Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif berupaya mengakselerasi pengembangan industri film nasional dengan membuka akses ke pasar dan jalur distribusi film Asia Tenggara melalui Program Akselerasi Kreatif (AKTIF).
Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menyampaikan bahwa Program AKTIF subsektor film merupakan wujud nyata kolaborasi hexahelix yang melibatkan pemerintah dan industri media dalam mengakselerasi pengembangan industri film.
"Ekonomi kreatif tidak hanya lahir dari ide, tetapi bertumbuh dari kolaborasi. Film sebagai medium ekspresi kreatif harus dikembangkan dengan dukungan nyata dari ekosistem, termasuk media sebagai mitra strategis," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian pada Kamis.
Ia mengemukakan bahwa karya-karya sineas lokal memiliki potensi besar untuk menjangkau pasar nasional dan internasional.
"Melalui program ini, kami ingin membawa mereka menembus batas, memperluas jejaring, serta mengakses kanal distribusi yang lebih luas dan berdaya saing," katanya.
Program Akselerasi Kreatif subsektor film yang dilaksanakan selama Juni 2025 mencakup kurasi, pelatihan, distribusi, dan promosi.
Kegiatan kurasi dan pelatihan diselenggarakan bersama Indonesia Digital Media Institute (Indepark Institute), unit pendidikan Emtek yang menghadirkan mentor profesional dari industri media digital.
Delapan karya peserta program terpilih akan ditayangkan secara eksklusif di platform Vidio. Promosi konten akan dilakukan dengan dukungan unit bisnis Emtek Digital (EMD).
Film lokal yang sudah tersedia di platform Vidio.com antara lain "Gadis dan Penatu", "Noda-Noda Seragam", dan "Wong Telu."
Kementerian Ekonomi Kreatif dan Emtek memastikan skema monetisasi karya kreator dijalankan secara transparan dan pembagian pendapatan dengan kreator dilakukan secara adil.
"Subsektor film adalah wajah budaya sekaligus tulang punggung ekonomi kreatif ke depan. Lewat program ini, kami dorong lebih banyak karya yang tak hanya ditonton, tapi juga menjadi penggerak ekonomi baru dari sektor kreatif," kata Teuku Riefky.
Kementerian Ekonomi Kreatif mengupayakan program pembinaan dan fasilitasi bagi para pembuat film lokal bisa dilaksanakan secara berkesinambungan agar subsektor industri film bisa menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi di daerah.
Pewarta : Fitra Ashari/ANTARA
Follow Borneotribun.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News