Teleskop James Webb Temukan “Iklim Baru” di Pluto yang Bikin Ilmuwan Takjub | Borneotribun

Kamis, 19 Juni 2025

Teleskop James Webb Temukan “Iklim Baru” di Pluto yang Bikin Ilmuwan Takjub

Teleskop James Webb Temukan “Iklim Baru” di Pluto yang Bikin Ilmuwan Takjub
Teleskop James Webb Temukan “Iklim Baru” di Pluto yang Bikin Ilmuwan Takjub.

JAKARTA -- Pluto, planet kerdil yang dulu dianggap cuma bongkahan es beku di ujung tata surya, ternyata menyimpan rahasia mengejutkan! Berkat teknologi canggih dari teleskop luar angkasa James Webb, para ilmuwan menemukan bahwa Pluto punya sistem iklim unik yang belum pernah ditemukan sebelumnya di tata surya kita.

Bukan Bongkahan Mati, Tapi Dunia Dinamis

Semuanya bermula pada tahun 2015, saat wahana New Horizons milik NASA melintas dekat Pluto. 

Saat itu, ilmuwan dibuat takjub dengan penemuan atmosfer tipis yang membungkus Pluto, lengkap dengan lapisan-lapisan kabut (atau disebut juga haze) yang menjulang hingga lebih dari 300 kilometer dari permukaan.

Awalnya, kabut itu hanya dianggap efek visual biasa. Tapi kini, dengan bantuan instrumen inframerah dari teleskop James Webb, kabut tersebut terbukti menjadi mekanisme utama pengatur iklim di Pluto. 

Artinya, Pluto nggak “mati” seperti yang dikira sebelumnya malah punya sistem iklim aktif yang cukup kompleks!

Cara Kabut Pluto Mengatur Suhu

Menurut hasil penelitian, kabut organik ini terbentuk dari reaksi antara sinar matahari dengan gas metana dan nitrogen di atmosfer Pluto. 

Partikel kecil dalam kabut menyerap panas matahari di siang hari, lalu memancarkannya kembali ke luar angkasa dalam bentuk sinar inframerah di malam hari. 

Proses ini membuat atmosfer di bagian atas jadi sangat dingin suhunya bisa mencapai -203°C, sekitar 30 derajat lebih dingin dari yang diperkirakan sebelumnya!

Uniknya, fenomena ini membuat Pluto punya semacam "sistem pendingin alami" yang belum pernah ditemukan di tempat lain di tata surya.

Konfirmasi dari Teleskop James Webb

Sebenarnya, dugaan soal peran kabut sebagai pengatur iklim sudah muncul sejak tahun 2017. 

Tapi karena data dari Pluto dan bulan besarnya, Charon, sering tercampur, ilmuwan belum bisa memastikan.

Nah, baru pada tahun 2022, teleskop James Webb akhirnya berhasil memisahkan sinyal dari Pluto dan Charon. 

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa cahaya inframerah yang dipancarkan kabut Pluto benar-benar sesuai dengan model yang pernah dibuat para ilmuwan. 

Ini jadi bukti kuat bahwa kabut tersebut memang punya peran besar dalam menjaga suhu di atmosfer Pluto.

Fenomena Langka di Tata Surya

Menurut Tanguy Bertrand, ilmuwan utama dari Observatorium Paris yang memimpin studi ini, penemuan ini bisa disebut sebagai "jenis iklim baru" yang belum pernah diamati di objek mana pun di tata surya.

“Ini benar-benar unik. Bisa dibilang, ini adalah bentuk iklim yang baru di sistem tata surya kita,” ujarnya.

Kabut seperti ini diduga juga bisa muncul di tempat lain, misalnya di bulan-bulan misterius seperti Triton (bulan Neptunus) atau Titan (bulan Saturnus), yang juga memiliki atmosfer dan kabut tebal.

Apa Manfaatnya Bagi Kita di Bumi?

Penemuan ini bukan cuma bikin heboh di dunia astronomi, tapi juga bisa kasih wawasan soal bagaimana atmosfer di planet termasuk Bumi bisa berkembang. 

Ilmuwan percaya bahwa kabut serupa mungkin pernah menyelimuti Bumi di masa awal, sebelum atmosfer kita dipenuhi oksigen. 

Dengan memahami mekanisme ini, kita bisa dapat petunjuk tentang bagaimana kondisi yang mendukung kehidupan terbentuk di planet kita.

Teleskop James Webb sekali lagi membuktikan kemampuannya dalam mengungkap misteri alam semesta. 

Dari yang awalnya dianggap “bongkahan es mati”, kini Pluto menjadi objek penuh kejutan dengan sistem iklim yang kompleks dan unik. 

Penemuan ini membuka peluang baru untuk mengeksplorasi bagaimana atmosfer planet bisa bekerja bahkan di tempat yang paling dingin sekalipun.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Tombol Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.