Pemprov Kalbar dan Sarawak bahas kerja sama ekonomi dan konektivitas | Borneotribun.com

Rabu, 30 Juli 2025

Pemprov Kalbar dan Sarawak bahas kerja sama ekonomi dan konektivitas

Pemprov Kalbar dan Sarawak bahas kerja sama ekonomi dan konektivitas
Pemprov Kalbar dan Sarawak bahas kerja sama ekonomi dan konektivitas. (ANTARA)
Pontianak - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) dan Pemerintah Negara Bagian Sarawak, Malaysia, membahas sejumlah peluang kerja sama strategis, khususnya di bidang ekonomi dan konektivitas antarnegara.

"Kami hari ini melakukan pertemuan bersama Deputy Premier Sarawak, Datuk Amar Haji Awang Tengah beserta rombongan dari Pemerintah Sarawak, Malaysia untuk memperkuat hubungan bilateral yang saling menguntungkan, terutama di kawasan perbatasan," kata Gubernur Kalbar, Ria Norsan di Pontianak, Selasa.

Norsan menyampaikan pertemuan ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan sinergi antara Kalbar dan Sarawak dalam berbagai sektor. Salah satu fokus utama adalah penguatan konektivitas darat dan udara guna mendukung mobilitas barang dan orang, serta membuka peluang perdagangan lintas negara.

"Kami melihat potensi besar di wilayah perbatasan, dan kerja sama ini akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di kedua wilayah. Konektivitas yang baik akan memperkuat rantai pasok, pariwisata, hingga investasi," tuturnya.

Gubernur Norsan memaparkan potensi besar Kalbar sebagai wilayah yang strategis untuk kerja sama lintas batas. Ia menyebut Kalbar memiliki infrastruktur penting seperti Pelabuhan Internasional Kijing di Mempawah, yang merupakan deep sea port terbesar di Kalimantan.

Kemudian ada kawasan industri unggulan di Ketapang dan Landak yang fokus pada pengolahan alumina, kelapa sawit, dan karet.

"Kami juga memiliki dukungan infrastruktur udara seperti Bandara Supadio di Pontianak dan Bandara Singkawang yang segera beroperasi. Selain itu, tersedia Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Aruk, Entikong, dan Badau, yang dilengkapi dengan Terminal Barang Internasional untuk mempermudah distribusi logistik," katanya.

Gubernur menambahkan, pertumbuhan ekonomi Kalbar terus menunjukkan tren positif. Pada tahun 2024, ekonomi Kalbar tumbuh sebesar 4,90 persen, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor industri menjadi penyumbang investasi terbesar, dengan nilai Rp7,91 triliun atau 32,06 persen dari total investasi.

"Penanaman Modal Asing (PMA) juga meningkat, dengan Singapura sebagai investor terbesar. Malaysia turut memberikan kontribusi signifikan dengan nilai 55.616 dolar AS, atau sekitar 9,03 persen dari total PMA di Kalbar," kata Norsan.

Sementara itu, Deputy Premier Sarawak, Datuk Amar Haji Awang Tengah menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

Ia menyebut hubungan kedua wilayah memiliki potensi besar yang perlu terus dikembangkan, tidak hanya dalam skala pemerintahan, namun juga dalam pembangunan ekonomi dan masyarakat.

"Kami merasa disambut dengan penuh rasa kekeluargaan. Kami ingin meningkatkan kerja sama tidak hanya antarpemerintah, tetapi juga untuk kemaslahatan bersama melalui konektivitas dan perdagangan," ujarnya.

Datuk Amar juga mengungkapkan rencana dimulainya penerbangan langsung rute Pontianak–Kuching pada September 2025 sebagai langkah konkret memperkuat sektor pariwisata dan mempercepat mobilitas antarwilayah.

"Kami yakin konektivitas udara ini akan menjadi momentum penting untuk menggali potensi pariwisata, investasi, dan pembangunan ekonomi di kedua wilayah," kata dia.

Audiensi antara Pemerintah Provinsi Kalbar dan Pemerintah Sarawak tersebut diharapkan menjadi tonggak baru dalam memperkuat hubungan bilateral antardaerah, dengan semangat serumpun yang solid serta kerja sama konkret yang menguntungkan masyarakat kedua negara.

Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA

Follow Borneotribun.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Tombol Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.