Berita Borneotribun.com: Varian Delta Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Varian Delta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Varian Delta. Tampilkan semua postingan

Kamis, 15 Juli 2021

Filipina dan Bahrain Larang Masuk Pelancong Indonesia Terkait Varian Delta

Filipina dan Bahrain Larang Masuk Pelancong Indonesia Terkait Varian Delta
Filipina dan Bahrain Larang Masuk Pelancong Indonesia Terkait Varian Delta. 

BORNEO TRIBUN JAKARTA -- Juru bicara Kepresidenan Filipina, Rabu (14/7), mengatakan negaranya akan melarang pelancong yang datang dari Indonesia untuk mencegah penyebaran varian Delta COVID-19 yang sangat menular.

Larangan itu akan berlaku untuk semua orang yang datang dari Indonesia atau mereka yang memiliki riwayat perjalanan terbaru ke Tanah Air, dan berlaku mulai 16 hingga 31 Juli, kata Harry Roque dalam sebuah pernyataan. 

Sementara itu, Badan Urusan Penerbangan Sipil Bahrain mengatakan pada Selasa (13/7) bahwa negara tersebut melarang masuk pelancong dari 16 negara, termasuk Indonesia, Tunisia, Iran, Irak, Meksiko, Filipina, dan Afrika Selatan terkait virus corona, Reuters mengutip kantor berita BNA melaporkan.

Di bulan Mei, Bahrain telah melarang pendatang dari negara-negara "Daftar Merah", termasuk India, Pakistan, Sri Lanka, Bangladesh, dan Nepal.  

Namun, Bahrain mengecualikan warga negara dan penduduk dengan visa tinggal yang valid dari larangan tersebut. [ah/mr]

VOA

Senin, 14 Juni 2021

Merebak di Jawa Tengah, Varian Delta Kelabuhi Sistem Imun

Merebak di Jawa Tengah, Varian Delta Kelabuhi Sistem Imun
Seorang pasien terbaring di bangku saat mengantri untuk dirawat di ruang gawat darurat RSUD Dr. Loekmono Hadi, di tengah pandemi COVID-19 di Kudus, Provinsi Jawa Tengah, 2 Juni 2021. (Foto: Reuters)

BORNEOTRIBUN.COM - Kabupaten Kudus di Jawa Tengah mengalami pelonjakan kasus COVID-19 secara luar biasa. Pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) membuktikan varian B 1617.2 atau delta telah merebak di sana.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah) mengamati grafik kasus COVID-19 dalam kunjungan ke Kudus, Minggu 13 Juni 2021. (Foto: Courtesy/Humas Pemda Jateng)

Penegasan mengenai masuknya varian delta dari India masuk ke Kudus disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Kementerian Kesehatan sendiri telah memastikan hal tersebut setelah hasil pemeriksaan yang dilakukan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK), Universitas Gadjah Mada (UGM) keluar pada 11 Juni. Untuk membendung sebaran kasus lebih luas lagi, Ganjar mengusulkan Kudus menerapkan Gerakan Lima Hari di Rumah Saja.

“Saya butuh dukungan masyarakat, kalau masyarakat tidak mendukung ini nanti kucing-kucingan terus. Ingat varian baru sudah masuk di Kudus. Catat itu, sudah masuk di Kudus. Kenapa penularannya cepat sekali? Masyarakat musti sadar betul,” kata Ganjar dalam pernyataan kepada media di Kudus, Minggu (13/6).

Selama lima hari di rumah itu, lanjut Ganjar, orang tua dan anak-anak semestinya dilarang keluar rumah. Hanya untuk keperluan yang benar-benar penting, lanjutnya, masyarakat dapat bepergian. Usulan ini tentu saja masih harus memperoleh persetujuan dari pemerintah kabupaten setempat.

Pada Sabtu (12/6), Jawa Tengah melaporkan kasus kematian akibat COVID-19 tertinggi di Indonesia, yaitu 37 kasus dalam satu hari. Dari jumlah itu, di Kabupaten Kudus sendiri pada hari yang sama jumlah pasien meninggal dilaporkan mencapai 34 kasus. Artinya hampir seluruh kasus pasien yang meninggal pada hari Sabtu hanya berasal dari Kudus.

Karena ketidakmampuan fasilitas kesehatan setempat, lebih dari 1.200 pasien positif COVID-19 dikirimkan ke asrama haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah. Sementara setidaknya 350 tenaga kesehatan di Kabupaten Kudus dinyatakan positif. Pemerintah provinsi telah membantu mengirimkan 120 tenaga kesehatan untuk mengatasi kondisi yang semakin memprihatinkan.

Jawa Tengah mengalami penambahan zona merah secara mengejutkan. Ganjar mengaku telah menduga bahwa varian delta dari India yang menjadi penyebab pergerakan cepat ini.

“Kita akan lakukan pemeriksaan banyak sampel di tempat lain, saya curiga dengan pergerakan ini, tiga minggu sebelumnya hanya tiga kabupaten, kemudian bertambah delapan dan jadi sebelas. Perasaan saya waktu itu yakin, ini mesti varian baru. Dan ini kita petakan, Kudus yang pertama, dari pusat sudah merilis soal ini, maka ini serius untuk semuanya,” kata Ganjar.

Kabupaten-kabupaten di sekitar Kudus, seperti Grobogan, Demak, dan Pati, telah diingatkan mengenai potensi penyebaran kasus. Ganjar meminta seluruh pihak bekerja sama dengan baik. Jika peringatan tidak diindahkan, operasi yustisi dapat ditegakkan.

Kelabuhi Sistem Imun

Ketua Tim WGS SARS CoV-2, FKKMK UGM, dr. Gunadi, Ph.D, Sp.BA kepada VOA menjelaskan kasus di Kudus membuktikan bahwa varian delta sudah mengalami transmisi lokal. Penularan tidak lagi terjadi antara warga negara asing kepada warga Indonesia, tetapi antarwarga Indonesia sendiri, khususnya di Kudus.

Data kasus COVID-19 Kabupaten Kudus, Minggu 13 Juni 2021, dalam tangkapan layar.

Dia menambahkan, interaksi sosial dalam skala besar meningkatkan resiko timbulnya varian baru COVID-19. Apalagi, jika interaksi sosial besar itu tidak mempedulikan protokol kesehatan. Catatan kasus di Kudus membuktikan kegiatan pengumpulan warga dalam jumlah besar seperti hajatan dan penyelenggaraan acara tradisi lainnya, menjadi penyebab penyebaran kasus.

Pemerintah Kabupaten Kudus menggelar vaksinasi bagi Lansia di kawasan Pura Terban, Sabtu, 12 Juni. (Foto: Courtesy/Humas Pemprov Jateng)

Upaya serius harus dilakukan untuk menekan penyebarannya karena varian baru ini memiliki dua dampak, yaitu lebih cepat menular dan bisa mengelabuhi sistem imun manusia.

“Bisa mempengaruhi efektivitas vaksin. Dia seperti tidak dikenali oleh sistem imun manusia. Ada dua variasi di varian delta, satu menyebabkan transmisi lebih cepat. Satu mutasi lagi menyebabkan dia mampu mengelabuhi sistem imun kita,” kata Gunadi kepada VOA.

Gunadi menjelaskan, varian delta memiliki dua mutasi di Receptor Binding Domain (RBD). Ini adalah bagian dari protein virus, yang berkaitan langsung dengan reseptor manusia. Mutasi di RBD inilah yang membuat varian delta memiliki dua kemampuan baru tersebut.

Petugas kepolisian membantu sosialisasi pemakaian masker kepada pengguna jalan di Kudus, Minggu, 13 Juni 2021. (Foto: Courtesy/Humas Pemkab Kudus)

Imun manusia terbentuk melalui dua jalan, yaitu terinfeksi COVID-19 kemudian sembuh, atau melalui vaksinasi. Kedua imun bentukan ini diketahui dalam penelitian, mampu dikelabuhi oleh varian delta. Dia menambahkan, masih dibutuhkan uji klinis lebih lanjut untuk memetakan dampaknya di dalam populasi. Namun, sebagai langkah antisipasi, sebelum dipastikan lebih rinci, masyarakat harus mewaspadai dampak mutasi ini. [ns/ah]

Oleh: VOA

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno