Berita Borneotribun: MotoGP Hari ini
Tampilkan postingan dengan label MotoGP. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MotoGP. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 Juni 2025

Klarifikasi Marc Marquez dan Pedro Acosta soal Kontak di MotoGP Sprint Aragon

Klarifikasi Marc Marquez dan Pedro Acosta soal Kontak di MotoGP Sprint Aragon
Klarifikasi Marc Marquez dan Pedro Acosta soal Kontak di MotoGP Sprint Aragon.

JAKARTA -- Di balapan sprint MotoGP Aragon, terjadi insiden kontak antara Marc Marquez dari tim Ducati dan Pedro Acosta dari KTM. Nah, kedua pembalap ini sudah kasih penjelasan mereka tentang kejadian tersebut, dan seru banget buat disimak!

Jadi ceritanya, waktu start sprint race, Marquez dan Acosta sempat bersentuhan saat masuk ke Tikungan 1. Tapi lucunya, nggak ada yang mau saling menyalahkan. Marquez bilang ini cuma "insiden balap biasa."

Menurut Marquez, dia sempat agak terlambat dan harus mengerem dengan sangat keras. Kenapa? Karena kalau nggak, bagian depan dan belakang motor nggak akan pas posisi optimalnya. Dia juga bilang, insiden kayak gini biasanya terjadi kalau ada pembalap yang startnya kurang bagus, lalu pembalap lain datang dengan kecepatan lebih tinggi. Apalagi di Tikungan 1 Aragon yang terkenal tricky, jadi wajar kalau begini.

Sementara itu, Acosta punya pandangan lain tapi nggak jauh beda. Dia bilang Marquez nggak dapat start terbaik, dan dia datang dengan kecepatan cukup kencang. Mungkin Marquez mau ke kiri, tapi Acosta datang tiba-tiba dan mereka pun saling bersenggolan. "Itu cuma situasi balap biasa, nggak ada yang aneh," kata Acosta santai.

Meski begitu, Marquez tetap berhasil finis di posisi pertama di sprint race hari Sabtu, walaupun sempat turun ke posisi empat setelah insiden itu. Dia juga sempat membahas soal spesifikasi motornya yang menurut dia berbeda dibanding motor Ducati versi 2024 milik Alex Marquez dan Fermin Aldeguer yang cukup kompetitif.

Sekarang, Marc Marquez memimpin klasemen MotoGP dengan selisih 24 poin dari adiknya, Alex Marquez. Sementara itu, Pedro Acosta yang start dari posisi kelima, berhasil mempertahankan posisi tersebut dan menjadi pembalap non-Ducati terbaik di sprint race ini.

Jadi, intinya insiden di Tikungan 1 itu memang bagian dari dinamika balap, nggak ada yang sengaja atau saling nyalahin. Justru keduanya tetap menunjukkan performa hebat di lintasan!

Maverick Vinales Melesat di Aragon MotoGP: Riding Like the Top Guys Meski Alami Highside di Kualifikasi

Maverick Vinales Melesat di Aragon MotoGP: Riding Like the Top Guys Meski Alami Highside di Kualifikasi
Maverick Vinales Melesat di Aragon MotoGP: Riding Like the Top Guys Meski Alami Highside di Kualifikasi.

JAKARTA -- Maverick Vinales tampil cukup impresif di Sprint Race MotoGP Aragon meski sempat mengalami kendala di sesi kualifikasi. Pembalap Tech3 KTM ini berhasil finis di posisi ke-7, tertinggal sekitar 7,2 detik dari pemenang lomba, Marc Marquez.

Namun, Vinales sebenarnya sempat kehilangan waktu cukup banyak di awal balapan. Dalam empat lap pertama, dia terpaut 5,6 detik karena start yang kurang mulus dan masalah teknis saat sesi kualifikasi yang membuat posisinya kurang ideal.

Setelah berada di lintasan yang lebih bersih, Vinales justru menunjukkan performa yang solid. Dia mencatatkan lap tercepat ketiga, hanya kalah dari Marc Marquez dan Alex Marquez. Di akhir lomba, jaraknya hanya 2,5 detik dari pembalap Fermin Aldeguer yang menempati posisi ketiga.

“Saya nggak tahu kenapa, tapi saat kualifikasi kemarin kami menggunakan dua ban yang ternyata nggak cocok sama kondisi lintasan,” ujar Vinales.

“Kami sudah cek datanya, dan perbedaannya sangat kecil, sekitar 0,1 detik di satu titik dan 0,1 detik di titik lain. Kalau saja nggak ada masalah ini, saya pasti start dari posisi ke-4.”

Vinales juga menceritakan pengalaman sulitnya saat sesi pemanasan ban: “Saya hampir beberapa kali highside di lap pemanasan. Saya pikir mungkin saya perlu menghangatkan ban lebih dulu. Tapi sampai lap pertama dan kedua, highside tetap terjadi.”

“Tapi saya tetap percaya dengan potensi ban kedua yang saya pakai. Sisi kanan ban itu sebenarnya sangat bagus,” lanjutnya.

“Tapi sayangnya, saya tetap highside di tikungan 10 dan tikungan 17. Itu bikin saya kehilangan sekitar tiga persepuluh detik yang sebenarnya bisa bikin saya start di baris kedua.”

Meski begitu, saat balapan berlangsung, Vinales berhasil menemukan ritme yang bagus. “Lap ke-9 saya mencatat waktu 47,1 detik. Saat saya dapat ruang, saya bisa ngejar pembalap-pembalap papan atas, termasuk Diggia dan rombongan di depan. Jadi motor KTM ini benar-benar bekerja dengan baik.”

“Ini jadi sinyal positif untuk balapan hari Minggu, karena saya merasa nyaman dengan ban belakang medium. Kami nggak akan mengubah setup motor lagi,” tambahnya optimis.

Nicolas Goyon, manajer tim, juga memberikan komentar positif. “Maverick sudah kembali ke performa terbaiknya seperti sebelum Silverstone. Yang paling penting, dia senang dengan set-up motor dan bagaimana motor bekerja, jadi kita yakin dia akan lanjutkan performa bagus di hari Minggu.”

Di sisi lain, pembalap KTM lainnya, Pedro Acosta, berhasil finis di posisi 5, hanya 1,1 detik lebih cepat dari Vinales. Namun, rekan setim Vinales, Enea Bastianini, masih kesulitan dan hanya mampu finis di posisi ke-17.

“Ini hari yang sulit buat kami. Kami sudah coba tampil lebih depan dan push maksimal di kualifikasi, tapi hasilnya belum maksimal,” kata Bastianini yang masih berjuang mengatasi masalah saat melepaskan rem depan di tikungan.

Marc Marquez Tegaskan: Aku Pakai Motor Ducati yang Sama dengan Rider Lain di GP24, Ini Alasannya!

Marc Marquez Tegaskan: Aku Pakai Motor Ducati yang Sama dengan Rider Lain di GP24, Ini Alasannya!
Marc Marquez Tegaskan: Aku Pakai Motor Ducati yang Sama dengan Rider Lain di GP24, Ini Alasannya!

JAKARTA -- Marc Marquez, sang pemimpin klasemen MotoGP 2025, baru saja bikin heboh dengan kemenangan sprint ketujuhnya di seri Aragon. Meski hanya dirinya yang masuk lima besar dari para rider Ducati pabrikan, Marquez yakin dirinya memakai motor yang “persis sama” dengan rekan-rekannya di Ducati GP24.

Di sprint Aragon, Marc berhasil dari posisi pole dan menyalip Alex Marquez dari tim Gresini dengan selisih waktu 2,080 detik. Meski sempat terjatuh ke posisi bawah akibat start yang kurang mulus, ia sukses mengambil alih pimpinan balapan di lap ke-6 dari total 11 lap, lalu menjauh dan memperlebar jarak poin di klasemen jadi 27 angka menuju balapan utama hari Minggu.

Menariknya, Marc Marquez jadi satu-satunya pembalap Ducati pabrikan yang masuk lima besar sprint ini. Fabio Di Giannantonio menempati posisi keenam dengan jarak 6,379 detik, sementara Pecco Bagnaia malah gagal dapat poin dan finis di posisi ke-12 setelah balapan yang berat.

Sebenarnya, Ducati sudah memastikan kalau motor pabrikan mereka memang memakai mesin yang sedikit berbeda dari versi penuh GP24. Ada juga upgrade kecil seperti perangkat pengatur ketinggian belakang yang masih menggunakan basis mesin tahun lalu. Namun saat ditanya mengapa hanya dirinya yang mampu bersaing ketat, Marquez malah bingung karena dia yakin motornya sama dengan motor rekan satu timnya.

"Saya sudah tanya berkali-kali ke insinyur dan selalu jawabannya sama: saya pakai motor yang sama persis dengan Alex, Fermin, dan Morbidelli," ungkap Marquez.

Ia juga menambahkan kalau di beberapa seri seperti Le Mans dan Silverstone sempat pakai spek motor berbeda, tapi kini ia kembali ke versi yang sama dengan yang lain, dan akan coba pengaturan lain saat tes hari Senin.

Soal start, memang sempat kurang mulus dengan masalah roda belakang yang slip dan membuatnya turun ke posisi empat. Tapi Marquez bilang tim Ducati sudah tahu cara memperbaikinya sebelum balapan utama. Saat menyalip Alex Marquez di tikungan pertama lap keenam, ia juga mengakui sempat terkunci roda depan, tapi itu satu-satunya cara untuk menyalip rider secepat Alex yang juga melakukan pengereman maksimal.

“Di lap kualifikasi saya ambil risiko besar, malah jadi lebih lambat karena memaksakan diri. Motor dan ban nggak bisa diajak lebih cepat, jadi saya slide-slide dan nggak nyaman. Tapi itu cukup buat dapat pole,” katanya jujur.

“Balapan sprint lebih terkendali. Saya merasa kontrol penuh sama motor. Waktu overtake Alex, ada sedikit terkunci roda depan, tapi memang harus begitu kalau mau lewat rider yang cepat dan pengeremannya kuat seperti dia,” jelas Marc.

Satu insiden kecil juga terjadi di awal sprint ketika Marquez bertabrakan dengan Pedro Acosta di tikungan pertama. Namun Marquez menganggap ini cuma insiden balapan biasa yang terjadi karena perbedaan kecepatan saat start, apalagi start di Aragon memang dikenal tricky.

"Saya agak tertinggal, lalu rem keras supaya perangkat depan dan belakang bisa bekerja dengan benar. Insiden seperti ini sering terjadi kalau ada rider yang startnya bermasalah, dan lainnya datang dengan kecepatan berbeda," tutupnya.

Pecco Bagnaia dan Tantangan Ducati GP25: Kenapa Test Rider GP24 Bisa Jadi Solusi?

Pecco Bagnaia dan Tantangan Ducati GP25: Kenapa Test Rider GP24 Bisa Jadi Solusi?
Pecco Bagnaia dan Tantangan Ducati GP25: Kenapa Test Rider GP24 Bisa Jadi Solusi?

JAKARTA -- Pecco Bagnaia sedang menghadapi musim yang penuh tantangan di MotoGP 2025. Terbaru, di sesi sprint Grand Prix Aragon, performanya belum juga membaik. Meski sempat start dari posisi ke-4, ia gagal mendapatkan poin setelah finis di posisi ke-12.

Apa sih masalah utama Pecco? Ia masih terus berjuang dengan masalah “front locking” atau penguncian roda depan saat pengereman, yang membuatnya beberapa kali melebar, salah satunya di Tikungan 7 saat balapan sprint. Pecco pun mengaku bingung dan belum tahu kenapa motornya Ducati GP25 ini jadi sulit dikendalikan.

Apakah tes dengan motor GP24 bisa bantu Pecco?

Ketika ditanya soal kemungkinan tes menggunakan motor GP24 di sesi tes pasca-Aragon hari Senin, Pecco punya pandangan menarik. Ia merasa, mungkin bukan dia yang paling diuntungkan kalau tes motor lama. Menurut Pecco, akan lebih berguna jika rider yang masih fresh dengan motor GP24 seperti Alex Marquez yang mencoba motor GP25.

“Kalau aku harus pakai GP25 terus dan nggak bisa ganti motor, jadi nggak yakin tes GP24 bakal banyak bantu aku,” katanya. “Tapi buat rider lain yang baru dengan GP24, seperti Alex atau Franky Morbidelli, mungkin ini akan sangat berguna. Alex sih yang paling pas.”

Tapi, menurut Pecco, semua orang di tim sekarang fokus untuk memperbaiki kondisi motor, jadi agak sulit juga untuk melakukan eksperimen seperti itu.

Kenapa Pecco merasa kesulitan di Aragon?

Pecco juga menjelaskan bahwa ia sudah tahu bakal sulit tampil bagus di sprint karena masalah motor sudah ia rasakan sejak sesi latihan bebas pagi hari (FP2). Ia merasa kehilangan feeling yang pas saat mencoba motor di FP2.

“Di kualifikasi aku sudah ngasih maksimal dan berani ambil risiko, jadi start dari posisi ke-4. Tapi pas balapan, aku sudah coba segala cara, tapi nggak bisa push lebih keras,” ungkap Pecco.

Ia mengalami understeer yang parah dan kesulitan saat pengereman keras. Saat mencoba meniru gaya pengereman rider di depannya di Tikungan 7, roda depan mulai mengunci dan akhirnya melebar.

Untuk balapan besok, Pecco dan timnya berencana coba pendekatan berbeda, termasuk mengganti ban ke jenis medium yang diharapkan bisa mengurangi masalah understeer.

Pecco dan Tim Ducati: Tetap Kompak Hadapi Masa Sulit

Meskipun musim berjalan sulit dan jarak poin dengan pemimpin klasemen, Marc Marquez, makin jauh (Pecco kini tertinggal 84 poin), ia menegaskan hubungan dengan tim tetap solid.

“Aku heran kenapa banyak yang bertanya soal hubungan aku dengan tim. Kami semua tahu ini masa sulit, dan kami terus bekerja bersama,” katanya santai.

Pecco dan tim Ducati kompak berusaha mencari solusi terbaik agar masalah motor bisa segera teratasi. Mereka sadar ini bukan cuma masalah rider, tapi juga tim teknis yang harus paham apa yang sebenarnya terjadi dengan motor GP25.

Sabtu, 07 Juni 2025

Hasil Latihan Bebas MotoGP Aragon 2025: Marc Marquez Unggul Tipis, KTM Mendominasi

Hasil Latihan Bebas MotoGP Aragon 2025: Marc Marquez Unggul Tipis, KTM Mendominasi
Hasil Latihan Bebas MotoGP Aragon 2025: Marc Marquez Unggul Tipis, KTM Mendominasi.

JAKARTA - MotoGP Aragon 2025 baru aja ngasih kita gambaran panas jelang kualifikasi! Sesi latihan bebas hari Sabtu di sirkuit MotorLand, Spanyol, berlangsung seru banget dan tentu aja penuh kejutan. 

Nama Marc Marquez kembali bersinar setelah sukses mencatatkan waktu tercepat, walaupun selisihnya tipis banget dari rider muda berbakat Pedro Acosta.

Marc Marquez Masih Jadi Raja Aragon

Marc Marquez dari tim Ducati Lenovo sukses jadi yang tercepat dengan catatan waktu 1 menit 46.607 detik. Meski belum ngalahin rekor lap resminya sendiri dari tahun lalu (1:45.801), performa Marc tetap solid banget. Bisa dibilang dia makin nyaman bareng motor GP25-nya, apalagi di sirkuit yang udah sering jadi tempat dia unjuk gigi.

Pedro Acosta dan KTM Bikin Tekanan

Nggak jauh di belakang Marquez, ada Pedro Acosta dari Red Bull KTM yang cuma terpaut 0,141 detik. Walaupun masih rookie di kelas premier, Acosta udah tampil gila-gilaan sejak awal musim. KTM sendiri punya tiga pembalap yang masuk lima besar hari ini—selain Acosta, ada Maverick Viñales dan Brad Binder yang juga tampil konsisten.

Franco Morbidelli dan Ducati VR46 Ikutan Panas

Di posisi ketiga, Franco Morbidelli dari tim Pertamina VR46 Ducati berhasil mencatat waktu hanya 0,165 detik lebih lambat dari Marquez. Ini bisa jadi pertanda kalau Morbidelli makin nyetel sama GP24, dan siap bikin gebrakan lagi.

Beberapa Pembalap Alami Crash

Sayangnya, sesi latihan ini nggak mulus buat semua pembalap. Joan Mir dari Honda dan Alex Marquez sempat mengalami crash yang cukup keras. Untungnya, keduanya dikabarkan nggak mengalami cedera serius. Tapi jelas ini jadi pukulan buat Alex, yang sedang bersaing ketat di klasemen dunia dan tampil konsisten di sesi sebelumnya.

Nama-Nama Besar Harus Lewat Q1

Sesi Kualifikasi 1 (Q1) bakal jadi medan perang baru, apalagi buat pembalap seperti Fabio Quartararo yang biasanya start dari depan. Quartararo, yang tiga kali terakhir start dari pole position, kali ini harus berjuang lebih dulu karena nggak masuk 10 besar. Begitu juga dengan Marco Bezzecchi, pemenang di Silverstone, yang harus melakoni Q1.

Info Cedera dan Rider Pengganti

Di akhir pekan ini, beberapa nama besar absen karena cedera. Luca Marini, pembalap HRC, absen usai kecelakaan saat tes Superbike di Jepang. Begitu juga rookie Ai Ogura yang masih dalam pemulihan setelah insiden di Silverstone. Keduanya belum diganti dan tim mereka tetap berjalan dengan skuad terbatas.

Sementara itu, Augusto Fernandez tampil sebagai wild-card untuk Yamaha setelah sebelumnya sempat menggantikan Miguel Oliveira. Lorenzo Savadori dari Aprilia juga kembali mengisi tempat Jorge Martin yang masih dalam masa pemulihan cedera.

Catatan Resmi MotoGP Aragon:

  • Rekor Lap Tercepat: Marc Marquez (Ducati), 1:45.801 (2024)

  • Lap Balapan Tercepat: Luca Marini (Ducati), 1:47.795 (2022)

Apa Selanjutnya?

Setelah sesi latihan bebas ini, para pembalap bakal bersaing ketat di babak kualifikasi. Semua mata tertuju ke duel Ducati vs KTM, dan tentu aja performa mengejutkan dari rookie seperti Acosta dan Aldeguer. Jangan lupa juga, tes resmi pertama musim ini bakal digelar Senin depan di Jerez—jadi drama MotoGP belum akan berhenti di Aragon.

Pecco Bagnaia Bantah Kabar Pindah ke Yamaha: Lihat Foto Pakai Baju Biru Aja, Udah Ramai!

Pecco Bagnaia Bantah Kabar Pindah ke Yamaha: Lihat Foto Pakai Baju Biru Aja, Udah Ramai!
Pecco Bagnaia Bantah Kabar Pindah ke Yamaha: Lihat Foto Pakai Baju Biru Aja, Udah Ramai!

JAKARTA - Pecco Bagnaia akhirnya buka suara soal rumor yang sempat ramai di media sosial soal kemungkinan dirinya pindah ke Yamaha musim depan. Meski kontraknya bareng Ducati masih berlaku sampai akhir 2026, nama Bagnaia sempat disebut-sebut sebagai target impian Yamaha.

Rumor ini awalnya berhembus dari media Italia yang menyebut Yamaha ingin merekrut Bagnaia sebagai gebrakan besar mereka. Tapi Bagnaia dengan santai membantah semua itu saat sesi MotoGP Aragon.

“Saya juga bingung kok bisa ada kabar begitu,” kata Bagnaia setelah sesi latihan hari Jumat. “Dari dulu saya selalu bilang, kalau saya sudah teken kontrak, saya akan komit sampai akhir. Nggak bakal saya langgar. Itu prinsip saya.”

Bagnaia juga menegaskan kalau hubungannya dengan Ducati sangat kuat dan mereka sama-sama ingin terus bekerja sama, bahkan setelah kontrak saat ini selesai.

“Saya dan Ducati saling ingin terus bareng. Saya juga sering lihat postingan editan saya pakai baju balap biru [warna khas Yamaha], tapi semua itu cuma khayalan aja.”

Bagnaia juga sadar, di saat performanya sedang naik-turun, banyak spekulasi bisa bermunculan. Tapi dia menegaskan, kondisi sekarang bukan berarti dia akan cabut.

Perjuangan Setting Motor Ducati GP25 di Aragon

Di MotoGP Aragon, Bagnaia terus mencoba berbagai pengaturan motor dan gaya balap demi memaksimalkan potensi Ducati GP25. Dia sempat menjajal suspensi depan model ‘long forks’ dari Ohlins, tapi hasilnya belum terlalu berbeda dari sebelumnya.

“Hari ini kita coba suspensi panjang, tapi rasanya kurang lebih sama,” jelasnya. “Masalah utama saya ada di kecepatan masuk tikungan. Dari awal musim, itu yang bikin saya kesulitan.”

Menurut Bagnaia, trek di Aragon punya grip yang sangat rendah. Hal itu makin menyulitkan karena membuatnya kurang percaya diri saat masuk tikungan cepat.

“Begitu saya coba masuk lebih kencang, ban depan malah sering kehilangan cengkeraman. Apalagi saat pakai ban belakang soft untuk time attack, malah makin parah.”

Dengan ban belakang medium, Bagnaia merasa lebih stabil dan konsisten. Meski masih tertinggal dari Marc Marquez yang tampil luar biasa jarak waktunya dengan pembalap lain cukup dekat.

“Pasang ban belakang soft, saya malah makin banyak masalah. Understeer makin terasa, dan front locking juga makin sering.”

Ubah Gaya Balap Demi Adaptasi

Bagnaia juga sedang berusaha meninggalkan gaya balap lamanya yang terkenal agresif saat pengereman. Menurutnya, pendekatan itu tidak cocok lagi dengan karakter GP25.

“Dulu saya selalu ngerem sekuat mungkin, tapi sekarang malah sering kehilangan grip ban depan. Bahkan hari ini sempat 30 meter ban depan ngunci. Jadi saya harus coba cara lain.”

Meskipun tantangan teknis masih banyak, Bagnaia tetap optimistis. Targetnya untuk akhir pekan ini masih sama: menang.

“Saya selalu optimis. Kadang perubahan kecil bisa berdampak besar. Targetnya sih bisa start dari baris depan dan coba menang balapan.”

Fokus ke Detail, Bersaing Lawan Marc Marquez

Bagnaia menyadari Marc Marquez jadi rival paling tangguh di Aragon kali ini. Terutama di sektor 2, Marquez bisa unggul sampai lima persepuluh detik. Tapi Bagnaia percaya, dengan terus fokus dan kerja keras, peluang menang tetap ada.

“Kita tahu Marc luar biasa di sini. Tapi kita juga tahu potensinya ada, tinggal cari cara yang pas buat saya.”

Soal sesi kualifikasi nanti, Bagnaia juga menyoroti pentingnya posisi start. Selain dekat ke depan, dia berharap bisa menempati sisi trek yang punya grip lebih baik.

“Kita udah bahas soal grid di Safety Commission. Bukan cuma soal debu, tapi grip di beberapa bagian grid memang rendah banget. Tadi aja sempat spin waktu start dari posisi ketiga.”

Meski diterpa rumor soal pindah ke Yamaha, Pecco Bagnaia tetap setia pada Ducati dan fokus penuh di MotoGP Aragon. Ia terus melakukan penyesuaian demi mengeluarkan potensi terbaik dari motornya, sambil bersaing ketat dengan rival-rival tangguh seperti Marc Marquez.

Kata Kunci SEO: Pecco Bagnaia, Ducati MotoGP, Yamaha MotoGP, MotoGP Aragon, Rumor Transfer MotoGP, Marc Marquez, Ducati GP25

Kalau kamu fans MotoGP, pantengin terus perjuangan Bagnaia dan drama seru lainnya musim ini ya!

Alex Marquez Akui Masih Kewalahan Kejar Marc di MotoGP Aragon 2025, Meski Sudah Lihat Data Telemetri Sang Kakak

Alex Marquez Akui Masih Kewalahan Kejar Marc di MotoGP Aragon 2025, Meski Sudah Lihat Data Telemetri Sang Kakak
Alex Marquez Akui Masih Kewalahan Kejar Marc di MotoGP Aragon 2025, Meski Sudah Lihat Data Telemetri Sang Kakak.

JAKARTA -- Hari pertama MotoGP Aragon 2025 menyajikan pemandangan menarik: dua bersaudara, Marc dan Alex Marquez, menguasai papan atas catatan waktu. Marc berada di posisi terdepan, sementara Alex tepat di belakangnya. 

Tapi jangan salah, meski terlihat solid sebagai “duet keluarga”, Alex Marquez mengaku masih kesulitan menyaingi kecepatan kakaknya, meski sudah mengintip data rahasia dari sang juara dunia delapan kali itu!

Alex, yang kini membela tim Ducati Gresini, tampil cukup solid di sesi pre-kualifikasi dengan menempati posisi kedua. Tapi selisih waktunya dengan Marc masih cukup signifikan. 

Dalam wawancara dengan Sky Sport MotoGP, Alex nggak menutupi bahwa dirinya masih belum bisa menyamai performa luar biasa sang kakak.

“Kita memang lebih dekat dibanding tahun 2019, tapi jujur aja, saya masih jauh dari Marc. Dia tetap bikin perbedaan besar di lintasan,” kata Alex blak-blakan.

Sudah Lihat Data Telemetri, Tapi Masih Susah Tirukan Gaya Marc

Yang bikin menarik, Alex sebenarnya punya akses langsung ke data telemetri Marc — semacam "peta rahasia" yang nunjukin cara Marc mengendarai motornya di setiap tikungan. Tapi walaupun udah belajar dari data itu, ternyata nggak semudah itu meniru gaya balap sang maestro.

Menurut Alex, Marc punya keunggulan luar biasa di beberapa tikungan penting di sirkuit Aragon. “Dia beda banget di tikungan 10, 16/17, chicane, dan juga tikungan 8 dan 9. Dia bisa masuk lebih dalam, pakai jalur dalam, tapi tetap dengan kecepatan tinggi. Itu yang sulit ditiru,” ungkapnya.

Alih-alih bergantung pada akselerasi besar, Marc lebih mengandalkan presisi yang nyaris sempurna di setiap manuver. “Dia justru lebih halus, tarik lintasan lebih panjang, tapi tetap cepat. Harusnya itu bukan keuntungan, tapi entah gimana dia tetap aja kenceng,” lanjut Alex, masih dengan nada kagum.

Marc Tetap Jadi Teka-Teki, Bahkan Buat Sang Adik

Yang bikin makin menarik adalah, walaupun mereka bersaudara, tumbuh bersama, bahkan sekarang pakai motor yang sama, Marc tetap jadi misteri besar buat Alex. Meski progres Alex terlihat jelas — lebih konsisten, lebih dekat ke top rider Marc tetap berada satu level di atas, terutama di Aragon yang udah jadi “kandangnya” Marc selama bertahun-tahun.

Aragon memang selalu jadi tempat spesial buat Marc. Di sirkuit ini, ia udah berulang kali menunjukkan dominasinya. Jadi nggak heran kalau Alex merasa ada “bayangan besar” sang kakak yang terus membayangi performanya.

Perjalanan Alex Masih Panjang, Tapi Semangatnya Nggak Luntur

Meskipun belum bisa menyamai kecepatan Marc, Alex tetap menunjukkan semangat tinggi untuk terus berkembang. Dia sadar betul perjalanannya masih panjang, tapi dia juga tahu bahwa setiap langkah maju sekecil apapun tetap berarti.

Buat para penggemar MotoGP, duel saudara ini bukan cuma menarik dari sisi hasil akhir, tapi juga jadi gambaran jelas gimana persaingan dan rasa hormat bisa berjalan beriringan. Alex mungkin belum bisa menaklukkan Aragon seperti Marc, tapi satu hal yang pasti: dia nggak akan berhenti mencoba.

Link dan Jadwal Sprint Race MotoGP Aragon 2025: Marquez Bersaudara Siap Adu Cepat!

Link dan Jadwal Sprint Race MotoGP Aragon 2025: Marquez Bersaudara Siap Adu Cepat!
Link dan Jadwal Sprint Race MotoGP Aragon 2025: Marquez Bersaudara Siap Adu Cepat!

JAKARTA -- MotoGP Aragon 2025 Bikin Deg-degan! Sprint Race Malam Ini Live di Vidio Jam 20.00 WIB. Sobat balap, siap-siap ya! Hari ini, Sabtu, 7 Juni 2025, ajang Sprint Race MotoGP Aragon 2025 bakal digelar di Sirkuit Aragon. 

Nah, buat kamu yang nggak sabar lihat aksi para rider top dunia, jangan lewatkan siaran langsungnya di Vidio.com mulai jam 20.00 WIB malam ini. Gaspol!

Seperti biasa, Sprint Race ini jadi momen krusial buat para pembalap. Mereka nggak cuma berebut poin tambahan, tapi juga adu strategi sebelum race utama. 

Dan kabar baiknya, balapan kali ini diprediksi bakal panas banget, terutama karena Marc Marquez tampil gacor sejak sesi latihan.

Marc Marquez Tampil Ngegas Sejak FP1

Pembalap andalan Ducati, Marc Marquez, udah kasih sinyal serius sejak awal. Di sesi latihan bebas pertama (FP1) dan latihan resmi MotoGP Aragon, Marquez tampil dominan. Ini jadi pertanda dia siap tempur dan kemungkinan besar bakal tampil ngebut di sprint race malam ini.

Apalagi, doi pasti termotivasi banget setelah hanya finis di posisi tiga di MotoGP Inggris dua pekan lalu. Jadi, Marquez diprediksi bakal tampil habis-habisan demi menebus hasil itu dan jaga posisi di puncak klasemen.

Alex Marquez Nggak Mau Kalah, Siap Jegal Sang Kakak!

Menariknya nih, sang adik Alex Marquez juga bukan lawan sembarangan. Performanya konsisten banget sejak awal musim, dan dia terus naik podium di beberapa seri terakhir. 

Banyak yang memprediksi, Alex bakal jadi pesaing serius kakaknya sendiri di Aragon.

Bakal seru banget kalau adu cepat ini jadi “drama keluarga” yang sengit, kan?

Marco Bezzecchi, Si Pemenang Inggris yang Harus Diwaspadai

Jangan lupakan Marco Bezzecchi, rider yang lagi on fire setelah menang di MotoGP Inggris. Bezzecchi jelas nggak datang ke Aragon buat sekadar numpang lewat. 

Dia punya ambisi besar dan jadi ancaman nyata buat dua Marquez bersaudara.

Update Klasemen Sementara MotoGP 2025

Ngomongin soal klasemen, posisi puncak masih dipegang oleh Marc Marquez dengan koleksi 196 poin. Di bawahnya ada sang adik, Alex Marquez dengan 172 poin

Sementara di posisi ketiga, ada Francesco Bagnaia, rekan setim Marc, yang mengumpulkan 124 poin.

Dengan jarak poin yang belum terlalu jauh, setiap balapan termasuk sprint race malam ini bakal sangat menentukan arah perebutan gelar juara dunia musim ini.

Jangan Lewatkan Sprint Race Malam Ini!

Nah, buat kamu para penggemar MotoGP, jangan sampai kelewatan keseruannya, ya. Sprint Race MotoGP Aragon 2025 tayang langsung di Vidio.com, Sabtu 7 Juni 2025, pukul 20.00 WIB

Siapkan cemilan, cari posisi nyaman, dan siap-siap dibuat tegang oleh aksi Marc Marquez, Alex Marquez, Bezzecchi, dan rider lainnya!

Stay tuned dan pantau terus update MotoGP 2025 hanya di sini!

