Polisi ini tak kuasa menahan tangis hingga nyawa Budi tak tertolong, Wakapolres: Mohon Maaf Bu | Borneotribun.com -->

Sabtu, 26 Juni 2021

Polisi ini tak kuasa menahan tangis hingga nyawa Budi tak tertolong, Wakapolres: Mohon Maaf Bu

Foto: Wakapolres Metro Jakarta Selatan, AKBP Antonius Agus Rahmanto terlibat dalam evakuasi seorang warga bernama Budi (59) yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan dalam kondisi kritis di Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Kamis (25/6/2021). (Dok. Polres Metro Jakarta Selatan)

BORNEOTRIBUN.COM - Dengan Alat Pelindung Dasar (APD), Wakapolres Jakarta Selatan AKBP Antonius Agus Rahmanto menyusuri gang cukup sempit di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Orang nomor dua di Polres Jakarta Selatan itu bukan sedang ingin menangkap penjahat, melainkan akan mengevakuasi seorang warga yang terkonfirmasi COVID-19 dalam kondisi kritis.

Agus mengevakuasi warga bernama Budi (59) pada Kamis (24/6/2021) kemarin. 

Ia memutuskan untuk segera mengevakuasi Budi ke rumah sakit lantaran penanganan yang lambat.

Agus sambil duduk di pelataran depan Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu mengatakan, "Saya ini enggak kenal Pak Budi. Pak Budi ini salah satu warga di kampung di Jagakarsa. Di situ hampir separuhnya itu (terpapar Covid-19)."


Detik-detik evakuasi warga Jagakarsa tersebut sempat diabadikan. Dalam video yang diterima Kompas.com, Agus sempat berkoordinasi dengan warga setempat.

Agus saat itu bersama tiga orang lainnya untuk mengevakuasi Budi. Dua orang menggunakan APD, satu orang tak menggunakan APD.

Tindakan evakuasi tersebut dilakukan lantaran mobil ambulans yang tak kunjung tiba. Padahal, Budi harus segera mendapatkan penanganan.

Foto: Wakapolres Metro Jakarta Selatan, AKBP Antonius Agus Rahmanto.

Saat dievakuasi, Budi yang masih menggunakan sarung terlihat sudah lemas. Budi dievakuasi dengan cara digotong.

"Pak Budi ini satu jam yang lalu masih dapat bernapas, harusnya bisa tertolong. Kebetulan saya yang bawa langsung. Ada ambulans, tapi masih tanya lagi mau dibawa ke mana, enggak jalan-jalan juga," kata Agus.

Di ujung jalan, sebuah mobil Kijang kotak sudah terparkir. Mobil itu adalah milik seorang warga setempat.

"Saya bawa pakai mobil milik warga yang peduli. Ini kami bukan medis, kami hanya hati nurani. Ini tanggung jawab kita semua," kata Agus.

Sesuai prosedur, Agus disemprot cairan disinfektan. Setelah melepas APD, Agus kembali berkoordinasi untuk segera membawa Budi ke RSUD Pasar Minggu.

Agus kemudian menuju ke arah bangku sopir dan mengemudikan mobil Kijang tersebut. 

Mobil Kijang yang tampak lawas tersebut kemudian melaju ke RSUD Pasar Minggu.

Menangis karena pasien tak tertolong
Budi kemudian tiba di RSUD Pasar Minggu. Agus sempat berkoordinasi dengan petugas rumah sakit.

Budi lalu dibawa ke dalam RSUD Pasar Minggu. Namun, takdir berkata lain.

Agus tak kuasa menahan tangis begitu mendengar nyawa Budi tak tertolong. Air matanya berlinang.

Foto: Wakapolres Metro Jakarta Selatan, AKBP Antonius Agus Rahmanto.

Ia menyesal tak bisa menyelamatkan nyawa Budi. Penyesalan Agus berujung maaf dan evaluasi penanganan COVID-19.

Di sebelah Agus, ada Kapolsek Jagakarsa Kompol Endang Sukmawijaya. Agus terlihat menyeka air matanya.

"Mestinya bisa tertolong, coba kalau penanganannya benar itu," kata Agus.

Agus pun merasa bersalah terhadap keluarga pasien COVID-19 karena telah berjanji membawa pulang Budi dalam keadaan selamat.

"Harusnya Pak Budi bisa kembali ke keluarganya. Untuk Bu Budi, Saya minta maaf Bu, saya tadi janji mau bawa bapak sampai selamat. Mohon maaf Bu, ibu jaga kesehatan," ujar dia.

Ia pun merasa prihatin dengan ketidakpedulian warga dan penanganan yang telat dari tenaga medis.

"Ini beban kita semua, ini tanggung jawab kita semua. Nggak usah lihat dari suku mana, agama apa, harus saling tolong menolong," tutur Agus.(Kompas/Yk)

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar