Berita Borneotribun: Olahraga Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Olahraga. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 Juli 2025

Ilia Topuria Siap Tantang Islam Makhachev di Kelas Welter, Incar Gelar Juara UFC Tiga Kelas!

Ilia Topuria Siap Tantang Islam Makhachev di Kelas Welter, Incar Gelar Juara UFC Tiga Kelas!
Ilia Topuria.

JAKARTA - Ilia Topuria tampaknya belum puas dengan pencapaiannya di UFC. Setelah berhasil menyabet sabuk juara di dua kelas berbeda, kini ia mengincar satu pencapaian yang belum pernah diraih siapa pun: menjadi juara dunia UFC di tiga kelas berbeda. Tak main-main, targetnya adalah Islam Makhachev, salah satu petarung paling dominan saat ini.

Tapi apakah misi ini realistis atau hanya mimpi yang terlalu tinggi?

Mari kita bahas lebih dalam langkah berani Ilia Topuria, rencana duel melawan Islam Makhachev, dan bagaimana kemungkinan duel ini bisa mengubah sejarah UFC.

Dari Kelas Bulu ke Kelas Welter: Perjalanan Karier Ilia Topuria

Bagi penggemar UFC, nama Ilia Topuria bukanlah nama asing. Ia dikenal sebagai petarung penuh semangat, teknik solid, dan mental baja. Sebelumnya, ia berkompetisi di kelas bulu (maksimal 65,8 kg), lalu naik ke kelas ringan (maksimal 70,3 kg) dan sukses meraih sabuk juara di kedua kelas tersebut.

Kini, Topuria tak ragu untuk naik lagi ke kelas welter, yang memiliki batas berat 77,1 kg. Artinya, ia harus menghadapi lawan-lawan yang secara alami lebih besar dan kuat. Tapi tekad Topuria tidak main-main, terutama jika sabuk juara welter UFC akhirnya berada di tangan Islam Makhachev.

Incar Makhachev, Topuria Siap Naik Kelas

Dalam sebuah wawancara yang dikutip dari Home of Fight, Topuria menyatakan:

"Saya akan senang melihat Islam Makhachev merebut gelar, dan UFC membiarkan saya naik kelas ke welter untuk mendapatkan sabuk ketiga."

Pernyataan ini tentu menegaskan bahwa Topuria sangat ingin menantang Makhachev. Bahkan saat naik ke kelas ringan sebelumnya, motivasinya adalah agar bisa satu arena dengan petarung asal Dagestan itu.

Tapi bagaimana dengan respons Makhachev?

Makhachev Fokus Naik Kelas, Tapi Tak Minat Lawan Topuria?

Sejak awal, Islam Makhachev sebenarnya sudah menyampaikan bahwa dirinya tidak terlalu tertarik untuk melawan Ilia Topuria. Makhachev punya agenda sendiri yakni naik ke kelas welter dan mengejar sabuk juara di sana.

Kesempatan itu datang ketika Belal Muhammad kalah dari Jack Della Maddalena. Melihat celah tersebut, UFC pun memberikan peluang emas kepada Makhachev untuk bertarung memperebutkan sabuk welter melawan Della Maddalena.

Saat ini, pertarungan Islam Makhachev vs Jack Della Maddalena sudah dikonfirmasi akan terjadi. Namun, UFC masih belum menetapkan tanggal pastinya.

Risiko Berat Naik Kelas: Dari 65 kg ke 77 kg

Kalau kita lihat dari sisi teknis, keputusan Topuria untuk naik ke kelas welter tentu bukan langkah sembarangan. Dalam waktu kurang dari dua tahun, ia akan menantang lawan di kelas yang beratnya hampir 12 kg lebih tinggi dibandingkan kelas bulu tempat ia memulai karier.

Bagi petarung MMA, penambahan berat badan ini bukan cuma soal otot. Semakin tinggi kelas, maka semakin kuat dan keras pukulan yang akan diterima. Risiko cedera juga meningkat. Tapi jika Topuria berhasil, ia akan menulis namanya dalam buku sejarah UFC.

Apa yang Terjadi Jika Topuria Menang?

Jika skenario ini benar-benar terjadi yaitu Makhachev merebut sabuk welter dan Topuria berhasil mengalahkannya maka Ilia Topuria akan menjadi petarung pertama dalam sejarah UFC yang memenangkan gelar juara di tiga kelas berbeda. Ini pencapaian yang belum pernah diraih bahkan oleh legenda sekalipun.

Tentu, hal ini bisa membuat Topuria menjadi wajah baru UFC, dan membuka jalan lebar untuk berbagai peluang, mulai dari sponsorship, film, hingga kontrak pertarungan besar bernilai miliaran rupiah.

Apa Kata Penggemar dan Analis?

Respons dari penggemar dan analis UFC cukup beragam. Ada yang menyebut langkah Topuria terlalu ambisius, bahkan "nekat." Tapi ada juga yang menyebutnya sebagai bukti keberanian dan mental juara sejati.

Di media sosial, banyak yang mulai membandingkan Topuria dengan para legenda seperti Conor McGregor, yang juga sempat menjuarai dua kelas berbeda, namun belum pernah meraih tiga gelar juara.

Langkah Ilia Topuria untuk mengejar Islam Makhachev ke kelas welter memang bukan hal biasa. Dibutuhkan lebih dari sekadar skill dan kekuatan fisik tapi juga strategi, disiplin, dan mental baja.

Apakah ia akan berhasil?

Waktu yang akan menjawab. Tapi yang jelas, petarung seperti Topuria adalah tipe yang membuat UFC semakin menarik untuk ditonton: penuh kejutan, drama, dan ambisi besar.

Jika kamu penikmat dunia MMA atau penggemar berat UFC, jangan lewatkan kabar terbaru seputar duel ini. Siapa tahu kita akan menyaksikan sejarah baru yang belum pernah terjadi sebelumnya!

Bagaimana menurutmu, Topuria bisa kalahkan Makhachev atau ini hanya mimpi terlalu tinggi? Yuk, tulis pendapatmu di kolom komentar!

Senin, 07 Juli 2025

Jorge Martin Siap Comeback! Begini Kondisi Terbarunya Jelang MotoGP Brno 2025

Jorge Martin Siap Comeback! Begini Kondisi Terbarunya Jelang MotoGP Brno 2025
Jorge Martin Siap Comeback! Begini Kondisi Terbarunya Jelang MotoGP Brno 2025.

JAKARTA - Setelah absen cukup lama dari lintasan balap karena cedera serius, Jorge Martin akhirnya kembali mengaspal di Sirkuit Barcelona. 

Meski belum sepenuhnya pulih, langkah ini menjadi sinyal positif bahwa sang juara dunia MotoGP 2023 mulai mendekati masa comeback-nya.

Cedera Serius Buat Martin Absen Lama

Martin mengalami masa sulit di awal musim 2025. Ia harus menepi setelah insiden mengerikan di seri pembuka MotoGP Qatar, 13 April lalu. 

Dalam balapan tersebut, Martin terjatuh dan secara tidak sengaja tertabrak oleh Fabio di Giannantonio. Akibatnya, ia mengalami patah tulang rusuk dan cedera paru-paru yang cukup parah.

Tak hanya itu, sebelumnya Martin juga sudah absen dari sesi tes pramusim akibat kecelakaan di tes Sepang dan insiden saat latihan Supermoto yang menyebabkan cedera pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Bisa dibilang, musim 2025 dimulai dengan sangat berat bagi pebalap asal Spanyol ini.

Kembali ke Lintasan dengan Motor RSV4

Pada Kamis lalu, Martin akhirnya kembali naik motor di lintasan MotoGP Barcelona. Namun kali ini ia belum menggunakan motor balap utama, melainkan motor superbike RSV4 milik Aprilia. Lewat unggahan di Instagram pribadinya, Martin menulis, “Kembali ke motor setelah 3 bulan.” Ungkapan singkat yang penuh harapan dari seorang pejuang sejati.

Belum Siap Balapan di Sachsenring

Meskipun sudah mulai latihan ringan, Martin dipastikan belum bisa tampil di seri berikutnya yang akan digelar di Sachsenring, Jerman. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari tim medis, terutama Dr. Angel Charte, memang ada perkembangan yang cukup baik pada cedera tulang rusuk kirinya. Namun, beberapa tulang masih belum sepenuhnya menyatu.

“Progresnya sangat positif, tapi masih butuh sekitar dua minggu lagi untuk pemulihan total,” ujar Dr. Charte.

Target Comeback: MotoGP Brno atau Austria?

Melihat kondisi saat ini, kemungkinan besar Jorge Martin baru bisa kembali membalap di seri MotoGP Republik Ceko (Brno) yang dijadwalkan berlangsung pada 18–20 Juli 2025. Seri tersebut juga menjadi ajang terakhir sebelum libur musim panas MotoGP.

Jika belum memungkinkan juga di Brno, maka Martin kemungkinan besar akan menunggu hingga GP Austria di Red Bull Ring pada 15–17 Agustus 2025.

Kembalinya Jorge Martin ke lintasan meski hanya sekadar latihan, adalah kabar menggembirakan bagi para penggemarnya. Meskipun proses pemulihan masih berjalan, semangat dan konsistensinya patut diapresiasi. Semoga saja Martin bisa segera comeback 100% dan kembali memanaskan persaingan di MotoGP 2025!

Drama Panas Aprilia dan Jorge Martin: Akankah Bertahan atau Pisah Jalan?

Drama Panas Aprilia dan Jorge Martin: Akankah Bertahan atau Pisah Jalan?
Drama Panas Aprilia dan Jorge Martin: Akankah Bertahan atau Pisah Jalan?

JAKARTA - Perseteruan antara Jorge Martin dan tim Aprilia belakangan ini jadi perbincangan hangat di dunia MotoGP. 

Padahal, awalnya hubungan mereka berjalan sangat manis, terutama setelah Martin resmi direkrut oleh Aprilia tahun lalu usai gagal naik ke tim pabrikan Ducati yang lebih memilih Marc Marquez.

Sayangnya, hubungan yang awalnya menjanjikan kini mulai retak. Bahkan, Martin dikabarkan ingin memanfaatkan klausul performa dalam kontraknya untuk hengkang dari Aprilia di akhir musim ini. 

Namun Aprilia bersikeras bahwa ketidakhadirannya karena cedera sepanjang sebagian besar musim 2025 membuat klausul tersebut tidak berlaku. Situasi ini pun berpotensi berakhir di meja hijau.

Aprilia: Masih Ingin Martin Bertahan

CEO Aprilia, Massimo Rivola, masih berharap agar Martin tetap balapan bersama timnya tahun depan. Tapi dia juga mengakui kalau kondisi sekarang tidak ideal.

“Memang ini bukan situasi yang nyaman,” ujar Rivola saat diwawancarai di Assen, Belanda.

“Kami merekrut Jorge karena alasan yang kuat, dan saya rasa dia juga memilih kami karena faktor performa. Dan sejauh ini, performa kami tetap konsisten.”

Rivola juga menyindir bahwa tidak semua hubungan harmonis harus sempurna. “Kita pernah lihat pembalap yang tetap berjuang meraih gelar dunia meski sedang tidak bahagia dengan timnya. Jadi ya… kita lihat saja. Untungnya, kami tidak punya anak bersama!” katanya sambil bercanda.

Bukan Kasus Pertama di Dunia MotoGP

Drama seperti ini bukan hal baru di MotoGP. Beberapa pembalap top pernah mengalami hal serupa:

  • Jorge Lorenzo sempat bersitegang dengan Yamaha pada 2015, namun tetap tampil kompetitif dan berhasil meraih gelar juara dunia di musim 2016 sebelum akhirnya pindah tim.

  • Valentino Rossi juga pernah juara dunia bareng Honda di tahun 2003, walau merasa tidak dihargai karena tim lebih mengandalkan reputasi motor daripada skill sang pembalap.

  • Maverick Vinales bahkan lebih ekstrem. Ia memutus kontraknya lebih awal dengan Yamaha di 2021, setelah hubungan keduanya benar-benar memburuk. Ia sempat diskors karena diduga sengaja merusak mesin motor saat balapan di GP Styria.

Bagaimana Nasib Jorge Martin?

Manajer Jorge Martin, Albert Valera, mengatakan bahwa pembalapnya sudah "bebas" untuk musim 2026 dan membuka peluang pindah ke Honda. Tapi Aprilia langsung membantah dan siap membawa masalah ini ke pengadilan jika perlu.

Kini yang jadi pertanyaan besar: akankah Aprilia dan Martin bisa berdamai dan melanjutkan kerja sama, atau akan berakhir seperti kisah klasik MotoGP lainnya penuh drama dan perpisahan?

Konflik antara Jorge Martin dan Aprilia menambah daftar panjang kisah panas di balik layar MotoGP. Meski punya potensi besar di lintasan, hubungan personal dan profesional tetap jadi kunci. Akankah Martin tetap setia bersama Aprilia? Atau justru memulai babak baru di tim lain? Kita tunggu saja kelanjutannya di musim 2025!

Franco Morbidelli Bangkit di MotoGP 2025: Dari Terpuruk Bersama Yamaha ke Panggung Podium Bersama Ducati

Franco Morbidelli Bangkit di MotoGP 2025: Dari Terpuruk Bersama Yamaha ke Panggung Podium Bersama Ducati
Franco Morbidelli Bangkit di MotoGP 2025: Dari Terpuruk Bersama Yamaha ke Panggung Podium Bersama Ducati.

Perjalanan Karier Franco Morbidelli: Jatuh Bangun di MotoGP hingga Temukan Kembali Performanya

JAKARTA - Kalau kita bicara tentang pembalap MotoGP yang pernah melewati masa-masa sulit namun berhasil bangkit, nama Franco Morbidelli patut masuk daftar teratas. 

Pembalap asal Italia ini pernah meroket jadi runner-up MotoGP 2020 bareng tim satelit Petronas Yamaha saat itu cuma Joan Mir dari Suzuki yang bisa mengunggulinya. 

Tapi siapa sangka, semuanya berubah drastis ketika Morbidelli naik ke tim pabrikan Yamaha di pertengahan musim 2021.

Awal yang Indah, Tapi Berakhir Pahit di Yamaha

“Semuanya terasa indah seperti bunga mawar di awal karier saya di grand prix,” kata Morbidelli saat diwawancarai Crash.net.

Tapi semua berubah ketika ia dipromosikan ke tim utama Yamaha menggantikan Maverick Vinales. Alih-alih tampil lebih kompetitif, performanya justru menurun tajam. Morbidelli kesulitan bersaing dan kalah bersinar dari rekan setimnya, Fabio Quartararo. Ditambah lagi, motor Yamaha M1 saat itu mulai tertinggal dari motor-motor Eropa seperti Ducati dan KTM.

“Banyak yang menanti-nanti penampilan apik dari saya, tapi justru itu masa tersulit sepanjang karier saya,” ujar Morbidelli.

Ia mengaku selama tiga tahun terakhir—dari 2021 hingga 2023—seolah kehilangan sentuhan ajaibnya. Padahal semangat untuk tampil di posisi atas tak pernah padam. Yang terjadi hanyalah situasi sulit yang membuatnya tak bisa menunjukkan performa terbaiknya.

Dari Top 10 ke Podium Lagi: Perjalanan Mental dan Profesional

Franco juga menyadari bahwa perubahan drastis performa itu bikin banyak orang berpikir ia sudah kehilangan motivasi. Padahal, ia masih sangat ingin bersaing di lima besar MotoGP.

“Bukan berarti saya malas atau menyerah. Saya hanya harus menghadapi kondisi yang tidak mudah, dan itu bagian dari kehidupan pembalap,” jelasnya.

Menurutnya, 2021 adalah titik pertama ia benar-benar merasakan “tembok besar” dalam kariernya, setelah sebelumnya selalu mengalami perkembangan yang positif. Ia baru merasakannya di usia 25, sementara pembalap lain mungkin mengalaminya lebih cepat.

“Ini proses yang wajar. Dalam hidup, semua orang pasti pernah berada di titik sulit,” lanjutnya.

Meski tak mencapai ekspektasi publik, Morbidelli tetap menilai usahanya bersama Yamaha tidak buruk. Ia masih bisa bersaing untuk posisi 10 besar, bahkan sesekali menyentuh lima besar—sebuah pencapaian tersendiri mengingat motor Yamaha saat itu sedang tertinggal jauh dari pesaing.

“Sekarang pun yang bisa tampil maksimal hanya Fabio (Quartararo), dan itu menunjukkan betapa menantangnya motor itu,” tambahnya.

Bangkit Bersama Ducati, Siap Rebut Gelar?

Tinggalkan Yamaha, Morbidelli resmi bergabung dengan tim Pramac Ducati untuk musim 2024. Sayangnya, awal musim terganggu karena cedera kepala yang membuatnya absen dari seluruh sesi tes pra-musim. Namun begitu pulih, ia langsung tampil mengesankan.

Di Misano Sprint, ia sukses meraih podium—yang pertama sejak era Petronas. Ia pun menutup musim 2024 di posisi kesembilan klasemen dunia. Sebuah comeback yang pantas diacungi jempol.

Memasuki musim 2025, Pramac beralih ke Yamaha. Tapi Morbidelli memilih tetap bersama Ducati dan pindah ke tim VR46. Keputusan itu terbukti tepat.

Setelah 10 seri, Morbidelli sudah mengantongi dua podium dan kini berada di peringkat empat besar klasemen sementara MotoGP 2025. Ini jadi pencapaian terbaiknya sejak 2021, sekaligus sinyal kuat bahwa dirinya benar-benar kembali ke jalur juara.

Franco Morbidelli adalah bukti nyata bahwa semangat dan ketekunan bisa membalikkan keadaan. Dari keterpurukan bersama Yamaha, kini ia kembali bersinar bersama Ducati dan masuk jajaran kandidat juara dunia MotoGP 2025. Perjalanannya penuh pelajaran berharga, tak hanya bagi penggemar MotoGP, tapi juga siapa saja yang sedang menghadapi masa sulit. Karena seperti kata Morbidelli: “Ini semua bagian dari hidup. Dan saya belum selesai.”

Marc Marquez dan Alex Marquez Dominasi MotoGP, Tapi Kok Banyak yang Curiga? Ini Penjelasannya!

Marc Marquez dan Alex Marquez Dominasi MotoGP, Tapi Kok Banyak yang Curiga? Ini Penjelasannya!
Marc Marquez dan Alex Marquez Dominasi MotoGP, Tapi Kok Banyak yang Curiga? Ini Penjelasannya!

JAKARTA - Persaingan antara Marc Marquez dan adiknya, Alex Marquez, di MotoGP musim ini jadi sorotan tajam. Duo kakak beradik dari tim Gresini Racing ini tampil luar biasa dan berkali-kali finish di posisi satu dan dua, membuat banyak orang mulai bertanya-tanya: apakah Alex sengaja ‘ngalah’ kalau duel lawan sang kakak?

Bayangin aja, dari 20 balapan yang sudah digelar tahun ini (10 Sprint Race dan 10 Grand Prix), mereka finish 1-2 sebanyak 14 kali! Dan menariknya, Marc selalu menang dalam duel tersebut, kecuali sekali saat Alex berhasil unggul di Sprint Race Silverstone.

Kecurigaan Muncul Usai GP Italia

Setelah GP Italia di Mugello, di mana Marc finish di depan Alex dengan selisih hampir dua detik, banyak kritik mulai bermunculan. Beberapa pengamat MotoGP menilai Alex terlihat seperti menahan diri ketika berhadapan dengan kakaknya sendiri, berbeda saat ia bertarung melawan pembalap lain seperti Francesco Bagnaia.

Hal ini makin ramai dibicarakan karena di Sprint Race akhir pekan lalu mereka kembali finish 1-2. Sayangnya, di balapan utama, Alex harus keluar lintasan lebih awal setelah kecelakaan dengan Pedro Acosta yang menyebabkan tangannya patah.

Marc Marquez pun angkat bicara. Ia kesal karena dianggap adiknya tidak bertarung maksimal saat melawannya. Marc menjelaskan bahwa dirinya justru menggunakan banyak strategi bertahan agar pembalap lain, termasuk Alex, kesulitan menyalip.

Pendapat Para Eks Rider MotoGP

Michael Laverty dan Sylvain Guintoli, dua mantan pembalap MotoGP yang kini menjadi analis, turut memberikan pendapat mereka.

Laverty, yang pernah ikut 37 balapan MotoGP, menilai bahwa motor MotoGP terlalu besar dan cepat, membuat Alex sulit mencari celah untuk menyalip.

“Kalau di World Superbike, setelah tikungan cepat di Turn 12 masih bisa cari celah. Tapi di MotoGP, trek lurusnya terlalu pendek dan motornya lebih lebar. Sulit banget untuk menyodok masuk,” kata Laverty kepada TNT Sports.

Ia juga menyebut bahwa di beberapa momen, Alex sebenarnya hampir bisa mencoba menyalip, tapi kemungkinan besar ia berpikir itu belum waktunya dan memilih menunggu momen yang lebih pas, seperti di lap terakhir.

Sementara itu, Guintoli menambahkan bahwa faktor aerodinamika juga bikin motor MotoGP susah dikendalikan saat kecepatan tinggi. Motor lebih cenderung ‘ngotot’ jalan lurus, jadi manuver tajam jadi makin sulit.

“Dengan beban aero seperti itu, motor jadi sulit dibelokkan. Apalagi di kecepatan tinggi. Saya rasa Alex memang nggak punya peluang buat nyalip,” ujar Guintoli.

Marc Marquez: Kecelakaan, Cedera, Tapi Masih Menang!

Balapan di Sirkuit Assen, Belanda, jadi bukti mental baja Marc Marquez. Meski sempat dua kali jatuh di sesi latihan Jumat dan performa kualifikasinya juga kurang oke—Marc hanya start dari posisi keempat dia tetap berhasil memenangi Sprint Race hari Sabtu.

“Dia sempat jatuh parah dua kali dan jelas-jelas kesakitan. Tapi dia bangkit dan menang di Sprint Race. Gila banget sih performanya,” puji Guintoli.

Nggak berhenti sampai di situ, Marc bahkan sukses menyapu bersih dengan kemenangan di balapan utama hari Minggu, yang jadi kemenangan perdananya di Dutch TT sejak tahun 2018!

Jadi, apakah Alex sengaja ngalah sama kakaknya? Menurut para pakar, kecil kemungkinan. Faktor teknis seperti ukuran motor, aerodinamika, hingga kondisi trek jadi penghalang utama. Alex bukan tidak mau menyalip, tapi memang sangat sulit mencari celah di tengah ketatnya persaingan dan teknologi MotoGP yang makin kompleks.

Untuk kamu penggemar MotoGP, jangan lewatkan aksi seru mereka di race berikutnya. Semua balapan MotoGP, World Superbike, dan balap motor lainnya bisa kamu tonton di TNT Sports dan discovery+!

Ducati Hadiahi Pecco Bagnaia Motor Flat Track Spesial untuk Latihan di Ranch Valentino Rossi

Ducati Hadiahi Pecco Bagnaia Motor Flat Track Spesial untuk Latihan di Ranch Valentino Rossi
Ducati Hadiahi Pecco Bagnaia Motor Flat Track Spesial untuk Latihan di Ranch Valentino Rossi.

JAKARTA - Ducati baru saja memberikan kejutan spesial untuk pembalap andalannya, Pecco Bagnaia. Demi mendongkrak performa sang juara bertahan MotoGP yang sedang kesulitan, pabrikan asal Italia ini menghadiahkan sebuah motor flat track edisi khusus: Desmo450 MX.

Motor ini bukan sembarang motor, lho. Desmo450 MX dirancang khusus dengan suspensi dan kit roda yang sudah disesuaikan untuk lintasan flat track. Artinya, saat Bagnaia kembali berlatih di ranch milik Valentino Rossi di Tavullia, ia bakal menggunakan motor Ducati yang benar-benar unik dan beda dari yang lain.

Ini jelas jadi kabar menarik, apalagi dengan performa Bagnaia yang belum stabil di musim 2025 ini. Semua mata kini tertuju ke markas VR46—bukan hanya karena tempat latihan legendarisnya, tapi juga karena penasaran melihat aksi Bagnaia menggeber motor baru ini.

Performa Masih Naik Turun, Bagnaia Perlu Dorongan Tambahan

Sejauh ini, perjalanan Bagnaia di musim ini memang belum sesuai harapan. Ia tampak kesulitan menjinakkan motor Ducati versi terbaru (spesifikasi 2025), bahkan dibandingkan dengan rekan setim barunya, Marc Marquez, yang justru langsung nyetel dengan motor pabrikan tersebut.

Yang lebih mengejutkan, Bagnaia bahkan kalah cepat dari Alex Marquez dari tim Gresini, yang hanya memakai motor versi tahun lalu. Saat ini, Bagnaia tertinggal 126 poin dari Marc Marquez yang memimpin klasemen MotoGP, dan juga 58 poin dari Alex Marquez yang berada di posisi kedua.

Meski begitu, ada sedikit titik terang. Di seri terakhir yang digelar di Assen, Bagnaia berhasil naik podium. Hasil tersebut diharapkan bisa mengangkat kembali semangat dan kepercayaan dirinya.

Namun perjuangan belum selesai. Selanjutnya, Bagnaia akan berlaga di Sachsenring, sirkuit yang dikenal sebagai ‘kandangnya’ Marc Marquez. Tantangan ini jelas berat, tapi bisa menjadi momen pembuktian apakah latihan ekstra dengan motor flat track barunya bisa membawa perubahan nyata.

Apakah hadiah spesial dari Ducati ini akan menjadi titik balik bagi Pecco Bagnaia di sisa musim ini? Patut dinantikan!

Jorge Martin Masih Absen di MotoGP, Aprilia Targetkan Comeback di Brno

Jorge Martin Masih Absen di MotoGP, Aprilia Targetkan Comeback di Brno
Jorge Martin Masih Absen di MotoGP, Aprilia Targetkan Comeback di Brno.

JAKARTA - Musim 2025 ini benar-benar jadi tantangan berat buat Jorge Martin. Belum juga mulai balapan secara penuh, rider anyar Aprilia ini sudah lebih dulu berkutat dengan berbagai cedera yang bikin dia harus absen dari beberapa seri penting MotoGP.

Martin awalnya mengalami cedera cukup parah saat tes pramusim pertama di Sirkuit Sepang. Belum pulih benar, dia kembali celaka saat latihan pribadi hanya beberapa hari sebelum balapan pembuka di Buriram. Baru pada seri keempat di Lusail, Martin akhirnya menjalani debut resminya bersama Aprilia. Sayangnya, nasib belum berpihak padanya. Di sirkuit Qatar itu, ia kembali mengalami cedera dan harus menepi lagi hingga saat ini.

Regulasi Baru Bikin Jalan Pulang Lebih Mudah

Ada kabar baik meski belum terlalu menggembirakan. Berkat dorongan dari Aprilia, regulasi baru kini memperbolehkan pembalap yang cedera untuk menjalani satu hari sesi tes sebelum mereka kembali balapan. Ini jadi angin segar buat Martin untuk bisa kembali menyesuaikan diri dengan motor dan ritme balapan.

Sayangnya, tim medis Aprilia baru saja mengonfirmasi bahwa Martin masih belum bisa ikut MotoGP Jerman yang digelar pada 11–13 Juli mendatang. Pemeriksaan medis lanjutan dijadwalkan dilakukan minggu depan untuk menentukan kapan dia benar-benar siap kembali.

Comeback Ditargetkan di GP Ceko, Brno

Massimo Rivola, Direktur Aprilia Racing, menyampaikan bahwa pihak tim sebenarnya sudah menyiapkan sesi tes untuk Martin di Misano pada 9 Juli, tapi itu batal karena kondisi fisiknya belum memungkinkan.

“Kalau kondisinya membaik, kami akan duduk bareng dan diskusi soal kapan dia siap kembali balapan,” ungkap Rivola kepada TNT Sports. “Brno bisa jadi target yang masuk akal. Tapi ya, kita harus ambil langkah demi langkah.”

MotoGP Ceko di Brno sendiri akan berlangsung pada 18–20 Juli dan jadi seri terakhir sebelum jeda musim selama satu bulan. Jadi, jika Martin bisa comeback di sana, itu bakal jadi momen pas buat memulihkan kondisi fisik dan mental sebelum paruh musim kedua dimulai.

“Di Qatar kemarin, dia sudah lama nggak naik motor. Sekarang, kalau dia bisa kembali dan tampil kompetitif, itu sudah jadi langkah besar,” tambah Rivola.

Drama Masa Depan Jorge Martin Masih Bergulir

Kembalinya Martin ke paddock Aprilia nanti kemungkinan besar akan diselimuti isu panas seputar masa depannya. Kabarnya, Martin ingin hengkang dari Aprilia meski masih terikat kontrak satu tahun lagi. Bahkan, manajernya sudah menyatakan bahwa Martin bebas untuk negosiasi dengan tim rival.

Tentu saja Aprilia langsung membantah klaim tersebut. Rivola sendiri bilang, kalau sampai masalah ini harus diselesaikan di meja hijau, dia bakal tetap santai dan siap menghadapinya.

Follow terus kabar MotoGP terbaru hanya di Borneotribun.com, tempatnya berita balap motor terkini dan terpercaya!ikel ini juga dalam versi bahasa Inggris atau ingin format khusus untuk blog, tinggal bilang ya!

Fabio Di Giannantonio Bersinar di MotoGP Bersama Tim VR46, Dapat Dukungan Langsung dari Valentino Rossi

Fabio Di Giannantonio Bersinar di MotoGP Bersama Tim VR46, Dapat Dukungan Langsung dari Valentino Rossi
Fabio Di Giannantonio Bersinar di MotoGP Bersama Tim VR46, Dapat Dukungan Langsung dari Valentino Rossi.

JAKARTA - Fabio Di Giannantonio akhirnya mencetak podium pertamanya di Mugello dalam ajang MotoGP, dan yang bikin momen ini makin spesial: ia melakukannya bersama tim milik legenda MotoGP, Valentino Rossi VR46 Racing Team!

Dalam balapan penuh gengsi di kampung halamannya, Italia, Di Giannantonio berhasil finis di posisi ketiga, bahkan mengungguli pembalap pabrikan Ducati, Francesco Bagnaia. Ini jadi podium keduanya di MotoGP, setelah sebelumnya juga naik podium di Circuit of The Americas (COTA). Tapi podium kali ini, di depan publik sendiri dan disaksikan langsung oleh "The Doctor", jelas punya makna lebih.

“Podium di Mugello itu luar biasa. Di depan keluarga dan fans sendiri, rasanya nggak bisa digambarkan. Ini jadi bukti kalau kami masih bisa bersaing di level atas,” kata Diggia, panggilan akrabnya.

Valentino Rossi: Sumber Energi dan Motivasi

Diggia juga mengungkap betapa besar pengaruh kehadiran Valentino Rossi di tim. Menurutnya, aura sang legenda bisa dirasakan di paddock, dan nasihat-nasihat Rossi jadi penyemangat tersendiri.

“Kehadiran Vale bikin akhir pekan itu terasa istimewa. Memang nggak ada pesta karena dia harus pulang ke anak-anaknya, tapi saya senang bisa kasih hasil manis untuknya,” ujar Diggia sambil tertawa.

Ia menambahkan, setiap kali Rossi hadir, justru performanya sering nggak maksimal. Tapi kali ini beda: mereka bisa meraih podium bersama!

“Rossi nggak pernah bikin tekanan. Dia justru kasih banyak bantuan dan pengalaman. Hal terbaik dari Vale itu, dia bikin segalanya terasa lebih mudah. Jadi pembelajaran dari dia benar-benar membantu saya berkembang,” jelasnya.

Musim Terbaik Diggia di MotoGP

Musim 2025 bisa dibilang jadi tahun terbaik bagi Di Giannantonio sejauh ini. Setelah 10 seri berjalan, ia duduk di posisi kelima klasemen sementara dengan 136 poin. Ia sudah mengoleksi tiga podium: dua di COTA dan Mugello, serta satu podium Sprint Race di Silverstone.

Namun, masalah utama Diggia ada di sesi kualifikasi. Dari 10 balapan, ia hanya sekali start dari baris depan di COTA, serta dua kali dari baris kedua (Argentina dan Qatar). Ia menyadari bahwa setup motornya lebih fokus untuk performa tengah hingga akhir balapan, terutama dalam hal manajemen ban.

“Kami kerja keras agar motor lebih kuat di akhir balapan. Saya memang cukup jago dalam menjaga ban. Tapi karena itu, kami agak kehilangan performa saat time attack di kualifikasi,” ungkapnya.

Target selanjutnya bagi Diggia adalah mencari titik tengah: performa kualifikasi bagus tapi tetap kuat hingga akhir balapan.

Diggia Gunakan Motor Ducati GP25, Tapi...

Menariknya, Diggia adalah salah satu dari sedikit pembalap yang menggunakan motor Ducati GP25, bersama dua bintang utama Ducati, Marc Marquez dan Francesco Bagnaia. Tapi menurutnya, perbedaan antara GP25 dan versi sebelumnya (GP24) nyaris tidak terasa.

“Kalau dibanding tahun lalu, perbedaan antara GP23 dan GP24 cukup signifikan. Tapi sekarang, GP25 dan GP24 itu hampir sama. Bisa dibilang Ducati punya enam pembalap pabrikan di lintasan,” jelas Diggia.

“Ducati terus membawa pembaruan demi mengalahkan kompetitor. Tapi meski kami pakai motor pabrikan, bukan berarti otomatis dapat podium. Persaingan sangat ketat.”

Awal Musim yang Penuh Tantangan

Diggia juga mengungkap bahwa awal musim ini cukup berat baginya. Usai sembuh dari cedera tahun lalu, ia kembali mengalami insiden saat sesi tes di Sepang, Malaysia. Namun ia tetap bisa tampil di seri pembuka di Buriram, Thailand, dan finis di posisi 10 besar.

“Awal musim benar-benar kacau buat saya karena cedera, dan kami juga sempat kehilangan arah dalam setting motor. Tapi sekarang kami perlahan kembali ke jalur yang benar,” katanya.

GP25: Motor Terbaik, Tapi Tak Sempurna

Meskipun GP25 disebut sebagai motor terbaik yang pernah ia tunggangi, Diggia mengaku masih ada masalah, terutama pada bagian depan motor—masalah yang juga dikeluhkan Bagnaia. Namun, performa secara keseluruhan tetap meningkat.

“GP25 ini motor terbaik yang pernah saya kendarai. Bahkan saat performa saya jelek, catatan waktunya tetap lebih baik dibanding saat pakai GP23,” pungkasnya.

Fabio Di Giannantonio menunjukkan perkembangan luar biasa di musim ini. Dengan dukungan langsung dari Valentino Rossi dan performa solid di atas Ducati GP25, Diggia berpotensi menjadi salah satu penantang serius di MotoGP. Tantangannya kini adalah memperbaiki hasil kualifikasi agar bisa bertarung sejak awal balapan.

Maverick Vinales Akui Penyesalan Terbesar: Tolak Tawaran Tim Ducati di MotoGP

Maverick Vinales Akui Penyesalan Terbesar: Tolak Tawaran Tim Ducati di MotoGP
Maverick Vinales Akui Penyesalan Terbesar: Tolak Tawaran Tim Ducati di MotoGP.

Maverick Vinales Ungkap Penyesalan Terbesar: Menolak Ducati, Pilihan yang Kini Disesali

JAKARTA - Perjalanan Maverick Vinales di ajang MotoGP bisa dibilang cukup berwarna. Sejak debutnya di kelas utama tahun 2015, ia sudah mencicipi berbagai tim pabrikan: mulai dari Suzuki, Yamaha, Aprilia, hingga kini bersama Tech3 KTM. Tapi tahukah kamu, dari sekian banyak tim besar yang pernah ia bela, hanya dua pabrikan yang belum pernah ia tunggangi Honda dan Ducati.

Nah, menariknya, Vinales ternyata pernah mendapat tawaran dari Ducati pada 2018 untuk bergabung dengan tim pabrikan mereka. Sayangnya, kesempatan itu tidak ia ambil, dan keputusan tersebut kini menjadi salah satu penyesalan terbesarnya.

Tawaran Menggiurkan dari Ducati yang Ditolak

Di tahun 2018, Ducati mengajukan tawaran kepada Vinales untuk bergabung bersama Andrea Dovizioso di musim 2019 dan 2020, menggantikan Jorge Lorenzo yang pindah ke Repsol Honda. Tapi saat itu, Vinales memilih untuk tetap setia bersama Yamaha.

"Ya, itu hal yang paling saya sesali dalam karier balap saya. Tahun 2018 saya ditawari bergabung ke Ducati sebagai rekan setim Dovizioso untuk musim 2019 dan 2020," ujar Vinales dalam wawancara dengan media Spanyol, AS.

"Mereka hampir berhasil meyakinkan saya. Saya sebenarnya sudah sangat yakin untuk pindah ke Ducati, tapi tim di sekitar saya saat itu membujuk saya agar tetap di Yamaha dan mencoba meraih gelar di sana. Ternyata itu adalah kesalahan besar. Kesalahan total."

Karier Berbelok Tajam Setelah Keputusan Itu

Keputusan bertahan di Yamaha ternyata tidak membuahkan hasil manis. Hubungan Vinales dengan Yamaha mulai retak dan akhirnya berujung pada perpisahan lebih awal di musim 2021, padahal ia baru saja menandatangani kontrak dua tahun yang nilainya ditaksir mencapai sekitar Rp296 miliar.

Beruntung, Aprilia datang membawa harapan baru. Mereka memberi tempat untuk enam balapan terakhir musim 2021, lalu memperpanjang kontrak Vinales hingga tiga musim berikutnya. Puncaknya, Vinales mencetak kemenangan luar biasa di Circuit of the Americas (COTA) pada 2024, menjadikannya pembalap pertama yang menang dengan tiga pabrikan berbeda di MotoGP.

Kini Bersama KTM, Tetap Optimis dan Fokus

Di musim 2025, Vinales membela tim Tech3 KTM dan mencoba menaklukkan motor RC16. Ia bahkan sempat finis podium di Qatar, namun sayangnya harus turun ke posisi ke-14 karena penalti tekanan ban.

Ketika ditanya soal kemungkinan kariernya jika saat itu menerima tawaran Ducati, Vinales menjawab bijak.

"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Mungkin saja saya pindah ke Ducati, lalu kecelakaan, cedera, dan karier saya malah berakhir. Tidak ada yang tahu," ucapnya.

"Yang pasti, takdir membawa saya ke KTM dan saya merasa berkembang dengan baik di sini. Saya bangga dengan diri saya dan dengan apa yang saya wakili, terutama keluarga saya—Raquel, Nina, dan Blanca. Saya ingin orang-orang menghargai bukan hanya saya, tapi juga nilai-nilai yang kami pegang di rumah."

Soal Gelar Juara? Fokusnya Sekarang Adalah Kebahagiaan

Vinales juga mengakui, jika ia memiliki mentalitas seperti sekarang dan bergabung dengan Ducati waktu itu, bisa saja ia sudah meraih 3 atau 4 gelar juara dunia.

"Tapi yang terpenting adalah bagaimana perasaanmu. Bahagia itu penting. Dan saya sekarang merasa damai."

"Ketika kamu damai, semuanya berjalan lancar. Harmoni itu kunci. Jangan memaksakan sesuatu. Seperti saat di Mugello, saya bilang ke diri sendiri: ‘Kalau belum waktunya, ya tunggu saat yang lebih baik’. Dan sekarang saya benar-benar ingin menang."

Kisah Maverick Vinales jadi pengingat bahwa dalam dunia balap, keputusan besar bisa berdampak panjang. Meski sempat menolak peluang emas bersama Ducati, Vinales tetap bangkit dan membuktikan diri dengan cara yang berbeda. Kini, ia lebih memilih ketenangan batin dan perkembangan pribadi daripada sekadar gelar juara. Sebuah pelajaran berharga, bukan?

Jika kamu penggemar MotoGP, kisah seperti ini bukan hanya menarik, tapi juga inspiratif. Yuk, terus ikuti perkembangan Vinales dan MotoGP lainnya di musim 2025 ini!

Marc Marquez Ungkap Peran Penting Ducati: “Sekarang Saya Lebih Terkontrol dan Fokus Menyerang di Momen yang Tepat”

Marc Marquez Ungkap Peran Penting Ducati: “Sekarang Saya Lebih Terkontrol dan Fokus Menyerang di Momen yang Tepat”
Marc Marquez Ungkap Peran Penting Ducati: “Sekarang Saya Lebih Terkontrol dan Fokus Menyerang di Momen yang Tepat”

JAKARTA - Marc Marquez kembali menjadi sorotan di MotoGP 2025. Bukan hanya karena kemenangan beruntun yang ia raih, tetapi juga karena perubahan besar dalam gaya balapnya. Marquez memuji Ducati yang telah membantunya untuk lebih mengontrol naluri agresifnya di lintasan.

Dalam beberapa seri terakhir, pembalap tim pabrikan Ducati ini tampil luar biasa. Ia memenangkan tiga balapan sprint dan grand prix secara berturut-turut, termasuk di sirkuit yang selama ini kurang bersahabat dengannya, seperti Mugello dan Assen. Hasil ini membuat Marquez kini unggul 68 poin di klasemen sementara MotoGP.

Padahal sebelumnya, Marquez sempat mengalami beberapa insiden, seperti jatuh di GP Inggris dan saat bersaing memperebutkan kemenangan di COTA dan Jerez. Namun ia berhasil bangkit, dan perubahan pendekatannya terhadap balapan menjadi kunci utama.

“Saya belajar untuk menyerang di momen yang tepat, terutama di sirkuit yang biasanya sulit bagi saya,” ujar Marquez setelah GP Belanda.

Ia menambahkan bahwa kemenangan di Qatar menjadi salah satu yang paling spesial karena saat itu ia tidak yakin bisa bersaing, namun hasilnya justru sangat positif.

Ducati Bantu Marquez Kendalikan Emosi

Marquez mengakui bahwa peran Ducati sangat penting dalam transformasinya. Saat akhir pekan di Assen dimulai dengan dua kecelakaan besar saat latihan, ia mampu bangkit dan meraih kemenangan. Ia merasa Ducati telah membantu dirinya untuk lebih tenang dan fokus, sehingga bisa mengontrol insting balapnya yang dulu sering membuatnya terlalu agresif.

“Saya senang untuk diri saya sendiri, dan juga untuk Ducati karena mereka membantu saya mengendalikan diri dan naluri saya,” kata Marquez.

Perubahan Strategi Balap: Lebih Tenang, Lebih Efektif

Ketika ditanya apa yang membuatnya tampil lebih stabil musim ini, Marquez menjawab bahwa ia terus berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Meskipun ia enggan terlalu percaya diri karena musim masih panjang, namun ia merasa lebih nyaman sejak perubahan pada keseimbangan motor yang dilakukan timnya.

“Sekarang saya merasa motor lebih stabil di lap awal, dan saya bisa menjaga ritme hingga akhir balapan. Di Assen, saya bisa menyalip Alex Marquez dan Pecco [Bagnaia] untuk memimpin balapan,” jelasnya.

Target Berikutnya: Serang di Sachsenring, Tapi Tetap Waspada

Putaran berikutnya adalah Grand Prix Jerman di Sachsenring, sirkuit favorit Marquez. Ia pernah meraih kemenangan di sana setiap tahun dari 2013 hingga 2021.

“Kalau di Assen saya bilang akan bertahan, di Sachsenring saya akan menyerang. Target saya di sana 37 poin,” ungkapnya.

Meski begitu, Marquez menyadari bahwa dengan keunggulan poin saat ini, ia harus mulai mengelola keunggulan tersebut dengan cermat. Musim masih panjang dan segalanya bisa terjadi.

Marquez Tampil Lebih Matang, Ducati Berperan Besar

Perubahan pendekatan Marc Marquez di musim ini bukan hanya soal strategi, tapi juga soal kedewasaan. Dengan bantuan tim Ducati, ia kini lebih sabar, tahu kapan harus menyerang, dan tahu kapan harus bertahan. Semua ini membuatnya menjadi kandidat kuat juara dunia MotoGP 2025.

Jika tren positif ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Marquez akan kembali merajai dunia MotoGP kali ini dengan gaya yang lebih tenang dan penuh perhitungan.

Kalau kamu fans MotoGP atau penggemar berat Marquez, bagaimana menurutmu gaya balap barunya? Lebih keren atau justru kehilangan ciri khas? Yuk, share pendapatmu di kolom komentar!

Arsenal Resmi Gaet Martin Zubimendi: Gelandang Timnas Spanyol yang Diprediksi Bersinar di Premier League

Arsenal Resmi Gaet Martin Zubimendi: Gelandang Timnas Spanyol yang Diprediksi Bersinar di Premier League
Arsenal Resmi Gaet Martin Zubimendi: Gelandang Timnas Spanyol yang Diprediksi Bersinar di Premier League.

JAKARTA - Arsenal akhirnya resmi mendatangkan Martin Zubimendi dari Real Sociedad, dan menurut salah satu mantan rekan setimnya, Zubimendi diyakini bakal jadi bintang baru di Premier League.

Gelandang asal Spanyol itu telah lama dikaitkan dengan kepindahan ke London Utara, dan pada hari Minggu (6/7), kepindahannya ke Arsenal akhirnya terwujud. The Gunners disebut-sebut mengeluarkan dana sekitar Rp1,3 triliun (sekitar £60 juta atau €69,5 juta) untuk memboyong Zubimendi dari klub asal Basque tersebut.

Yang menarik, Roberto Lopez yang pernah bermain bersama Zubimendi di Real Sociedad yakin bahwa pemain berusia 25 tahun ini akan cepat beradaptasi dan sukses di Liga Inggris.

“Martin itu pekerja keras banget. Dia punya etos kerja luar biasa, rendah hati, dan sangat sederhana. Itu semua modal besar untuk sukses di mana pun,” ujar Lopez kepada Stats Perform.

“Dia anak biasa dari lingkungan Gros, San Sebastian. Bahkan buat ngajak dia nongkrong aja kita butuh waktu sejam buat ngerayu dia keluar rumah. Tapi dari dulu udah kelihatan banget kalau dia punya kualitas istimewa.”

Statistik Mengesankan Zubimendi di Musim Lalu

Selama musim lalu di LaLiga, Zubimendi tampil dalam 36 laga dan mencatatkan angka-angka yang mengesankan:

  • 1.752 umpan dicoba

  • 1.479 umpan sukses

  • 321 umpan sukses menuju area sepertiga akhir lapangan

Dua statistik pertama itu merupakan yang tertinggi di skuad Real Sociedad musim lalu, meskipun klub hanya finish di posisi ke-11 klasemen LaLiga.

Zubimendi merupakan produk akademi Real Sociedad dan telah mencatatkan 236 penampilan di semua kompetisi sejak menembus tim utama.

Arsenal Belum Berhenti Belanja Pemain

Selain kedatangan Zubimendi, Arsenal juga dikabarkan tengah menyusun kesepakatan pribadi dengan dua pemain depan: Noni Madueke (Chelsea) dan Viktor Gyokeres (Sporting CP). Meski begitu, proses negosiasi antar klub masih berjalan dan belum ada konfirmasi resmi terkait transfer mereka.

Kehadiran Martin Zubimendi bisa jadi kunci penting di lini tengah Arsenal. Dengan karakter pekerja keras, rendah hati, dan kemampuan distribusi bola yang luar biasa, Zubimendi punya semua bekal untuk sukses di Premier League. Kita tunggu saja bagaimana kiprahnya bersama The Gunners di musim yang akan datang!

Jamal Musiala Cedera Parah, Bayern Munich Kehilangan Mesin Serangan Utamanya

Jamal Musiala Cedera Parah, Bayern Munich Kehilangan Mesin Serangan Utamanya
Jamal Musiala Cedera Parah, Bayern Munich Kehilangan Mesin Serangan Utamanya.

JAKARTA - Bayern Munich kembali harus menelan pil pahit usai kalah 0-2 dari Paris Saint-Germain di ajang Piala Dunia Antarklub 2025. 

Namun, lebih menyakitkan dari hasil pertandingan tersebut adalah kabar buruk mengenai cedera serius yang dialami oleh bintang muda mereka, Jamal Musiala.

Pemain berusia 22 tahun itu mengalami cedera parah setelah benturan keras dengan kiper PSG, Gianluigi Donnarumma. Dari hasil pemeriksaan lanjutan, Musiala diketahui mengalami patah tulang fibula dan terpaksa harus naik meja operasi. 

Hal ini tentu menjadi pukulan telak bagi Bayern Munich yang tengah berbenah di bawah arahan pelatih anyar, Vincent Kompany.

Cedera yang Mengguncang Ruang Ganti Bayern

Musiala mengalami dislokasi pergelangan kaki saat berusaha merebut bola dari Donnarumma. Cedera ini membuatnya harus absen dalam waktu yang cukup lama dan memaksa sang pemain kembali ke Munich untuk menjalani perawatan lebih lanjut dan operasi.

Direktur olahraga Bayern Munich, Max Eberl, mengaku terpukul dengan cedera yang dialami Musiala.

"Cedera ini sungguh mengejutkan bagi kami semua. Jamal adalah sosok penting dalam tim ini, baik dari sisi permainan maupun secara pribadi. Baru saja dia pulih dari cedera sebelumnya, kini dia harus kembali menepi cukup lama," ujar Eberl.

Ia juga menambahkan bahwa pihak klub akan memberikan dukungan penuh selama masa pemulihan Musiala, agar sang pemain bisa kembali lebih kuat dari sebelumnya.

Kontribusi Musiala yang Sulit Digantikan

Musiala merupakan pilar penting dalam skuat Bayern musim lalu. Ia tampil dalam 40 pertandingan di semua kompetisi dan menyumbangkan total 23 kontribusi gol, terdiri dari 18 gol dan 5 assist. Bahkan, data menunjukkan bahwa ia memiliki expected assists sebesar 9,6, menandakan banyak peluang matang yang ia ciptakan gagal dikonversi oleh rekan setimnya.

Selain itu, Musiala tercatat sebagai pemain dengan jumlah dribel terbanyak di Bayern musim lalu, yakni sebanyak 100 kali sukses melewati lawan. Di posisi kedua ada Michael Olise yang mencatatkan 97 dribel sukses. Statistik ini memperkuat betapa vitalnya peran Musiala dalam mengobrak-abrik pertahanan lawan.

Bayern Terancam Krisis Lini Serang

Dengan absennya Musiala, ditambah kabar hengkangnya dua pemain senior, Thomas Muller dan Leroy Sane, Bayern diprediksi akan sibuk mencari tambahan pemain depan untuk musim 2025/2026. Kondisi ini membuka peluang bagi klub untuk merekrut talenta muda baru.

Salah satu nama yang dikaitkan dengan Bayern adalah Nick Woltemade dari VfB Stuttgart. Pemain muda ini tampil memukau di ajang Euro U-21 bersama timnas Jerman, dengan torehan enam gol hanya dalam lima laga. Performanya yang menanjak menjadikannya target potensial untuk menjadi pengganti sementara Musiala di lini serang Bayern.

Musiala Akan Kembali Lebih Kuat

Cedera memang menjadi momok bagi setiap pesepakbola, terutama ketika mereka sedang dalam performa puncak seperti Jamal Musiala. Namun, dengan dukungan penuh dari klub dan tim medis, serta mentalitas baja yang sudah ia tunjukkan sebelumnya, bukan tak mungkin Musiala akan kembali lebih hebat dari sebelumnya.

Bagi fans Bayern dan pecinta sepak bola Jerman, ini memang kabar yang menyedihkan. Tapi ingat, pemain hebat selalu punya cara untuk bangkit.

Arsenal Selangkah Lagi Gaet Viktor Gyökeres, Striker Tajam Sporting CP: Kesepakatan Personal Sudah Dicapai!

Arsenal Selangkah Lagi Gaet Viktor Gyökeres, Striker Tajam Sporting CP: Kesepakatan Personal Sudah Dicapai!
Arsenal Selangkah Lagi Gaet Viktor Gyökeres, Striker Tajam Sporting CP: Kesepakatan Personal Sudah Dicapai!.

JAKARTA - Arsenal Kian Dekat Datangkan Viktor Gyökeres, Striker Andalan Sporting CP. Arsenal tampaknya semakin serius dalam perburuan striker anyar mereka musim panas ini. 

Kali ini, semua sorotan tertuju pada Viktor Gyökeres penyerang subur milik Sporting CP yang mencuri perhatian banyak klub top Eropa.

Menurut berbagai laporan, Arsenal telah mencapai kesepakatan personal dengan Gyökeres. Kini, pembicaraan antara The Gunners dan Sporting CP soal harga transfer sedang memasuki tahap akhir. Artinya, bukan tidak mungkin sang bomber asal Swedia segera berkostum merah-putih musim depan.

Gyökeres: Striker Haus Gol yang Siap Menggila di Premier League

Performa Gyökeres di Portugal memang luar biasa. Dalam 102 laga bersama Sporting CP, ia berhasil mencetak 97 gol sebuah catatan yang membuat klub-klub besar seperti Manchester United, Juventus, hingga Atlético Madrid sempat memasukkan namanya dalam daftar incaran.

Namun kini, Arsenal yang berada di posisi terdepan. Bahkan menurut laporan dari The Athletic, klub asal London Utara ini sudah menyodorkan kontrak berdurasi lima tahun dan disetujui langsung oleh Gyökeres.

Negosiasi dengan pihak Sporting juga dikabarkan berjalan positif. Pakar transfer kenamaan, Fabrizio Romano, menyebut bahwa pembicaraan lanjutan pada Minggu lalu memperkuat peluang kesepakatan tercapai dalam waktu dekat.

Harga Transfer Masih Jadi Pembahasan

Presiden Sporting CP, Frederico Varandas, dengan tegas menolak jika timnya harus melepas sang striker dengan harga murah. Meskipun ada rumor bahwa Arsenal hanya menawar sekitar Rp1,7 triliun (£59,7 juta), pihak Sporting membantah keras angka tersebut.

Meski begitu, mereka juga tak memaksa Arsenal membayar penuh klausul pelepasan Gyökeres yang mencapai Rp3,3 triliun (£85,3 juta). Kedua pihak kini mencari angka tengah yang ideal bagi semua pihak.

Namun di tengah optimisme ini, BBC Sport mengingatkan untuk tetap bersikap realistis karena negosiasi belum benar-benar rampung. Semua masih bisa berubah.

Arteta Ngebut Sebelum Pramusim Dimulai

Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, dikabarkan ingin semua urusan transfer selesai sebelum tim memulai pramusim. Target utamanya jelas: mendatangkan striker tajam yang bisa langsung mengangkat performa tim di musim baru Premier League.

Setelah sukses mendatangkan Martín Zubimendi, yang akhirnya resmi bergabung setelah saga panjang, kini fokus Arsenal adalah mengamankan lini depan. Meski kehadiran Zubimendi akan sangat berguna untuk memperkuat lini tengah, fans Arsenal merasa kebutuhan akan striker baru jauh lebih mendesak.

Fans Arsenal Sudah Tak Sabar

Bukan hanya manajemen, para penggemar juga mulai gelisah. Menurut polling dari Sports Illustrated, sekitar 88% fans Arsenal mengaku cemas karena klub belum juga mendatangkan striker baru sejauh ini. Mereka berharap transfer Gyökeres bisa jadi jawaban dari kegelisahan tersebut.

Gyökeres Bisa Jadi Kunci Arsenal Bersaing Musim Ini

Jika transfer ini benar-benar terjadi, Viktor Gyökeres bukan hanya jadi tambahan penting, tapi bisa jadi pembeda di musim kompetisi mendatang. Dengan gaya bermainnya yang agresif dan insting mencetak gol yang tajam, ia sangat cocok untuk sistem Arteta yang penuh intensitas.

Kini tinggal menunggu waktu. Akankah Arsenal berhasil menutup kesepakatan dan resmi memperkenalkan Gyökeres sebagai pemain baru mereka? Para Gooners tentu berharap jawabannya: ya, secepatnya!

Jadwal dan Bracket Semifinal Piala Dunia Antarklub FIFA 2025: Chelsea, PSG, Real Madrid, dan Fluminense Berebut Tiket Final

Jadwal dan Bracket Semifinal Piala Dunia Antarklub FIFA 2025: Chelsea, PSG, Real Madrid, dan Fluminense Berebut Tiket Final
Jadwal dan Bracket Semifinal Piala Dunia Antarklub FIFA 2025: Chelsea, PSG, Real Madrid, dan Fluminense Berebut Tiket Final.

JAKARTA - Turnamen FIFA Club World Cup 2025 kini sudah memasuki babak semifinal! Dari total 32 tim yang ikut serta di edisi baru yang lebih besar ini, hanya tersisa empat raksasa sepak bola dunia yang masih bertahan: Fluminense, Chelsea, Paris Saint-Germain (PSG), dan Real Madrid.

Babak perempat final menyajikan drama tingkat tinggi, apalagi di sisi kanan bagan turnamen. PSG menghadapi Bayern Munich, sementara Real Madrid harus berduel sengit melawan Borussia Dortmund dua laga yang mengingatkan kita pada final Liga Champions Eropa beberapa musim terakhir. Hasilnya? Klub asal Prancis dan Spanyol itu berhasil menyingkirkan lawan-lawan kuat mereka dari Jerman.

Di sisi lain, Chelsea berhasil menaklukkan wakil Brasil, Palmeiras, dan memastikan langkah ke semifinal. Namun perjuangan mereka belum selesai, karena mereka harus kembali menghadapi tim Brasil lainnya: Fluminense, yang tampil solid sejak awal turnamen.

Bracket Semifinal Piala Dunia Antarklub FIFA 2025

🏆 Sisi Kiri:

  • Fluminense (Brasil)

  • Chelsea (Inggris)

🏆 Sisi Kanan:

  • Paris Saint-Germain / PSG (Prancis)

  • Real Madrid (Spanyol)

Jadwal Lengkap Semifinal

Berikut ini jadwal pertandingan semifinal berdasarkan waktu Indonesia Barat (WIB):

📅 Rabu, 9 Juli 2025
🕒 Pukul 02.00 WIB
Fluminense vs. Chelsea

📅 Kamis, 10 Juli 2025
🕒 Pukul 02.00 WIB
PSG vs. Real Madrid

Potensi Pertandingan Final yang Bisa Terjadi:

Jika melihat performa dan peta kekuatan masing-masing tim, berikut adalah semua kemungkinan laga final yang bisa kita saksikan:

  • Fluminense vs PSG

  • Fluminense vs Real Madrid

  • Chelsea vs PSG

  • Chelsea vs Real Madrid

Jadwal Final Piala Dunia Antarklub FIFA 2025

📅 Minggu, 13 Juli 2025
🕒 Pukul 02.00 WIB
🏟️ Stadion: MetLife Stadium, Amerika Serikat

Empat tim terbaik dunia kini tinggal selangkah lagi menuju sejarah. Siapa yang akan mengangkat trofi juara Piala Dunia Antarklub 2025? Apakah dominasi Eropa akan berlanjut lewat Chelsea, PSG, atau Real Madrid? Atau justru Fluminense mampu menciptakan kejutan sebagai wakil dari Amerika Selatan?

Yang jelas, pertandingan semifinal dan final nanti akan sangat seru untuk disaksikan. Siapkan alarm, siapkan camilan, dan jangan lewatkan momen besar ini!

Alasan Martin Zubimendi Pilih Arsenal Meski Dilirik Real Madrid: Ini Jawaban Jujurnya

Alasan Martin Zubimendi Pilih Arsenal Meski Dilirik Real Madrid: Ini Jawaban Jujurnya
Alasan Martin Zubimendi Pilih Arsenal Meski Dilirik Real Madrid: Ini Jawaban Jujurnya.

JAKARTA - Gelandang asal Spanyol, Martin Zubimendi, akhirnya resmi bergabung dengan Arsenal musim panas ini. 

Padahal, sebelumnya ia sempat dikaitkan dengan Real Madrid dan bahkan nyaris pindah ke Liverpool pada tahun lalu. Tapi kenapa justru Arsenal yang dipilih? Yuk, kita bahas alasannya!

Sudah Incar Arsenal Sejak Lama

Dalam wawancaranya usai menyelesaikan proses transfer, Zubimendi blak-blakan mengatakan bahwa Arsenal memang sudah jadi incarannya. "Begitu saya putuskan untuk meninggalkan Real Sociedad, tujuan saya cuma satu: Arsenal. Gaya bermain mereka sangat cocok dengan saya," ujar pemain berusia 26 tahun itu.

Zubimendi resmi bergabung ke Arsenal dengan nilai transfer yang dikabarkan mencapai Rp1,7 triliun (sekitar £60 juta atau $81,9 juta). Angka fantastis ini menunjukkan betapa besar kepercayaan The Gunners pada kualitas sang pemain.

Kenapa Tolak Liverpool dan Real Madrid?

Satu tahun sebelumnya, Zubimendi sempat hampir merapat ke Liverpool. Tapi saat itu, ia memilih bertahan di San Sebastián bersama Real Sociedad. Ia menyebut keputusannya itu sebagai langkah "egois" demi bisa terus berkembang di lingkungan yang lebih nyaman dan familiar.

Lalu, saat Real Madrid mulai menunjukkan ketertarikan, publik mengira ia akan tergoda, apalagi dengan keberadaan Xabi Alonso yang jadi pelatih incaran dan sosok idolanya saat masih bermain di tim B Sociedad. Tapi Zubimendi tetap mantap memilih Arsenal.

Tertarik dengan Visi dan Tim Muda Arsenal

Bukan cuma gaya mainnya yang bikin Zubimendi jatuh hati pada Arsenal. Ia juga mengaku kagum dengan semangat dan ambisi tim yang dihuni banyak pemain muda berbakat.

"Tim ini punya semangat tinggi dan penuh ambisi. Mereka menunjukkan potensi luar biasa dalam beberapa musim terakhir, dan saya yakin masa depan yang lebih baik akan segera datang," ungkapnya.

Zubimendi juga memuji dua sosok penting di balik kepindahannya: Mikel Arteta (pelatih) dan Andrea Berta (direktur olahraga). Menurutnya, mereka sangat perhatian dan membuatnya merasa yakin 100% dengan keputusan bergabung.

Arteta dan Zubimendi Sama-Sama dari Basque

Uniknya, Zubimendi dan Arteta ternyata berasal dari provinsi yang sama di Spanyol, yakni Basque. "Kami berasal dari kota yang sama, bahkan pernah main di klub yang sama juga. Jadi pasti akan ada banyak hal yang bisa kami bicarakan di luar lapangan, dan saya senang akan hal itu," kata Zubimendi.

Kedekatan secara emosional ini tentu jadi nilai tambah yang bikin proses adaptasi jadi lebih mudah.

Bergabung dengan Teman Lama di Arsenal

Di Arsenal, Zubimendi juga tak merasa sendirian. Ia akan bertemu kembali dengan mantan rekan setim di Real Sociedad, Martin Ødegaard, serta kompatriot asal Spanyol lainnya seperti David Raya dan Mikel Merino.

"Ada rasa nyaman karena saya sudah kenal mereka. Kehadiran mereka sangat penting buat saya. Transisi ke lingkungan baru pasti lebih lancar dengan adanya teman-teman ini," ujarnya sambil tersenyum.

Zubimendi Pilih Arsenal Karena Koneksi, Gaya Main, dan Masa Depan Cerah

Martin Zubimendi telah membuktikan bahwa karier bukan hanya soal nama besar atau klub dengan sejarah panjang seperti Real Madrid. Ia memilih Arsenal karena merasa cocok secara gaya main, punya kedekatan dengan pelatih, dan melihat peluang besar di klub asal London tersebut.

Bagi para fans The Gunners, tentu saja ini jadi kabar baik. Kehadiran Zubimendi diyakini akan memperkuat lini tengah Arsenal dan membawa energi baru dalam perburuan gelar musim depan.

Ansu Fati Resmi Gabung Monaco: Harapan Baru Setelah Gagal Bersinar di Barcelona

Ansu Fati Resmi Gabung Monaco: Harapan Baru Setelah Gagal Bersinar di Barcelona
Ansu Fati Resmi Gabung Monaco: Harapan Baru Setelah Gagal Bersinar di Barcelona.

JAKARTA - Ansu Fati akhirnya membuka lembaran baru dalam karier sepak bolanya. Pemain muda yang dulu digadang-gadang sebagai penerus Lionel Messi di Barcelona ini kini resmi bergabung dengan AS Monaco untuk musim 2025–2026. 

Meski masih berstatus sebagai pemain pinjaman, Fati menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari perubahan positif yang ia yakini bisa mengembalikan performa terbaiknya.

“Saya akan selalu berterima kasih kepada Barcelona, tapi saya sungguh percaya bahwa perubahan ini akan membawa hal baik,” ujar Fati saat diperkenalkan secara resmi oleh klub asal Ligue 1 tersebut.

Karier yang Terhenti Karena Cedera dan Minimnya Peluang

Buat kamu yang mengikuti perjalanan Ansu Fati, pasti tahu bagaimana besarnya harapan publik saat ia muncul sebagai bintang muda di Camp Nou. Tapi semua itu berubah saat ia mengalami cedera lutut serius di usia 18 tahun. Setelah absen selama sembilan bulan, performa Fati tak lagi seledak dulu. Meski sempat kembali bermain, posisinya sudah tergeser oleh pemain muda lain seperti Lamine Yamal.

Musim lalu, Fati sempat dipinjamkan ke Brighton & Hove Albion di Liga Inggris. Namun, sayangnya kesempatan bermainnya juga terbatas. Dari total 19 penampilan di Premier League, sebagian besar ia habiskan di bangku cadangan, kalah saing dengan pemain seperti Yamal, Raphinha, dan Ferran Torres.

“Banyak yang bilang masa saya di Brighton itu gagal, tapi buat saya pribadi itu pengalaman yang berharga. Saya sempat tampil baik, tapi cedera kembali menghantui dan bikin saya sulit konsisten,” jelas Fati.

Monaco, Tempat untuk Bangkit

AS Monaco bukan hanya klub yang ambisius, tapi juga dikenal sebagai tempat yang ideal bagi pemain muda untuk berkembang. Di sinilah Fati berharap bisa mendapatkan menit bermain yang konsisten dan menemukan kembali bentuk permainannya yang pernah membuatnya disebut-sebut sebagai salah satu wonderkid terbaik dunia.

“Saya ingin mendapatkan kontinuitas, tampil sebanyak mungkin, dan membantu tim. Tentu semua itu tergantung pelatih, tapi saya siap bekerja keras,” ungkapnya.

Dari sisi Barcelona, meminjamkan Fati ke Monaco juga dianggap keputusan cerdas. Selain memberi sang pemain kesempatan untuk berkembang, klub juga bisa menghemat anggaran gaji yang nilainya cukup besar jika dikonversi ke dalam rupiah.

Tekad untuk Kembali Bersinar

Meski jalannya tak selalu mulus, Fati menunjukkan mental yang tangguh. Ia tidak menyerah begitu saja pada keadaan, dan percaya bahwa waktunya akan datang kembali.

“Saya percaya pada Tuhan. Apa yang terjadi di hidup saya kadang di luar kendali, tapi saya selalu berusaha mengurangi risiko dan memberikan yang terbaik. Meskipun hasilnya belum terlihat, saya akan terus berjuang karena saya yakin waktu saya akan tiba,” tuturnya.

Perpindahan Ansu Fati ke AS Monaco bukan sekadar perpindahan klub biasa. Ini adalah upaya untuk membangun kembali karier yang sempat terhambat karena cedera dan persaingan ketat di Barcelona. Dengan semangat baru dan lingkungan yang mendukung, Fati punya peluang besar untuk membuktikan bahwa dirinya belum habis.

Niko Kovac Kritik Kualitas Rumput Stadion dan Jadwal Kick-off Piala Dunia Antarklub 2025

Niko Kovac Kritik Kualitas Rumput Stadion dan Jadwal Kick-off Piala Dunia Antarklub 2025
Niko Kovac Kritik Kualitas Rumput Stadion dan Jadwal Kick-off Piala Dunia Antarklub 2025.

JAKARTA - Pelatih Borussia Dortmund, Niko Kovac, menyuarakan kekecewaannya usai timnya tersingkir dari ajang Piala Dunia Antarklub 2025 setelah kalah tipis 3-2 dari Real Madrid. 

Namun bukan hanya kekalahan yang jadi sorotan Kovac juga menyoroti buruknya kualitas lapangan di Stadion MetLife, New Jersey, Amerika Serikat.

Rumput Stadion Dinilai Tidak Layak untuk Sepak Bola

Menurut Kovac, permukaan lapangan di Stadion MetLife lebih cocok untuk olahraga golf ketimbang pertandingan sepak bola level dunia. Ia bahkan menyebut, “Rumputnya pendek banget, seperti green di lapangan golf. Bisa-bisa dipakai untuk putting.”

Stadion ini dijadwalkan menjadi salah satu venue penting di ajang Piala Dunia 2026, termasuk untuk laga final. Namun dari pengalaman Dortmund saat bermain melawan Fluminense di tempat yang sama, Kovac merasa rumput yang terlalu kering dan kurang penyiraman membuat bola sulit mengalir dengan lancar.

“Di Bundesliga dan stadion lain selama turnamen ini, kondisi rumput lebih baik. Tapi di sini sangat kering, tidak ada alat penyiram otomatis. Bola jadi lengket dan susah dimainkan,” jelasnya.

Cuaca Panas Ekstrem Jadi Tantangan Tambahan

Tak hanya kualitas rumput yang membuat Kovac gusar, cuaca panas di Amerika Serikat juga dianggap jadi tantangan besar. Saat pertandingan melawan Real Madrid, suhu mencapai 30 derajat Celsius. Bahkan ketika bermain di Cincinnati, suhu di dalam stadion bisa menyentuh 45 derajat Celsius!

“Kami dua kali main di Cincinnati, satu jam 12 siang, satu lagi jam 3 sore. Suhunya luar biasa panas, bisa sampai 45 derajat. Itu sangat berat bagi pemain,” ujar Kovac.

Ia menambahkan bahwa suhu tinggi jelas memengaruhi performa pemain di lapangan, serta mengurangi intensitas permainan yang biasanya agresif dan cepat.

Usulan Jadwal Kick-off Lebih Manusiawi

Melihat kondisi ini, Kovac menyarankan agar jadwal kick-off di turnamen sekelas Piala Dunia Antarklub atau Piala Dunia 2026 mendatang dipertimbangkan ulang. Menurutnya, bermain di jam-jam lebih sore atau malam bisa membuat pertandingan jauh lebih menarik bagi penonton dan lebih aman bagi pemain.

“Kita semua ingin melihat permainan yang cepat, penuh aksi dan intensitas tinggi. Tapi kalau cuaca terlalu panas, ya sulit. Jadi saya harap ke depan jadwal kick-off-nya bisa lebih masuk akal,” tegasnya.

Piala Dunia Antarklub 2025 Jadi Ujian Serius Bagi Tuan Rumah

Piala Dunia Antarklub 2025 yang digelar di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada memang jadi ajang uji coba menjelang Piala Dunia 2026. Namun keluhan dari pelatih top seperti Niko Kovac bisa menjadi sinyal bahwa masih ada banyak hal yang perlu diperbaiki mulai dari kualitas lapangan, fasilitas penyiraman rumput, hingga jadwal pertandingan yang mempertimbangkan suhu ekstrem.

Sebagai catatan, Real Madrid kini mencatatkan rekor tak terkalahkan dalam 20 pertandingan terakhir di Piala Dunia Antarklub dengan rincian 17 kemenangan dan 3 imbang.

Masukan dari pelatih seperti Niko Kovac sangat penting untuk perbaikan turnamen ke depan. Jika ingin menyajikan pertandingan berkualitas tinggi di Piala Dunia 2026 nanti, pihak penyelenggara harus serius memperhatikan kenyamanan dan keselamatan para pemain mulai dari kualitas rumput hingga cuaca ekstrem yang bisa berdampak besar.

Masa Depan Marcus Rashford Tak Jelas: Barcelona Batal Minat, Manchester United Bungkam

Masa Depan Marcus Rashford Tak Jelas: Barcelona Batal Minat, Manchester United Bungkam
Masa Depan Marcus Rashford Tak Jelas: Barcelona Batal Minat, Manchester United Bungkam.

JAKARTA - Kabar terbaru datang dari bursa transfer musim panas yang makin panas! Nama Marcus Rashford, yang sempat jadi sorotan karena santer dikaitkan dengan kepindahan ke Barcelona, kini justru menghadapi jalan buntu. 

Di saat banyak yang menduga Rashford siap angkat kaki dari Manchester United, laporan terbaru justru menyebutkan bahwa sang pemain belum pernah secara resmi meminta untuk hengkang dari klub masa kecilnya itu.

Isu Kepindahan ke Barcelona Mulai Redup

Selama beberapa pekan terakhir, rumor Rashford ke Barcelona terus menguat. Apalagi setelah dirinya tampil cukup menjanjikan saat dipinjamkan ke Aston Villa di paruh kedua musim 2024/2025. Namun, sayangnya Villa tidak menggunakan opsi beli permanen senilai Rp1 triliun (£40 juta) yang sudah disiapkan.

Rashford, yang sejak kecil membela Manchester United, disebut-sebut ingin mencoba tantangan baru di luar Inggris. Ia bahkan terang-terangan mengungkap keinginannya untuk bermain bareng Lamine Yamal, wonderkid andalan Barcelona.

Sayangnya, harapan itu tampaknya pupus. Media Spanyol AS melaporkan bahwa Direktur Olahraga Barcelona, Deco, telah menarik diri dari rencana merekrut Rashford. Padahal, sekitar enam minggu lalu Deco sempat menyatakan minatnya pada pemain berusia 27 tahun itu. Tapi sekarang, nama Rashford sudah keluar dari daftar belanja Blaugrana.

Barcelona Lebih Tertarik pada Luis Díaz

Lalu, siapa yang jadi pilihan Barcelona? Jawabannya adalah Luis Díaz, winger lincah milik Liverpool. Pemain asal Kolombia itu dinilai lebih cocok dengan gaya bermain tim, punya pengalaman lebih, dan rela bekerja keras demi kepentingan tim—hal yang dianggap masih kurang dari Rashford.

Namun, mendatangkan Luis Díaz tentu bukan perkara mudah. Liverpool dikabarkan tidak ingin menjual pemain andalannya tersebut, dan harga sang winger juga diprediksi tidak murah. Tapi Barcelona punya kartu as: dana yang sebelumnya disiapkan untuk merekrut Nico Williams. Ya, winger Spanyol itu memilih bertahan di Athletic Club, sehingga Barcelona kini punya ruang anggaran baru.

Manchester United Juga Tak Jelas

Sementara itu, masa depan Rashford di Manchester United juga masih abu-abu. Ia tidak dijadwalkan ikut sesi latihan pramusim yang dimulai Senin mendatang, dan beberapa laporan menyebutkan bahwa Rashford masuk dalam daftar lima pemain yang ingin hengkang dari Old Trafford.

