Pontianak - Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (Untan) membangun Laboratorium Persemaian (nursery) yang representatif sebagai bagian dari komitmennya dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati hutan Kalimantan Barat (Kalbar).
"Fasilitas ini telah direnovasi total dengan dukungan dari PT Mayawana Persada, perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang beroperasi di wilayah Kalbar," kata Kepala Laboratorium Silvikultur dan Bioteknologi Hutan Fakultas Kehutanan Untan, Dr. Ir. Hanna Artuti Eka Mawanti, M.Si di Pontianak, Sabtu.
Hanna mengungkapkan bahwa laboratorium ini akan digunakan untuk kegiatan praktik dan penelitian mahasiswa dalam bidang pembibitan tanaman hutan secara berkelanjutan.
"Dengan adanya nursery ini, kami bisa mendukung pembelajaran yang aplikatif serta mendorong penelitian yang berorientasi pada pelestarian hutan tropis Kalimantan Barat," tuturnya.
Menurutnya, kehadiran laboratorium ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat peran pendidikan tinggi dalam konservasi lingkungan dan pengembangan ilmu silvikultur.
Selain untuk pembelajaran internal, Fakultas Kehutanan Untan juga tengah menyiapkan proses sertifikasi dari Badan Standarisasi Nasional (BSN) agar laboratorium ini dapat dimanfaatkan secara luas, termasuk untuk pelatihan dan penelitian bersama pihak eksternal.
"Kami ingin menjadikan laboratorium ini sebagai pusat unggulan pembibitan tanaman hutan di Kalbar," kata Hanna.
Laboratorium Persemaian ini diharapkan tidak hanya menjadi fasilitas penunjang pendidikan, tetapi juga simbol komitmen Fakultas Kehutanan Untan dalam menjaga kelestarian hayati hutan Kalimantan Barat melalui pendekatan ilmiah dan kolaboratif.
Laboratorium tersebut mengalami renovasi menyeluruh mulai dari perbaikan struktur bangunan, meja bedengan, sistem irigasi, hingga penataan area pembibitan terbuka dan semi-terbuka. Proses pengerjaannya dilakukan oleh tim profesional dari PT Mayawana Persada dalam waktu hanya 12 hari, menggunakan standar teknis perusahaan dalam pengelolaan nursery.
Perwakilan PT Mayawana Persada, Ringgo menyebutkan bahwa dukungan ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sekaligus kontribusi terhadap penguatan kapasitas akademik dan konservasi di daerah.
"Kami melihat pentingnya kolaborasi antara dunia industri dan perguruan tinggi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang paham praktik terbaik dalam pelestarian hutan," katanya.
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA
Follow Borneotribun.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News