BPBD Kalbar masih berjibaku atasi karhutla di Rasau Jaya | Borneotribun

Kamis, 12 Juni 2025

BPBD Kalbar masih berjibaku atasi karhutla di Rasau Jaya

BPBD Kalbar masih berjibaku atasi karhutla di Rasau Jaya
BPBD Kalbar masih berjibaku atasi karhutla di Rasau Jaya. (ANTARA)
Pontianak - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat bersama sejumlah pihak masih terus berjibaku memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Desa Rasau Jaya Umum, Kabupaten Kubu Raya, yang hingga kini belum berhasil dipadamkan sepenuhnya.

"Sampai saat ini tim pemadam gabungan dari unsur BPBD, TNI, Polri, serta relawan masyarakat telah dikerahkan ke lokasi sejak beberapa hari terakhir, namun, sejumlah kendala membuat proses pemadaman belum membuahkan hasil maksimal. Karhutla di Desa Rasau Jaya Umum menjadi salah satu titik terparah saat ini. Api terus menjalar dan sulit dipadamkan karena beberapa faktor lingkungan yang kompleks," kata Ketua Satuan Tugas Informasi BPBD Kalbar, Daniel, di Pontianak, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa karakteristik lahan gambut yang mendominasi wilayah tersebut menjadi tantangan utama. Lahan gambut memiliki sifat menyimpan bara api di bawah permukaan, sehingga api dapat kembali muncul meskipun tampaknya telah padam di permukaan.

Selain itu, cuaca panas dan kering yang melanda kawasan tersebut dalam beberapa pekan terakhir turut memperparah situasi. Angin kencang juga memicu penyebaran api ke area yang lebih luas, sedangkan vegetasi kering seperti tumbuhan pakis menjadi bahan bakar alami yang sangat mudah terbakar.

"Angin kencang membuat api merambat cepat ke titik-titik baru. Ditambah vegetasi yang sangat kering, situasi menjadi semakin sulit dikendalikan," tuturnya.

BPBD Kalbar mencatat bahwa penyebab pasti dari sumber api belum bisa dipastikan, namun dugaan sementara mengarah pada aktivitas manusia, seperti pembakaran lahan atau puntung rokok yang dibuang sembarangan.

Kondisi medan yang sulit dijangkau dan terbatasnya ketersediaan air juga menghambat efektivitas tim di lapangan. "Akses ke lokasi sangat terbatas, dan sumber air tidak tersedia dalam jarak dekat. Ini memperlambat proses pemadaman," kata Daniel.

Sebagai respons, BPBD Kalbar bersama instansi terkait mulai mengoptimalkan penggunaan teknologi, seperti drone pemantau dan sistem informasi geografis, untuk mendeteksi titik api secara lebih akurat dan menentukan jalur evakuasi serta strategi pemadaman.

"Kami juga terus mendorong peningkatan kesiapsiagaan masyarakat, edukasi pencegahan, serta patroli rutin di kawasan rawan karhutla," tuturnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan dalam bentuk apapun, terutama di musim kemarau. Pelanggaran terhadap larangan ini dapat dikenakan sanksi pidana sesuai peraturan yang berlaku.

"Penanganan karhutla memerlukan sinergi semua pihak, termasuk kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan tindakan yang dapat memicu kebakaran. Kami juga harap dukungan dari pemerintah pusat dalam memperkuat sumber daya dan logistik di lapangan," katanya.

BPBD Kalbar mencatat bahwa sepanjang 2024 terjadi penurunan signifikan luas lahan terbakar dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, sejumlah titik api, termasuk di Rasau Jaya Umum, menunjukkan perlunya upaya pencegahan dan pengendalian yang lebih masif di wilayah gambut.

Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.