Kemenkes maksimalkan sosialsiasi imunisasi di media sosial | Borneotribun

Rabu, 25 Juni 2025

Kemenkes maksimalkan sosialsiasi imunisasi di media sosial

Kemenkes maksimalkan sosialsiasi imunisasi di media sosial
Kemenkes maksimalkan sosialsiasi imunisasi di media sosial. (ANTARA)
Pontianak - Kementerian Kesehatan bersama Global Health Strategies (GHS) dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat memperkuat kampanye imunisasi dengan memanfaatkan media sosial, literasi digital, dan pelibatan tokoh masyarakat serta tenaga kesehatan yang ada di Kalbar.

"Langkah ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya imunisasi sekaligus menangkal disinformasi yang beredar luas, khususnya di platform digital," kata Senior Advisor Global Health Strategies Kemenkes RI Anung Sugihantono saat membuka Pelatihan Peningkatan Kapasitas Promosi Imunisasi Berbasis Media Sosial di Pontianak, Rabu.

Dia mengatakan Kalimantan Barat telah memulai penggunaan media sosial sebagai saluran komunikasi kesehatan. Namun, intensitas dan jangkauan kampanye tersebut masih perlu ditingkatkan.

"Kami berkolaborasi dengan Direktorat Imunisasi dan Direktorat Promosi Kesehatan Kemenkes untuk meningkatkan kapasitas Dinas Kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam memanfaatkan media sosial guna memperkuat knowledge, attitude, dan practice masyarakat mengenai imunisasi," tuturnya.

Ia menambahkan media sosial menjadi salah satu instrumen yang efektif dalam menyampaikan pesan kesehatan karena tingginya kepemilikan smartphone di masyarakat.

Kendati demikian, ia menekankan bahwa keberadaan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tenaga kesehatan tetap menjadi ujung tombak dalam menyampaikan pesan imunisasi.

"Penelitian kami di Kota Pontianak dan Kabupaten Mempawah menunjukkan bahwa lebih dari 85 persen masyarakat masih sangat mempercayai petugas kesehatan sebagai sumber informasi utama," katanya.

Di tempat yang sama, Direktur Global Health Strategies, Ganendra Awang Kristandya, menyebutkan empat strategi utama yang dijalankan dalam mendukung promosi imunisasi. Pertama, meningkatkan literasi digital tenaga kesehatan agar mampu menggunakan media sosial secara efektif.

Kedua, memperkuat komunikasi interpersonal karena masyarakat cenderung ingin memahami secara rinci proses imunisasi.

"Ketiga, kami mendorong keterlibatan media massa, khususnya jurnalis, untuk menyampaikan informasi yang benar di tengah maraknya penyebaran berita/informasi bohong atau hoaks. Dan keempat, memastikan masyarakat memahami proses imunisasi secara menyeluruh, mulai dari penyimpanan hingga distribusi vaksin," kata Genendra.

Sementara itu, Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kalbar, Yuliana, mengatakan pihaknya telah melaksanakan pelatihan promosi kesehatan berbasis digital di 14 kabupaten/kota untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam menyampaikan informasi imunisasi secara tepat dan menyeluruh.

"Melalui pendekatan digital, kami berharap penyebaran informasi dapat lebih efektif dan menjangkau kelompok masyarakat yang lebih luas, terutama generasi muda yang aktif di media sosial," katanya.

Dari sisi pemerintah pusat, Tim Kerja Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Kemenkes RI, Danu Ramadityo, menegaskan bahwa kampanye imunisasi berbasis digital juga melibatkan kader posyandu dan tokoh masyarakat agar menjadi agen informasi yang terpercaya.

"Kami memberikan pelatihan agar mereka mampu menyampaikan pesan imunisasi secara akurat dan menghindari penyebaran informasi yang keliru. Fokus kami adalah membangun kepercayaan publik terhadap sistem imunisasi nasional," tuturnya.

Danu juga menambahkan penguatan kapasitas tenaga kesehatan di tingkat puskesmas menjadi prioritas dalam mendukung diseminasi informasi yang tepat sasaran dan berbasis bukti.

Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA
  

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Tombol Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.