Berita Borneotribun: Pecco Bagnaia Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Pecco Bagnaia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pecco Bagnaia. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 Juni 2025

Pecco Bagnaia dan Tantangan Ducati GP25: Kenapa Test Rider GP24 Bisa Jadi Solusi?

Pecco Bagnaia dan Tantangan Ducati GP25: Kenapa Test Rider GP24 Bisa Jadi Solusi?
Pecco Bagnaia dan Tantangan Ducati GP25: Kenapa Test Rider GP24 Bisa Jadi Solusi?

JAKARTA -- Pecco Bagnaia sedang menghadapi musim yang penuh tantangan di MotoGP 2025. Terbaru, di sesi sprint Grand Prix Aragon, performanya belum juga membaik. Meski sempat start dari posisi ke-4, ia gagal mendapatkan poin setelah finis di posisi ke-12.

Apa sih masalah utama Pecco? Ia masih terus berjuang dengan masalah “front locking” atau penguncian roda depan saat pengereman, yang membuatnya beberapa kali melebar, salah satunya di Tikungan 7 saat balapan sprint. Pecco pun mengaku bingung dan belum tahu kenapa motornya Ducati GP25 ini jadi sulit dikendalikan.

Apakah tes dengan motor GP24 bisa bantu Pecco?

Ketika ditanya soal kemungkinan tes menggunakan motor GP24 di sesi tes pasca-Aragon hari Senin, Pecco punya pandangan menarik. Ia merasa, mungkin bukan dia yang paling diuntungkan kalau tes motor lama. Menurut Pecco, akan lebih berguna jika rider yang masih fresh dengan motor GP24 seperti Alex Marquez yang mencoba motor GP25.

“Kalau aku harus pakai GP25 terus dan nggak bisa ganti motor, jadi nggak yakin tes GP24 bakal banyak bantu aku,” katanya. “Tapi buat rider lain yang baru dengan GP24, seperti Alex atau Franky Morbidelli, mungkin ini akan sangat berguna. Alex sih yang paling pas.”

Tapi, menurut Pecco, semua orang di tim sekarang fokus untuk memperbaiki kondisi motor, jadi agak sulit juga untuk melakukan eksperimen seperti itu.

Kenapa Pecco merasa kesulitan di Aragon?

Pecco juga menjelaskan bahwa ia sudah tahu bakal sulit tampil bagus di sprint karena masalah motor sudah ia rasakan sejak sesi latihan bebas pagi hari (FP2). Ia merasa kehilangan feeling yang pas saat mencoba motor di FP2.

“Di kualifikasi aku sudah ngasih maksimal dan berani ambil risiko, jadi start dari posisi ke-4. Tapi pas balapan, aku sudah coba segala cara, tapi nggak bisa push lebih keras,” ungkap Pecco.

Ia mengalami understeer yang parah dan kesulitan saat pengereman keras. Saat mencoba meniru gaya pengereman rider di depannya di Tikungan 7, roda depan mulai mengunci dan akhirnya melebar.

Untuk balapan besok, Pecco dan timnya berencana coba pendekatan berbeda, termasuk mengganti ban ke jenis medium yang diharapkan bisa mengurangi masalah understeer.

Pecco dan Tim Ducati: Tetap Kompak Hadapi Masa Sulit

Meskipun musim berjalan sulit dan jarak poin dengan pemimpin klasemen, Marc Marquez, makin jauh (Pecco kini tertinggal 84 poin), ia menegaskan hubungan dengan tim tetap solid.

“Aku heran kenapa banyak yang bertanya soal hubungan aku dengan tim. Kami semua tahu ini masa sulit, dan kami terus bekerja bersama,” katanya santai.

Pecco dan tim Ducati kompak berusaha mencari solusi terbaik agar masalah motor bisa segera teratasi. Mereka sadar ini bukan cuma masalah rider, tapi juga tim teknis yang harus paham apa yang sebenarnya terjadi dengan motor GP25.

Sabtu, 07 Juni 2025

Pecco Bagnaia Bantah Kabar Pindah ke Yamaha: Lihat Foto Pakai Baju Biru Aja, Udah Ramai!

Pecco Bagnaia Bantah Kabar Pindah ke Yamaha: Lihat Foto Pakai Baju Biru Aja, Udah Ramai!
Pecco Bagnaia Bantah Kabar Pindah ke Yamaha: Lihat Foto Pakai Baju Biru Aja, Udah Ramai!

JAKARTA - Pecco Bagnaia akhirnya buka suara soal rumor yang sempat ramai di media sosial soal kemungkinan dirinya pindah ke Yamaha musim depan. Meski kontraknya bareng Ducati masih berlaku sampai akhir 2026, nama Bagnaia sempat disebut-sebut sebagai target impian Yamaha.

Rumor ini awalnya berhembus dari media Italia yang menyebut Yamaha ingin merekrut Bagnaia sebagai gebrakan besar mereka. Tapi Bagnaia dengan santai membantah semua itu saat sesi MotoGP Aragon.

“Saya juga bingung kok bisa ada kabar begitu,” kata Bagnaia setelah sesi latihan hari Jumat. “Dari dulu saya selalu bilang, kalau saya sudah teken kontrak, saya akan komit sampai akhir. Nggak bakal saya langgar. Itu prinsip saya.”

Bagnaia juga menegaskan kalau hubungannya dengan Ducati sangat kuat dan mereka sama-sama ingin terus bekerja sama, bahkan setelah kontrak saat ini selesai.

“Saya dan Ducati saling ingin terus bareng. Saya juga sering lihat postingan editan saya pakai baju balap biru [warna khas Yamaha], tapi semua itu cuma khayalan aja.”

Bagnaia juga sadar, di saat performanya sedang naik-turun, banyak spekulasi bisa bermunculan. Tapi dia menegaskan, kondisi sekarang bukan berarti dia akan cabut.

Perjuangan Setting Motor Ducati GP25 di Aragon

Di MotoGP Aragon, Bagnaia terus mencoba berbagai pengaturan motor dan gaya balap demi memaksimalkan potensi Ducati GP25. Dia sempat menjajal suspensi depan model ‘long forks’ dari Ohlins, tapi hasilnya belum terlalu berbeda dari sebelumnya.

“Hari ini kita coba suspensi panjang, tapi rasanya kurang lebih sama,” jelasnya. “Masalah utama saya ada di kecepatan masuk tikungan. Dari awal musim, itu yang bikin saya kesulitan.”

Menurut Bagnaia, trek di Aragon punya grip yang sangat rendah. Hal itu makin menyulitkan karena membuatnya kurang percaya diri saat masuk tikungan cepat.

“Begitu saya coba masuk lebih kencang, ban depan malah sering kehilangan cengkeraman. Apalagi saat pakai ban belakang soft untuk time attack, malah makin parah.”

Dengan ban belakang medium, Bagnaia merasa lebih stabil dan konsisten. Meski masih tertinggal dari Marc Marquez yang tampil luar biasa jarak waktunya dengan pembalap lain cukup dekat.

“Pasang ban belakang soft, saya malah makin banyak masalah. Understeer makin terasa, dan front locking juga makin sering.”

Ubah Gaya Balap Demi Adaptasi

Bagnaia juga sedang berusaha meninggalkan gaya balap lamanya yang terkenal agresif saat pengereman. Menurutnya, pendekatan itu tidak cocok lagi dengan karakter GP25.

“Dulu saya selalu ngerem sekuat mungkin, tapi sekarang malah sering kehilangan grip ban depan. Bahkan hari ini sempat 30 meter ban depan ngunci. Jadi saya harus coba cara lain.”

Meskipun tantangan teknis masih banyak, Bagnaia tetap optimistis. Targetnya untuk akhir pekan ini masih sama: menang.

“Saya selalu optimis. Kadang perubahan kecil bisa berdampak besar. Targetnya sih bisa start dari baris depan dan coba menang balapan.”

Fokus ke Detail, Bersaing Lawan Marc Marquez

Bagnaia menyadari Marc Marquez jadi rival paling tangguh di Aragon kali ini. Terutama di sektor 2, Marquez bisa unggul sampai lima persepuluh detik. Tapi Bagnaia percaya, dengan terus fokus dan kerja keras, peluang menang tetap ada.

“Kita tahu Marc luar biasa di sini. Tapi kita juga tahu potensinya ada, tinggal cari cara yang pas buat saya.”

Soal sesi kualifikasi nanti, Bagnaia juga menyoroti pentingnya posisi start. Selain dekat ke depan, dia berharap bisa menempati sisi trek yang punya grip lebih baik.

“Kita udah bahas soal grid di Safety Commission. Bukan cuma soal debu, tapi grip di beberapa bagian grid memang rendah banget. Tadi aja sempat spin waktu start dari posisi ketiga.”

Meski diterpa rumor soal pindah ke Yamaha, Pecco Bagnaia tetap setia pada Ducati dan fokus penuh di MotoGP Aragon. Ia terus melakukan penyesuaian demi mengeluarkan potensi terbaik dari motornya, sambil bersaing ketat dengan rival-rival tangguh seperti Marc Marquez.

Kata Kunci SEO: Pecco Bagnaia, Ducati MotoGP, Yamaha MotoGP, MotoGP Aragon, Rumor Transfer MotoGP, Marc Marquez, Ducati GP25

Kalau kamu fans MotoGP, pantengin terus perjuangan Bagnaia dan drama seru lainnya musim ini ya!

Kamis, 05 Juni 2025

Marc Marquez dan Pecco Bagnaia Alami Masalah di MotoGP Silverstone, Ducati Mulai Khawatir?

Marc Marquez dan Pecco Bagnaia Alami Masalah di MotoGP Silverstone, Ducati Mulai Khawatir?
Marc Marquez dan Pecco Bagnaia Alami Masalah di MotoGP Silverstone, Ducati Mulai Khawatir?

JAKARTA - Adu balap seru di MotoGP Inggris yang digelar di Sirkuit Silverstone ternyata meninggalkan catatan kurang manis buat tim pabrikan Ducati. Meski berhasil membawa pulang podium lewat Marc Marquez yang finis kedua di sprint race dan ketiga di balapan utama, ternyata kondisi di paddock Ducati nggak secerah hasil di papan klasemen.

Marquez Akui Sulit Nyatu Sama Motor GP25

Dalam tayangan dokumenter Inside Ducati, ada momen menarik yang tertangkap kamera. Marc Marquez terlihat sedang dalam sesi evaluasi bareng para teknisinya setelah sprint race. Di situ, ia dikritik karena dianggap terlalu cepat membuka gas saat keluar tikungan sebuah kesalahan klasik yang bisa bikin ban belakang kehilangan grip.

Tapi yang bikin publik kaget adalah respons jujur dari Marquez. Tanpa basa-basi dan tanpa alasan bertele-tele, ia bilang, “Akhir pekan ini gue emang kurang bisa ngasih feedback yang spesifik.” Meskipun para insinyurnya coba memaklumi, Marquez tetap pada pendiriannya: “Emang begitu kenyataannya. Gue nggak nemu feel sama motor. Kadang ya emang ada hari-hari di mana semuanya terasa nggak nyambung.”

Jatuh di Balapan Utama, Marquez Ngaku Kebanyakan Maksain

Keesokan harinya, di awal balapan utama, Marquez sempat terjatuh. Tapi karena bendera merah dikibarkan, ia masih bisa ikut restart. Saat balik ke paddock, dia cuma bilang jujur ke timnya, “Tadi gue terlalu maksa.” Lagi-lagi, pembalap delapan kali juara dunia ini menunjukkan sisi manusiawinya—bahwa bahkan rider sekelas Marquez pun bisa punya hari yang buruk.

Bagnaia Juga Punya Masalah Serius

Nggak cuma Marquez yang lagi frustrasi. Pecco Bagnaia, sang juara dunia dua kali, juga mengalami akhir pekan yang bikin geleng-geleng kepala. Di sprint race cuma finis ke-6, dan di balapan utama malah jatuh. Tapi yang lebih bikin khawatir adalah ekspresi dan keluhan Bagnaia saat ngobrol sama kepala kru-nya, Cristian Gabarrini.

“Pas masuk tikungan dan ngerem, gue nggak yakin sama bagian depan motor,” keluh Bagnaia. Gabarrini coba gali lebih dalam: “Maksudnya gimana?” Dan jawaban Bagnaia cukup bikin hati menciut: “Gue ngerem, gue masuk tikungan, tapi nggak ada rasa percaya diri sama sekali.”

Alarm dari Bos Ducati

Kondisi ini bikin General Manager Ducati, Gigi Dall’Igna, mulai ambil sikap. Usai balapan, dia secara terbuka bilang bahwa semua anggota tim harus bekerja ekstra keras buat bantu Bagnaia balik ke performa puncaknya. Meski Ducati masih mendominasi klasemen, kenyataan di balik layar ternyata nggak se-stabil yang terlihat. Gigi bahkan menyebut situasi Ducati saat ini "rapuh banget."

Hasil Boleh Oke, Tapi Masalah di Dalam Serius

Secara kasat mata, Ducati memang masih tampil dominan. Tapi kalau kita lihat lebih dalam, ada sinyal-sinyal masalah yang perlu segera ditangani. Baik Marquez maupun Bagnaia lagi kesulitan menemukan chemistry dengan motor GP25. Dan kalau ini dibiarkan terlalu lama, bisa-bisa dominasi Ducati mulai goyah.

Musim masih panjang, dan tekanan makin tinggi. Apakah Ducati bisa menemukan solusinya sebelum semuanya terlambat? Kita tunggu saja drama berikutnya di MotoGP!

Rabu, 04 Juni 2025

Fermin Aldeguer Siap Pecah Duet Marc Marquez dan Pecco Bagnaia di Tim Pabrikan Ducati

Fermin Aldeguer Siap Pecah Duet Marc Marquez dan Pecco Bagnaia di Tim Pabrikan Ducati
Fermin Aldeguer Siap Pecah Duet Marc Marquez dan Pecco Bagnaia di Tim Pabrikan Ducati.

JAKARTA -- Gengs pecinta MotoGP, siap-siap nih buat kabar yang cukup menggemparkan dari paddock! Ada satu nama muda yang lagi jadi bahan pembicaraan: Fermin Aldeguer. Pembalap muda penuh talenta ini punya rencana besar yup, dia pengen banget nge-break duet maut Marc Marquez dan Pecco Bagnaia di tim utama Ducati. Wah, berani juga ya!

Seperti yang kita tahu, saat ini Marquez dan Bagnaia lagi jadi andalan utama Ducati dan masih terikat kontrak sampai akhir 2026. Duet ini jelas bukan sembarangan, soalnya mereka punya pengalaman dan performa yang luar biasa. Tapi Aldeguer punya visi jauh ke depan, yaitu mengisi kursi tim pabrikan Ducati mulai tahun 2027.

Dalam wawancara bareng Motorsport, rider muda Gresini itu bilang, “Setiap rookie pasti punya mimpi buat naik ke tim pabrikan. Untungnya kontrak gue langsung dengan Ducati, jadi peluang itu terbuka lebih lebar.”

Aldeguer juga ngasih bocoran kalau dirinya dikontrak selama empat tahun, sistemnya dua tahun pertama ditambah opsi dua tahun selanjutnya. Jadi kalau performanya konsisten dan makin cemerlang, gak menutup kemungkinan dia bisa naik ke tim utama. "Kalau hasil gue oke, targetnya ya naik ke tim pabrikan tahun 2027. Itu rencananya sih," tambahnya santai.

Menariknya lagi, Aldeguer gak datang ke MotoGP dengan tangan kosong. Setelah tampil cemerlang di Moto2, dia langsung diamankan Ducati dan ditempatkan di tim Gresini sebagai pengganti Marquez. Meski pakai motor versi tahun lalu, GP23, tapi performanya gak main-main. Bahkan motor GP24 yang dipakai Alex Marquez rekan setimnya kadang lebih konsisten dari versi terbaru GP25, yang justru masih bikin Bagnaia kesulitan.

Ngomongin soal Alex Marquez, Aldeguer cerita kalau mereka punya hubungan yang akrab dan saling bantu. Lucunya, Alex sempat masuk ke kamar Aldeguer dalam kondisi belum sepenuhnya berpakaian, cuma buat ngasih saran soal pilihan ban sebelum balapan. Wah, solid banget ya timnya!

Aldeguer sendiri udah nunjukkin kemampuannya dengan naik podium di MotoGP Prancis di Le Mans prestasi yang jadi highlight kariernya sejauh ini. “Kalau di awal musim ada yang bilang gue bakal podium di balapan ke-6, pasti gue suruh mereka tidur aja,” candanya. “Tapi Ducati kelihatan senang banget. Gak tahu deh mereka berekspektasi podium secepat ini atau nggak.”

Tentu, 2027 masih beberapa musim lagi, dan akan ada banyak perubahan termasuk regulasi baru di MotoGP. Tapi kalau melihat progres Aldeguer yang luar biasa ini, bukan gak mungkin Ducati udah nemuin pengganti ideal untuk era Marquez-Bagnaia di masa depan.

Siap-siap aja, karena bisa jadi kita bakal lihat wajah baru di garasi merah legendaris itu dalam waktu dekat. Dan namanya? Fermin Aldeguer.

Minggu, 01 Juni 2025

Yamaha Incar Pecco Bagnaia untuk 2026? Spekulasi Mengejutkan dari Paddock MotoGP!

Yamaha Incar Pecco Bagnaia untuk 2026? Spekulasi Mengejutkan dari Paddock MotoGP!
Yamaha Incar Pecco Bagnaia untuk 2026? Spekulasi Mengejutkan dari Paddock MotoGP!

JAKARTA -- Di tengah panasnya atmosfer MotoGP, muncul kabar yang cukup bikin heboh: Yamaha katanya sedang bermimpi untuk membajak Pecco Bagnaia dari Ducati pada musim 2026! Yup, kamu nggak salah baca pembalap utama Ducati yang dikenal setia itu ternyata sedang jadi target utama tim rival.

Kabar ini pertama kali mencuat dari laporan Sky Italia, yang menyebut kalau Yamaha ingin menyandingkan Bagnaia dengan Fabio Quartararo. Sekilas kedengarannya kayak mimpi di siang bolong, ya? Tapi tunggu dulu, ada hal menarik yang bikin isu ini jadi makin panas.

Komentar Bagnaia yang Penuh Tanda Tanya

Minggu lalu, di GP Inggris di Silverstone, Bagnaia sempat ngomong serius ke Jorge Martin soal pentingnya menghormati kontrak. Saat itu, Martin lagi dikaitkan dengan kemungkinan hengkang dari Aprilia. Tapi, banyak yang merasa komentar Bagnaia itu terlalu "keras" untuk sekadar nasihat biasa—padahal dia punya hubungan baik sama Martin.

Nah, di situlah muncul spekulasi kalau omongan Bagnaia itu sebenarnya punya makna tersembunyi. Jack Appleyard, reporter Dorna yang ada di paddock, bilang begini:

“Ada rumor dari media Italia bahwa Yamaha punya mimpi besar di 2026 mereka ingin menggaet Bagnaia dan menjadikannya tandem Quartararo. Kedengarannya gila, tapi ucapan Bagnaia minggu lalu itu kayak sinyal halus ke Ducati: ‘Gue udah tanda tangan kontrak, dan gue bakal tetap di sini meskipun lagi sulit’.”

Sejak awal musim, performa Bagnaia memang nggak segemilang tahun-tahun sebelumnya. Dia sekarang tertinggal 72 poin dari Marc Marquez, yang justru makin gacor bareng Ducati juga. Parahnya lagi, Bagnaia terus mengeluh soal motor versi 2025 yang katanya nggak ngasih “rasa” di bagian depan motor hal yang krusial buat pembalap sekelas dia.

Di Silverstone, Bagnaia bahkan sempat bilang: “Gue bukan penyihir, gue nggak bisa bikin keajaiban.”

Ucapan itu menunjukkan kalau frustrasi udah mulai numpuk. Gigi Dall’Igna, salah satu petinggi Ducati, juga udah angkat suara dan minta semua tim bekerja keras bantu Bagnaia keluar dari krisis performa ini.

Secara resmi, Bagnaia dan rekan setimnya Marc Marquez masih terikat kontrak sama Ducati sampai tahun 2026. Jadi, secara teknis, peluang untuk pindah masih jauh. Tapi seperti yang kita tahu, dunia MotoGP itu penuh kejutan. Apalagi kalau performa terus menurun, bukan nggak mungkin keputusan besar diambil sebelum waktunya.

Dan yang bikin makin seru, kabar soal Yamaha ini datang justru di saat Bagnaia lagi dalam masa terlemahnya selama jadi pembalap pabrikan Ducati. Bisa jadi ini cara Yamaha buat nyalip di tikungan tajam merebut Bagnaia saat dia mulai goyah.

Jumat, 30 Mei 2025

Pecco Bagnaia Gabung Yamaha? Mimpi Besar yang Masih Sulit Jadi Nyata

Pecco Bagnaia Gabung Yamaha? Mimpi Besar yang Masih Sulit Jadi Nyata
Pecco Bagnaia Gabung Yamaha? Mimpi Besar yang Masih Sulit Jadi Nyata.

JAKARTA -- Belakangan ini, rumor tentang Pecco Bagnaia pindah ke Yamaha makin ramai diperbincangkan. Banyak yang bertanya-tanya, mungkinkah pembalap andalan Ducati itu benar-benar tertarik untuk membalap bersama tim asal Jepang tersebut? 

Tapi kalau kita lihat situasinya lebih dalam, ada banyak "tembok tinggi" yang harus dilewati dulu – baik dari sisi kontrak, loyalitas, maupun filosofi balap itu sendiri.

Kenapa Yamaha Masih Pede?

Mungkin karena performa Bagnaia di awal musim 2025 ini sedikit naik turun. Motor Desmosedici GP25 yang ia tunggangi belum sepenuhnya memberikan rasa percaya diri seperti musim-musim sebelumnya. 

Beberapa kali ia gagal finis, dan hasilnya, poin-poin penting melayang begitu saja. Tapi meskipun begitu, Pecco masih mampu bertahan di posisi ketiga klasemen sementara bukan hal yang bisa dianggap remeh, ya!

Namun, bagi Yamaha, kondisi ini mungkin dianggap sebagai "celah kecil" di balik baju zirah Pecco. Celah inilah yang mereka coba manfaatkan untuk masuk dan menawarkan mimpi besar: jadi pembalap utama di proyek kebangkitan Yamaha.

Yamaha Sedang Bangkit!

Yamaha sendiri lagi dalam mode ‘comeback’. Mereka punya banyak hal positif yang sedang dikembangkan:

  • Fabio Quartararo mulai menunjukkan performa bagus lagi

  • Toprak Razgatlioglu kabarnya bakal gabung Pramac Yamaha

  • Mesin baru V4 sedang dalam tahap pengembangan

  • Secara umum, Yamaha terlihat lebih siap dan kompetitif dibanding tahun-tahun sebelumnya

Buat Yamaha, kehadiran Bagnaia bakal jadi simbol utama dari “era baru” mereka. Ibaratnya, itu kayak menaruh bintang utama di atas panggung yang baru dibangun kembali.

Masalahnya, loyalitas Pecco ke Ducati bukan main-main. Dia udah jadi ikon tim dari Borgo Panigale itu. 

Selain itu, secara filosofi, Ducati dan Yamaha juga punya pendekatan teknis yang berbeda. Bahkan jika Yamaha berani menawarkan segalanya dari segi gaji, teknologi, hingga struktur tim belum tentu bisa menggoyahkan keyakinan Pecco.

Belum lagi urusan kontrak. Status Pecco sekarang sangat solid di Ducati, dan dia jelas punya peran penting dalam pengembangan motor. Jadi buat sekarang, sepertinya pindah ke Yamaha masih jadi sesuatu yang sangat sulit diwujudkan.

Yamaha memang sedang bangkit dan punya ambisi besar untuk kembali berjaya di MotoGP. Tapi berharap Pecco Bagnaia meninggalkan Ducati dan jadi ujung tombak Yamaha mungkin masih terlalu dini. 

Saat ini, mimpi melihat Bagnaia mengenakan warna biru khas Yamaha lebih mirip angan-angan daripada rencana nyata.

Senin, 26 Mei 2025

Francesco Bagnaia Alami Crash Setelah Red Flag di MotoGP Inggris, Ini Penyebabnya

Francesco Bagnaia Alami Crash Setelah Red Flag di MotoGP Inggris, Ini Penyebabnya
Francesco Bagnaia Alami Crash Setelah Red Flag di MotoGP Inggris, Ini Penyebabnya.

JAKARTA - Pada balapan MotoGP Inggris 2025, Francesco Bagnaia mengalami perubahan drastis dalam performanya yang berujung pada kecelakaan setelah red flag keluar. 

Pebalap Ducati Lenovo Team tersebut awalnya berada di posisi kedua di belakang Fabio Quartararo, namun kondisi balapan berubah setelah insiden Marc Marquez dan pergantian ban belakang saat restart.

Pada sesi awal balapan, Bagnaia mengaku merasa nyaman dan memiliki grip yang baik pada ban belakang motornya. 

Setelah kecelakaan yang melibatkan Marc Marquez, Bagnaia berhasil menjaga jarak dengan pembalap di belakang dan bersaing ketat dengan Quartararo. 

Namun, ketika balapan dihentikan sementara karena red flag dan dilanjutkan kembali, tim Ducati memutuskan mengganti ban belakang Bagnaia.

Sayangnya, keputusan ini membawa dampak negatif. Bagnaia kehilangan feeling dengan motornya dan mengalami banyak kesulitan menjaga traksi dan stabilitas. 

Dalam beberapa lap, pebalap asal Italia ini terus mengalami selip dan kehilangan posisi ke banyak pesaing. Pada akhirnya, Bagnaia terjatuh saat memasuki tikungan tujuh.

Bagnaia menjelaskan kronologi kecelakaannya, “Saat saya mencoba menikung lebih dalam, ban belakang kehilangan cengkeraman dan saya jatuh. Kondisi sudah sulit, dan masalah teknis ini memperparah situasi.”

Masalah utama yang dihadapi Bagnaia adalah hilangnya traksi ban belakang, yang membuatnya sulit untuk melakukan kemiringan motor yang optimal. 

Ia mengatakan, “Ketika saya mencoba mencapai kemiringan 58-59 derajat, ban belakang langsung berputar tanpa kendali. Saya tidak tahu pasti apa penyebabnya, tapi ini sangat mengganggu performa.”

Selain itu, Bagnaia juga menyoroti kecepatan luar biasa yang ditunjukkan oleh Alex Marquez sebelum insiden jatuh di start pertama. 

Menurut Bagnaia, tanpa kecelakaan tersebut, Alex Marquez kemungkinan besar akan memenangkan balapan dengan mudah. 

Namun, setelah red flag, Marquez harus menggunakan motor cadangan yang membuatnya kehilangan kepercayaan diri.

Bagnaia juga mengakui bahwa masalah ini sebenarnya dialami oleh seluruh pebalap Ducati selama akhir pekan balapan, khususnya terkait dengan feeling ban depan. 

Meski begitu, performa Marc Marquez dianggap mampu menutupi kelemahan tersebut. 

Namun, dengan mundurnya Quartararo di restart kedua, balapan ini menjadi yang pertama dalam beberapa seri terakhir tanpa kehadiran Ducati di podium.

“Ini menjadi bahan evaluasi penting bagi tim. Kami harus menemukan solusi karena pesaing terus berkembang sementara kami justru stagnan atau bahkan menurun. Saya yakin tim teknis Ducati saat ini sedang bekerja keras untuk memperbaiki performa motor,” ujar Bagnaia.

Kondisi ini menjadi sinyal penting bagi Ducati untuk melakukan inovasi dan perbaikan teknis demi menjaga persaingan di MotoGP musim ini. 

Kejadian di MotoGP Inggris 2025 ini sekaligus menjadi pengingat bahwa perubahan kecil seperti pergantian ban dapat berdampak besar pada performa pebalap di lintasan.

Pecco Bagnaia Curhat Usai Jatuh di MotoGP: Motor Nggak Nempel Aspal, Semua Orang Nyalip Gue!

Pecco Bagnaia Curhat Usai Jatuh di MotoGP: Motor Nggak Nempel Aspal, Semua Orang Nyalip Gue!
Pecco Bagnaia Curhat Usai Jatuh di MotoGP: Motor Nggak Nempel Aspal, Semua Orang Nyalip Gue!

JAKARTA - Pecco Bagnaia akhirnya angkat bicara setelah mengalami salah satu balapan paling berat musim ini. Dalam sesi wawancara dengan media, juara dunia MotoGP itu kelihatan benar-benar kehilangan kata-kata.

"Aku jujur udah nggak tau mau ngomong apa lagi. Rasanya omonganku mulai terdengar kayak kaset rusak," kata Pecco sambil geleng-geleng kepala. "Awalnya sih, waktu start pertama, feelingku bagus. Aku ada di belakang Fabio (Quartararo), niatnya pengen nyalip, tapi balapan baru mulai dan kita udah mulai ninggalin pembalap lain."

Tapi segalanya berubah begitu red flag (bendera merah) dikibarkan. Setelah restart, Pecco cuma ganti ban belakang, dan sejak saat itu, semua jadi kacau.

"Abis restart, tiap kali masuk tikungan dan coba gas, motornya nggak mau maju. Grip-nya hilang banget, aku cuma bisa selip terus dan disalip semua pembalap. Rasanya kayak balapan pakai motor licin di lantai sabun," curhatnya ke media Motosan.

Lalu, datanglah momen paling menyakitkan — crash keras yang membuat masa depannya di musim ini makin suram.

"Di Tikungan 9, sempat melebar karena kehilangan ritme, dan dua lap kemudian, di Tikungan 7, aku jatuh. Menurutku, ini bukan soal hoki atau sial. Hoki itu diciptakan, bukan kebetulan," ucap Pecco dengan nada serius. "Sejak awal musim, kita belum nemu solusi buat motor. Trek ini jadi ujian berat banget buat GP25. Bahkan, kalau Fabio nggak ada masalah, Marc Marquez nggak akan dekat podium."

Pecco menegaskan bahwa sekarang saatnya tim benar-benar duduk bareng dan mencari tahu apa yang sebenarnya salah. Karena ada yang nggak beres dengan motornya sejak awal musim.

Tapi di tengah kekecewaan, ada satu hal yang bikin Pecco sedikit tersenyum: kemenangan sahabat lamanya, Marco Bezzecchi, yang berhasil menang pertama kali bersama Aprilia.

"Bezzecchi luar biasa kuat sepanjang akhir pekan. Dia agak kurang beruntung pas kualifikasi, tapi abis sprint kemarin, aku langsung kirim pesan ke dia. Aku bilang, 'Lo keren banget, bro. Kalau gue nggak ada, lo pasti udah naik podium.' Dan hari ini dia benar-benar mengerikan, kecepatannya jauh di atas yang lain," ungkap Pecco.

Ia juga menambahkan bahwa sebenarnya Quartararo bisa saja menang hari itu, kalau saja nggak ada insiden. Tapi tetap saja, Bezzecchi tampil luar biasa dan pantas banget dapet podium tertinggi.

Minggu, 25 Mei 2025

Pecco Bagnaia Akui Masa Sulit di Ducati, Performa Menurun di Tengah Tekanan Marc Marquez

Pecco Bagnaia Akui Masa Sulit di Ducati, Performa Menurun di Tengah Tekanan Marc Marquez
Pecco Bagnaia Akui Masa Sulit di Ducati, Performa Menurun di Tengah Tekanan Marc Marquez.

JAKARTA - Pecco Bagnaia tengah menjalani salah satu masa tersulitnya di MotoGP musim 2025. Pembalap utama Ducati tersebut secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya setelah tampil kurang maksimal dalam beberapa balapan terakhir. 

Ia menyebut periode ini sebagai salah satu yang paling berat sepanjang tahun, baik dari sisi perasaan maupun ekspektasi.

"Ini adalah salah satu momen terburuk tahun ini, baik dari segi perasaan maupun harapan," kata Bagnaia usai balapan, dalam pernyataan yang mencerminkan keresahan yang tengah ia rasakan di lintasan.

Dibayangi Penampilan Konsisten Marc Marquez

Hadirnya Marc Marquez sebagai rekan satu tim di Ducati mulai memberi tekanan tersendiri bagi Bagnaia. 

Keduanya sama-sama mengendarai motor GP25, namun dalam balapan terbaru, Marquez menunjukkan performa yang lebih kompetitif, khususnya di awal lomba.

"Secara umum, kami memiliki perasaan yang serupa terhadap motor. Namun hari ini Marc mampu tampil lebih cepat di awal balapan. Saya sendiri mengalami keausan ban belakang yang sangat parah di akhir lomba, dan itu membuat situasi semakin sulit," ujar Bagnaia.

Evaluasi Internal Tidak Membawa Solusi

Dalam upaya memperbaiki performa, Bagnaia mengaku telah melakukan diskusi panjang dengan tim dan para insinyur Ducati. Sayangnya, pertemuan tersebut belum membuahkan solusi konkret. 

Hal serupa juga dilakukan oleh Marquez, menandakan bahwa masalah teknis pada motor GP25 bukan hanya dialami satu pembalap saja.

"Kami sudah berdiskusi cukup lama, tapi sampai sekarang belum ada perkembangan berarti. Situasinya memang cukup membingungkan," tambahnya.

Disalip Zarco Menjadi Momen Mengejutkan

Salah satu momen yang paling memukul Bagnaia terjadi saat dirinya disalip oleh Johann Zarco yang menggunakan motor Honda. 

Aksi tersebut terjadi saat keluar dari tikungan, titik yang biasanya mengandalkan traksi maksimal.

"Ketika keluar dari tikungan dan saya membuka gas sepenuhnya, motor saya tidak memiliki traksi sama sekali. Zarco berhasil menyalip, dan itu mengejutkan. Ini sesuatu yang harus kami analisis lebih dalam," jelasnya.

Musim MotoGP 2025 masih panjang, namun tanda-tanda ketidakpastian mulai muncul di garasi tim pabrikan Ducati. 

Bagnaia kini tengah mencari pemicu kebangkitan, tetapi waktu terus berjalan. Tekanan semakin besar seiring dengan hasil yang belum sesuai harapan.

Gigi Dall’Igna, General Manager Ducati Corse, bahkan mengaku belum memahami sepenuhnya apa yang terjadi pada Bagnaia usai Sprint Race di Silverstone.

"Saya belum berbicara langsung dengan Pecco. Jadi, saya belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Padahal, pagi tadi dia terlihat cukup puas dengan motornya," ujar Dall’Igna.

Dengan performa yang belum konsisten, tekanan dari rekan setim seperti Marc Marquez, dan permasalahan teknis yang belum terselesaikan, posisi Pecco Bagnaia di Ducati sedang diuji. 

Jika tidak segera menemukan solusi, peluang mempertahankan gelar juara dunia bisa semakin menjauh.

Rabu, 14 Mei 2025

Pecco Bagnaia Minta Ducati Beri Solusi untuk Motor 2025: Saya Nggak Ngerasain Apa-Apa di Motor Ini!

Pecco Bagnaia Minta Ducati Beri Solusi untuk Motor 2025: "Saya Nggak Ngerasain Apa-Apa di Motor Ini!
Pecco Bagnaia Minta Ducati Beri Solusi untuk Motor 2025: "Saya Nggak Ngerasain Apa-Apa di Motor Ini!

JAKARTA - Pecco Bagnaia, juara dunia MotoGP dua kali, lagi-lagi jadi sorotan usai tampil buruk di Grand Prix Prancis akhir pekan lalu. Bukan cuma gagal finis di sprint race, tapi juga terpaksa mengakhiri balapan utama lebih awal setelah ditabrak rekan setimnya sendiri, Enea Bastianini. Hasilnya? Nol poin dan makin tertinggal 51 poin dari Marc Marquez di klasemen sementara.

Yang bikin makin miris, Bagnaia sendiri mengaku udah benar-benar frustrasi sama performa motor Ducati 2025 yang sekarang ia tunggangi. Dalam wawancara resmi dengan MotoGP, rider asal Italia ini blak-blakan bilang kalau dia "nggak ngerasain apa-apa" dari motor barunya."Tim saya harus bantu saya cari solusi. Sekarang ini, feeling saya sama motor sangat buruk. Nggak ada feedback yang saya rasakan. Ma

u saya geber kenceng atau pelan, responsnya ya gitu-gitu aja," kata Bagnaia dengan nada kecewa.

Sejak awal musim 2025, Bagnaia memang belum bisa tampil maksimal. Tapi akhir pekan di Le Mans bisa dibilang jadi titik terendahnya. Ia menyebut sudah "menyentuh dasar" dari permasalahan yang ia alami. Dan menurutnya, ini harus segera dicari jalan keluarnya.

"Tim saya udah coba banyak hal, tapi setelah enam seri balapan, kami belum nemu solusinya. Hari ini kami benar-benar jatuh ke titik paling bawah. Dari sini, semoga bisa naik lagi," tambahnya.

Yang bikin makin menyakitkan, sebenarnya strategi awal Bagnaia di GP Prancis udah tepat. Ia memilih start dengan ban basah karena cuaca memang diprediksi hujan. Tapi nahas, di lap pertama, dia kehilangan grip dan banyak rider lain menyalip. Ketika masuk tikungan ketiga, Enea Bastianini yang pakai ban slick menabraknya.

"Padahal saya udah pilih strategi yang tepat. Tapi motor saya rusak parah setelah insiden itu. Saya harus masuk pit, dan waktu saya balik, motor pengganti belum siap. Jadi makin kacau semuanya," ungkap Bagnaia.

Setelah itu, ia mencoba kembali ke lintasan tapi tetap tidak bisa berbuat banyak. Akhirnya, ia finis di posisi ke-16 dalam kondisi tertinggal satu lap. Ini jadi salah satu akhir pekan terburuk sepanjang kariernya di era sprint race MotoGP.

"Dari Sabtu sampai Minggu, semuanya nggak berjalan sesuai rencana. Banyak masalah teknis, strategi kacau, dan performa motor yang jauh dari harapan. Pokoknya, benar-benar akhir pekan yang pengen cepat-cepat dilupain."

Sekarang ini, Bagnaia berharap Ducati bisa gerak cepat untuk memperbaiki performa motor 2025. Meski ia sadar harus beradaptasi, tapi menurutnya tim juga harus memberi sesuatu yang lebih agar dia bisa tampil kompetitif lagi.

"Ini bukan cuma soal adaptasi pembalap. Motor juga harus bisa kasih feedback yang jelas. Kalau enggak, ya susah untuk bersaing di level atas," tegasnya.

Rabu, 07 Mei 2025

Pecco Bagnaia Bawa Komponen Baru ke MotoGP Prancis, Tiru Strategi Marc Marquez?

Pecco Bagnaia Bawa Komponen Baru ke MotoGP Prancis, Tiru Strategi Marc Marquez?
Pecco Bagnaia Bawa Komponen Baru ke MotoGP Prancis, Tiru Strategi Marc Marquez?

JAKARTA - Le Mans bakal panas banget akhir pekan ini! Soalnya, Pecco Bagnaia datang ke MotoGP Prancis 2025 bukan dengan tangan kosong. Rider andalan Ducati itu siap tampil dengan senjata baru yang bikin penasaran. Yang bikin makin seru, ternyata komponen yang dibawa Bagnaia ini udah lebih dulu dipakai sama… siapa lagi kalau bukan Marc Marquez!

Yap, lo nggak salah baca. Sang juara bertahan ini seolah ngintip strategi Marquez dan coba mengadaptasi gaya mainnya demi bisa makin kompetitif di paruh awal musim ini. Setelah berhasil rebut podium di MotoGP Spanyol meskipun sebagian besar karena Marc jatuh Pecco jelas makin pede buat kejar poin yang masih tertinggal.

Tertinggal 20 Poin, Tapi Masih On Fire

Saat ini, Bagnaia masih terpaut 20 poin dari pemuncak klasemen, Alex Marquez. Tapi di dunia MotoGP, selisih segitu belum ada apa-apanya. Apalagi dengan performa Ducati GP25 yang terus dapet update, kans buat naik ke puncak masih terbuka lebar.

Di Le Mans nanti, Pecco bakal pakai versi terbaru dari GP25 miliknya. Meski doi belum mau bocorin semua detail, tapi dia ngaku udah ngetes satu komponen penting di Jerez dan ngerasa cocok banget. Yang bikin heboh, ternyata part itu sebelumnya udah pernah dipakai Marc Marquez!

“Ada satu hal yang kita bawa ke Le Mans. Itu sebenarnya udah pernah dipakai Marc,” ujar Bagnaia santai tapi penuh arti.

Feeling is King, Bukan Cuma Ikutin Tren

Buat yang mikir Pecco cuma ikut-ikutan Marquez, jangan salah. Doi bukan tipe yang asal tempel strategi orang. Bagnaia itu pembalap yang sangat mengutamakan feeling di atas motor. Bahkan waktu ngetes komponen itu di Thailand, dia ngerasa belum klik. Tapi setelah tes ulang di Jerez, baru deh dia nemuin feeling yang pas.

Ini nunjukin bahwa pengembangan motor di Ducati tuh bener-bener personal. Setiap pembalap punya preferensi masing-masing. Dan ternyata, gaya bawa motor Pecco beda banget sama Marc.

“Saya masih pakai swingarm dari tahun lalu. Marc pakai yang baru. Saya udah coba sih, tapi rasanya nggak jauh beda, jadi saya balik lagi ke yang lama,” lanjutnya.

Tapi bukan berarti dia nutup kemungkinan buat ganti nanti. Kalau suatu saat swingarm baru itu bisa kasih performa lebih, ya siapa tahu bisa dipakai juga. Namanya juga dunia balap, adaptasi itu penting!

Tes di Jerez Jadi Game Changer

Tes di Jerez kemarin bisa dibilang jadi turning point buat Bagnaia. Dia nemuin dua hal penting yang katanya bakal ngebantu dia bersaing lebih kuat. Sayangnya, doi masih rahasiain detailnya. Cuma bilang, dua hal itu bisa jadi kunci buat bawa Ducati balik dominan.

Yang jelas, salah satu masalah utama Pecco selama ini adalah start yang kurang oke tiap race weekend. Dia sering kesulitan dapet ritme dari hari Jumat, dan itu ngaruh ke performa di hari Minggu. Nah, dia berharap banget komponen baru ini bisa ngatasin masalah itu.

“Kuncinya ada di Le Mans. Kalau motor baru ini bisa atasi masalah yang biasa saya alami tiap race weekend, musim ini bisa berubah drastis,” kata Pecco optimis banget.

Balapan di Le Mans Jadi Momen Penentuan

Le Mans bukan cuma jadi tempat debut buat upgrade motor Ducati-nya Bagnaia, tapi juga jadi momen penting buat ngebuktiin kalau dirinya masih pantas dijagokan jadi juara dunia. Dengan semangat baru setelah naik podium di Spanyol, semua mata pasti bakal tertuju ke dia.

Pertanyaannya sekarang: mampukah Pecco meniru sukses Marc Marquez dengan perangkat yang sama, tapi dengan sentuhan khas Bagnaia?

Kalau iya, bisa jadi Alex Marquez bakal mulai ngerasa panas di puncak klasemen. Tapi kalau belum maksimal, Ducati harus putar otak lagi biar motor mereka makin nyatu sama gaya balap Pecco.

Satu hal yang pasti, balapan di Le Mans kali ini dijamin nggak bakal ngebosenin. Dengan banyaknya drama, strategi baru, dan rivalitas yang makin seru, kita tinggal duduk manis dan nikmatin aksi gila-gilaan dari para jagoan MotoGP!

Jangan lupa ikuti terus update terbaru MotoGP di Borneotribun.com, karena drama belum selesai sampai bendera finis dikibarkan! 

Senin, 05 Mei 2025

Pecco Bagnaia Masih Punya Peluang Rebut Gelar Asal Bisa Perbaiki Masalah di Tikungan dan Salip Marc Marquez

Pecco Bagnaia Masih Punya Peluang Rebut Gelar Asal Bisa Perbaiki Masalah di Tikungan dan Salip Marc Marquez
Pecco Bagnaia Masih Punya Peluang Rebut Gelar Asal Bisa Perbaiki Masalah di Tikungan dan Salip Marc Marquez.

JAKARTA - Musim 2025 kayaknya belum sepenuhnya berpihak ke Pecco Bagnaia. Tapi jangan salah, doi masih tetap nempel ketat di klasemen sementara dan belum kehabisan peluang buat rebut gelar juara dunia MotoGP.

Pecco yang jadi andalan tim pabrikan Ducati sekarang ini cuma terpaut 20 poin aja dari pemuncak klasemen sementara, Alex Marquez. Nggak jauh-jauh banget sih, karena dari rekan setimnya sendiri, Marc Marquez, Pecco cuma beda 19 poin. Cuma ya itu... masalahnya musim ini belum benar-benar klik sama motor GP25.

Tapi kabar baiknya, dua crash fatal yang dialamin Marc Marquez – pertama di Texas dan yang terakhir di Jerez – bikin peluang Pecco dan pembalap lain terbuka lebar. Tinggal gimana mereka bisa manfaatin kesempatan ini.

Pecco Disuruh Gaspol Abis Setelah Blunder Marc

Sejumlah pengamat MotoGP mulai bersuara, salah satunya nyaranin Pecco buat cepet-cepet “nemuin sesuatu” yang bisa ngubah performanya musim ini.

“Untung buat Pecco, Marc udah bikin dua kesalahan besar di balapan. Jadi situasinya nggak seburuk yang dikira,” kata salah satu analis.

“Kalau Pecco bisa nemuin sesuatu di sesi tes... semua pembalap emang lagi nyari setting terbaik juga, tapi gua percaya Pecco itu cuma kekurangan di bagian masuk tikungan.”

Masalahnya ada di corner entry, yang memang jadi titik krusial di MotoGP. Dan sayangnya, waktu race weekend itu bukan saat yang tepat buat eksperimen karena tekanan tinggi dan waktunya mepet banget. Jadi harapannya emang di sesi tes, kayak yang mereka lakukan Senin lalu.

“Kalau Pecco bisa nemuin bagian yang hilang itu, setelah dua blunder dari Marc, bisa aja kita bakal lihat perebutan gelar yang lebih seru!”

Harapan Masih Ada, Tapi Butuh Aksi Nyata

Walau musim ini kelihatan berat buat Pecco, doi tetap tunjukin semangat positif. Di GP Spanyol minggu lalu, doi sukses naik podium dan itu jadi sinyal kalau potensinya masih ada. Dan usai tes di hari Senin, Pecco keliatan makin optimis.

Emang sih dia nggak ngasih tahu secara spesifik bagian apa yang dites, tapi dia bilang bakal ngebawa hasil tes itu ke seri berikutnya di Le Mans. Sayangnya, cuaca di sesi tes bikin dia nggak bisa fokus ke perubahan setting motor, dan malah nyobain part lama yang sebelumnya udah dibuang pas pramusim – ironisnya, part itu masih dipakai sama Marc Marquez!

Eropa Jadi Penentu?

Sekarang MotoGP udah masuk ke fase Eropa nih, artinya sirkuit-sirkuit yang udah lebih dikenal Pecco bakal banyak ditemuin. Buat rider sekelas dia, ini bisa jadi kesempatan buat bangkit dan ngejar poin yang hilang.

Le Mans bisa jadi titik balik. Kalau Pecco bisa nemuin “potongan yang hilang” itu di sirkuit Prancis nanti, bukan nggak mungkin dia bisa ngegas pol dan ngacak-ngacak dominasi duo Marquez.

Siapakah Raja Sebenarnya?

Balapan musim ini makin seru karena klasemennya ketat banget. Alex Marquez masih di atas, tapi dengan margin yang tipis. Dan meskipun Marc sempat bikin kesalahan, dia masih konsisten ngumpulin poin besar.

Yang jelas, MotoGP 2025 belum selesai. Dan dunia balap masih nunggu kapan Pecco bener-bener “meledak”. Dia udah ngaku kalau saat ini belum bisa ngelakuin overtake seenaknya kayak musim-musim sebelumnya. Tapi kalau semua klik dan setup GP25 ketemu, bisa jadi cerita musim ini bakal berubah drastis.

So, siap-siap aja buat drama perebutan gelar yang makin panas! Pecco, waktunya lo tunjukin siapa raja sesungguhnya di Ducati!