Nathasya Natalia Ungkap Cara Kerja Toyota Mirai | Borneotribun.com -->

Sabtu, 27 Januari 2024

Nathasya Natalia Ungkap Cara Kerja Toyota Mirai

Tampak samping Toyota Mirai berbahan hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) di xEV Center milik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
Tampak samping Toyota Mirai berbahan hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) di xEV Center milik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
JAKARTA - Di tengah berkembangnya teknologi otomotif, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) memperkenalkan fasilitas pembelajaran elektrifikasi yang menawarkan inovasi terbaru, termasuk kendaraan berbahan hidrogen, seperti Toyota Mirai yang merupakan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV).

Menurut Nathasya Natalia, seorang presenter di xEV Center, Karawang, Jawa Barat, Toyota Mirai akan tersedia di fasilitas tersebut sekitar setahun setelah pembukaan xEV Center pada Mei 2022. 

Dia menjelaskan bahwa Toyota Mirai menggunakan fuel cell untuk menghasilkan listrik, yang kemudian digunakan untuk menggerakkan mobil. 

"Dia itu punya salah satu platform di sini untuk me-generate listrik melalui stack. Jadi hidrogen itu akan di-generate sehingga bisa menghasilkan listrik dan ujungnya dia akan keluar air," ujarnya.

Nathasya menjelaskan bahwa saat mobil berjalan pada kecepatan rendah, seperti 30 km/jam, energi diperoleh dari baterai. 

Namun, saat kecepatan meningkat menjadi normal sekitar 50-60 km/jam, energi yang dihasilkan dari hidrogen digunakan untuk menjaga mobil tetap berjalan, sementara sebagian energi dialirkan ke baterai untuk mengisi ulang. 

"Fungsi? Sama seperti hybrid, keduanya akan menyuplai, karena dia butuh akselerasi penuh jadi baik dari stack-nya dan dari baterai akan menyuplai sehingga dia bisa akselerasi penuh atau ngebut," tambah Nathasya.

Selain menjelaskan cara kerja kendaraan, Nathasya juga membahas perilaku berkendara, terutama dalam konteks mobil listrik. 

Irwin Tristanto, General Manager Engineering Management Division PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), juga menekankan pentingnya perencanaan perjalanan yang matang bagi pengendara mobil listrik. 

"Mau ke mana, berapa km dan reduce berapa persen (baterainya). Jadi saat ini harus benar-benar terencana di mana bisa nge-charge, jangan sampai sudah 20 persen baru cari charger-an. Memang dianjurkan, mendekati 20 persen itu sudah mulai mencari (stasiun pengisian)," jelas Tristanto.

Tampak samping Toyota Mirai berbahan hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) di xEV Center milik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
Tampak samping Toyota Mirai berbahan hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) di xEV Center milik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
Dalam konteks penggunaan baterai, Nathasya menjelaskan pentingnya pemahaman tentang teknologi baterai untuk menghindari risiko, seperti percikan api. 
"Baterai itu teknologi terus dikembangkan. Battery management system itu yang menjaga supaya yang dikhawatirkan semisal ada percikan api, tidak terjadi. Bagaimana konsumen mengetahui dan percaya, dibuktikan dengan pemakaian," kata Nathasya.

Selain Toyota Mirai sebagai FCEV, pengunjung xEV Center juga dapat mempelajari tentang Hybrid Electric Vehicle (HCEV) dan simulasi cara kerja baterainya. 
Mereka juga mendapatkan informasi tentang pentingnya menuju era elektrifikasi dan carbon neutrality, serta contoh implementasi ekosistem hijau dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kelestarian lingkungan.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar