Berita Borneotribun.com: Google Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Google. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Google. Tampilkan semua postingan

Kamis, 19 September 2024

Google Search Akan Mampu Membedakan Gambar Asli dan Palsu Buatan AI

Google Search Akan Mampu Membedakan Gambar Asli dan Palsu Buatan AI
Google Search Akan Mampu Membedakan Gambar Asli dan Palsu Buatan AI.
JAKARTA - Google terus melakukan inovasi untuk memastikan pengalaman pencarian yang lebih aman dan andal. Salah satu inovasi terbaru yang akan segera hadir di "Google Search" adalah teknologi untuk mendeteksi asal gambar. 

Teknologi ini memungkinkan Google untuk membedakan antara gambar asli dan gambar yang dihasilkan atau diedit oleh kecerdasan buatan (AI).

Dalam beberapa bulan mendatang, Google akan meluncurkan fitur baru di tab "Tentang Gambar Ini" yang memberikan informasi tambahan mengenai gambar yang ditampilkan di hasil pencarian. 

Fitur ini diharapkan dapat membantu pengguna mengetahui apakah gambar tersebut asli atau telah dimanipulasi oleh AI.

Kolaborasi dengan C2PA

Teknologi ini dikembangkan melalui kerja sama Google dengan koalisi Coalition for Content Provenance and Authenticity (C2PA), sebuah organisasi yang menciptakan standar global untuk memverifikasi keaslian konten digital. 

C2PA sendiri sudah menjadi standar teknis yang didukung oleh banyak perusahaan besar, termasuk Amazon, Microsoft, Adobe, OpenAI, dan Intel. 

Meskipun penerapannya masih lambat, integrasi dalam hasil pencarian Google ini menjadi langkah besar pertama untuk inisiatif tersebut.

Bagaimana Teknologi Ini Bekerja?

Misalnya, jika data menunjukkan bahwa sebuah gambar diambil menggunakan model kamera tertentu, "daftar kepercayaan" akan membantu memverifikasi apakah informasi tersebut benar. 

Namun, memverifikasi asal usul konten digital tetap merupakan tantangan besar karena membutuhkan banyak pertimbangan, tergantung pada produk atau layanan yang digunakan.

Meskipun belum ada solusi universal untuk seluruh konten di internet, Google percaya bahwa kolaborasi dengan para pemimpin industri teknologi adalah langkah penting dalam memastikan keaslian konten digital.

Tantangan dan Rencana Masa Depan

Salah satu tantangan yang dihadapi saat ini adalah hanya beberapa kamera seperti Leica dan Sony yang mendukung standar teknis C2PA. 

Sementara itu, Nikon dan Canon baru berjanji untuk mendukungnya dalam waktu dekat. 

Di sisi lain, belum ada kesepakatan tentang cara terbaik untuk menampilkan data keaslian setelah ditambahkan ke sebuah foto.

Namun, Google tetap optimis dan bahkan berencana untuk mengintegrasikan metadata C2PA ini ke dalam sistem iklannya dan sedang mempelajari cara penggunaannya di YouTube. 

Ini menunjukkan bahwa Google serius dalam upaya mereka untuk memerangi penyebaran konten digital yang tidak autentik.

Dengan langkah ini, Google berharap pengguna bisa lebih percaya diri dalam mengidentifikasi konten asli di internet, dan lebih terlindungi dari penyebaran gambar palsu yang semakin marak di era AI.

Dengan teknologi baru ini, kita akan lebih mudah mengenali apakah gambar yang kita temukan di internet adalah asli atau hasil kreasi AI. 

Kolaborasi dengan C2PA serta rencana Google untuk terus mengembangkan teknologi ini menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga keaslian konten digital. Jadi, di masa depan, kita akan lebih terlindungi dari informasi yang menyesatkan.

Google Drive Kini Memiliki Fitur Pembatasan Akses ke Folder Bersama

Google Drive Kini Memiliki Fitur Pembatasan Akses ke Folder Bersama
Google Drive Kini Memiliki Fitur Pembatasan Akses ke Folder Bersama.
JAKARTA - Google baru saja memperkenalkan fitur baru untuk layanan penyimpanan cloud mereka, Google Drive. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk membatasi akses ke folder bersama hanya untuk orang-orang tertentu. 

Meskipun fitur ini masih dalam tahap pengujian beta, para pengguna sudah dapat mencobanya dan memberikan umpan balik.

Apa Itu Fitur Pembatasan Akses?

Fitur ini berupa tombol “Limit access to” atau “Batasi akses,” yang memungkinkan administrator untuk menambahkan atau menghapus orang dari folder yang dibagikan melalui menu “Kelola folder bersama.” Dengan begitu, admin bisa memberikan akses kepada orang-orang tertentu saja, dan menyembunyikan folder tersebut dari pengguna lain yang tidak berwenang, meskipun mereka masih bisa melihat folder itu dalam daftar.

Menurut Google, fitur ini memberikan lebih banyak fleksibilitas bagi admin dalam mengelola informasi sensitif. 

Jadi, perusahaan atau tim dapat menyimpan berbagai jenis data, termasuk informasi rahasia, dalam satu drive bersama tanpa khawatir semua orang memiliki akses ke sana.

Cara Mencoba Fitur Baru Ini

Jika Anda penasaran dan ingin mencoba fitur pembatasan akses ini, Anda bisa ikut serta dalam tahap beta. 

Caranya cukup mudah, Anda hanya perlu mengisi formulir khusus yang disediakan oleh Google untuk berpartisipasi dalam pengujian fitur ini.

Manfaat Fitur Ini

Dengan adanya fitur ini, Google Drive menjadi lebih aman dan fleksibel untuk kolaborasi. 

Sekarang, admin tidak perlu lagi memisahkan folder berdasarkan tingkat kerahasiaan, melainkan bisa mengelola semuanya di satu tempat. 

Ini sangat membantu untuk menjaga agar informasi sensitif hanya bisa diakses oleh anggota tim yang tepat.

Jadi, jika Anda mengelola banyak folder bersama di Google Drive, fitur pembatasan akses ini bisa menjadi solusi praktis untuk menjaga keamanan data Anda.

Fitur pembatasan akses ke folder bersama di Google Drive adalah langkah besar dalam meningkatkan keamanan dan kemudahan penggunaan untuk pengguna. 

Meskipun masih dalam versi beta, fitur ini menawarkan fleksibilitas lebih dalam mengelola siapa yang bisa melihat dan mengakses folder tertentu. 

Jangan ragu untuk mencoba dan lihat sendiri bagaimana fitur ini bisa mempermudah kolaborasi tim Anda!

Bagaimana menurut Anda fitur baru ini? Apakah akan memudahkan pekerjaan Anda? Yuk, berikan pendapat di kolom komentar!

Senin, 16 September 2024

Chrome untuk Android Kini Memungkinkan Mematikan Notifikasi dengan Cepat

Chrome untuk Android Kini Memungkinkan Mematikan Notifikasi dengan Cepat. (Gambar: TechRadar)
Chrome untuk Android Kini Memungkinkan Mematikan Notifikasi dengan Cepat. (Gambar: TechRadar)
JAKARTA - Kini, pengguna Chrome di Android memiliki fitur baru yang memudahkan kita untuk langsung mematikan notifikasi dari situs web tertentu. 

Pernah nggak kamu secara tidak sengaja mengaktifkan notifikasi dari sebuah situs? Atau mungkin kamu merasa terganggu karena sering mendapatkan pemberitahuan yang terus menerus dari satu portal? Sekarang, ketika notifikasi dari situs itu muncul, kamu hanya perlu menekan tombol "Unsubscribe" atau "Berhenti Berlangganan" untuk mematikannya. 

Kalau kamu nggak sengaja menekan tombol tersebut, kamu bisa langsung membatalkan tindakan itu dengan mudah.

Chrome untuk Android Kini Memungkinkan Mematikan Notifikasi dengan Cepat. (Gambar: TechRadar)
Chrome untuk Android Kini Memungkinkan Mematikan Notifikasi dengan Cepat. (Gambar: TechRadar)
Selain itu, Google juga telah memperbarui fitur "Safety Check" atau "Pemeriksaan Keamanan" yang secara otomatis akan menemukan dan mencabut akses notifikasi dari situs-situs yang secara tidak jujur meminta izin untuk mengirimkan pemberitahuan. Fitur ini juga berlaku untuk situs yang sudah lama tidak kamu kunjungi atau yang berpotensi membahayakan akun kamu. Jadi, kamu akan selalu mendapatkan notifikasi dari sistem jika ada masalah keamanan yang perlu diwaspadai.

Nggak cuma itu, sekarang kamu bisa memberikan izin akses seperti kamera atau mikrofon ke situs hanya untuk satu kali pakai. Setelah kamu keluar dari situs tersebut, izin ini akan dibatalkan, dan jika kamu kembali mengunjungi situs itu, mereka akan meminta izin lagi.

