AMSI tegaskan media harus sajikan isu strategis berbasis data | Borneotribun

Kamis, 12 Juni 2025

AMSI tegaskan media harus sajikan isu strategis berbasis data

AMSI tegaskan media harus sajikan isu strategis berbasis data
AMSI tegaskan media harus sajikan isu strategis berbasis data. (ANTARA)
Pontianak - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menegaskan pentingnya peran media dalam menyampaikan isu-isu strategis seperti sawit dan tambang secara berimbang, berbasis data, dan mengutamakan rujukan dari akademisi serta narasumber yang kompeten.

"Media harus kembali pada jati dirinya sebagai penyambung lidah rakyat, bukan sekadar penggema narasi viral. Terutama dalam isu strategis seperti sawit dan tambang yang seringkali menjadi sumber konflik sosial dan kerusakan lingkungan," kata Wakil Ketua Umum AMSI Nasional, Upi Asmaradhana, dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) III AMSI Kalimantan Barat yang berlangsung di Kota Pontianak, Kamis.

Menurutnya, industri sawit dan tambang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian nasional, tetapi di sisi lain juga menyisakan persoalan deforestasi, konflik agraria, hingga pelanggaran HAM. Untuk itu, media diharapkan mampu mengangkat kedua sisi realitas tersebut secara proporsional dan tidak terjebak pada narasi instan yang bersumber dari tokoh viral atau influencer semata.

"Jurnalisme dibangun atas dasar kredibilitas, bukan popularitas. Sudah saatnya media memproduksi liputan yang berakar pada data dan hasil kajian ilmiah, bukan hanya mengejar klik atau trending," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Upi juga mendorong sinergi antara media dan kampus untuk memperkuat peran edukatif media. Ia mengusulkan pembentukan pusat studi sawit dan tambang di lingkungan perguruan tinggi agar bisa menjadi rujukan utama media dalam memproduksi konten jurnalistik yang mendalam.

"Kampus harus menjadi pusat produksi pengetahuan dan bukan terkooptasi kepentingan politik maupun ekonomi. Kolaborasi media dan akademisi adalah langkah penting untuk melawan disinformasi," tegasnya.

Ia menilai, regulasi yang masih sangat tersentralisasi juga menjadi tantangan tersendiri bagi media daerah. Meski Indonesia menganut otonomi daerah, kebijakan terkait sawit dan tambang sebagian besar masih ditentukan oleh pemerintah pusat, sementara masyarakat daerah hanya menjadi penonton.

"Keuntungan ekonomi dari dua industri ini jarang kembali ke rakyat. Di sinilah peran media anggota AMSI Kalbar menjadi strategis untuk menyuarakan kepentingan daerah secara konsisten dan berbasis fakta," katanya.

AMSI Kalbar dinilai memiliki potensi besar karena didukung berbagai pihak, mulai dari kampus, asosiasi profesi, hingga pemerintah daerah. Namun, Upi mengingatkan, dukungan itu harus dibarengi komitmen menjaga independensi dan profesionalisme.

"Media tidak boleh sekadar menjadi alat promosi atau mesin viral tanpa substansi. Jurnalisme itu tanggung jawab sosial, bukan hanya bisnis konten," katanya.

Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.