Pasar Waspadai Kebijakan Bank Sentral AS, Rupiah Terkerek | Borneotribun.com -->

Selasa, 30 Januari 2024

Pasar Waspadai Kebijakan Bank Sentral AS, Rupiah Terkerek

Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta, Selasa (31/1/2023). ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom/pri. (ANTARA FOTO/RENO ESNIR)
Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta, Selasa (31/1/2023). ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom/pri. (ANTARA FOTO/RENO ESNIR)
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan di Jakarta, Selasa, menguat seiring pasar mewaspadai kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed ke depan.

Kurs rupiah terhadap dolar AS dibuka meningkat empat poin atau 0,03 persen menjadi Rp15.806 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.810 per dolar AS.

"Ada peluang penguatan rupiah tapi mungkin tidak besar. Pelaku pasar masih mewaspadai hasil The Fed di Kamis dini hari nanti," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada ANTARA di Jakarta.

Ariston menuturkan rupiah kemungkinan masih berkonsolidasi di kisaran Rp15.800 terhadap dolar AS. Pagi ini indeks dolar AS terlihat bergerak sedikit melemah menjadi 103,4 dibandingkan pagi sebelumnya sebesar 103,6.

Ada ekspektasi berkembang di pasar bahwa pernyataan The Fed mungkin akan lebih dovish atau sudah menghilangkan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan di 2024 pada pengumuman hasil keputusan rapat kebijakan moneter.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik global masih membayangi pergerakan pasar keuangan. Konflik yang setiap saat memanas bisa mendorong pelaku pasar masuk kembali ke aset aman di dolar AS dan emas.

Potensi penguatan rupiah terhadap dolar AS ke kisaran support Rp15.800 per dolar AS, dengan potensi pelemahan ke kisaran Rp15.850 per dolar AS hari ini.

Sumber: Antara/Martha Herlinawati S
Editor: Yakop

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar