Bagaimana ‘Penular Super’, Warga, dan Tempat-tempat Perluas Pandemi Covid-19 di AS | Borneotribun.com -->

Kamis, 10 September 2020

Bagaimana ‘Penular Super’, Warga, dan Tempat-tempat Perluas Pandemi Covid-19 di AS

Orang-orang berkumpul di One-Eyed Jack's Saloon selama Sturgis Motorcycle Rally ke-80 di Sturgis, 7 Agustus 2020. (Foto: AP)


BORNEOTRIBUN -- Resepsi pernikahan di Maine tercatat menyebabkan hampir 160 kasus Covid-19. Sebuah acara reli sepeda motor di South Dakota juga menularkan virus corona ke lebih dari 230 orang, dan bahkan diperkirakan bisa mencapai 250 ribu orang. Sedangkan, pesta yang diselenggarakan di rumah dan klub-klub malam di kota-kota tempat perguruan tinggi berlokasi di seluruh AS turut memicu wabah yang membuat pejabat kesehatan masyarakat makin sakit kepala.


Pakar kesehatan mengatakan beberapa peristiwa memicu sejumlah kasus infeksi virus corona. Peristiwa “superspreader” atau ‘penular super’ ini tampaknya sedang meningkat. Mereka khawatir bahwa peristiwa ini akan membalikan tren penurunan secara keseluruhan kasus Covid-19 dan berujung pada kematian ketika musim panas berlalu, berganti dengan suhu yang dingin. Pada cuaca seperti itu, acara hiburan akan diselenggarakan di dalam ruang.


"Tanpa memberlakukan aturan darurat militer atau semacamnya, kita akan selalu melihat orang-orang yang mulai santai dan mencoba menciptakan rasa normal dalam hidup mereka lagi," kata kata Michael Mina, seorang ahli epidemiologi di Harvard T.H. Chan, Sekolah Kesehatan Masyarakat. "Saya hanya berharap kami dapat mengendalikan virus sebelumnya, sebelum orang-orang mencapai titik di mana mereka tidak peduli lagi."


Sebuah Acara di Maine


Untuk alasan yang belum sepenuhnya dipahami, sejumlah kecil kasus mengakibatkan jumlah infeksi yang tidak proporsional. Orang-orang ini disebut sebagai ‘penular super’ atau “superspreaders.”


Sekitar 65 orang menghadiri resepsi pernikahan di Big Moose Inn di Millinocket, Maine, pada 7 Agustus.


Menurut inspektur kesehatan negara bagian, penginapan itu melebihi kapasitas, dan para tamu tidak memakai masker.


Satu bulan kemudian, tiga orang meninggal karena Covid-19, dan hampir 160 kasus yang terlacak ternyata terkait dengan kejadian tersebut.

Orang-orang berjalan di sepanjang Jalan Utama selama Reli Sepeda Motor Sturgis ke-80 di Sturgis, South Dakota pada 8 Agustus 2020. (Foto: AFP)


Yang mengherankan, tidak satu pun dari tiga korban yang meninggal dunia yang menghadiri resepsi itu. Disimpulkan, ketiga korban tersebut tertular virus corona secara tidak langsung dari pihak lain.


Ini adalah "pengingat yang sempurna mengenai kemungkinan acara berdurasi panjang (dalam ruangan) dengan sejumlah besar orang di mana mengenakan masker bukanlah suatu hal yang lazim,” kata Nirav Shah, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Maine pada konferensi pers, Selasa (8/9).


Hal ini pulalah yang menyebabkan pejabat kesehatan masyarakat menganggap reli sepeda motor Sturgis, acara tahunan sejak 1938, berpotensi sebagai skenario penyebaran Covid-19 terburuk.


Hampir setengah juta pengendara sepeda motor memasuki Kota South Dakota pada awal Agustus, mengunjungi bar, salon tato, dan tempat konser. Foto-foto dari acara tersebut menunjukkan tindakan pencegahan virus corona diabaikan secara luas.


Media melaporkan telah melacak setidaknya 236 kasus di 10 negara bagian. Sebuah studi menggunakan data ponsel dan perhitungan matematika memperkirakan lebih dari 260 ribu tertular, membutuhkan dana lebih dari $12 miliar (Rp 176,4 triliun) untuk biaya perawatan.


Manusia dan Tempat


“Penularan Super’ atau “Superspreading” tidak mengherankan dalam kasus Covid-19. Dalam wabah Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) 2015 di Korea Selatan, lima pasien menyebarkan penyakit itu ke 154 orang, sementara 186 pasien tidak menulari orang lain. Lima pasien menginfeksi 144 orang lainnya dalam wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) tahun 2003.


Sistem kekebalan yang melemah atau kasus yang lebih parah dapat berarti seseorang akan membawa virus dan menyebarkannya dalam jumlah lebih banyak dengan durasi lebih lama.


Perilaku seseorang juga dapat mempengaruhi seberapa banyak mereka akan menyebarkan virus. Fakta orang dapat terinfeksi tanpa gejala yang jelas menunjukkan mereka dapat menyebarkan virus tanpa menyadarinya.


"Itulah alasan utama kita semua harus memakai masker,” kata ahli penyakit menular Universitas Vanderbilt William Schaffner.


Berkumpul dalam waktu lama di dalam ruangan dengan ventilasi terbatas jelas merupakan masalah, seperti yang ditunjukkan beberapa studi kasus. Di sebuah restoran di Guangzhou, China, pada Januari, satu pasien menginfeksi sembilan orang lainnya melalui aliran udara lewat AC. Di sebuah call center di Korea Selatan pada Februari, lebih dari 40 persen pekerja di satu lantai terinfeksi, hampir semuanya berada di satu sisi gedung.


Berteriak, berbicara keras, atau bernyanyi juga dapat melepaskan lebih banyak partikel yang mengandung virus daripada sekadar bernapas. Satu orang yang terinfeksi menyebarkan virus ke-52 orang lainnya di sebuah latihan paduan suara di negara bagian Washington pada Maret.

Sebuah tanda yang memberitahu siswa untuk memakai masker terlihat di kampus Universitas Southern California (USC) yang kosong, di tengah wabah Covid-19, di Los Angeles, California, AS, 17 Agustus 2020. (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson)


The New York Times melaporkan lebih dari 100 kota perguruan tinggi melihat peningkatan kasus virus corona ketika kuliah tatap muka kembali dimulai. Peningkatan itu tak lepas dari aktivitas mahasiswa, baik di bar maupun mengadakan pesta.


Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), jumlah kasus dan kematian umumnya menurun di Amerika Serikat, tetapi rata-rata penyebaran Covid-19 masih sekitar 40 ribu kasus per hari. Kebanyakan pakar memperkirakan infeksi akan meningkat lagi saat cuaca mendingin.


"Jika kita mengalami musim gugur ini dengan 40 ribu kasus sehari," kata Mina dari Harvard, "kita berisiko mengalami wabah yang tidak terkendali."


Sumber: www.voaindonesia.com

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar