Sampdoria selamat dari degradasi usai ricuh play-off lawan Salernitana | Borneotribun

Senin, 23 Juni 2025

Sampdoria selamat dari degradasi usai ricuh play-off lawan Salernitana

Sampdoria selamat dari degradasi usai ricuh play-off lawan Salernitana
Sampdoria selamat dari degradasi usai ricuh play-off lawan Salernitana. (ANTARA)
Jakarta - Sampdoria lolos dari terdegradasi ke Serie C untuk pertama kalinya dalam sejarah klub pada Senin dini hari WIB, setelah berhasil melewati laga play-off degradasi melawan Salernitana yang berakhir ricuh dan harus dihentikan di laga.

Gol jarak dekat dari Massimo Coda dan Giuseppe Sibilli pada tiap-tiap babak sebenarnya sudah cukup untuk memastikan kelangsungan hidup klub juara Liga Italia 1991 itu, menyusul kemenangan 2-0 pada leg pertama pekan lalu.

Namun, leg kedua yang digelar di Salerno harus dihentikan dan kemudian dibatalkan saat laga baru berjalan 65 menit. Ini terjadi setelah para pendukung tuan rumah meluapkan kemarahan dengan melemparkan flare, petasan, dan kursi ke dalam lapangan Stadion Arechi.

Kemenangan agregat 4-0 untuk Sampdoria kemungkinan akan secara resmi menjadi 5-0, karena Salernitana diperkirakan akan dijatuhi sanksi kekalahan 0-3 akibat insiden tersebut.

Sampdoria mengakhiri musim reguler Serie B di posisi ke-18 dan berada di zona degradasi, setelah hanya bermain imbang tanpa gol melawan Juve Stabia. Sementara itu, Salernitana menang atas Cittadella pada laga terakhir.

Namun situasi berubah drastis setelah Brescia mendapat pengurangan poin akibat pelanggaran administrasi dan akuntansi. Hal ini membuat mereka turun di bawah Sampdoria di klasemen akhir.

Il Samp pun naik ke posisi play-off degradasi kedua, dan dipertemukan dengan Salernitana.

Drama terus berlanjut sepanjang laga play-off. Leg kedua bahkan sempat ditunda dari jadwal semula pada Jumat ke Minggu, akibat wabah keracunan makanan yang menimpa pemain dan staf Salernitana usai leg pertama di Genoa.

​​​​​​​Salernitana yang hanya butuh hasil imbang agregat untuk bertahan (karena posisi mereka lebih tinggi di klasemen), sempat mengira unggul lebih dulu lewat gol Gian Piero Ferrari pada menit ke-34. Namun gol itu dianulir karena handball.

Empat menit berselang, Coda mencetak gol pembuka untuk Sampdoria, yang memicu kemarahan di tribun. Ketegangan memuncak setelah Sibilli menggandakan keunggulan di menit ke-49.

Laga sempat beberapa kali dihentikan karena ulah penonton. Para pemain kemudian masuk ke ruang ganti dengan harapan situasi mereda.

Namun, ketika pertandingan kembali dimulai, lemparan benda dari tribun kembali terjadi, kali ini di stadion yang sudah setengah kosong. Wasit Daniele Doveri pun memutuskan untuk menghentikan laga sekaligus mengakhiri kekhawatiran Samp akan degradasi.

​​​​​​​Sampdoria mencatat kerugian sebesar 40,7 juta euro (Rp 769 milyar) dalam laporan keuangan 2024. Mereka memang mengalami kesulitan finansial dalam beberapa musim terakhir.

Setelah degradasi ke Serie B pada 2023, mereka nyaris bangkrut sebelum diselamatkan oleh presiden klub saat ini, Matteo Manfredi, dan mantan pemilik Leeds United, Andrea Radrizzani. Radrizzani kini telah hengkang.

Mayoritas saham Sampdoria saat ini dimiliki oleh pengusaha asal Singapura, Joseph Tey.

Untuk menyelamatkan tim dari degradasi, legenda klub Alberico Evani dan Attilio Lombardo ditunjuk sebagai pelatih pada April lalu, setelah aktivitas transfer besar-besaran di bursa musim panas dan Januari.

​​​​​​​Evani menjadi pelatih keempat Sampdoria musim ini, setelah Andrea Pirlo, Andrea Sottil, dan Leonardo Semplici.

Pewarta : A Rauf Andar Adipati/ANTARA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Tombol Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.