LBM Eijkman ungkap Fakta Baru Anak-anak yang Terpapar COVID-19 | Borneotribun.com -->

Sabtu, 26 Juni 2021

LBM Eijkman ungkap Fakta Baru Anak-anak yang Terpapar COVID-19

Ilustrasi. Gambar iStock

BORNEOTRIBUN.COM - Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman mengungkap temuan dan fakta baru anak-anak yang terpapar COVID-19 di Indonesia. 

Salah satu temuan tersebut adalah fakta 67,3 persen anak Indonesia yang terapapar virus Corona tidak menunjukkan adanya gejala.

Sejak Maret hingga November 2020, Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio dan koleganya telah meneliti 1.973 sampel anak-anak dengan usia di bawah 18 tahun. 

Dari jumlah tersebut, mereka menemukan 208 anak terpapar COVID-19.

“Dari 208 anak, sebanyak 140 pasien positif COVID-19 tidak mempunyai gejala,” sebagaimana dikutip dari akun Instagram @eijkmannstitute, Sabtu (26/6).

Temuan Eijkman, hanya 32,7 persen atau 68 anak-anak positif COVID-19 yang menunjukkan adanya gejala.

Ilustrasi. Gambar iStock

Seperti diketahui, adapun sejumlah gejala yang paling banyak dilaporkan oleh sejumlah pasien COVID-19 di Indonesia menurut laporan Eijkman:

1. Batuk 57,4 persen.

2. Kelelahan 39,7 persen.

3. Demam 36,8 persen.

Selain itu, Eijkman juga menemukan bahwa dari 208 anak yang terpapar COVID-19 itu, hanya 15 pasien yang menunjukkan adanya gejala sesak nafas. 

Diketahui, gejala ini paling banyak dilaporkan pada pasien dewasa.

“Pneumonia yang dikonfirmasi oleh X-ray lebih banyak ditemukan pada kelompok usia 1-5 tahun (77 persen) dan 6-10 tahun (66,7 persen),” tulis Eijkman.

Ilustrasi. Gambar iStock

Meski mayoritas anak-anak yang terpapar Covid-19 tidak bergejala atau hanya memiliki gejala ringan, Eijkman memberi catatan bahwa anak-anak yang terinfeksi virus Corona itu memiliki peran yang sangat besar dalam penularan COVID-19.

“Anak-anak positif Covid-19 mempunyai peran yang sangat besar pada transmisi virus SARS-CoV 2 di suatu populasi,” jelas Eijkman.

Sebelumnya, berdasarkan data Satgas COVID-19 pada 11 Juni, setidaknya 1,2 persen anak Indonesia di bawah usia 18 tahun meninggal akibat terpapar COVID-19. 

Jika dihitung dari jumlah kasus kumulatif, jumlah anak-anak yang meninggal sekitar 630 orang.

Ilustrasi. Gambar iStock

Temuan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh sejumlah anggota LBM Eijkman yakni Amin, Safrina Golfani Malik, Tina Kusumaningrum, Frilasita A. Yudhapurtr, Sukma Oktavianthi, dan Khin Saw Aye Myint dan dipublikasikan di jurnal ilmiah Journal of Clinical Virology Plus dengan judul ‘Characteristics of children with confirmed SARS-CoV-2 infection in Indonesia’. 

(wol/cnn/ari/d2)

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar