yang telah mencapai Afrika atau kurang dari 2%.

Hal lain yang ditekankan Smith: Terlepas dari kenyataan bahwa musuh utama AS, China, dan Rusia, meningkatkan donasi vaksinnya sendiri di seluruh dunia, langkah AS ini bukanlah kasus "diplomasi vaksin". Smith berulang kali menekankan bahwa AS akan mendistribusikan sesuai dengan kebutuhan, dan bukan untuk mencari dukungan.

“Pandangan kami, terkait diplomasi vaksin - dan menurut saya hal ini sangat penting, vaksin merupakan alat untuk kesehatan masyarakat. Vaksin adalah sarana untuk mengakhiri pandemi ini. Kita tidak memandang dan tidak bermaksud menggunakannya sebagai sarana pengaruh atau tekanan. Dan keputusan kita akan dibuat berdasarkan kebutuhan, data kesehatan masyarakat, dan sekali lagi, kolaborasi dengan mitra utama, termasuk COVAX,” ujar Smith.

Petugas medis memberikan vaksin Johnson&Johnson di Johannesburg, Afrika Selatan (foto: dok). Benua Afrika baru menerima sekitar 1,7% vaksin.

Namun, Smith mencatat bahwa AS adalah donor vaksin terbesar untuk fasilitas COVAX, dan mendesak negara-negara kaya lainnya untuk bertindak. Ia juga mencatat bahwa donasi vaksin ini akan disertai dengan investasi di lokasi pembuatan vaksin di seluruh dunia, dan bantuan AS untuk meningkatkan akses negara lain pada pengobatan dan pengujian.

Ketika membuat pengumuman sumbangan awal pekan ini, Presiden Joe Biden menjelaskan alasannya untuk mengirimkan vaksin ini, yang sebagian besar didanai oleh pembayar pajak AS, ke seluruh dunia.

“Ada banyak pembicaraan tentang Rusia dan China yang mempengaruhi dunia dengan vaksin Kita ingin memimpin dunia dengan nilai-nilai , inovasi dan kreativitas kita, dan kesantunan mendasar rakyat Amerika. Sama seperti dalam Perang Dunia II, Amerika adalah sumber demokrasi, dalam pertempuran melawan pandemi COVID-19, bangsa kita akan menjadi sumber vaksin bagi seluruh dunia ” kata Biden. [my/jm]

Oleh: VOA

Tinjau Vaksinasi Massal di Kepri, Presiden: Manajemen Distribusi Vaksin Berjalan Dengan Baik

Tinjau Vaksinasi Massal di Kepri, Presiden: Manajemen Distribusi Vaksin Berjalan Dengan Baik
Presiden Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 massal, di PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE), Kabupaten Bintan, Kepri, Rabu (19/05/2021). (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menilai manajemen distribusi vaksin COVID-19 di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebagai wilayah kepulauan berjalan dengan baik.

Hal tersebut disampaikan Presiden usai meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 massal, di PT Bintan Inti Industrial Estate (BIIE), Kabupaten Bintan, Kepri, Rabu (19/05/2021).

“Memang problemnya di sini adalah distribusi vaksin, karena ini adalah provinsi kepulauan, masuk ke pulau-pulau yang jaraknya memang tidak gampang dan sangat jauh. Misalnya, dari sini ke Natuna, dari sini ke Anambas, bukan jarak yang dekat. Tetapi saya melihat manajemen distribusinya berjalan dengan baik,” ujarnya.

Presiden berharap pelaksanaan vaksinasi yang terus digulirkan di provinsi ini dapat segera melindungi seluruh masyarakat dari pandemi.

“Kita harapkan ini juga akan cepat segera melindungi seluruh masyarakat dari penularan COVID-19. Kita harapkan juga segera tercapai herd immunity, tercapai kekebalan komunal dan penularan COVID-19 bisa kita hentikan, kita kurangi, kita cegah secepat-cepatnya,” ujarnya.

Penyelenggaraan vaksinasi massal di Kepri kali ini dilakukan di 67 titik yang menyasar kurang lebih 15.500 orang. Kepala Negara meminta Gubernur Kepri untuk berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan agar pasokan vaksin untuk kebutuhan vaksinasi masyarakat di wilayah ini tetap terjaga.

“Dan kita harapkan ke depan, saya tadi sampaikan ke Pak Gubernur, [kalau] habis vaksin segera telepon ke Menteri Kesehatan agar suplainya terus dan, sekali lagi, bisa menghentikan penularan COVID-19 di Provinsi Kepulauan Riau,” pungkasnya.

Dalam peninjauan kali ini Presiden Jokowi antara lain didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, dan Gubernur Kepri Ansar Ahmad. 

(FID/UN)

Rabu, 19 Mei 2021

Tinjau Vaksinasi Gotong Royong untuk Pekerja, Jokowi: Semoga Produksi Kembali Normal

Tinjau Vaksinasi Gotong Royong untuk Pekerja, Jokowi: Semoga Produksi Kembali Normal
Presiden Jokowi memantau pelaksanaan vaksinasi Gotong Royong, di pabrik PT Unilever Indonesia, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jabar, Selasa (18/05/2021) pagi. (Foto: BPMI Setpres/Kris)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden RI Jokowi meninjau pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Gotong Royong untuk pekerja yang digelar perdana pada hari ini, Selasa (18/5/2021), di pabrik PT Unilever Indonesia, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Dari Kawasan tersebut Kepala Negara juga memantau pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan melalui konferensi video.

“Pagi hari ini saya mengunjungi PT. Unilever yang bersama-sama dengan 18 perusahaan telah memulai Vaksinasi Gotong Royong. Jadi perusahaan-perusahaan memberikan vaksinnya kepada seluruh manajemen, karyawan dan pekerjanya, diberikan dengan gratis oleh perusahaan,” ujar Presiden usai peninjauan.

Pelaksanaan vaksinasi dengan skema ini terselenggara atas kerja sama pihak swasta yang dipelopori oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dengan pemerintah terutama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Kesehatan.

“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada KADIN dan seluruh perusahaan yang sudah terlibat dalam proses Vaksinasi Gotong Royong pada hari ini dan nanti hari-hari selanjutnya,” ujar Presiden.

Dengan dilaksanakannya vaksinasi kepada para pekerja ini, Kepala Negara berharap produktivitas di sektor industri dapat segera pulih kembali. “Kita harapkan terutama perusahaan, pabrik, industri semuanya bisa berproduksi dalam suasana yang normal kembali,” ujarnya.

Tak hanya itu, dengan adanya skema ini diharapkan dapat mempercepat pelaksanaan vaksinasi nasional yang menargetkan 181,5 juta penduduk untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity.

“Vaksin Gotong Royong pada tahapan pertama, kita telah mendapatkan 420 ribu [dosis] vaksin dan segera saya perintahkan untuk dilaksanakan di lapangan. Kita harapkan nanti kita akan mendapatkan suplai vaksinnya lebih banyak, sehingga proses Vaksinasi Gotong Royong ini bisa mempercepat target dari vaksinasi yang ingin kita lakukan,” ujar Kepala Negara.

Melalui program vaksinasi yang digulirkan pemerintah kepada masyarakat yang dilengkapi dengan program vaksinasi Gotong Royong, Presiden berharap cakupan vaksinasi dapat mencapai 70 juta penduduk pada bulan Agustus – September mendatang.

Dengan tingkat cakupan vaksinasi yang tinggi dibarengi dengan upaya penanganan pandemi yang terus dilakukan baik di sektor kesehatan maupun ekonomi diharapkan kurva kasus COVID-19 akan terus menurun. Perekonomian nasional yang pada kuartal I-2021 masih kontraksi minus 0,74 juga diharapkan akan mencapai nilai positif, sejalan tren pembaikan yang ditunjukkan pada kuartal I.

“Vaksinasi ini juga kita harapkan bisa memulihkan ekonomi kita. Dengan kerja keras kita semuanya, kita berharap kuartal yang kedua 2021 bulan April, Mei, dan Juni ini, [pertumbuhan ekonomi] kita sesuai dengan target, yaitu kurang lebih tujuh persen bisa kita capai, karena produksi di semua lini perusahaan, unit usaha semuanya bisa bergerak normal kembali,” tandas Presiden Jokowi.

Dalam peninjauan kali ini Kepala Negara antara lain didampingi oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Ketua Umum KADIN Indonesia Rosan Perkasa Roeslani, serta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. 



(FID/UN)

Mendag: Vaksinasi Gotong Royong Upaya Bersama Pemerintah dan Swasta Gerakkan Perekonomian Nasional

Mendag: Vaksinasi Gotong Royong Upaya Bersama Pemerintah dan Swasta Gerakkan Perekonomian Nasional
Mendag Muhammad Lutfi

BorneoTribun Jakarta -- Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyampaikan bahwa pelaksanaan vaksinasi Gotong Royong untuk pekerja yang dimulai hari ini merupakan upaya bersama pemerintah dan sektor swasta dalam menekan laju pandemi COVID-19 sekaligus menggerakkan perekonomian nasional.

Hal tersebut disampaikannya sebelum mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan peninjauan pelaksanaan perdana vaksinasi Gotong Royong untuk pekerja di pabrik PT Unilever Indonesia, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/05/2021).

“Kita memulai bersama-sama, bahu-membahu antara pemerintah dan pihak swasta untuk memutus mata rantai COVID-19. Tanpa terputusnya mata rantai COVID-19 ini, maka pertumbuhan ekonomi akan selalu terganjal. Oleh sebab itu, ini adalah terobosan terbaik yang dilaksanakan pemerintah Indonesia bersama-sama dengan sektor swasta untuk menggerakan perekonomian bangsa,” ujarnya.

Mendag menambahkan, dengan divaksinasinya para pekerja swasta ini, terutama pekerja pabrik, diharapkan sektor industri bisa bergulir kembali dengan lebih nyaman dan aman serta lebih baik.

“Supaya produksinya bisa maksimum sehingga dengan begitu kita akan mendapatkan nilai tambah yang lebih dari pergerakan ekonominya itu sendiri,” ujarnya.

Menutup pernyataannya, Mendag mengingatkan para pekerja dan juga seluruh masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan karena pandemi masih belum berakhir. Bahkan di beberapa negara tetangga juga kembali terjadi lonjakan kasus COVID-19.

“Saya ingatkan kepada Bapak dan Ibu seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap menjaga protokol kesehatan meskipun sudah divaksin karena hanya dengan protokol kesehatan itu kita bisa memutus mata rantai COVID-19 dan menggerakkan perekonomian,” tutupnya.

Selain di pabrik PT Unilever Indonesia, pelaksanaan vaksinasi Gotong Royong perdana ini juga dilakukan secara serentak untuk pekerja dari belasan perusahaan yang tersebar di berbagai lokasi di Jabodetabek.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Reisa Broto Asmoro memaparkan, vaksinasi Gotong Royong adalah program vaksinasi yang diberikan kepada karyawan/karyawati atau keluarga dan individu yang pembiayaannya dibebankan kepada badan hukum atau badan usaha.

“Penerima vaksinasi Gotong Royong dengan skema ini tetap tidak akan dipungut biaya alias gratis, sama dengan penerima vaksin program pemerintah yang tidak dikenakan biaya apapun,” ujar Reisa.

Ditambahkannya, vaksin Gotong Royong adalah upaya pihak swasta yang dipelopori oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, bekerja sama dengan pemerintah terutama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Kesehatan, untuk berkontribusi menyukseskan dan mempercepat vaksinasi COVID-19.

“Inisiatif vaksin gotong royong ini adalah niat baik dari kalangan perusahaan untuk mendukung percepatan capaian vaksinasi kepada seluruh masyarakat Indonesia. Dengan program vaksinasi Gotong Royong ini  diperkirakan puluhan juta karyawan yang didaftarkan oleh perusahaan akan menerima vaksin dalam waktu dekat,” tandas Reisa. 

(FID/UN)

Remaja AS ‘Merasa Lebih Aman’ Setelah Divaksinasi di Sekolah

Remaja AS ‘Merasa Lebih Aman’ Setelah Divaksinasi di Sekolah
Anaiya Layland (12) menerima dosis pertama vaksin COVID-19 Pfizer, ditemani ibunya, Ashlesha Patel, di Departemen Kesehatan Masyarakat Cook County, di Des Plaines, Ill, Kamis, 13 Mei 2021. (AP Photo / Shafkat Anowar)

BorneoTribun Amerika -- Kamis (13/5) menandai hari pertama bagi anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun di Amerika dapat memperoleh suntikan vaksin COVID-19 di kawasan Chicago, beberapa hari setelah Badan Pengawas Makanan dan Obat-Obatan Amerika mengizinkan penggunaan darurat vaksin Pfizer bagi anak-anak dan remaja.

Para orang tua tampak memadati lokasi vaksinasi di gedung SMA New Trier, Winnetka, IL, bersama anak-anak mereka yang memenuhi syarat untuk divaksin setelah fasilitas vaksinasi yang dikelola pemerintah dan penyedia vaksin melakukan persiapan selama berhari-hari.

Yanet Conde, seorang murid berusia 15 tahun, ikut mengantre untuk divaksinasi. Ia mengatakan, "Saya merasa senang, karena kini saya merasa lebih aman, dan sebentar lagi, kita akan dapat keluar rumah dan melakukan hal-hal normal."

Nancy Fendley mendaftarkan dua anak perempuannya yang berusia 12 dan 15 tahun untuk mendapat vaksin di lokasi itu. "Setelah mengalami tiga kasus positif COVID di rumah saya yang terdiri dari enam anggota keluarga, saya tidak bisa membuat anak perempuan saya, 12 dan 15 tahun mendapat suntikan vaksin secepat mungkin," jelasnya.

Lucas Kittikamron-Mora (13), memegang tanda mendukung vaksinasi COVID-19 saat disuntik dengan vaksin Pfizer di Departemen Kesehatan Masyarakat Cook County, Kamis, 13 Mei 2021 di Des Plaines, Ill. . (AP Photo/Shafkat Anowar)

Ali Novosel, anak perempuannya yang berusia 12 tahun, merasa senang mendapat suntikan vaksin. "Saya tidak akan terlalu khawatir lagi terhadap hal-hal kecil seperti mengenakan masker atau menjaga jarak sangat jauh dari orang-orang," komentar Novosel.

Sedangkan Emmy Novosel, 15 tahun, mengatakan, "Saya kira ini lebih bagus karena dilakukan di sekolah, karena saya dapat melihat teman-teman sekelas saya juga divaksinasi, jadi saya tahu bahwa orang-orang di sekitar saya telah divaksin dan juga seluruh orang di distrik. Jadi ini membuat saya merasa lebih aman."

Vaksinasi COVID-19 siswa SMA East Hartford, di Pratt & Whitney Runway, East Hartford, Connecticut, 26 April 2021. (Foto AP / Jessica Hill)

Di berbagai lokasi vaksinasi di County Cook terlihat ada peningkatan jumlah orang yang mendaftar pada hari Kamis, ketika kalangan yang layak mendapatkan vaksin diperluas, kata seorang juru bicara.

Anak-anak merupakan bagian penting dari strategi untuk membuat sebanyak mungkin orang divaksinasi untuk melawan virus COVID-19, apalagi setelah peningkatan jumlah orang dewasa yang enggan divaksin semakin mengkhawatirkan dan mungkin sulit untuk mencapai kekebalan kelompok.

Meskipun jumlah anak yang terinfeksi virus secara keseluruhan berada pada tingkat yang rendah dan pada umumnya tidak terlalu parah, mereka dapat saja menularkan virus itu kepada orang-orang yang lebih rentan. [lj/uh]

Oleh: VOA

Kamis, 06 Mei 2021

Polres Sumbawa Optimis Vaksinasi Lansia Sesuai Target

Polres Sumbawa Optimis Vaksinasi Lansia Sesuai Target
Polres Sumbawa Optimis Vaksinasi Lansia Sesuai Target.

BorneoTribun Sumbawa, NTB - Kapolres Sumbawa, AKBP Widy Saputra, S.IK MH. optimis proses vaksinasi lansia mencapai target 100 persen sebelum hari raya idul fitri mendatang.

"Kita ditarget 100 persen dari jumlah lansia yang ada di Sumbawa, yakni sebanyak 4.910 orang," kata Kapolres Sumbawa, AKBP Widy Saputra, S.IK. M.H, didampingi Kasubag Humas, AKP Sumardi, S.Sos kepada wartawan Kamis 06/05.

Hingga Hari Rabu, 05 Mei 2021, lanjutnya, dari 4.910 orang, sudah divaksin sebanyak 3.940 orang. " Sampai hari ini sudah 3.940 lansia yang sudah di vaksin", imbuhnya.

Kapolres merincikan, untuk hari ini sebanyak 548 orang lansin yang di vaksin di semua wilayah dengan total 3.940 orang yang telah divaksin atau persentase sebanyak  80,24 persen.

"Kita Optimis akan memcapai taget 100 persen sebelum hari raya idul fitri," tegasnya.

Dalam proses vaksinasi ini, melibatkan tiga pilar yakni kepala desa dan lurah serta babinsa dan bhabinkabtibmas.

"Para lansia di sumbawa sangat antusias mengikuti program vaksinasi massal ini sehingga tidak ditemukan kendala di lapangan," ungkapnya.

Menurutnya, bagi lansia yang tidak memiliki kendaraan untuk pergi ke lokasi vaksin, maka akan dijemput menggunakan kendaraan baik roda dua maupun roda empat milik petugas babinsa dan bahabinkabtibmas.

" Apabila ada yang berhalangan datang ke lokasi, maka akan dilakukan sistim door to door atau mendatangi alamat yang bersangkutan," katanya menambahkan.(Adbravo)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno