Berita Borneotribun.com: Yahudi Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Yahudi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yahudi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 22 Mei 2021

Gubernur New York Kecam Serangan terhadap Warga Yahudi

Gubernur New York Kecam Serangan terhadap Warga Yahudi
Warga Yahudi ultra-Ortodoks Pro-Palestina melakukan aksi tandingan pada unjuk rasa pro-Israel di Times Square di New York City, AS 12 Mei lalu (foto: ilustrasi).

BorneoTribun Internasional -- Serangkaian serangan terhadap warga Yahudi di New York memicu Gubernur Andrew Cuomo mengeluarkan pernyataan mengutuk serangan itu.

“Saya dengan tegas mengutuk serangan terhadap warga Yahudi di New York dan kami tidak akan mentolerir pelecehan dan intimidasi anti-Yahudi yang dilakukan kelompok tertentu,” cuit Cuomo di Twitter.

“Orang dari seluruh agama dan keyakinan, latar belakang dan etnis harus dapat berada di jalan dengan aman dan bebas dari aksi kekerasan dan pelecehan,” tambahnya.

Beberapa video warga Yahudi yang diserang muncul di media sosial setelah kelompok-kelompok pro Israel dan pro Palestina melangsungkan demonstrasi di kota itu.

Sedikitnya satu warga Yahudi dibawa ke rumah sakit karena apa yang digambarkan polisi sebagai “serangan kelompok.” Luka-luka yang dideritanya diyakini tidak serius.

Menurut ABC News ada 26 orang dilaporkan telah ditangkap dalam aksi kekerasan itu. Serangan itu terjadi ketika Israel dan militan Hamas mengumumkan gencatan senjata dalam konflik yang sudah berlangsung selama 11 hari itu.

“Keadilan harus ditegakkan dan saya memerintahkan Satuan Tugas Penanganan Kejahatan Bernuansa Kebencian di Kepolisian New York untuk membantu penyelidikan terhadap serangan-serangan itu,” ujar Cuomo.

Beberapa hari terakhir ini serangan anti-Yahudi meningkat di seluruh Amerika.

Di Los Angeles, polisi sedang menyelidiki sebuah serangan anti-Yahudi di restoran yang terekam dalam video.

Beberapa sinagog telah dirusak, termasuk yang terdapat di Tucson, Arizona; Salt Lake City, Utah; dan di Chicago.

Anti-Yahudi juga meningkat di dunia maya. Liga Anti-Pencemaran Nama Baik ADL melaporkan adanya 17.000 cuitan yang menyebut “Hitler benar,” yang dipublikasikan antara tanggal 7-14 Mei.

“Sewaktu aksi kekerasan antara Israel dan Hamas terus memuncak, kami menyaksikan lonjakan drastis dan berbahaya serangan anti-Yahudi di Amerika,” ujar CEO ADL Jonathan Greenblatt.

“Kami melacak tindakan pelecehan, vandalisme, dan kekerasan; juga pelanggaran di dunia maya. Ini terjadi di seluruh dunia, dari London hingga Los Angeles, dari Perancis hingga Florida, di kota-kota besar seperti New York hingga di kota-kota kecil, dan di seluruh platform media sosial.” [em/pp]

Oleh: VOA

Jumat, 21 Mei 2021

Warga Yahudi dan Arab Israel Bentrok di dalam Israel

Warga Yahudi dan Arab Israel Bentrok di dalam Israel
Sebuah sinagoga dibakar akibat kerusuhan antaretnis di kota Lod, Israel.

BorneoTribun Internasional -- Kekerasan di Gaza dan Yerusalem telah meluas ke komunitas di seluruh Israel. Kerusuhan pecah di sejumlah kota di mana orang Yahudi dan warga Muslim (etnis Arab-Israel) hidup berdampingan. Kekerasan terparah terjadi di Lod, kota di dekat Tel Aviv.

Polisi Israel bertugas dalam protes di Lod. Ini adalah kota di Israel di mana orang Arab dan Yahudi hidup berdampingan. Tetapi kini orang-orang yang bertetangga itu saling berselisih.

Yoel Frankenburg adalah penduduk Yahudi. "Saya sudah tinggal di sini 12 tahun. Selama ini kami hidup bertetangga dengan baik. Tetapi dalam beberapa hari ini mereka mencoba membunuh kami."

Seorang petugas damkar berdiri di dekat mobil polisi yang terbakar akibat kerusuhan antaretnis di kota Lod, Israel.

Wahel, penduduk Arab, mengungkapkan, “Tadi malam, mereka membakar rumah kami, bisnis kami, mobil kami. Dengan membawa senjata, mereka mendekati anak-anak kami. Mereka harus diusir dari sini. Kalau tidak, akan terjadi perang besar di Lod.”

Lima sinagog dibakar di Lod dalam dua hari. Presiden Israel mengutuk serangan itu sebagai pogrom, istilah yang digunakan untuk serangan terhadap orang Yahudi di Eropa pada abad ke-19.

Eden Maltzur, pria Yahudi, dalam perjalanan ke Lod ketika massa menimpuki mobilnya dengan batu.

“Untungnya di belakang saya tidak ada mobil. Jadi, saya mundur, injak gas segera pergi. Saya hampir menabrak orang dan mobil. Saya tidak melihat apapun. Saya melihat kematian, kematian. Tahukah kamu apa kematian itu? Orang-orang menimpuki saya dengan batu, melempar batu ke arah saya."

Di dekat Bat Yam, sekelompok orang Yahudi mengepung dan memukuli seorang pria Arab sehingga ia harus dirawat di rumah sakit. Seorang pria Yahudi yang dipukuli di Lod meninggal karena luka-lukanya.

Kerusuhan itu menyebar ke kota-kota lain di mana warga Arab, sekitar 20 persen dari populasi Israel, tinggal bersama orang Yahudi. Setelah bentrokan tiga malam, perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan:

“Tidak ada yang bisa membenarkan orang Arab menghukum mati orang Yahudi dan tidak ada yang bisa membenarkan orang Yahudi menghukum mati orang Arab. Itu tidak bisa diterima. Itu bukan kita. Jangan lakukan kekerasan ini, kebiadaban ini. Kita akan mengembalikan ketertiban ke kota-kota Israel di mana pun, di semua kota."

Kembali ke Lod, penduduk Arab menghadapi pejabat kota dan menyalahkan mereka karena mendukung ekstremis Yahudi bersenjata, yang menurut mereka, dikerahkan ke Lod sebagai provokator.

Para pemimpin agama - Muslim, Kristen, Druze, dan Yahudi - mencoba menenangkan situasi. Masing-masing menyampaikan pesan video bahwa “Kekerasan bukanlah agama saya.”[ka/lt]

Oleh: VOA

Jumat, 02 April 2021

Survei: 63% Warga Yahudi-Amerika Pernah Alami atau Saksikan Sikap Anti-Yahudi

Survei: 63% Warga Yahudi-Amerika Pernah Alami atau Saksikan Sikap Anti-Yahudi
Anggota komunitas Ortodoks Yahudi berkumpul di sekitar seorang jurnalis saat melakukan wawancara di sudut jalan di lingkungan Borough Park, Brooklyn, New York, 7 Oktober 2020, (Foto: dok).

BorneoTribun Internasional -- Pada era di mana keprihatinan terhadap keberadaan ekstremisme sayap kanan di Amerika Serikat semakin besar, sebuah survei baru menggambarkan potret yang merisaukan dari pengalaman warga Yahudi-Amerika dengan anti-Yahudi.

Survei yang dirilis pada Rabu (31/3) oleh Liga Antifitnah (Anti-Defamation League/ADL), sebuah kelompok pembela hak-hak Yahudi yang terkemuka di Amerika Seritkat (AS), menunjukkan 63 persen warga Yahudi-Amerika telah mengalami atau menyaksikan sikap anti-Yahudi dalam lima tahun terakhir. Ini merupakan peningkatan besar dibanding survei yang sama tahun lalu, yaitu sebesar 53 persen.

Pada saat yang sama, 59 persen responden dalam survei tahun ini mengatakan dibanding satu dekade lalu, mereka merasa orang Yahudi tidak aman di Amerika. Sebanyak 49 persen mengungkapkan rasa takut dengan terjadinya serangan kekerasan terhadap sinagog.

Sejumlah orang dari komunitas Yahudi Orthodox di Brooklyn, New York, 8 April 2020.

“Apa yang disampaikan dalam laporan ini adalah sebuah paparan sangat luas dari apa yang dialami warga Yahudi-Amerika kini. Dan itu jelas merupakan dampak dari berbagai bentuk anti-Yahudi atau ungkapan anti-Yahudi,” kata Jessica Reaves, Direktur Center on Extremism di ADL.

Survei yang dilakukan pada 7-15 Januari tersebut mengumpulkan jawaban dari 503 warga Yahudi-Amerika usia 18 tahun keatas. Batas kesalahan (margin of error) hasil ini adalah plus atau minus 4,4 persen.

Menurut perkiraan Pew Research pada 2013, sekitar 4,2 juta warga dewasa Amerika mengidentifikasi Yahudi “sebagai agama,” mewakili 1,8 persen dari populasi dewasa AS.

Sebuah perkiraan yang lebih inklusif oleh “The American Jewish Year Book 2019” menunjukkan angka 6,9 juta. Kebanyakan warga Yahudi-Amerika tinggal di kota-kota besar di mana sebagian besar kejahatan bermotif kebencian (hate crime) anti-Yahudi terjadi.

Polisi New York (NYPD) dan anggota patroli keamanan lingkungan Shorim Yahudi memberikan instruksi di tengah kerumunan ratusan pelayat untuk mengikuti prosesi pemakaman Rabbi Chaim Mertz, di tengah pandemi COVID-19 di wilayah Brooklyn di New York, Selasa, 28 April 2020. (Foto: dok).

Temuan baru ini diketahui ketika kota-kota besar di Amerika melaporkan penurunan tajam angka kejahatan bermotif kebencian anti-Yahudi pada 2020, setelah mengalami kenaikan pada 2019 ketika warga Yahudi menjadi sasaran nomor satu dari kejahatan bermotif kebencian di New York, Los Angeles, dan Chicago.

Menurut para pakar, penurunan kejahatan bermotif kebencian anti-Yahudi tahun lalu turun ketika diberlakukannya pembatasan sosial akibat pandemi virus corona, sehingga peluang untuk tatap muka sangat berkurang.

Akibatnya, kebanyakan sikap anti-Yahudi yang dialami orang Yahudi-Amerika terjadi di internet. Sebanyak 36 responden dalam survei ADL mengatakan mereka menghadapi beberapa bentuk pelecehan di dunia maya. Namun, Reaves mencatat, hanya 29 persen yang melaporkan ancaman dan pelecehan di platform media sosial, yang merupakan penurunan dari 43 persen pada 2020. [jm/em]

Oleh: VOA Indonesia

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pemilu 2024

Lifestyle

Tekno