Namun, jurnalis Inggris Henry Winter menyatakan sebaliknya. Menurutnya, Rashford tidak pernah secara resmi mengajukan permintaan transfer. Tapi ia juga menyadari bahwa dirinya tidak akan mendapatkan banyak menit bermain di bawah pelatih baru, Ruben Amorim. Dengan Piala Dunia 2026 di depan mata, Rashford tahu ia harus bermain reguler jika ingin dilirik pelatih Timnas Inggris, Thomas Tuchel.

Apa Pilihan Rashford Selanjutnya?

Situasi Rashford saat ini bisa dibilang cukup pelik. Nomor punggung 10 miliknya di United kabarnya sudah diberikan kepada Matheus Cunha, yang baru bergabung. Artinya, secara simbolik pun Rashford mulai tersisih dari rencana tim utama.

Ada rumor bahwa Bayern Munich tertarik untuk merekrutnya, tapi belum ada langkah konkret dari raksasa Jerman tersebut. Dengan Barcelona mundur dan MU belum menunjukkan niat melepas, Rashford seolah terjebak dalam ketidakpastian.

Rashford di Persimpangan Karier

Dengan Barcelona mundur dan Manchester United yang juga tidak menutup pintu, masa depan Marcus Rashford masih menggantung. Meski ia belum meminta keluar secara resmi, keinginannya untuk mendapatkan waktu bermain lebih banyak tetap menjadi prioritas.

Apakah Bayern Munich akan jadi pelabuhan barunya? Atau justru klub Inggris lain yang datang dengan tawaran menarik? Yang jelas, saga transfer Rashford masih akan jadi topik panas sepanjang musim panas ini.

Xabi Alonso Ungkap Peluang Kylian Mbappé Tampil Lawan PSG di Semifinal Piala Dunia Antarklub, Gonzalo García Siap Gantikan

Xabi Alonso Ungkap Peluang Kylian Mbappé Tampil Lawan PSG di Semifinal Piala Dunia Antarklub, Gonzalo García Siap Gantikan
Xabi Alonso Ungkap Peluang Kylian Mbappé Tampil Lawan PSG di Semifinal Piala Dunia Antarklub, Gonzalo García Siap Gantikan.

JAKARTA - Pelatih Real Madrid, Xabi Alonso, memberikan sinyal bahwa Kylian Mbappé kemungkinan akan menjadi starter di laga semifinal Piala Dunia Antarklub melawan Paris Saint-Germain (PSG). Namun, keputusan akhir tetap bergantung pada kondisi kebugaran sang bintang asal Prancis itu dalam beberapa hari ke depan.

Seperti diketahui, Mbappé sebelumnya absen total di fase grup karena sempat dirawat di rumah sakit akibat gastroenteritis akut. Ia baru kembali merumput saat menjadi pemain pengganti di babak 16 besar melawan Juventus, dan kembali hanya duduk di bangku cadangan saat laga perempat final kontra Borussia Dortmund.

Meskipun belum bermain penuh, Mbappé menunjukkan kelasnya. Ia mencetak gol salto dramatis di masa injury time yang memastikan langkah Los Blancos ke semifinal. Real Madrid kini dijadwalkan menghadapi juara bertahan Liga Champions, PSG, yang sebelumnya menyingkirkan Bayern Munich.

Kondisi Fisik Mbappé Masih Diragukan

Walaupun mencetak gol penentu kemenangan, Alonso mengakui bahwa kondisi fisik Mbappé masih belum mencapai 100 persen. Ia menyebutkan bahwa tim medis sedang bekerja keras untuk mengembalikan kondisi terbaik Mbappé dalam waktu tiga hari menjelang laga semifinal.

"Kondisinya belum benar-benar pulih. Tapi kami masih punya waktu. Kalau dia siap, tentu saja dia akan jadi starter," ungkap Alonso.

Gonzalo García Jadi Opsi Utama Jika Mbappé Absen

Apabila Mbappé tak kunjung fit, Real Madrid punya opsi lain yang tak kalah mengesankan: Gonzalo García. Pemain muda berusia 21 tahun ini tampil luar biasa selama turnamen berlangsung. Ia mencetak gol keempatnya di ajang Piala Dunia Antarklub saat melawan Dortmund.

García juga tercatat sudah mengoleksi 25 gol untuk tim Real Madrid Castilla musim ini. Penampilannya yang konsisten membuat Alonso memberikan pujian tinggi.

"Gonzalo benar-benar memanfaatkan kesempatan yang ada. Dia pantas bermain di level ini. Kami sangat puas dengan kontribusinya," kata Alonso.

Real Madrid Berpotensi Hemat Belanja Striker Baru

Performa apik García bahkan membuat Real Madrid mempertimbangkan ulang rencana perekrutan striker pelapis. Sebelumnya, klub dikabarkan tertarik memboyong Ante Budimir dari Osasuna. Namun dengan kontribusi nyata dari García, transfer tersebut tampaknya batal dilakukan.

Hal ini dinilai sebagai langkah cerdas karena bisa menghemat anggaran klub. Sebagai gambaran, transfer Budimir disebut-sebut akan menelan biaya sekitar Rp90 miliar hingga Rp120 miliar. Dana sebesar itu bisa dialihkan untuk memperkuat posisi lain yang lebih prioritas.

Apakah Mbappé Akan Tampil Starter Lawan PSG?

Jawabannya masih belum pasti. Semua tergantung pada pemulihan fisik sang pemain dalam tiga hari ke depan. Namun satu hal yang jelas, Real Madrid kini memiliki kedalaman skuad yang menjanjikan. Baik Mbappé maupun García sama-sama siap tampil dan memberi kontribusi besar.

Dengan pertandingan krusial melawan PSG yang tinggal menghitung hari, keputusan Xabi Alonso tentu akan sangat menentukan. Apakah Mbappé yang berpengalaman akan turun sejak menit awal? Ataukah García sang bintang muda kembali diberi kepercayaan? Kita tunggu saja aksi mereka di lapangan.

Real Madrid Punya Banyak Pilihan untuk Hadapi PSG di Piala Dunia Antarklub

Artikel ini menjadi referensi lengkap untuk perkembangan terbaru Real Madrid jelang semifinal Piala Dunia Antarklub 2025. Pilihan antara Mbappé dan Gonzalo García menjadi topik hangat yang mencuri perhatian fans. Satu hal yang pasti, siapa pun yang dimainkan, pertandingan melawan PSG dipastikan akan menjadi salah satu laga paling ditunggu tahun ini.

Jangan lupa pantau terus kabar terbaru seputar Real Madrid dan Piala Dunia Antarklub hanya di Borneotribun.com!

Sabtu, 05 Juli 2025

Beau Leroux Bersinar di MLS, San Jose Earthquakes Siap Tumbangkan New York Red Bulls

Beau Leroux Bersinar di MLS, San Jose Earthquakes Siap Tumbangkan New York Red Bulls
Beau Leroux Bersinar di MLS, San Jose Earthquakes Siap Tumbangkan New York Red Bulls.

JAKARTA - Musim ini, San Jose Earthquakes tampil cukup konsisten di Major League Soccer (MLS), dan salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Beau Leroux. Pemain muda berusia 21 tahun ini menjadi kejutan menyenangkan bagi pelatih Bruce Arena, yang tak menyangka kontribusi besar sang gelandang.

Beau Leroux Jadi Kejutan Manis untuk San Jose Earthquakes

Leroux sudah tampil dalam 20 laga musim ini, dengan 17 kali menjadi starter. Ia berhasil mencetak 4 gol dan mencatatkan 3 assist sebuah pencapaian yang luar biasa untuk pemain debutan.

“Dia benar-benar kejutan yang menyenangkan,” ujar Bruce Arena. “Laga melawan LA Galaxy kemarin adalah bukti kualitasnya. Empat gol dalam musim perdananya di posisi seperti itu? Itu luar biasa. Dia terus berkembang.”

Leroux: Dari Penonton ke Pencetak Gol

Dalam pertandingan terakhir melawan LA Galaxy yang berakhir imbang 1-1, Leroux mencetak satu-satunya gol untuk Earthquakes. Menariknya, sebelum menjadi pemain inti, ia biasa menonton pertandingan dari tribun atas.

“Sebelum laga itu, saya sempat lihat ke arah tempat saya biasa duduk dulu, jauh di atas. Sekarang saya ada di lapangan, mencetak gol. Rasanya seperti mimpi,” ungkap Leroux.

Ia menambahkan, “Begitu menerima umpan dari Mark-Anthony Kaye, saya langsung putuskan untuk menembak. Awalnya saya kira bolanya akan membentur mistar dan keluar—itu sering terjadi. Tapi ternyata bola masuk ke gawang. Momen itu sangat tidak terlupakan.”

San Jose Earthquakes vs New York Red Bulls: Duel Penentu Playoff

San Jose Earthquakes kini menempati peringkat ke-6 klasemen Wilayah Barat MLS, hanya kalah sekali dalam 10 laga terakhir. Sementara itu, New York Red Bulls ada di posisi ke-8 Wilayah Timur dan tengah berusaha bangkit usai gagal menang dalam tiga laga terakhir (2 seri, 1 kalah).

Pemain Kunci yang Patut Diperhatikan:

  • San Jose Earthquakes – Cristian Arango
    Penyerang andalan Earthquakes ini telah mencetak 10 gol musim ini, termasuk empat gol dalam enam laga terakhir, meskipun sempat absen karena cedera hamstring.

  • New York Red Bulls – Eric Maxim Choupo-Moting
    Striker asal Kamerun ini jadi mesin gol Red Bulls dengan 11 gol, dan saat ini menempati posisi ketiga top skor MLS 2025. Ia juga mencetak gol dan assist dalam laga terakhir melawan Minnesota United.

Prediksi Pertandingan: Imbang

San Jose belum terkalahkan dalam enam laga kandang terakhir di semua ajang (3 menang, 3 imbang), rekor terbaik mereka sejak musim 2022–2023. Namun, New York Red Bulls juga punya catatan bagus lawan Earthquakes, tak terkalahkan dalam lima pertemuan terakhir (4 menang, 1 imbang) sejak Juli 2017.

Pertemuan terakhir keduanya juga berakhir imbang 1-1 pada April 2023.

Rekor 6 Pertandingan Terakhir:

  • San Jose Earthquakes: 2 menang, 3 imbang, 1 kalah

  • New York Red Bulls: 3 menang, 2 imbang, 1 kalah

Peluang Menang Versi OPTA:

  • San Jose Earthquakes: 35,5%

  • Imbang: 26,1%

  • New York Red Bulls: 38,4%

Laga ini diprediksi berlangsung ketat. Kedua tim sama-sama membutuhkan poin untuk mengamankan posisi playoff. San Jose akan mengandalkan momentum positif di kandang dan penampilan gemilang Leroux, sementara Red Bulls punya rekor apik saat bertemu Earthquakes.