Strategi Toyota Mendukung Kemajuan Industri Nikel untuk Mobil Listrik | Borneotribun.com -->

Sabtu, 27 Januari 2024

Strategi Toyota Mendukung Kemajuan Industri Nikel untuk Mobil Listrik

General Manager Engineering Management Divison PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Irwin Tristanto saat memberikan paparan di xEV Center, Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024).   (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
General Manager Engineering Management Divison PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Irwin Tristanto saat memberikan paparan di xEV Center, Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024).   (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
JAKARTA - General Manager Engineering Management Divison PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Irwin Tristanto, menyoroti beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh pengguna mobil listrik, terutama terkait waktu dan perencanaan perjalanan. 

Menurutnya, pengguna mobil listrik harus memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk pengisian daya, yang merupakan hal yang berbeda dengan mengisi bahan bakar konvensional di stasiun pengisian bahan bakar.

"Andaikata traveling, ke SPBU ngisi cuma dua menit tiga menit, selesai. Kalau BEV kan harus charging artinya ada yang harus di-sarcrifice waktunya customer. Nah memang behavior itu yang memang perlu disesuaikan," ujar Irwin di xEV Center, Karawang, Jawa Barat.

Irwin menekankan pentingnya merencanakan perjalanan dengan cermat, termasuk menghitung jarak yang akan ditempuh dan ketersediaan daya baterai mobil.

"Pengguna mobil listrik perlu merencanakan perjalanannya dengan baik, termasuk menghitung estimasi kebutuhan daya untuk menempuh jarak yang diinginkan. Misalnya akan menempuh 100-200 km, baterai cukup enggak, artinya perlu di-charge. Amannya sampai rumah di-charge, itu pun kalau cukup. di rumah ada charging," jelasnya.

Irwin juga menyebutkan bahwa untuk pengisian daya mobil listrik di rumah, diperlukan kapasitas daya minimal sekitar 3000 VA.

Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, menambahkan pembahasan mengenai pentingnya perilaku berkendara yang aman dalam konteks mobil listrik.

"Khusus untuk mobil listrik ini behavior harus berubah. Safety behavior juga harus lebih baik. Bicara mobil listrik bukan hanya mengenai nikelnya, mobilnya, tetapi harus berbicara mengenai orangnya," ujar Bob Azam.

Bob Azam juga menyampaikan pandangannya terkait kemungkinan mobil listrik menjadi alternatif transportasi di perkotaan, yang dapat diisi daya di rumah.

"Mungkin akan jadi kendaraan alternatif di perkotaan, bisa di-charging di rumah. Mungkin starting dengan yang sifatnya practical seperti itu. Kita juga masih menerka-nerka," katanya.

Dalam konteks teknologi baterai, Bob Azam menyebut bahwa Toyota mempertimbangkan keefisienan teknologi dan mencari solusi untuk mendukung industri nikel di Indonesia.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar