Jakarta - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengingatkan bahwa penggunaan dan pengembangan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan harus dapat memberikan ruang bagi masyarakat untuk tumbuh dan berkembang.
"AI harus membuat pelayanan publik lebih dekat, membuat kebijakan yang lebih responsif, dan membuka lebih banyak pintu bagi masyarakat untuk tumbuh," kata Meutya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Meutya menekankan pengembangan kecerdasan buatan di Indonesia harus berorientasi pada kebermanfaatan publik, mendorong kebijakan yang lebih responsif, serta membuka lebih banyak pintu bagi masyarakat untuk tumbuh dan berkembang.
Ia mencontohkan koleksi Large Language Models (LLMs) open-source yang dirancang khusus untuk Bahasa Indonesia dan bahasa daerah dengan model berkapasitas 70 miliar parameter yang dilengkapi dengan layanan chat multibahasa buatan GoTo dan Indosat.
Meskipun diluncurkan oleh sektor swasta, peluncuran itu jadi momentum untuk menyampaikan arah kebijakan digital nasional yang berakar pada nilai-nilai Pancasila dan semangat gotong royong.
“Semangat sumber terbuka pada dasarnya sangat relevan dengan gotong royong. Kekuatan tidak terletak pada siapa yang paling cepat, tetapi pada siapa yang paling peduli,” ujarnya.
Hal lain yang ia sampaikan yakni teknologi yang kuat harus dibangun bersama dengan nilai, akses, dan kolaborasi. Di Indonesia, AI harus mencerminkan karakter bangsa, bukan sekadar meniru model luar.
Maka dari itu, Kementerian Komunikasi dan Digital menyatakan pemerintah sedang menyusun Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional yang dijadwalkan selesai pada Juni 2025.
Peta jalan itu akan menjadi pedoman utama dalam pengembangan teknologi AI nasional yang inklusif dan berbasis etika.
"Investasi global di bidang AI generatif meningkat dari 4 miliar dolar AS pada 2021 menjadi 25 miliar dolar AS pada 2025. Indonesia, tidak ingin sekadar menjadi pengguna, melainkan juga pencipta dan pengarah AI yang berakar dari kebutuhan rakyat," ucap Meutya.
Oleh : Hreeloita Dharma Shanti/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS