 |
Menjajal keindahan wisata alam di Biduk-Biduk, Kabupaten Berau. (ANTARA) |
Jakarta - Kabupaten Berau di Kalimantan Timur menyimpan segudang destinasi wisata yang menawarkan keindahan pemandangan alam yang masih terjaga, salah satunya di Kecamatan Biduk-Biduk.
Secara geografis, Biduk-Biduk terletak di bagian paling timur Pulau Kalimantan, tepatnya di pesisir selatan Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur atau yang kerap disebut sebagai ujung "hidung" Pulau Kalimantan.
Kawasan ini termasuk dalam Bentang Alam Karst Sangkulirang-Mangkalihat, yang membuat Biduk-Biduk kaya akan potensi wisata alam. Selain itu, dari segi tipologi, letaknya yang langsung menghadap ke Laut Sulawesi menjadikannya wilayah tersebut sebagai desa pesisir.
Kombinasi antara lanskap karst dan garis pantai yang luas membuat Biduk-Biduk memiliki berbagai jenis destinasi, mulai dari wisata alam hingga wisata bahari.
Biduk-Biduk memiliki banyak objek wisata alam, di antaranya yang terkenal di kawasan ini adalah Danau Labuan Cermin dan Pantai Batu Berdiri.
Berenang di "danau dua rasa" Labuan Cermin
Danau Labuan Cermin merupakan salah satu destinasi wisata terkenal di Kecamatan Biduk-Biduk. Danau ini sering dijuluki "danau dua rasa" atau "danau dua warna" karena keunikan airnya yang terdiri dari dua lapisan yakni air asin di bagian bawah dan air tawar di bagian atas. Fenomena itu disebut sebagai Meromictic Lake.
Kedua lapisan ini tidak tercampur sempurna sehingga menciptakan efek visual luar biasa yakni jernih seperti kaca dengan gradasi warna biru toska hingga hijau. Airnya yang begitu bening dan mengkilap layaknya cermin menjadi asal dari penamaan Danau Labuan Cermin.
Untuk mencapai Biduk-Biduk, Anda harus menempuh perjalanan darat dari Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Berau. Jaraknya sekitar lima sampai enam jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat.
Meski cukup panjang, perjalanan ini akan disuguhi pemandangan hutan tropis yang menawan. Saat tiba di wilayah Kecamatan Biduk-Biduk Anda juga akan melihat pemandangan pesisir pantai di sepanjang jalan.
Begitu sampai di lokasi, pengunjung biasanya harus menaiki perahu kecil sekitar 10-15 menit dari dermaga menuju danau. Anda bisa menyewa perahu di dermaga dengan harga Rp400 ribu dan disarankan pergi secara rombongan agar biayanya lebih terjangkau.
Sensasi pertama yang terasa begitu menjelajahi kawasan Danau Labuan Cermin adalah ketenangan yang menyelimuti danau yang dikelilingi pepohonan hijau rimbun. Tidak ada suara bising kendaraan atau hiruk-pikuk perkotaan. Hanya suara air dan hembusan angin yang menemani.
Airnya begitu jernih hingga dasar danau terlihat dengan jelas meski kedalamannya mencapai empat sampai lima meter. Danau ini dikelilingi pepohonan lebat yang menciptakan suasana teduh dan tenang.
Selama berada di lokasi, Anda bisa melakukan berbagai aktivitas seperti berenang, snorkeling, hingga menyelam. Saat menyelam dengan masker snorkeling, pengunjung bisa melihat ikan-ikan berenang di dekat permukaan maupun di bagian dasar danau. Perbedaan antara air asin dan air tawar membuat ikan-ikan tersebut terpisah, sehingga memudahkan untuk membedakan jenis ikan air laut dan air tawar.
Ketika mencicipi air di permukaan Danau Labuan Cermin, yang terasa di lidah adalah air tawar. Namun, semakin dalam Anda menyelam, akan terasa perbedaan rasa karena bagian dasar danau ini mengandung air laut.
Bagi yang ingin menjelajahi keindahan bawah air Labuan Cermin, disarankan untuk membawa perlengkapan snorkeling sendiri. Namun jika lupa, di dermaga penyeberangan tersedia tempat penyewaan peralatan snorkeling lengkap dengan pelampung.
Selain itu, pengunjung yang hanya ingin bermain air atau bersantai di atas ban juga bisa menyewanya langsung di lokasi danau. Tersedia juga papan selancar yang disulap menjadi kano dan bisa disewa untuk merasakan sensasi mengelilingi danau dan menikmati keindahan alamnya dengan mendayung kano.
Selain keindahan alamnya, Labuan Cermin juga menyimpan nilai konservasi. Penduduk setempat yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ikut menjaga kelestarian kawasan ini, salah satunya dengan menerapkan larangan membuang sampah sembarangan dan merusak ekosistem di sekitar Danau Labuan Cermin.
"Itu sudah kita jelaskan di awal, himbauan bahwa boleh berenang tapi jangan menginjak karang. Karena itu, pertumbuhan karang itu satu tahun dia cuma satu centimeter. Kita pasang spanduknya juga," kata Anggota Pokdarwis Biduk-Biduk Rudiansyah.
Rudiansyah menuturkan bahwa kelompoknya kini lebih fokus pada penguatan citra destinasi ekowisata di Labuan Cermin melalui strategi branding dan pemanfaatan media digital, seperti media sosial dan situs web, agar jangkauan promosi bisa sampai ke luar Kalimantan, bahkan merambah ke pasar wisatawan luar negeri.
Menikmati matahari terbenam di Pantai Baru Berdiri
Tidak jauh dari Labuan Cermin, sekitar 30 menit berkendara, terdapat pantai dengan nama yang unik yakni Pantai Batu Berdiri. Konon, namanya berasal dari batu besar yang berdiri tegak di bibir pantai.
Pantai Batu Berdiri menyuguhkan suasana yang menenangkan, garis pantai yang cukup panjang dengan pasir yang halus dan bersih. Ombaknya tidak terlalu besar, sehingga aman untuk bermain air atau sekadar berjalan-jalan menyusuri tepi pantai.
Dikelilingi deretan pohon kelapa yang menjulang, pantai ini menjadi pilihan tepat untuk bersantai dan menikmati waktu liburan, bahkan di hari kerja. Kepopulerannya sudah dikenal baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Kawasan ini juga dilengkapi jalur setapak serta hamparan rumput hijau yang menambah kenyamanan. Beberapa pondok kecil tersedia bagi pengunjung yang ingin menikmati hembusan angin laut sambil bersantai. Ombaknya yang tenang dipadukan dengan angin laut yang cukup sejuk membuat suasana di pantai ini terasa damai dan menyegarkan.
Berbagai aktivitas bisa dilakukan di Pantai Batu Berdiri, mulai dari berenang, snorkeling, hingga sekadar duduk santai menikmati keindahan panorama pantai. Spot ini juga cocok untuk menikmati matahari terbit maupun terbenam yang dipadukan dengan pemandangan hamparan pasir putih dan laut biru.
Pantai Batu Berdiri masih relatif sepi dan belum banyak fasilitas seperti resort atau restoran besar. Justru karena itu, suasananya masih alami dan cocok bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai dengan suasana tenang. Beberapa warung kecil yang dikelola warga sekitar menyediakan makanan ringan dan minuman kelapa muda yang menyegarkan.
Oleh Farhan Arda Nugraha/ANTARA