Jakarta - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan bahwa Prambanan Jazz bukan sekadar ajang musik, melainkan medium strategis dalam memperkuat diplomasi budaya Indonesia.
“Prambanan Jazz Festival bukti bahwa musik adalah bahasa yang universal. Dengan memadukan lanskap warisan dunia seperti Candi Prambanan dihadiri musisi dari berbagai negara, kita tidak hanya menampilkan pertunjukan, tetapi juga menyampaikan narasi kekuatan budaya Indonesia," ungkap Fadli dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Mengangkat tema "Sebelas Selaras", festival yang telah memasuki tahun ke-11 ini mengusung semangat harmoni antara musik, alam, dan budaya.
Adapun gelaran ini menyatukan beragam ekspresi seni dalam satu ruang yang sarat makna historis dan kultural.
“Kementerian Kebudayaan mendorong agar setiap festival, termasuk Prambanan Jazz Festival, tidak kehilangan akar budayanya. Keterlibatan seniman-seniman lokal dan pemanfaatan situs-situs warisan budaya seperti Candi Prambanan, hingga kolaborasi lintas generasi menjadi penting dalam memperkuat identitas bangsa,” tambahnya.
Penyelenggaraan Prambanan Jazz tahun ini terasa istimewa dengan kembalinya Kenny G, sosok maestro jazz dunia yang telah menjadi bagian dari sejarah awal festival ini.
Ia kembali tampil sebagai bentuk penghormatan atas kontribusinya. Selain itu, kehadiran eaJ, musisi Korea-Amerika yang dikenal dengan karya-karya puitis dan emosional, menambah warna global dan membawa inspirasi bagi generasi muda dalam membangun industri kreatif di Indonesia.
Tak hanya menghadirkan nama-nama besar internasional, Prambanan Jazz 2025 juga memberi ruang bagi musisi nasional lintas generasi, menegaskan kekayaan musikal yang menjadi cermin keberagaman budaya Indonesia.
Menambah dimensi artistik festival, Prambanan Jazz berkolaborasi dengan duo seniman kontemporer Yogyakarta, Indieguerillas, yang menghadirkan instalasi seni bertema Pohon Hayat.
Karya tersebut terinspirasi dari relief Candi Prambanan, merepresentasikan harmoni antara manusia dan alam.
Lebih dari sekadar pertunjukan, Prambanan Jazz Festival juga menghadirkan sentuhan budaya dalam keseharian penonton.
Tahun ini, pengunjung diajak mengenakan busana dengan tema “berkain”, sebagai bentuk pelestarian sekaligus kebanggaan terhadap tradisi wastra Nusantara.
Ia pun mengapresiasi gelaran musik yang berbalut dengan tradisi Nusantara ini.
“Kita bisa menyaksikan keseruan pertunjukan musik sekaligus melihat pesona tradisi busana Nusantara yang dipakai para pengunjung. Dan itu sangat keren digunakan dalam acara konser dan festival semacam ini. Kita harus lebih bangga dan percaya diri untuk itu,” tutup Fadli.
Prambanan Jazz Festival 2025 yang berlangsung di kawasan Candi Prambanan, Yogyakarta pada 4-6 Juli 2025.
Pewarta : Sinta Ambarwati/ANTARA