Berita Borneotribun.com: Karhutla di Kalbar Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Karhutla di Kalbar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Karhutla di Kalbar. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 02 Agustus 2025

Karhutla di Kalbar Makin Parah, Gubernur Ria Norsan dan BNPB Turun Langsung ke Lokasi: “Kita Harus Bergerak Cepat!”

Karhutla di Kalbar Makin Parah, Gubernur Ria Norsan dan BNPB Turun Langsung ke Lokasi: “Kita Harus Bergerak Cepat!”
Gubernur Kalbar Drs. H. Ria Norsan,MM.,MH., bersama Menteri Lingkungan Hidup RI dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI meninjau posko di VIP Lanud Supadio Kubu Raya, Jum'at (1/8/2025).

Kubu Raya, Kalimantan Barat – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalimantan Barat (Kalbar) kembali memprihatinkan. Asap tebal mengepul dari sejumlah wilayah, terutama di daerah Kubu Raya dan sekitarnya. 

Melihat kondisi ini, Gubernur Kalbar Drs. H. Ria Norsan, MM., MH., bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) serta Kepala BNPB RI, Letjen TNI Suharyanto, turun langsung ke lapangan pada Jumat (1/8/2025) untuk meninjau kondisi terkini dan mengambil langkah cepat penanggulangan.

Tinjauan Langsung ke Lokasi Terdampak Karhutla

Kunjungan dimulai dari peninjauan beberapa lokasi terdampak, termasuk kawasan flyover dan titik-titik api di wilayah Kubu Raya. 

Mereka kemudian menggelar rapat terbatas di posko VIP Lanud Supadio, Kubu Raya, guna membahas langkah strategis yang harus segera dilakukan untuk memadamkan api yang terus meluas.

“Jadi hari ini kita telah melihat secara langsung kondisi kebakaran di beberapa titik di wilayah Kubu Raya. Saat ini diperlukan percepatan penanggulangan, termasuk melalui modifikasi cuaca atau hujan buatan agar Karhutla di Kalbar ini bisa segera ditangani dengan baik,” ujar Letjen Suharyanto.

Operasi Modifikasi Cuaca Jadi Solusi Utama

Letjen Suharyanto menekankan pentingnya percepatan penanganan karhutla dengan cara yang efektif. Salah satunya adalah melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) atau hujan buatan. 

Menurutnya, hujan buatan menjadi opsi paling logis di tengah sulitnya menjangkau titik api di lahan gambut atau area terpencil.

“Kerja sama dengan BMKG, TNI Angkatan Udara, dan pemerintah daerah sangat penting. Penentuan waktu dan lokasi penyemaian awan harus tepat agar hasilnya maksimal,” jelasnya.

Langkah ini bukan hanya ditujukan untuk Kalbar saja, tetapi juga untuk beberapa daerah lain di Indonesia yang tengah menghadapi ancaman karhutla dalam skala besar akibat musim kemarau panjang.

Apresiasi untuk Tim Gabungan yang Terus Bekerja Keras

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNPB juga memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras di lapangan.

“Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak, baik TNI, Polri, relawan, petugas pemadam, hingga masyarakat yang terlibat langsung. Ini bukan pekerjaan mudah. Tapi bagaimanapun juga, ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai pemerintah untuk menyelesaikan persoalan karhutla di Kalbar,” katanya.

Langkah Strategis Pemerintah Daerah: Harus Bergerak Cepat

Gubernur Kalbar Ria Norsan menyambut baik kolaborasi cepat antara BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup, serta pihak-pihak terkait lainnya. 

Ia menyampaikan bahwa pemerintah daerah akan terus mendukung semua upaya yang sedang dilakukan.

“Semoga kolaborasi yang baik ini segera membuahkan hasil. Semua langkah sudah kita upayakan, mulai dari modifikasi cuaca, penyiraman dari udara menggunakan helikopter water bombing, dan lainnya. Kami mohon doa dan dukungan masyarakat agar permasalahan ini bisa cepat terselesaikan,” ujar Ria Norsan.

Dampak Karhutla: Bukan Hanya Soal Asap, Tapi Juga Kesehatan dan Ekonomi

Karhutla bukan hanya membuat langit Kalbar menjadi gelap oleh asap, tapi juga berdampak besar pada kesehatan masyarakat, aktivitas ekonomi, dan pendidikan. 

Banyak warga mengeluhkan gangguan pernapasan, anak-anak tidak bisa bermain di luar rumah, dan sejumlah sekolah terpaksa meliburkan aktivitas tatap muka karena kualitas udara yang memburuk.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kalbar, telah terjadi peningkatan kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) dalam beberapa pekan terakhir.

Masyarakat Diimbau Tidak Membakar Lahan

Pemerintah daerah dan pusat mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar, karena hal ini menjadi salah satu penyebab utama karhutla. 

Meski masih banyak yang menggunakan cara tradisional ini karena alasan biaya dan efisiensi, dampaknya bisa sangat luas.

“Sekarang bukan lagi zamannya bakar lahan. Kami minta kerja samanya agar kejadian ini tidak terus berulang setiap tahun,” tegas Gubernur Kalbar.

Pentingnya Kesadaran dan Peran Serta Masyarakat

Penanggulangan karhutla bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga memerlukan kesadaran kolektif masyarakat. 

Sosialisasi terus dilakukan oleh BPBD Kalbar, aparat desa, hingga tokoh masyarakat, untuk mencegah terjadinya kebakaran baru. Edukasi mengenai cara bertani ramah lingkungan juga terus digencarkan.

“Kalau kita bersama-sama menjaga alam, maka kita tidak perlu setiap tahun panik menghadapi asap,” kata salah satu warga Kubu Raya yang ikut mendukung patroli desa bebas api.

Bergerak Bersama untuk Kalbar yang Lebih Bersih dan Aman

Kebakaran hutan dan lahan di Kalbar bukan hanya persoalan tahunan yang harus diterima begitu saja. Dengan kerja sama semua pihak, dari pemerintah pusat, daerah, hingga masyarakat, persoalan karhutla bisa ditangani lebih cepat dan lebih baik.

Langkah sigap Gubernur Ria Norsan, dukungan penuh BNPB, dan sinergi dari berbagai kementerian menjadi harapan baru bagi Kalimantan Barat untuk segera keluar dari kepungan asap. 

Yang dibutuhkan sekarang adalah kesadaran bersama, kecepatan bertindak, dan kolaborasi tanpa batas.

FAQ Seputar Karhutla di Kalbar

Q: Apa penyebab utama karhutla di Kalimantan Barat?
A: Salah satunya adalah pembukaan lahan dengan cara dibakar, ditambah kondisi kemarau panjang dan lahan gambut yang mudah terbakar.

Q: Apa itu Operasi Modifikasi Cuaca (OMC)?
A: OMC adalah teknik membuat hujan buatan dengan menyemai garam ke awan menggunakan pesawat, agar turun hujan di daerah yang ditargetkan.

Q: Apakah warga bisa membantu dalam penanggulangan karhutla?
A: Sangat bisa! Dengan tidak membakar lahan, ikut serta menjaga hutan, dan melapor jika melihat titik api, masyarakat sudah sangat berperan besa

Selasa, 29 Juli 2025

Cegah Karhutla di Musim Kemarau, Kapolresta Pontianak Cek Kesiapan Alat dan Personel

Cegah Karhutla di Musim Kemarau, Kapolresta Pontianak Cek Kesiapan Alat dan Personel
Cegah Karhutla di Musim Kemarau, Kapolresta Pontianak Cek Kesiapan Alat dan Personel.

Pontianak – Dalam upaya menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama musim kemarau, Kapolresta Pontianak Kombes Pol Suyono, S.I.K., S.H., M.H. turun langsung melakukan pengecekan sarana dan prasarana penanggulangan karhutla di halaman Markas Komando (Mako) Polresta Pontianak, Selasa (29/07/2025).

Pengecekan ini dilakukan sebagai bentuk kesiapsiagaan jajaran Polresta Pontianak dalam mengantisipasi ancaman karhutla yang kerap terjadi saat musim kemarau. Kapolresta ingin memastikan semua peralatan dan personel benar-benar siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan dalam situasi darurat.

Dalam kegiatan tersebut, Kapolresta didampingi oleh sejumlah pejabat utama Polresta Pontianak, seperti Kabag Ops Kompol Joko Sutriyatno, S.H., Kasat Samapta AKP Samidi, dan Kabag Logistik AKP Untung Widodo.

Apa Saja yang Dicek?

Pemeriksaan meliputi berbagai perlengkapan penting, seperti:

  • Kendaraan operasional

  • Alat pemadam kebakaran

  • Alat pelindung diri (APD)

  • Mesin Robin

  • Selang air

  • Sepatu bot

  • Helm keselamatan

  • Sarana pendukung lainnya

Kapolresta menegaskan bahwa kesiapan alat tidak kalah penting dari kesiapan personel. “Kita tidak hanya mengandalkan petugas, tapi juga memastikan peralatan dalam kondisi baik dan siap digunakan kapan saja,” jelasnya.

Langkah ini adalah bagian dari strategi preventif agar penanganan karhutla dapat dilakukan secara cepat dan efektif. Selain itu, kesiapan ini juga penting untuk melindungi masyarakat dari dampak kabut asap dan polusi udara yang seringkali memburuk saat terjadi kebakaran hutan.

Kapolresta juga mengajak seluruh warga Pontianak untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar. Ia menekankan pentingnya edukasi dan peran aktif Bhabinkamtibmas dalam menyampaikan imbauan kepada masyarakat.

“Kami terus galakkan sosialisasi agar masyarakat sadar bahwa membakar lahan bisa memicu bencana besar. Ayo kita jaga bersama kualitas udara di Pontianak demi kesehatan kita semua, terutama anak-anak,” ujar Kombes Pol Suyono.

Dengan dilaksanakannya pengecekan ini, Polresta Pontianak berharap dapat memberikan respons cepat terhadap kebakaran hutan dan lahan yang mungkin terjadi. Kesiapan ini juga diharapkan bisa meminimalkan dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat yang sering ditimbulkan oleh kabut asap.

Jumat, 09 Agustus 2024

Komitmen Pemerintah Kalimantan Barat untuk Cegah Karhutla: Masyarakat Adat Terlibat

Komitmen Pemerintah Kalimantan Barat untuk Cegah Karhutla: Masyarakat Adat Terlibat
Arsip - Relawan PMI Kalimantan Barat saat berjibaku memadamkan api pada lahan yang terbakar di Kecamatan Rasau Jaya belum lama ini. ANTARA/HO : PMI Kalbar.
PONTIANAK — Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat semakin mempertegas komitmennya dalam menangani masalah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). 

Langkah ini diambil sebagai respon terhadap Instruksi Presiden Nomor: 3 Tahun 2020 yang mendesak tindakan konkret dalam penanggulangan Karhutla di daerah ini.

Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, menjelaskan bahwa untuk mengimplementasikan Inpres tersebut, Pemprov Kalbar telah menetapkan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Kalimantan Barat No. 2 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Karhutla. 

Perda ini mulai berlaku pada 30 Mei 2022 dan bertujuan untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan di provinsi ini.

Harisson menekankan bahwa pencegahan dan penanggulangan Karhutla bukan hanya tanggung jawab pemerintah. 

Masyarakat adat juga memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian hutan. 

"Sebagai gubernur, saya memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan langkah-langkah strategis dalam pencegahan dan penanggulangan Karhutla," kata Harisson. 

Ia menambahkan bahwa masyarakat adat, yang memiliki kearifan lokal dalam mengelola hutan, akan menjadi mitra utama dalam upaya ini.

Menurut Harisson, kebakaran hutan dan lahan adalah ancaman serius yang dapat merusak ekosistem, mengganggu kesehatan masyarakat, dan mengancam stabilitas ekonomi serta sosial. 

Oleh karena itu, Pemprov Kalbar berkomitmen untuk bekerja sama dengan TNI/Polri, lembaga pemerintah, dan masyarakat adat dalam upaya pencegahan dini dan penanganan Karhutla.

Dengan prediksi BMKG yang menyebutkan sebagian wilayah Kalimantan Barat akan memasuki musim kemarau pada akhir Juni 2024, dengan puncaknya pada Juli hingga Agustus, risiko Karhutla meningkat. 

"Kita harus berupaya keras untuk menurunkan angka kebakaran dengan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan yang efektif," tambah Harisson.

Sejak Juli hingga saat ini, Kalimantan Barat terus diselimuti asap akibat Karhutla di berbagai wilayah. 

Sebagai langkah antisipasi, Pemprov Kalbar telah menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Asap melalui Keputusan Gubernur Kalimantan Barat No. 3502/BPBD/2024.

Selain kampanye penyadartahuan dan aktivasi posko, Pemprov juga melakukan berbagai aksi nyata seperti operasi modifikasi cuaca, patroli terpadu, dan operasi pembasahan gambut. 

Harisson menegaskan pentingnya koordinasi antara instansi, lembaga, dan masyarakat adat untuk penanganan Karhutla yang cepat dan tepat.

"Saya yakin dengan semangat kebersamaan dan kerja keras, kita dapat mengatasi tantangan ini dan mewujudkan Kalimantan Barat yang lebih hijau, sehat, dan sejahtera," tutup Harisson.

Oleh: ANTARA/Rendra Oxtora
Editor: Yakop

Kamis, 03 Agustus 2023

Personel TNI dan Polri Siaga Tangani Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalbar

Personel TNI dan Polri Siaga Tangani Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalbar
Personel TNI dan Polri Siaga Tangani Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalbar.
PONTIANAK – Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap mengancam wilayah Kalimantan Barat, personel TNI dan Polri dikerahkan untuk bekerja sama. 

Panglima Daerah Militer (Pangdam) XII Tanjungpura, Mayor Jenderal TNI Iwan Setiawan, menyatakan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi ancaman karhutla ini. 

"Semua harus bahu membahu mencegah dan menanggulangi karhutla sampai ke tingkat desa," ujar beliau di Pontianak, pada hari Kamis (3/8/2023).

Beliau menjelaskan bahwa sebagai bentuk kesiapsiagaan, pada Rabu (2/8) kemarin, dilaksanakan apel gelar pasukan persiapan di wilayah Kalimantan Barat. 

Apel ini melibatkan anggota TNI, Polri, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya. 

Sinergi di antara semua pihak dianggap sangat penting dalam upaya mencegah dan mengatasi karhutla, karena masalah ini merupakan tanggung jawab bersama.

Pangdam Iwan Setiawan menekankan pentingnya edukasi untuk masyarakat dalam hal ini. Menurutnya, pendekatan edukasi yang terus-menerus perlu dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan, yang sering kali menjadi pemicu karhutla.

Lebih lanjut, Pangdam berharap agar kolaborasi dan komunikasi yang baik tetap terjaga antara jajaran TNI di Kalimantan Barat dan Babinsa (Bintara Pembina Desa) dalam usaha pencegahan dan penanggulangan karhutla.

Dari pihak Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalimantan Barat, Irjen Pol Pipit Rismanto, turut memberikan pandangan terkait upaya penanggulangan karhutla. 

Menurut Kapolda Pipit, pentingnya sinergi dan pencegahan menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini.

Kapolda Pipit menjelaskan bahwa deteksi dini menjadi hal yang krusial dalam mencegah karhutla. Selain itu, pemahaman kepada masyarakat juga perlu ditingkatkan, agar mereka memahami dampak dari aktivitas pembakaran lahan. 

"Kami sedang bekerja sama dengan tim dari pusat dan memberikan dukungan kepada Kalimantan Barat dalam mengatasi lahan gambut yang rentan terbakar. Kami juga melakukan pemetaan untuk merumuskan langkah-langkah strategis," tambahnya.

Pihak Kepolisian Daerah Kalimantan Barat juga telah menyiapkan sarana dan melakukan pemetaan ulang terhadap lokasi yang rawan terjadi kebakaran hutan, serta melakukan pemantauan terhadap hotspot untuk segera menanggulangi api yang muncul.

Kapolda Pipit menegaskan semangat kolaborasi dan sinergi dalam penanggulangan karhutla di Kalimantan Barat. 

"Kami selalu siap berkolaborasi dan bersinergi untuk mengatasi masalah karhutla di wilayah Kalimantan Barat," tutupnya.