Bengkayang - Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean C Jagoi Babang mengatakan, impor listrik dari Malaysia dongkrak penerimaan negara terkhusus dari aktivitas impor listrik oleh PT PLN (Persero) dari Malaysia.
Pemeriksa Bea dan Cukai KPPBC TMP C Jagoi Babang, Gumilar Mochamad Luthfi menyampaikan data tersebut dalam kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas usaha koperasi yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi, UKM, Transmigrasi, dan Tenaga Kerja Kabupaten Bengkayang, Senin.
“Impor listrik oleh PLN dari Malaysia melalui wilayah perbatasan Jagoi Babang memberikan kontribusi langsung terhadap penerimaan negara, khususnya melalui bea masuk dan pajak dalam rangka impor,” ujar Gumilar.
Ia mengatakan, bahwa aktivitas impor tersebut merupakan bagian dari strategi pemenuhan kebutuhan listrik nasional secara efisien dan berkelanjutan, terutama untuk kawasan perbatasan yang memiliki tantangan dalam pasokan energi.
Berdasarkan data KPPBC Jagoi Babang lanjutnya, penerimaan negara dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) menunjukkan tren peningkatan dalam tiga tahun terakhir.
Pada 2023, tercatat penerimaan PPN sebesar Rp60,45 miliar dan PPh sebesar Rp13,73 miliar. Nilai ini meningkat tajam pada 2024, di mana PPN mencapai Rp114,98 miliar dan PPh Rp26,13 miliar. Kemudian, di Mei 2025, PPN tercatat sebesar Rp50,87 miliar, sementara PPh mencapai Rp11,56 miliar.
"Meski masih dalam periode berjalan, tren kenaikan tersebut dinilai sebagai indikator positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kepatuhan perpajakan di wilayah perbatasan," ujarnya.
Peningkatan penerimaan ini lanjutnya, tidak lepas dari sinergi antara instansi pemerintah dan pelaku usaha, serta meningkatnya kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya.
Lebih lanjut, Gumilar menegaskan bahwa pengawasan terhadap impor listrik terus dilakukan secara ketat.
Hal ini bertujuan memastikan setiap aktivitas sesuai dengan regulasi kepabeanan dan perpajakan, sekaligus menjaga agar target penerimaan negara dari sektor energi dan infrastruktur dapat tercapai.
Ia juga menyampaikan bahwa impor listrik dari Malaysia menjadi salah satu solusi strategis untuk menjawab kebutuhan energi di wilayah perbatasan yang belum sepenuhnya terjangkau jaringan PLN nasional.
Oleh : Narwati/ANTARA
Follow Borneotribun.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News