Pontianak - Kota Pontianak ditetapkan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Equator Architecture Forum (EAF) 2025, ajang nasional yang menghimpun gagasan dan inovasi di bidang arsitektur, tata kota, dan pembangunan berkelanjutan.
"Forum ini diharapkan menjadi momentum penting bagi Kalimantan Barat dalam memperkuat citra sebagai provinsi yang terbuka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan desain berwawasan lingkungan," kata Ketua Panitia Pelaksana, Uray Feri Andi saat melakukan audiensi dengan Gubernur Kalbar, Ria Norsan di Pontianak, Kamis.
Uray mengatakan, menjelang pelaksanaan kegiatan tersebut, Panitia Pelaksana EAF 2025 melakukan audiensi dengan Gubernur Kalimantan Barat H. Ria Norsan di ruang kerjanya, Rabu (25/6), untuk melaporkan kesiapan acara sekaligus memohon arahan dan dukungan dari pemerintah daerah.
"Kami memohon saran dan arahan Bapak Gubernur serta mengundang beliau untuk hadir dan membuka secara resmi forum ini. Alhamdulillah, arahan beliau akan menjadi bahan pertimbangan penting bagi panitia," tuturnya.
Ia mengatakan, forum ini akan melibatkan akademisi, praktisi, mahasiswa, dan pemangku kepentingan dari berbagai wilayah Indonesia, dengan fokus pada arsitektur tropis dan pembangunan kota berkelanjutan di wilayah ekuator.
EAF 2025 di Pontianak akan menjadi ruang temu gagasan dan kolaborasi antara pelaku arsitektur dan tata kota yang menyoroti tantangan serta potensi pengembangan kawasan tropis di sekitar garis khatulistiwa.
Kota Pontianak dipilih karena posisinya yang strategis sebagai satu-satunya ibu kota provinsi di Indonesia yang dilintasi garis ekuator.
"Harapan kami forum ini akan membawa dampak positif tidak hanya dalam bidang arsitektur, tetapi juga dalam pembangunan berkelanjutan dan penguatan citra Pontianak sebagai kota terbuka, modern, dan inklusif," kata Uray.
Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, panitia optimistis EAF 2025 akan menjadi tonggak penting dalam memajukan wacana arsitektur tropis Indonesia dan memperluas jejaring profesional di bidang perencanaan kota serta lingkungan.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Kalbar H. Ria Norsan menyatakan dukungan terhadap penyelenggaraan EAF 2025 dan menilai forum ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong pembangunan berbasis ilmu pengetahuan dan kesadaran lingkungan.
“Ini acara yang sangat baik dan tentu akan kami dukung. Forum ini dapat menjadi pemicu berkembangnya pemikiran dan kebijakan pembangunan yang lebih berkelanjutan di Kalimantan Barat,” ujar Norsan.
Ia juga menyampaikan kesediaannya untuk hadir secara langsung membuka kegiatan, jika tidak ada agenda lain yang bersamaan.
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA