Pontianak - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya bersama Komando Daerah Militer (Kodam) XII/Tanjungpura memulai pembangunan jalan poros ekonomi sepanjang 3,1 kilometer melalui program Karya Bakti TNI, yang ditandai dengan peluncuran oleh Pangdam XII/Tanjungpura Mayor Jenderal TNI Jamallulael dan Bupati Kubu Raya Sujiwo di Kantor Camat Rasau Jaya.
"Jalan penghubung dari Desa Rasau Jaya, Kecamatan Rasau Jaya hingga Desa Sungai Bulan, Kecamatan Sungai Raya ini dibangun dengan anggaran sebesar Rp11 miliar dan melibatkan kolaborasi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat," kata Bupati Kubu Raya Sujiwo di Kecamatan Rasau Jaya, Jumat.
Dia mengatakan program Karya Bakti TNI merupakan solusi strategis di tengah keterbatasan anggaran daerah dan sekaligus bentuk nyata kemanunggalan TNI dengan rakyat.
"Kalau melalui kontraktual, anggaran Rp11 miliar hanya bisa membangun 1,7 kilometer. Tetapi dengan sistem karya bakti TNI, bisa mencapai 3,1 kilometer dengan kualitas setara," kata Sujiwo.
Menurutnya, keputusan menggunakan sistem Karya Bakti dilandasi tiga pertimbangan utama, yakni efisiensi anggaran, keberlanjutan sinergi dengan Kodam XII/Tanjungpura, dan pentingnya mempererat hubungan antara TNI, pemerintah, dan masyarakat.
"Kita juga sudah libatkan instansi pengawasan seperti BPK dan BPKP. Jadi secara administratif dan teknis, proses ini bisa dipertanggungjawabkan," tuturnya.
Jalan ini dinamakan "jalan poros ekonomi" karena menghubungkan lebih dari 20 desa di dua kecamatan dan berfungsi vital dalam memperlancar distribusi barang, hasil pertanian, serta akses ke layanan pendidikan dan kesehatan.
"Pertumbuhan ekonomi akan naik, pengangguran menurun, dan hasil pertanian tidak lagi harus lewat tengkulak karena akses ke pasar menjadi lebih mudah," kata Sujiwo.
Ia menambahkan bahwa peningkatan akses jalan juga akan berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat, termasuk penanganan pasien darurat dan akses pendidikan.
"Yang paling penting juga aspek kemanusiaan. Ketika jalan rusak, orang sakit terguncang-guncang dalam perjalanan ke rumah sakit. Dengan jalan yang baik, itu bisa dicegah," katanya.
Sementara itu, Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Jamallulael menjelaskan bahwa Karya Bakti TNI berbeda dari program TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa). Jika TMMD terbatas pada waktu 21 hari dan skala kecil, Karya Bakti memungkinkan pengerjaan lebih besar dalam rentang satu tahun anggaran.
"Program ini seluruh pendanaannya berasal dari pemerintah daerah, dan pengerjaannya dilakukan secara swakelola tipe dua, sehingga kami bisa melibatkan siapa saja yang punya kompetensi," ungkapnya.
Dalam pelaksanaan proyek ini, TNI juga melibatkan mahasiswa sebagai tenaga ahli muda untuk membantu aspek teknis seperti penghitungan, pelaporan, hingga pengendalian mutu.
"Kita manfaatkan kemampuan mereka dari bangku kuliah agar sekaligus memberi pengalaman langsung sebelum mereka turun ke masyarakat," katanya.
Program Karya Bakti TNI ini diharapkan menjadi model kolaborasi pembangunan infrastruktur yang efektif, efisien, dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat di daerah.
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA