Kepercayaan Jepang Terhadap AS Mulai Runtuh, Warga Ragukan Komitmen Keamanan di Era Trump | Borneotribun

Kamis, 01 Mei 2025

Kepercayaan Jepang Terhadap AS Mulai Runtuh, Warga Ragukan Komitmen Keamanan di Era Trump

Kepercayaan Jepang Terhadap AS Mulai Runtuh, Warga Ragukan Komitmen Keamanan di Era Trump
Kepercayaan Jepang Terhadap AS Mulai Runtuh, Warga Ragukan Komitmen Keamanan di Era Trump.

Tokyo – Warga Jepang semakin skeptis terhadap janji-janji keamanan dari Amerika Serikat, terutama di bawah kepemimpinan Donald Trump. Menurut hasil survei terbaru dari Asahi Shimbun, sebanyak 77% warga Jepang tidak yakin AS akan membantu jika negara mereka mengalami krisis militer. Ini menunjukkan betapa besar pengaruh gaya kepemimpinan Trump yang dinilai tidak konsisten terhadap kepercayaan publik Jepang.

Padahal, Jepang dan Amerika sudah menjalin perjanjian pertahanan sejak tahun 1960 melalui Treaty of Mutual Cooperation and Security. Namun, hanya sekitar 15% responden dari 3.000 orang yang percaya kalau AS benar-benar akan turun tangan jika Jepang dalam bahaya. Sebelumnya, tingkat kepercayaan itu berada di angka 40% lebih.

Kekhawatiran yang Meningkat Seiring Gaya Trump yang Tak Terduga

Menurut Stephen Nagy, pakar hubungan internasional dari International Christian University Tokyo, meningkatnya rasa pesimis ini sangat wajar. Ia menyebut bahwa pemerintahan Trump sering menunjukkan sikap yang berubah-ubah, mulai dari kebijakan luar negeri, negosiasi perdagangan, hingga respons terhadap konflik internasional seperti di Ukraina.

“Warga Jepang melihat sendiri bagaimana kebijakan Trump terhadap isu global sering membingungkan. Jadi wajar kalau banyak yang mulai ragu apakah AS akan benar-benar membantu kalau Jepang dalam situasi genting,” kata Nagy.

Pulau Sengketa Jadi Titik Panas

Salah satu isu yang bikin Jepang was-was adalah konflik sengketa kepulauan di Laut China Timur. Jepang menguasai wilayah itu, tapi China tetap ngotot mengklaim kepulauan Diaoyu (versi Jepang: Senkaku) sebagai milik mereka. Pemerintah Jepang sempat mendapat konfirmasi dari Menhan AS, Pete Hegseth, bahwa pulau-pulau itu masih masuk dalam cakupan perjanjian keamanan Jepang-AS. Tapi tetap saja, hasil survei membuktikan mayoritas warga Jepang tetap merasa khawatir.

Aliansi Bertahan, Tapi Rasa Percaya Menurun

Meski begitu, Nagy menilai kerja sama militer antara Jepang dan AS di kawasan Indo-Pasifik sebenarnya masih solid. Pemerintahan Trump tetap menjalin kerja sama dengan Jepang dan Korea Selatan melalui kerangka keamanan trilateral. Bahkan ada rencana kerja bareng dalam pembangunan dan perawatan kapal militer.

Kunjungan Menhan Hegseth ke Jepang pada Maret lalu, termasuk ke Pulau Iwo Jima, juga disebut sebagai simbol kuatnya hubungan militer antara dua negara. Setelah itu, Hegseth menyampaikan pesan serupa saat mengunjungi Filipina yang juga berselisih dengan China di Laut China Selatan.

Namun, banyak warga Jepang yang belum bisa merasa tenang.

Seruan untuk Perkuat Pertahanan Regional

Sanae Takaichi, politisi konservatif dari Partai Demokrat Liberal, bahkan menyuarakan kekhawatiran terbuka saat menghadiri acara di Taiwan. Ia menyarankan Jepang, Taiwan, dan negara-negara kawasan untuk membentuk semacam aliansi pertahanan baru demi mengantisipasi ketidakpastian kebijakan dari Trump.

Menurut Takaichi, terlalu banyak orang Jepang yang masih menganggap AS akan selalu membela Jepang tanpa syarat, padahal sikap Trump sering bertolak belakang dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya. Ia mendorong negara-negara di kawasan untuk lebih mandiri dalam menjaga keamanan dan kedaulatan wilayahnya.

Warga Jepang Butuh Kepastian, Bukan Janji Politik

Meski perjanjian keamanan dengan AS masih berlaku, keraguan publik Jepang terhadap loyalitas sekutunya kini semakin kuat. Sikap Trump yang sulit ditebak jadi alasan utama kenapa banyak yang merasa tidak aman. Di tengah ketegangan di Laut China Timur dan ketidakpastian geopolitik global, Jepang tampaknya mulai sadar bahwa bergantung sepenuhnya pada AS bukanlah pilihan yang bijak.

Jadi, apakah Jepang akan mulai membangun kekuatan pertahanannya sendiri tanpa terlalu mengandalkan AS? Waktu yang akan menjawab.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.