Jakarta - Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya meyakini Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) bisa menjadi katalis peningkatan kerja sama ekonomi kreatif antara kedua negara.
"Kami optimistis bahwa FSAI dapat menjadi katalisator bagi peningkatan kerja sama ekonomi kreatif antara Indonesia dan Australia serta mempromosikan warisan budaya dan kreatif kedua negara," katanya pada acara peluncuran FSAI 2025 di Jakarta, Jumat (9/5).
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Sabtu, dia menyampaikan bahwa kerja sama ekonomi kreatif kedua negara bisa mencakup produksi film bersama, kolaborasi distribusi film, hingga program pertukaran sineas.
Riefky mengemukakan bahwa subsektor subsektor perfilman berperan penting dalam peningkatan ekonomi kreatif nasional.
"Film bukan sekadar tontonan menghibur tapi juga bisa membuka prospek bagi anak muda bekerja di balik layar, sekaligus menjadi ruang kolaborasi antarnegara," katanya.
Riefky mengutip data Cinepoint yang menunjukkan bahwa pada tahun 2024 jumlah penonton film Indonesia total 82 juta lebih dan ada 21 film Indonesia jumlah penontonnya melampaui satu juta.
Pada tahun 2025, hingga 9 Mei jumlah penonton film Indonesia mencapai 33,9 juta lebih atau 41 persen dari total jumlah penonton film Indonesia tahun lalu.
Menteri Ekonomi Kreatif mengatakan, data tersebut menunjukkan industri perfilman Indonesia pertumbuhannya semakin baik.
Pertumbuhan industri perfilman Indonesia, menurut dia, bisa lebih ditingkatkan melalui kerja sama dengan negara mitra seperti Australia.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Roderick Brazier menyampaikan bahwa momentum satu dekade pelaksanaan FSAI membuka ruang kolaborasi besar dalam bidang perfilman bagi Australia dan Indonesia.
"Dengan kerja sama yang lebih erat, kami percaya bahwa industri film Australia dan Indonesia dapat menjadi contoh bagi industri kreatif lainnya dalam memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara," kata Brazier.
FSAI 2025 akan digelar di Jakarta, Mataram, Bandung, Surabaya, Manado, Makassar, Padang, Denpasar, Yogyakarta, dan Semarang dari 15 Mei hingga 14 Juni 2025.
Festival ini antara lain memberikan kesempatan bagi mahasiswa film, pembuat film baru, dan masyarakat umum untuk belajar dari para pembuat film dan akademisi Australia serta alumni lembaga pendidikan Australia.
Oleh : Hreeloita Dharma Shanti/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS