BI Kalbar perkuat literasi ekonomi syariah lewat Majelis Huffadz | Borneotribun

Minggu, 22 Juni 2025

BI Kalbar perkuat literasi ekonomi syariah lewat Majelis Huffadz

BI Kalbar perkuat literasi ekonomi syariah lewat Majelis Huffadz 
BI Kalbar perkuat literasi ekonomi syariah lewat Majelis Huffadz. (ANTARA)
Pontianak - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat menyelenggarakan kegiatan Majelis Huffadz dan Literasi Ekonomi Syariah sebagai bagian dari rangkaian Pre-Event Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia (FESyar KTI) 2025.

"Kegiatan ini berlangsung di Aula Masjid Ismuhu Yahya, Desa Parit Baru, Kabupaten Kubu Raya. Masjid ini dipilih sebagai lokasi kegiatan karena dinilai memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi syariah berbasis komunitas, terutama melalui peran strategis para ustadz dan guru mengaji yang selama ini aktif membina masyarakat," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Reinaldy Akbar Ariesha, di Pontianak, Minggu.

Reinaldy menegaskan pentingnya literasi ekonomi syariah sebagai bagian dari penguatan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

"Bank Indonesia menjalankan strategi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah melalui tiga pilar utama, yaitu penguatan ekosistem halal, penguatan keuangan syariah, dan penguatan literasi ekonomi syariah. Kegiatan hari ini merupakan bentuk konkret dari pilar ketiga," tuturnya.

Dia mengatakan, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang dirilis OJK, tingkat literasi keuangan syariah nasional berada di angka 43,42 persen, namun inklusinya baru mencapai 13,41 persen. Kesenjangan ini menunjukkan bahwa meskipun pemahaman terhadap konsep ekonomi syariah meningkat, pemanfaatannya dalam praktik ekonomi sehari-hari masih terbatas.

"Di sinilah pentingnya peran para ustadz dan guru ngaji sebagai agen literasi ekonomi syariah di komunitas masing-masing," tuturnya.

Sebagai arah kebijakan nasional, Grand Design Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah yang disusun Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menetapkan target literasi keuangan syariah mencapai 50 persen pada 2025. Hal ini ditujukan untuk mendorong pertumbuhan industri halal serta memperluas akses keuangan syariah secara merata.

Materi utama dalam kegiatan ini disampaikan oleh Trisna Handayani, Analis Bank Indonesia, yang membahas “Peran Bank Indonesia dalam Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah.” Ia menjelaskan berbagai inisiatif strategis yang tengah dilakukan BI, antara lain, pembangunan ekosistem halal terintegrasi melalui halal value chain, penguatan UMKM halal melalui pelatihan dan akses pembiayaan syariah, edukasi halal lifestyle lewat kampanye publik, kolaborasi dengan pesantren, sekolah, dan komunitas milenial dan pengembangan sistem pembayaran syariah, seperti QRIS Syariah,

"Sinergi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan dan keagamaan untuk memperluas dampak literasi juga kita gencarkan," katanya.

Melalui kegiatan ini, peserta diharapkan tidak hanya memahami prinsip dasar ekonomi syariah, tetapi juga mampu mengelola keuangan pribadi sesuai syariat, menjadi agen literasi di komunitas, serta mendorong penggunaan produk halal dalam aktivitas ekonomi masyarakat.

"Bank Indonesia menaruh harapan besar agar Majelis Huffadz dan Literasi Ekonomi Syariah ini menjadi pondasi dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat industri halal dunia, serta memperkuat ekonomi umat melalui jalur edukasi dan pemberdayaan berbasis masjid," kata Reinaldy.

Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Tombol Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.