Kamis, 05 Juni 2025

Marc Marquez Buka Suara soal Drama Jorge Martin dan Aprilia: Dia Pasti Punya Alasan

Marc Marquez Buka Suara soal Drama Jorge Martin dan Aprilia: Dia Pasti Punya Alasan
Marc Marquez Buka Suara soal Drama Jorge Martin dan Aprilia: Dia Pasti Punya Alasan.

JAKARTA -- Marc Marquez akhirnya angkat bicara soal kisruh yang lagi rame dibahas di MotoGP, yaitu soal keputusan Jorge Martin yang berniat cabut dari Aprilia. Komentar ini datang setelah seminggu sebelumnya, Marquez memilih untuk menahan diri dan nunggu Martin sendiri yang bicara duluan.

Nah, awal mula drama ini muncul pasca seri MotoGP Inggris di Silverstone. Saat itu, mulai santer kabar kalau Jorge Martin pengen keluar dari Aprilia lebih cepat dari kontraknya. Marquez ditanya soal itu, tapi dia jawab santai, “Saya mau tunggu Martin atau timnya bicara dulu. Soalnya kita belum tahu mana yang bener dan mana yang cuma rumor.”

Gak lama setelah itu, Jorge Martin akhirnya buka suara dan ngakuin kalau dia emang pengen pakai klausul dalam kontraknya buat cabut dari Aprilia, bahkan sebelum masa kontraknya habis.

Komentar Terbaru Marquez Saat hadir di acara promosi Ducati di Barcelona hari Selasa, Marquez lagi-lagi ditanya soal kisruh ini. Dengan nada tenang, dia bilang, “Saya tahu perkembangan dunia MotoGP, dan pas saya baca berita tentang Jorge Martin, saya rasa dia pasti punya alasan sendiri. Dia juga pasti punya penjelasan kenapa dia ngambil keputusan itu.”

Marquez juga berharap Martin cepat pulih dan bisa kembali balapan. “Semoga dia cepat sembuh dan bisa balik ke lintasan secepatnya,” lanjutnya.

Marquez sendiri bukan orang asing dalam urusan ‘cabut kontrak’. Ia juga pernah memutus kontraknya lebih awal dengan Honda demi pindah ke tim Gresini Ducati di 2024. Tapi dia menegaskan, kondisinya waktu itu beda jauh.

“Situasi saya waktu itu sangat berbeda. Saya datang dari empat tahun penuh cedera. Dan saya juga sudah kasih banyak ke Honda – kita bareng-bareng menangin 6 gelar dunia,” jelasnya.

Sampai sekarang, hubungan Marquez dan Honda masih baik-baik aja, meski udah pisah jalan.

Empati Marquez dan Kontras dengan Bagnaia
Dari pernyataannya, kelihatan Marquez cukup empati sama Martin. Ia gak menghakimi, cuma bilang bahwa setiap pembalap punya alasan masing-masing. Tapi beda cerita sama rekan setimnya di Ducati, Pecco Bagnaia.

Bagnaia justru tegas banget, menurut dia, pembalap harus menghargai kontrak yang udah ditandatangani. Pernyataan Bagnaia bahkan dianggap punya “makna tersembunyi” alias kode keras kalau dia tetap komit ke Ducati, apalagi di tengah gosip liar soal minat Yamaha buat rekrut dia.

Baik Marquez maupun Bagnaia masih terikat kontrak sama Ducati sampai akhir musim 2026. Tapi kisah Jorge Martin yang ingin cabut dari Aprilia ini udah bikin pasar pembalap MotoGP jadi makin panas dan penuh spekulasi.

Kabarnya, Martin ngincer pindah ke Honda. Tapi sampai sekarang belum ada konfirmasi resmi. Satu hal yang pasti, drama ini belum kelar, dan bakal terus jadi topik panas di paddock MotoGP.

Kisah Comeback Mengharukan: Nicolo Bulega Berpotensi Reuni dengan Valentino Rossi di MotoGP VR46

Kisah Comeback Mengharukan: Nicolo Bulega Berpotensi Reuni dengan Valentino Rossi di MotoGP VR46
Kisah Comeback Mengharukan: Nicolo Bulega Berpotensi Reuni dengan Valentino Rossi di MotoGP VR46.

JAKARTA -- Ada angin segar yang sedang berhembus di dunia balap motor, khususnya buat para fans Valentino Rossi dan pecinta MotoGP. 

Sosok Nicolo Bulega, mantan anak didik Rossi yang dulu sempat tenggelam namanya, kini jadi bahan perbincangan hangat di Italia. 

Pasalnya, performa ciamik Bulega di ajang World Superbike (WorldSBK) bikin banyak pihak, termasuk Ducati, mulai meliriknya lagi.

Dulu, Bulega sempat jadi “anak emas” di tim VR46 milik Rossi saat masih di Moto3 dan Moto2. Tapi sayangnya, kariernya nggak berjalan mulus waktu itu. Hasil balapan yang kurang menggigit bikin jalan mereka akhirnya berpisah. Tapi sekarang, cerita itu bisa berubah total.

Ducati Siapkan Langkah Besar Buat Bulega

Performa Bulega di WorldSBK musim ini benar-benar mencuri perhatian. Dia bahkan memimpin klasemen, mengungguli Toprak Razgatlioglu dari BMW. Gokil, kan? Nah, Ducati rupanya nggak tinggal diam. Mereka dikabarkan sedang menyusun kontrak baru buat Bulega yang bakal mengikatnya hingga 2026 di WorldSBK. Tapi bukan cuma itu ada rencana jangka panjang yang jauh lebih menarik.

Menurut laporan dari GPOne, Bulega punya peluang besar buat kembali ke pangkuan keluarga VR46 di MotoGP pada tahun 2027. Kalau skenario ini jalan, dia bakal ikut pengujian motor MotoGP lebih dulu sebelum peraturan dan ban baru (dari Michelin ke Pirelli) diberlakukan di musim tersebut.

Fakta menariknya, Bulega udah punya pengalaman pakai ban Pirelli di WorldSBK. Jadi adaptasinya nanti di MotoGP kemungkinan bakal lebih mulus.

Gaya Low Profile Tapi Hasil Nggak Kaleng-Kaleng

Salah satu hal yang bikin Bulega disukai Ducati bukan cuma skill balapnya, tapi juga sikapnya yang kalem dan nggak suka cari spotlight. Di balik gayanya yang low profile, performanya di lintasan justru jadi sorotan utama. Ini nunjukkin bahwa dia fokus sama kualitas, bukan drama.

Yang bikin kisah ini makin menarik, Bulega sempat dianggap gagal saat membela tim Rossi di masa lalu. Tapi sekarang, dia muncul sebagai salah satu pembalap paling menjanjikan. Bisa dibilang, Rossi sudah melihat potensi itu sejak awal, hanya saja butuh waktu sampai Bulega benar-benar matang.

Reuni yang Ditunggu-Tunggu

Bayangin aja: seorang pembalap yang dulu dibesarkan oleh Rossi, lalu sempat tenggelam, kini berpeluang balik lagi ke tim sang legenda dalam format yang jauh lebih matang dan siap bersinar di level tertinggi.

Kalau Bulega berhasil mengunci gelar juara WorldSBK 2025, itu akan jadi bukti nyata bahwa dia memang pantas naik kelas ke MotoGP. Dan jika semua berjalan sesuai rencana, reuni antara Bulega dan Rossi bisa jadi kenyataan manis yang akan dikenang fans MotoGP sebagai momen penuh haru dan inspirasi.

Dari Anak Didik ke Rekan Juang

Perjalanan Nicolo Bulega mengingatkan kita bahwa kadang jalan sukses nggak selalu lurus. Tapi dengan kerja keras dan kesabaran, peluang kedua bisa jadi lebih besar dari yang pertama. Kembalinya Bulega ke orbit MotoGP dan mungkin ke tim VR46 bukan cuma soal karier, tapi juga tentang cerita manusia yang bangkit dan menemukan jalannya kembali.

Bos VR46: Tekanan Selalu Ada Sejak Moto3, Bukan Karena Pramac Juara Dunia MotoGP

Bos VR46: Tekanan Selalu Ada Sejak Moto3, Bukan Karena Pramac Juara Dunia MotoGP
Bos VR46: Tekanan Selalu Ada Sejak Moto3, Bukan Karena Pramac Juara Dunia MotoGP.

JAKARTA -- Meski tim Pramac sukses mencetak sejarah jadi tim satelit pertama yang juara dunia MotoGP bareng Jorge Martin tahun 2024 lalu, bos tim VR46, Pablo Nieto, menegaskan bahwa tekanan yang dirasakan timnya bukan karena pencapaian itu melainkan karena satu nama besar: Valentino Rossi.

Yup, bener banget. Nama besar Valentino Rossi otomatis bikin ekspektasi publik langsung tinggi sejak awal. Tim VR46 memang sudah dikaitkan dengan tekanan sejak masih berkiprah di kelas Moto3 dulu, jauh sebelum terjun ke kelas utama MotoGP.

“Menurut saya, tekanan yang kami rasakan sudah ada sejak di Moto3,” ujar Nieto dalam wawancara eksklusif bareng Crash.net.

“Kami ini VR46. Jadi, begitu kamu membawa nama itu, tekanannya sudah otomatis datang.”

Pramac Juara Dunia, VR46 Dapat Dukungan Penuh Ducati

Sejak Pramac sukses jadi juara dunia MotoGP bersama Jorge Martin tahun lalu, dunia balap jadi mulai memandang tim satelit dengan cara berbeda. Kini, ekspektasi terhadap tim-tim independen makin tinggi apalagi dengan dukungan pabrikan yang makin solid.

Menariknya, dukungan teknis penuh dari Ducati sekarang beralih ke VR46. Musim 2025 ini, Fabio Di Giannantonio dapat jatah motor spek pabrikan, GP25. Tapi meskipun udah pakai motor terbaru, VR46 belum berhasil menang lagi sejak musim 2023.

Dukungan Besar = Ekspektasi Besar, Tapi VR46 Siap

Nieto nggak melihat pencapaian Pramac sebagai tekanan tambahan. Menurutnya, tekanan itu adalah tanda bahwa banyak orang peduli dan memperhatikan kiprah tim mereka.

“Kalau nggak ada tekanan, berarti nggak ada yang peduli sama kita,” ucapnya santai.

“Justru bagus kalau banyak yang kasih ekspektasi, artinya orang-orang percaya kita bisa bikin sesuatu yang besar.”

Dan emang nggak bisa dipungkiri, VR46 tampil cukup solid di awal musim 2025. Setelah tujuh seri, mereka duduk di posisi ketiga klasemen tim dengan lima podium yang didapat dari balapan utama dan sprint.

Franco Morbidelli nangkring di posisi keempat klasemen pebalap, sementara Di Giannantonio ada di posisi keenam cuma beda 10 poin aja.

Bos VR46: “Kami Hanya Kurang Sedikit Lagi untuk Konsisten di Podium”

Meski performanya cukup oke, Nieto bilang timnya masih butuh ‘sesuatu’ agar bisa konsisten rebut podium di setiap balapan.

“Kita ini sudah ada di posisi keempat dan keenam. Jadi secara umum, kami senang, tapi ya wajar kalau selalu ingin lebih,” katanya.

“Kita sekarang punya motor terbaik yang pernah kami pakai di MotoGP dan dukungan besar dari Ducati, itu penting banget.”

Masalahnya sekarang tinggal satu: bagaimana caranya bikin semua elemen pas dan bekerja maksimal di setiap balapan.

“Kadang kita butuh sedikit keberuntungan, kadang ada kesalahan atau bahkan jatuh. Tapi itulah balapan,” tambahnya.

Tekanan? Bukan Masalah, Justru Tanda Orang Peduli

Jadi jelas ya, buat tim VR46, tekanan bukanlah sesuatu yang baru atau bikin ciut nyali. Justru tekanan itu jadi pemicu buat terus berkembang. Dengan modal motor spek pabrikan dan dua pembalap yang tampil konsisten, bukan nggak mungkin VR46 bakal ikut meramaikan perebutan gelar musim ini.

Cara Nonton MotoGP Aragon 2025 Secara Live dan Gratis – Jadwal Lengkap & Panduan Streaming

Cara Nonton MotoGP Aragon 2025 Secara Live dan Gratis – Jadwal Lengkap & Panduan Streaming
Cara Nonton MotoGP Aragon 2025 Secara Live dan Gratis – Jadwal Lengkap & Panduan Streaming.

JAKARTA -- Buat kamu pecinta MotoGP, jangan sampai kelewatan seri ke-8 musim 2025 yang akan digelar di Sirkuit Aragon pada tanggal 6 hingga 8 Juni 2025! 

Di artikel ini, kita bakal bahas cara nonton MotoGP Aragon secara live streaming, gratis, dan juga lengkap dengan jadwal tayang tiap sesi. 

Semua dikemas dengan gaya ngobrol santai biar kamu gampang ngikutin. Yuk, simak bareng-bareng!

Balapan Seru di Kampung Halaman Marquez

Marc Marquez, yang sekarang lagi memimpin klasemen sementara MotoGP 2025, akan tampil di kampung halamannya. Tapi ada sedikit kekhawatiran nih, soalnya di seri sebelumnya di Silverstone, dia sempat ngerasa ada masalah pada motor Ducati GP25-nya masalah yang juga sempat dirasakan Pecco Bagnaia.

Nah, buat Bagnaia sendiri, performanya sepanjang musim ini masih belum stabil. Tapi pastinya dia bakal ngotot banget buat comeback di Aragon. Di sisi lain, Fabio Quartararo dari Yamaha juga punya misi pribadi: ngincer pole position keempat secara beruntun, apalagi setelah gagal finish dari posisi terdepan di Silverstone.

Dan jangan lupa Aprilia! Marco Bezzecchi sukses bikin kejutan dengan menang di balapan terakhir. Bisa jadi Aragon kali ini bakal hadirkan kejutan lagi!

Cara Nonton MotoGP Aragon 2025 Secara Live dan Gratis

Tenang, ada beberapa cara nonton live streaming MotoGP Aragon gratis, tapi memang ada syarat dan trik sedikit. Berikut ini opsinya:

1. Nonton Gratis via ORF atau Servus TV (Austria)

Kamu bisa nonton siaran langsung MotoGP Aragon lewat:

  • ORF TVthek untuk saluran ORF

  • Servus TV untuk saluran Servus

Dua channel ini nyediain siaran gratis, tapi komentarnya dalam bahasa Jerman ya. Kadang juga butuh bikin akun gratis buat bisa akses.

2. RTBF Auvio (Belgia)

Siaran MotoGP Aragon juga bisa kamu akses secara gratis lewat RTBF Auvio, dengan komentar dalam bahasa Prancis. Gampang dan legal, tapi tetap butuh koneksi yang stabil.

Masalah Geo-Blocking? Pakai VPN!

Kalau kamu nggak berada di negara yang punya akses ke channel tadi, kemungkinan besar akan terhalang geo-blocking. Solusinya? Gunakan VPN!

Salah satu yang paling direkomendasikan adalah ExpressVPN. Dengan VPN, kamu bisa:

  • Mengganti lokasi IP-mu jadi seperti kamu berada di Austria, Belgia, atau Inggris

  • Akses streaming MotoGP tanpa diblok

  • Tetap aman dan privat saat online

ExpressVPN kompatibel dengan banyak perangkat kayak Android, iPhone, Apple TV, Fire TV Stick, Xbox, dan PlayStation.

Platform Resmi MotoGP di Berbagai Negara

  • Amerika Serikat: Fox Sports (Fox Sports 1, Fox Sports 2), juga tersedia via aplikasi Fox Sports dan Fox Deportes.

  • Inggris: TNT Sports menayangkan semua sesi (FP, Kualifikasi, Sprint, Race).

  • Highlight Gratis: Channel Quest TV (UK) kasih tayangan ulang secara gratis.

Kalau kamu di luar UK, bisa pakai ExpressVPN lalu akses TNT atau Quest seperti biasa.

Cara Streaming MotoGP Aragon dengan VPN (Contoh untuk TNT UK)

  1. Download & install ExpressVPN

  2. Sambungkan ke server di Inggris

  3. Akses situs atau aplikasi TNT Sports

  4. Login dan nonton deh!

Mudah dan aman!

Jadwal MotoGP Aragon 2025 (Waktu Indonesia Barat)

Jumat, 6 Juni 2025

  • 15.45 WIB – Free Practice 1

  • 20.00 WIB – Sesi Latihan

Sabtu, 7 Juni 2025

  • 15.10 WIB – Free Practice 3

  • 15.50 WIB – Kualifikasi

  • 20.00 WIB – Sprint Race

Minggu, 8 Juni 2025

  • 19.00 WIB – Balapan Utama MotoGP Aragon

Seri MotoGP Aragon 2025 ini dijamin seru banget! Apalagi dengan banyaknya drama, rivalitas, dan kejutan yang mungkin terjadi. Kamu bisa nikmatin semua aksinya tanpa harus bayar mahal, asalkan tahu caranya. Jadi, siapkan jadwalmu, koneksi internet, dan VPN kalau perlu—dan nikmati serunya MotoGP Aragon langsung dari rumah!

Jangan lupa bookmark halaman ini biar nggak ketinggalan jadwal dan info streaming MotoGP lainnya ya! 

Yamaha Siap Uji Mesin V4 di MotoGP Aragon? Ini Bocoran dan Fakta yang Bikin Penasaran!

Yamaha Siap Uji Mesin V4 di MotoGP Aragon? Ini Bocoran dan Fakta yang Bikin Penasaran!
Yamaha Siap Uji Mesin V4 di MotoGP Aragon? Ini Bocoran dan Fakta yang Bikin Penasaran!

JAKARTA - MotoGP akhir pekan ini di Aragon bisa jadi momen bersejarah buat Yamaha. Kenapa? Karena beredar kabar dari Jepang kalau pabrikan asal Iwata itu bakal memperkenalkan mesin V4 mereka ke publik sesuatu yang udah lama ditunggu-tunggu para penggemar MotoGP!

Selama ini, Yamaha dikenal setia banget sama mesin inline four alias empat silinder segaris. Tapi sekarang, mereka mulai serius ngembangin mesin V4 kayak rival-rivalnya, demi menyesuaikan diri dengan kebutuhan MotoGP modern yang makin menuntut.

Yamaha V4: Akhirnya Tampil di Depan Kamera?

Kabarnya, Yamaha udah ngajuin wild card buat Augusto Fernandez. Nah, langkah ini bikin banyak orang curiga: jangan-jangan Augusto bakal jadi pembalap pertama yang menjajal mesin V4 Yamaha di depan publik? Tapi tenang, jangan berekspektasi terlalu tinggi dulu. Info yang paling masuk akal sih, debut publik mesin ini baru bakal terjadi hari Senin nanti, saat sesi tes resmi setelah balapan.

Nama-nama pembalap yang dirumorkan bakal ikut dalam tes penting ini antara lain Fabio Quartararo, Alex Rins, dan tentu saja, Augusto Fernandez. Ketiganya bakal jadi kunci penting buat ngetes seberapa jauh perkembangan mesin baru Yamaha ini.

Kenapa Mesin V4 Penting Buat Yamaha?

Yamaha udah cukup lama dikritik karena masih pake mesin inline four, padahal sebagian besar tim lain udah beralih ke mesin V4. Mesin V4 dianggap lebih cocok buat MotoGP saat ini, terutama dari sisi aerodinamika dan distribusi tenaga.

Nah, Yamaha akhirnya ngikutin tren juga, apalagi dengan regulasi baru yang bakal berlaku di tahun 2027 nanti di mana kapasitas mesin naik jadi 850 cc. Tapi bukan berarti Yamaha langsung asal comot teknologi. Mereka pengen pastikan dulu kalau mesin V4 ini benar-benar lebih unggul dari mesin inline yang sekarang.

Bukan Sekadar Uji Coba Biasa

Kalau mesin V4 ini benar-benar muncul di Aragon, walau cuma buat tes, itu bakal jadi sinyal kuat kalau Yamaha siap bertransformasi. Suara baru di lintasan MotorLand nanti bisa jadi tanda awal dari era baru tim biru asal Jepang ini.

Mereka nggak mau gegabah. Yamaha udah bilang berulang kali kalau mesin ini nggak bakal langsung dipakai balapan sampai mereka yakin performanya udah lebih baik dari mesin lama. Jadi, mereka masih main aman, tapi pelan-pelan udah mulai bergerak maju.

Kalau kamu fans Yamaha atau pecinta MotoGP sejati, pantengin terus balapan di Aragon dan sesi tes hari Senin nanti. Bisa jadi kamu bakal jadi saksi pertama suara "raungan" mesin V4 Yamaha yang selama ini disembunyikan. Siapa tahu, ini jadi awal dari revolusi besar buat Yamaha di MotoGP.

Marc Marquez dan Pecco Bagnaia Alami Masalah di MotoGP Silverstone, Ducati Mulai Khawatir?

Marc Marquez dan Pecco Bagnaia Alami Masalah di MotoGP Silverstone, Ducati Mulai Khawatir?
Marc Marquez dan Pecco Bagnaia Alami Masalah di MotoGP Silverstone, Ducati Mulai Khawatir?

JAKARTA - Adu balap seru di MotoGP Inggris yang digelar di Sirkuit Silverstone ternyata meninggalkan catatan kurang manis buat tim pabrikan Ducati. Meski berhasil membawa pulang podium lewat Marc Marquez yang finis kedua di sprint race dan ketiga di balapan utama, ternyata kondisi di paddock Ducati nggak secerah hasil di papan klasemen.

Marquez Akui Sulit Nyatu Sama Motor GP25

Dalam tayangan dokumenter Inside Ducati, ada momen menarik yang tertangkap kamera. Marc Marquez terlihat sedang dalam sesi evaluasi bareng para teknisinya setelah sprint race. Di situ, ia dikritik karena dianggap terlalu cepat membuka gas saat keluar tikungan sebuah kesalahan klasik yang bisa bikin ban belakang kehilangan grip.

Tapi yang bikin publik kaget adalah respons jujur dari Marquez. Tanpa basa-basi dan tanpa alasan bertele-tele, ia bilang, “Akhir pekan ini gue emang kurang bisa ngasih feedback yang spesifik.” Meskipun para insinyurnya coba memaklumi, Marquez tetap pada pendiriannya: “Emang begitu kenyataannya. Gue nggak nemu feel sama motor. Kadang ya emang ada hari-hari di mana semuanya terasa nggak nyambung.”

Jatuh di Balapan Utama, Marquez Ngaku Kebanyakan Maksain

Keesokan harinya, di awal balapan utama, Marquez sempat terjatuh. Tapi karena bendera merah dikibarkan, ia masih bisa ikut restart. Saat balik ke paddock, dia cuma bilang jujur ke timnya, “Tadi gue terlalu maksa.” Lagi-lagi, pembalap delapan kali juara dunia ini menunjukkan sisi manusiawinya—bahwa bahkan rider sekelas Marquez pun bisa punya hari yang buruk.

Bagnaia Juga Punya Masalah Serius

Nggak cuma Marquez yang lagi frustrasi. Pecco Bagnaia, sang juara dunia dua kali, juga mengalami akhir pekan yang bikin geleng-geleng kepala. Di sprint race cuma finis ke-6, dan di balapan utama malah jatuh. Tapi yang lebih bikin khawatir adalah ekspresi dan keluhan Bagnaia saat ngobrol sama kepala kru-nya, Cristian Gabarrini.

“Pas masuk tikungan dan ngerem, gue nggak yakin sama bagian depan motor,” keluh Bagnaia. Gabarrini coba gali lebih dalam: “Maksudnya gimana?” Dan jawaban Bagnaia cukup bikin hati menciut: “Gue ngerem, gue masuk tikungan, tapi nggak ada rasa percaya diri sama sekali.”

Alarm dari Bos Ducati

Kondisi ini bikin General Manager Ducati, Gigi Dall’Igna, mulai ambil sikap. Usai balapan, dia secara terbuka bilang bahwa semua anggota tim harus bekerja ekstra keras buat bantu Bagnaia balik ke performa puncaknya. Meski Ducati masih mendominasi klasemen, kenyataan di balik layar ternyata nggak se-stabil yang terlihat. Gigi bahkan menyebut situasi Ducati saat ini "rapuh banget."

Hasil Boleh Oke, Tapi Masalah di Dalam Serius

Secara kasat mata, Ducati memang masih tampil dominan. Tapi kalau kita lihat lebih dalam, ada sinyal-sinyal masalah yang perlu segera ditangani. Baik Marquez maupun Bagnaia lagi kesulitan menemukan chemistry dengan motor GP25. Dan kalau ini dibiarkan terlalu lama, bisa-bisa dominasi Ducati mulai goyah.

Musim masih panjang, dan tekanan makin tinggi. Apakah Ducati bisa menemukan solusinya sebelum semuanya terlambat? Kita tunggu saja drama berikutnya di MotoGP!

Koleksi Mobil Mewah Aleix Espargaró: Dari Sport Car Ke Hypercar Ferrari Super Eksklusif

Koleksi Mobil Mewah Aleix Espargaró: Dari Sport Car Ke Hypercar Ferrari Super Eksklusif
Koleksi Mobil Mewah Aleix Espargaró: Dari Sport Car Ke Hypercar Ferrari Super Eksklusif.

JAKARTA -- Buat kamu yang ngikutin MotoGP, nama Aleix Espargaró pasti udah nggak asing lagi. Tapi siapa sangka, di balik balapan sengit di lintasan, rider Aprilia ini juga punya hobi yang nggak kalah ekstrem: koleksi mobil mewah! 

Dan kali ini, Aleix kembali jadi sorotan setelah menambah satu unit super spesial ke dalam garasinya sebuah Ferrari edisi terbatas yang nggak sembarangan orang bisa punya.

Ferrari Impian dengan Performa Gila-Gilaan

Ferrari yang dipilih Aleix ini bukan mobil biasa, bro. Mobil ini dilengkapi dengan komponen internal yang diperkuat, batang penghubung dari titanium, poros engkol yang dibuat lebih ringan, dan desain aerodinamis yang disempurnakan. 

Hasilnya? Mobil ini bisa ngebut dari 0 ke 100 km/jam cuma dalam waktu 2,8 detik! Dan lebih gila lagi, kecepatan 200 km/jam bisa dicapai dalam waktu hanya 7 detik. Kebayang dong betapa kencengnya?

Nggak cuma cepat di jalan lurus, performa di sirkuit pun luar biasa. Di Fiorano Circuit track uji coba Ferrari mobil ini bisa mencatatkan waktu 1 menit 19 detik, alias 3 detik lebih cepat dari Ferrari 296 GTB versi standar. Kece banget, kan?

Nggak Semua Orang Bisa Beli

Ferrari ini bukan cuma soal kecepatan dan kemewahan, tapi juga soal eksklusivitas. Edisi khusus ini cuma bisa dimiliki oleh pelanggan Ferrari yang sudah pernah beli dalam lima tahun terakhir. 

Dan untungnya, Aleix Espargaró termasuk di antara orang-orang beruntung itu. 

Sebelumnya, dia udah punya Ferrari Portofino M, sebuah convertible 620 hp yang dia modifikasi khusus buat pasangan tercintanya.

Momen Spesial di Maranello

Saat mampir ke Maranello markas besar Ferrari di Italia Aleix nggak menyia-nyiakan kesempatan buat berpose di depan bangunan legendaris: rumah Enzo Ferrari yang ikonik. Lokasinya tepat di kawasan Fiorano Circuit, tempat yang punya makna khusus bagi setiap pecinta otomotif sejati.

Buat Aleix, ini bukan sekadar beli mobil mahal. Ini adalah momen yang mengikat passion-nya terhadap dunia kecepatan, baik di lintasan balap maupun di jalan raya. Koleksi ini jadi simbol cintanya terhadap teknologi tinggi dan performa mesin yang luar biasa.

Aleix Espargaró bukan cuma jago ngebut di atas motor, tapi juga punya selera tinggi dalam urusan mobil. Koleksi Ferrari-nya yang super langka ini bukan cuma keren, tapi juga jadi bukti bahwa dirinya termasuk dalam lingkaran eksklusif pecinta otomotif kelas atas. Buat kamu yang suka mobil sport dan hypercar, kisah Aleix ini bisa jadi inspirasi sekaligus motivasi!

Rabu, 04 Juni 2025

Maverick Vinales Ungkap Alasan Sulit Menyalip di MotoGP Sebelum Gabung KTM

Maverick Vinales Ungkap Alasan Sulit Menyalip di MotoGP Sebelum Gabung KTM
Maverick Vinales Ungkap Alasan Sulit Menyalip di MotoGP Sebelum Gabung KTM.

JAKARTA -- Maverick Vinales akhirnya menemukan jawaban kenapa selama ini dirinya kesulitan untuk menyalip di lintasan MotoGP. Jawabannya ternyata datang setelah ia bergabung dengan tim KTM pada musim 2025 ini.

Setelah sebelumnya membalap untuk Suzuki, Yamaha, dan Aprilia, Vinales kini merasakan sesuatu yang berbeda saat menunggangi motor RC16 milik KTM. Dalam wawancara eksklusif bersama Crash.net, Vinales blak-blakan mengaku kalau motor KTM membantunya memahami kenapa dulu ia sering kesulitan untuk menyalip lawan.

“Dulu saya mikir, ‘kok susah banget ya nyalip?’ Tapi sekarang saya ngerti. Sekarang jauh lebih gampang buat overtake, saya bisa nyalip di mana aja,” ujar pembalap asal Spanyol itu dengan nada lega.

Vinales juga menjelaskan bahwa performa mesin KTM yang lebih bertenaga membuatnya lebih percaya diri dalam duel di lintasan. Saat memakai Yamaha atau Aprilia, ia sering berada jauh di belakang dan kesulitan mengejar.

“Waktu masih di Yamaha atau Aprilia, saya selalu tertinggal empat atau lima motor di belakang. Kalau coba nekat nyalip, ujung-ujungnya malah keluar lintasan. Sekarang, semuanya terasa lebih gampang,” tambahnya.

Meski awalnya mengalami masa adaptasi yang tidak mudah di pramusim, Vinales akhirnya berhasil menemukan setelan motor yang pas. Bahkan, setting-an miliknya mulai diikuti oleh pembalap KTM lainnya karena dianggap efektif.

Hal ini sangat berbeda dengan pengalaman pertamanya saat pindah ke Aprilia di tahun 2021. Saat itu, ia harus menyesuaikan diri dari motor bermesin inline-four ke V4, dan butuh 16 balapan sebelum akhirnya bisa naik podium.

Pengalaman pahit itulah yang membuat Vinales lebih siap menghadapi tantangan bersama KTM.

“Waktu pertama kali naik Aprilia, saya syok. Di sirkuit Misano, waktu masih di Yamaha saya gak pernah ngerasain gundukan. Tapi begitu naik Aprilia, setiap benjolan di lintasan terasa banget. Saya sampai mikir, ‘apa sirkuitnya diubah ya?’” kenangnya sambil tertawa.

Vinales menjelaskan bahwa pengalaman seperti itu sangat berharga. Menurutnya, adaptasi ke motor baru itu penting dan gak bisa dipaksakan instan.

“Kamu memang pengen langsung kompetitif sejak balapan pertama, tapi semua itu butuh proses. Mulai dari adaptasi ke mesin, throttle elektronik, sampai gaya balap yang beda. Semua itu gak bisa dilompati,” tutupnya.

Kisah Maverick Vinales bareng KTM jadi bukti bahwa pengalaman dan proses adaptasi sangat menentukan performa seorang pembalap di MotoGP. Dengan mesin yang lebih cocok dan pemahaman yang lebih dalam, Vinales kini merasa lebih nyaman dan kompetitif.