Chrome untuk Android Kini Memungkinkan Mematikan Notifikasi dengan Cepat. (Gambar: TechRadar)
Chrome untuk Android Kini Memungkinkan Mematikan Notifikasi dengan Cepat. (Gambar: TechRadar)
Fitur-fitur baru ini sudah mulai dirilis di ponsel Pixel dan akan segera tersedia untuk perangkat Android lainnya dalam waktu dekat.

Dengan fitur-fitur ini, menjelajahi web di Chrome menjadi lebih aman dan nyaman, tanpa khawatir terganggu oleh notifikasi yang tidak diinginkan.

Google Memperbolehkan Developer Blokir Aplikasi Bajakan di Android

Google Memperbolehkan Developer Blokir Aplikasi Bajakan di Android. Gambar: Otoritas Android.
Google Memperbolehkan Developer Blokir Aplikasi Bajakan di Android. Gambar: Otoritas Android.
JAKARTA - Google baru saja memperbarui alat Play Integrity API, yang memungkinkan para pengembang untuk lebih mudah memerangi pembajakan aplikasi. 

Dengan pembaruan ini, para developer bisa memblokir pengunduhan aplikasi dari sumber-sumber yang tidak resmi, atau yang sering disebut sebagai aplikasi "bajakan" atau "ilegal."

Bagaimana Cara Kerjanya?

Sistem ini dirancang untuk mendeteksi asal-usul aplikasi yang diunduh. Jika aplikasi tersebut tidak berasal dari Play Store, pengguna akan mendapatkan peringatan berupa jendela pop-up yang memberi tahu bahwa aplikasi tersebut mungkin berbahaya. 

Selain itu, pengguna akan diarahkan untuk mengunduh aplikasi dari Play Store yang resmi.

Pengguna sebenarnya bisa mengabaikan peringatan ini. Namun, jika diabaikan, ada kemungkinan aplikasi tidak akan berfungsi dengan baik atau bahkan berhenti bekerja. 

Jika pengembang aplikasi setuju untuk menggunakan fitur ini, aplikasi bajakan akan otomatis dihapus, dan semua data yang terhubung dengannya juga akan ikut hilang. 

Sebaliknya, aplikasi resmi akan diunduh ulang dari Play Store dan akan terus mendapatkan pembaruan resmi.

Aplikasi Apa Saja yang Menggunakan Fitur Ini?

Menurut laporan Android Authority, beberapa aplikasi populer seperti TikTok sudah mulai menggunakan fitur ini. 

Bahkan di game seperti Diablo Immortal, sistem serupa juga sudah diterapkan. 

Keuntungan Bagi Pengguna

Fitur ini dirancang untuk melindungi pengguna dari aplikasi yang berpotensi membahayakan, yang mungkin saja mengandung malware atau melakukan tindakan penipuan. 

Google tentunya akan mendorong lebih banyak pengembang untuk menggunakan fitur ini, sehingga di masa depan akan semakin banyak aplikasi yang menerapkannya.

Dengan adanya fitur ini, Google ingin memastikan bahwa aplikasi yang diinstal di perangkat Android lebih aman dan berasal dari sumber resmi.

Bagi para pengguna Android, sangat disarankan untuk selalu mengunduh aplikasi dari Play Store guna menghindari risiko yang tidak diinginkan. 

Meskipun aplikasi bajakan mungkin terlihat menarik karena gratis, risikonya bisa lebih besar daripada manfaatnya. 

Lebih baik menggunakan aplikasi resmi yang terjamin keamanannya dan mendapatkan pembaruan secara berkala.

Jumat, 02 Agustus 2024

Google Hadirkan Fitur "School Time" untuk Membantu Orang Tua Memantau Aktivitas Anak di Sekolah

Google Hadirkan Fitur "School Time" untuk Membantu Orang Tua Memantau Aktivitas Anak di Sekolah
Google Hadirkan Fitur "School Time" untuk Membantu Orang Tua Memantau Aktivitas Anak di Sekolah.
JAKARTA - Google terus berinovasi untuk mempermudah orang tua dalam mengawasi aktivitas anak-anak mereka, bahkan ketika mereka berada jauh dari rumah. Fitur terbaru yang diperkenalkan adalah "School Time", yang dirancang khusus untuk membantu orang tua menjaga fokus anak-anak mereka selama jam sekolah.

Apa Itu Fitur "School Time"?

Fitur "School Time" memungkinkan orang tua untuk mengatur perangkat pribadi anak mereka, seperti ponsel dan tablet, dengan layar beranda khusus yang hanya menampilkan aplikasi-aplikasi yang diizinkan selama jam sekolah. Dengan cara ini, anak-anak dapat terhindar dari gangguan yang tidak perlu saat sedang mengikuti pelajaran di kelas. 

Menurut Mindy Brooks, General Manager Kids and Families dari Google, “Kami mengumumkan pengaturan baru untuk ponsel Android dan perangkat lain yang memberdayakan orang tua untuk menggunakan fitur School Time.” Pengaturan ini memungkinkan orang tua untuk menjadwalkan dan memilih aplikasi mana saja yang dapat diakses oleh anak mereka saat bersekolah.

Fitur-Fitur Lain dari "School Time"

Selain membatasi aplikasi, fitur "School Time" juga memberikan opsi kepada orang tua untuk mengizinkan panggilan atau pesan dari kontak tertentu. Jika diperlukan, orang tua juga dapat mengaktifkan fitur ini di luar jam sekolah, misalnya saat anak memerlukan waktu fokus atau istirahat dari layar.

Dukungan di Berbagai Perangkat

Awalnya, fitur "School Time" diperkenalkan melalui jam tangan pintar Fitbit Ace LTE. Namun, Google berencana untuk meluncurkan fitur ini di lebih banyak perangkat, termasuk ponsel, tablet, dan Samsung Galaxy Watch. Dengan ini, diharapkan anak-anak dapat lebih produktif dalam waktu belajar mereka di sekolah.

Pengawasan Orang Tua Lainnya dari Google

Google juga terus mengembangkan fitur-fitur untuk membantu orang tua mengawasi aktivitas anak-anak mereka di berbagai platform. Misalnya, fitur pengawasan baru untuk remaja di YouTube akan memungkinkan orang tua untuk melihat aktivitas anak mereka di platform video tersebut. Fitur ini akan diluncurkan pada akhir musim panas 2024 dan memungkinkan orang tua untuk menautkan akun mereka dengan akun anak remaja mereka.

Selain itu, melalui aplikasi Family Link, orang tua bisa melakukan pengawasan terhadap anak-anak dari semua usia. Fitur ini memberikan fleksibilitas dalam menentukan aplikasi dan pengalaman yang dapat digunakan anak-anak mereka, serta menetapkan aturan dasar digital seperti batas waktu layar dan berbagi lokasi.

Keamanan Default untuk Pengguna di Bawah 18 Tahun

Untuk semua pengguna di bawah usia 18 tahun, Google sudah menerapkan pengaturan keamanan default. Ini termasuk fitur "SafeSearch" yang membatasi konten yang tidak sesuai usia dan menonaktifkan pemutaran otomatis di YouTube untuk memastikan anak-anak tidak terpapar konten yang tidak relevan.

Dengan semua fitur ini, Google berusaha untuk memberikan solusi terbaik bagi orang tua dalam mengawasi dan membimbing anak-anak mereka di era digital ini. Fitur "School Time" adalah salah satu langkah terbaru dalam memastikan anak-anak tetap fokus dan produktif selama jam sekolah.

Sabtu, 10 Februari 2024

Google Buka Rahasia Sukses Rayakan Tahun Baru Imlek dengan AI

Google Buka Rahasia Sukses Rayakan Tahun Baru Imlek dengan AI
Ilustrasi Tahun Baru Imlek persembahan Google. (ANTARA/HO-Image Dynamic)
JAKARTA - Tahun Baru Imlek 2024, yang juga dikenal sebagai tahun Naga Kayu, telah tiba, membawa simbol kekuatan, pertumbuhan, dan kemakmuran. 

Untuk merayakan momen ini, Google melalui kecerdasan buatannya, AI Google, memberikan sejumlah tips kepada umat Konghucu yang merayakan agar dapat memunculkan semangat dalam diri mereka melalui bantuan teknologi tersebut.

Dalam sebuah keterangan resmi dari perwakilan Google di Jakarta, Jumat, disampaikan bahwa AI Google memberikan tips yang berguna bagi umat Konghucu dalam merayakan Tahun Baru Imlek:

"Rencanakan pesta melalui fitur circle to search," kata perwakilan Google. 

Fitur lingkari untuk menelusuri (circle to search) dapat membantu masyarakat untuk memeriksa dengan cepat berbagai rekomendasi tempat yang ingin dijadikan lokasi pesta Tahun Baru Imlek bersama keluarga atau teman-teman dalam aplikasi chat. 

Tinggal lingkari, jadikan highlight atau mencorat-coret rekomendasi yang dibagikan bersama dalam chat, fitur itu akan langsung memperlihatkan lokasi yang dimaksud, sehingga masyarakat dapat segera mendiskusikannya melalui chat."

Menyambut Tahun Naga Kayu yang identik dengan kemakmuran, Google juga menyarankan untuk menghindari kemacetan dengan menggunakan fitur Lens di aplikasi Google Maps. 

Ketika sedang dikejar waktu untuk hadir di pesta Imlek, anda bisa menggunakan fitur Lens di aplikasi Google Maps, supaya menemukan jalan pintas melewati kemacetan. Untuk mengaksesnya pun cukup mudah. 

Buka aplikasi Google Maps, lalu ketuk ikon kamera, dan arahkan ponselmu ke jalan untuk mencari toko, restoran, atau tempat rekreasi terdekat.

Untuk menyegarkan percakapan bersama keluarga, Google menyarankan untuk mencoba kegiatan baru seperti bermain permainan di gawai. 

Terkadang ada masa di mana kita kehabisan topik pembicaraan ketika berusaha memulai obrolan bersama anggota keluarga. 

Hal tersebut sebenarnya dapat diakali dengan mengajak mereka mencoba kegiatan baru. 

Contohnya dengan mengajak mereka bermain permainan kesukaan kita di gawai. 

Google Play akan membantumu mencari permainan-permainan seru seperti Honkai: Star Rail dan Monster Hunter Now yang lekat dengan suasana Imlek.

Selain itu, Google juga memberikan bantuan melalui fitur Gemini untuk mempercepat pembuatan hidangan khas Tahun Baru Imlek. 

Tahun Baru Imlek adalah momen berharga yang biasa dihabiskan dengan berbagi masakan lezat bersama keluarga. 

Ketika kita bingung untuk membuat suatu hidangan seperti kue keranjang, Gemini dapat membantu untuk memberikan takaran yang tepat. Misalnya, memberikan tekstur yang sempurna, cara mencegah agar kue keranjang tidak pecah, menunjukkan takaran bahan yang tepat hingga waktu pengukusan dan tingkat kemanisan yang seimbang."

Google juga menyarankan untuk menunjukkan kreativitas melalui kartu ucapan Tahun Baru Imlek yang dapat disesuaikan dengan warna dan tema yang diinginkan. 

Fitur Gemini tidak hanya dapat membantu menakar hidangan, tetapi juga dapat mengustom kartu ucapan Tahun Baru Imlek dengan warna dan tema yang kita mau. 

Berbagai gambar menarik seperti jeruk hingga naga lucu dapat tersedia dalam hitungan detik.

Terakhir, Google juga memberikan solusi untuk menghadapi anggota keluarga yang ingin tahu dengan menggunakan fitur Gemini untuk mencari jawaban cerdas. 

Berkumpul bersama keluarga terkadang tak melulu membuat hati senang, ada saja anggota yang berusaha ‘kepo’ mengulik kehidupan pribadi kita. 

Ketika menghadapi situasi tersebut, kita dapat memanfaatkan Gemini untuk mencari jawaban cerdas seperti terkait jodoh, untuk memberikan jawaban-jawaban yang lugas dan menarik ketika membahas pertanyaan tersebut.

Oleh: Antara/Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Yakop

Bard Berganti Nama Jadi Gemini, Chatbot AI Terbaru dari Google

Bard Berganti Nama Jadi Gemini, Chatbot AI Terbaru dari Google
Ilustrasi Google Gemini (ANTARA/Blog Google)
JAKARTA - Google telah mengubah nama platform chatbot kecerdasan buatan (AI) miliknya, Bard menjadi Gemini, menjadi keluarga model AI tercanggih dari perusahaan tersebut.

"Misi kami dengan Bard selalu memberikan akses langsung ke model kecerdasan buatan kami, dan Gemini mewakili keluarga model paling canggih kami. Untuk mencerminkan ini, Bard sekarang akan dikenal sebagai Gemini," kata Wakil Presiden dan General Manager Gemini experiences dan Google Assistant Sissie Hsiao dalam postingan blog Google, Kamis (8/2).

Gemini menawarkan pengguna kemampuan untuk berinteraksi dengan model Pro 1.0 dalam lebih dari 40 bahasa di lebih dari 230 negara.

Google memperkenalkan dua fitur baru, Gemini Advanced dan Gemini untuk seluler, yang menjanjikan peningkatan kolaborasi dengan puncak kemampuan kecerdasan buatan Google.

Google memperkenalkan Gemini Advanced, pengalaman baru yang memberi pengguna akses ke Ultra 1.0, model kecerdasan buatan terbesar dan paling canggih dari perusahaan.

"Dalam evaluasi buta, Gemini Advanced dengan Ultra 1.0 muncul sebagai chatbot yang lebih disukai, model ini unggul dalam tugas-tugas kompleks," kata Hsiao.

"Dengan model Ultra 1.0, Gemini Advanced diklaim lebih mampu dalam tugas yang sangat kompleks seperti coding, penalaran logis, mengikuti instruksi rumit, dan berkolaborasi pada proyek kreatif," tambahnya.

Gemini Advanced tidak hanya memungkinkan pengguna untuk memiliki percakapan yang lebih panjang dan lebih rinci, tetapi juga lebih memahami konteks dari prompt sebelumnya.

Gemini Advanced berfungsi sebagai tutor pribadi, menciptakan instruksi langkah demi langkah dan diskusi interaktif yang disesuaikan dengan gaya pembelajaran pengguna.

"Fitur ini juga diklaim unggul dalam skenario coding tingkat lanjut, memberikan dukungan untuk ide dan evaluasi pendekatan coding yang berbeda. Selain itu, pencipta digital mendapat manfaat dari kemampuannya dalam generasi konten, analisis tren, dan strategi menjangkau audiens," jelas Hsiao.

Gemini Advanced tersedia di lebih dari 150 negara dan wilayah dalam bahasa Inggris dan akan diperluas ke banyak bahasa seiring berjalannya waktu.

Ini merupakan bagian dari Google One AI Premium Plan yang baru, dengan harga 19,99 dolar AS (Rp312 ribu) per bulan, dimulai dengan uji coba dua bulan tanpa biaya.

Pelanggan mendapatkan akses ke kemampuan multimodal yang diperluas, fitur coding interaktif, dan analisis data yang lebih mendalam. Pelanggan AI Premium juga akan segera dapat menggunakan Gemini di Gmail, Docs, Slides, Sheets, dan lainnya.

Selain itu, Google mengumumkan bahwa Gemini juga akan dengan mudah digunakan di ponsel pintar.

"Kami mendengar bahwa Anda ingin cara yang lebih mudah untuk mengakses Gemini di ponsel Anda. Jadi hari ini kami mulai meluncurkan pengalaman seluler baru untuk Gemini dan Gemini Advanced dengan aplikasi baru di Android dan di aplikasi Google di iOS," kata Hsiao.

Dengan Gemini di ponsel, pengguna dapat mengetik, berbicara, atau menambahkan gambar untuk mendapatkan bantuan dalam berbagai tugas, seperti mencari petunjuk, menghasilkan gambar kustom, atau menulis pesan teks sulit.

Di Android, Gemini adalah jenis asisten baru yang menggunakan kecerdasan buatan generatif untuk membantu pengguna menyelesaikan tugas.

Jika mengunduh aplikasi Gemini atau mengaktifkannya melalui Google Assistant, pengguna akan dapat mengaksesnya dari aplikasi atau dari tempat lain di mana pengguna biasanya mengaktifkan Google Assistant, seperti menekan tombol daya, menggeser sudut pada ponsel tertentu, atau mengatakan "Hai Google".

Banyak fitur suara Google Assistant akan tersedia melalui aplikasi Gemini, termasuk pengaturan timer, melakukan panggilan, dan mengendalikan perangkat rumah pintar.

Di iOS, tak lama lagi Google akan meluncurkan akses ke Gemini langsung dari aplikasi Google.

Gemini sedang diperkenalkan di ponsel Android dan iOS di Amerika Serikat dalam bahasa Inggris, dengan peluncuran penuh dalam beberapa minggu ke depan.

Pengguna akan dapat mengaksesnya di lebih banyak lokasi dalam bahasa Inggris, Jepang, dan Korea, dengan lebih banyak negara dan bahasa yang akan segera menyusul.

Oleh: Antara/Fathur Rochman
Editor: Yakop

Minggu, 04 Februari 2024

Waspada! Google Matikan Fitur Cache, Pengguna Harus Adaptasi

Google Matikan Fitur Cache, Pengguna Harus Adaptasi. Sumber Gambar: 9to5google/Borneotribun
Google Matikan Fitur Cache, Pengguna Harus Adaptasi. Sumber Gambar: 9to5google/Borneotribun
JAKARTA - Google telah mengumumkan bahwa mereka telah menonaktifkan kemampuan untuk melihat versi halaman web yang di-cache dalam hasil pencarian mereka. 

Proses penghapusan tautan menuju halaman cache telah berlangsung secara bertahap selama beberapa bulan terakhir, dan meskipun belum sepenuhnya selesai, perubahan ini telah terjadi, seperti yang dilaporkan oleh The Verge.

Fitur halaman cache memungkinkan pengguna untuk melihat versi arsip atau cadangan dari suatu situs web. 

Ketika seseorang mengakses sebuah halaman web, Google menyimpan salinan halaman tersebut di servernya untuk memungkinkan akses yang cepat di masa mendatang. 

Fitur ini berguna terutama saat halaman web tidak tersedia atau mengalami gangguan. 

Beberapa pengguna bahkan menggunakan fitur cache ini sebagai alternatif untuk Virtual Private Network (VPN).

Namun, menurut pernyataan yang dibagikan di jejaring sosial X, Google menyatakan bahwa dengan meningkatnya keandalan internet, fitur cache tersebut tidak lagi dianggap penting. 

Meskipun kemampuannya dihapus, operator cache masih tetap berfungsi. 

Untuk mengakses salinan halaman cache sekarang, pengguna perlu menambahkan awalan "cache:" pada URL situs sebelum melakukan pencarian. 

Namun, Google juga merencanakan untuk menghilangkan peluang ini dalam waktu dekat.

Minggu, 07 Januari 2024

Google Dipaksa Bayar Denda US$5 Miliar karena Pelacakan Pengguna di Mode Private

Foto: Logo di kantor perusahaan Google. Google Dipaksa Bayar Denda US$5 Miliar karena Pelacakan Pengguna di Mode Private. (Borneotribun/Ist)
Foto: Logo di kantor perusahaan Google. Google Dipaksa Bayar Denda US$5 Miliar karena Pelacakan Pengguna di Mode Private. (Borneotribun/Ist)
JAKARTA – Perusahaan teknologi raksasa, Google, menghadapi kewajiban membayar denda sebesar US$5 miliar (sekitar Rp 77 triliun) akibat kasus pelacakan pengguna dalam penggunaan aplikasi browser. 

Kasus ini berkaitan dengan penggunaan analitik cookie dan aplikasi Google yang tetap melacak pengguna meskipun menggunakan mode Incognito pada Chrome dan browser lainnya.

Penggugat menyatakan bahwa tindakan ini membuat Google memperoleh informasi pribadi pengguna, termasuk informasi mengenai teman, hobi, kebiasaan belanja, dan aktivitas online lainnya. 

Tuntutan senilai US$5.000 (sekitar Rp 77 juta) per pengguna diajukan pada tahun 2020 untuk setiap individu yang menggunakan platform tersebut sejak 1 Juni 2016.

Proses hukum kasus ini berlangsung di Pengadilan Distrik Amerika Serikat (AS), Distrik Utara California. 

Hakim Yvonne Gonzales Rogers menolak permintaan Google untuk menepis gugatan tersebut, meragukan apakah perusahaan telah sepakat secara hukum untuk tidak mengumpulkan data saat mode private aktif. 

Dia mengutip kebijakan privasi Google dan pernyataan perusahaan mengenai batasan pengumpulan informasi.

Perkembangan terbaru menyebutkan bahwa kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan melalui mediasi, namun detail persetujuan penyelesaian tidak diungkapkan oleh Reuters. 

Penyelesaian formal kemungkinan akan disampaikan ke pengadilan untuk mendapatkan persetujuan pada 24 Februari 2024.

Sidang gugatan yang sebelumnya dijadwalkan pada 5 Februari 2024 juga ditunda oleh Hakim Rogers setelah kemunculan kesepakatan tersebut.

Sabtu, 29 Oktober 2022

8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi

8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi
8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi. (Gambar Ahrefs)
borneoJakarta - Algoritma Google selalu terasa Perubahan dari Jangka Waktu ke Waktu. Dulu Google melakukan update besar Lebih Kurang 6 bulan sekali. 

akan tetapi Sekarang Ini Google sepertinya melakukan update setiap bulan atau bahkan 2 minggu sekali. 

Jika anda Tidak Keliru-Tidak Betul betul-betul lakukan optimasi SEO, karena itu update algoritma google terbaru mesti selalu menjadi perhatian anda. 


Google sering mengumumkan Perubahan algoritma besar jauh sebelum Perubahan itu ditangani. 

Sudah Pasti Target dari pengumuman ini yaitu Untuk Menyudutkan pemilik website Untuk lakukan penyesuaian.

Berikut 8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi

1. Backlinks

Tautan balik adalah tautan yang dapat diklik dari satu situs web ke situs web lainnya—dan itu adalah salah satu faktor peringkat terkuat Google. 
8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi
8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi. (Gambar Ahrefs)
Tidak ada yang tahu apa yang membuat backlink sempurna, tetapi Google merekomendasikan untuk membangunnya dari situs web terkemuka yang memiliki konten yang relevan dan terkait.

2. Relevance

Apakah halaman Anda cocok dengan maksud pencarian? Lihatlah hasil peringkat teratas di Google sebagai titik awal.
8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi
8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi. (Gambar Ahrefs)
Misalnya, hasil teratas untuk "penggorengan udara" adalah artikel dengan pilihan produk teratas.

Ini menunjukkan pencari sebagian besar dalam mode penelitian, dan bukan mode pembelian.
8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi
8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi. (Gambar Ahrefs)
Jika Anda memasukkan halaman teratas ini ke alat Kesenjangan Konten Ahrefs, Anda dapat melihat peringkat kata kunci umum mereka—yang mungkin juga mengungkapkan subtopik penting.

Misalnya, peringkat halaman untuk "penggorengan udara" juga memberi peringkat untuk kata kunci yang berkaitan dengan merek terbaik:

3. Freshness

Kesegaran bergantung pada kueri. Apakah topik Anda sensitif terhadap waktu atau selalu hijau?
8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi
8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi. (Gambar Ahrefs)
Hasil teratas untuk "pertunjukan baru netflix" adalah yang baru, sedangkan hasil untuk "memecahkan kubus rubik" adalah yang lama.

Jika kesegaran penting untuk kata kunci Anda, perbarui halaman Anda sesering mungkin + terbitkan artikel baru.

4. HTTPS

HTTPS meningkatkan keamanan bagi pengunjung situs web Anda, dan telah menjadi faktor peringkat Google yang ringan sejak 2014.

Jika situs web Anda tidak menggunakan HTTPS, Anda akan melihat peringatan "Tidak Aman" di browser Anda. Jika itu masalah, instal sertifikat TLS.

5. Mobile-friendliness

Keramahan seluler telah menjadi faktor peringkat di seluler sejak 2015.
8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi
8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi. (Gambar Ahrefs)
Ketika Google pindah ke pengindeksan seluler pertama pada tahun 2019, itu menjadi faktor peringkat di desktop juga.

Gunakan laporan Kegunaan Seluler di Google Search Console untuk melihat apakah Anda memiliki masalah:

6. Page speed

Kecepatan halaman adalah faktor peringkat di desktop dan seluler.
8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi
8 Faktor Peringkat Google yang Dikonfirmasi. (Gambar Ahrefs)
Situs Anda tidak harus secepat kilat—cukup cepat sehingga Google tidak menurunkan halaman Anda karena menawarkan pengalaman yang lambat.

Berikut cara memeriksa kecepatan halaman situs Anda:

7. Core Web Vitals

Data Web Inti mengukur kinerja pemuatan halaman, interaktivitas + stabilitas visual.

Google menggunakan tiga metrik untuk melakukan ini: Cat Konten Terbesar (LCP), Penundaan Input Pertama (FID), dan Pergeseran Tata Letak Kumulatif (CLS).

8. Intrusive interstitials

Interstisial adalah hamparan halaman. Google menganggapnya mengganggu saat menghalangi pandangan pengguna terhadap konten—menciptakan pengalaman yang buruk.

Pengantara yang mengganggu dijadikan faktor peringkat negatif pada tahun 2017.

Berikut saran Google tentang pengantara:

Itu merangkum semuanya. Memiliki umpan balik? Kami akan senang mendengarnya—jadi berikan komentar di bawah. 

(yk/and)

Algoritma Kecepatan Halaman Google Lama Tidak Lagi Digunakan

Algoritma Kecepatan Halaman Google Lama Tidak Lagi Digunakan
Algoritma Kecepatan Halaman Google Lama Tidak Lagi Digunakan.
borneoJakarta - Google John Mueller mengkonfirmasi pagi ini bahwa Google tidak lagi menggunakan algoritma kecepatan halaman Google lama dari 2010 atau 2018 . Sebaliknya, katanya, Google hanya menggunakan pembaruan pengalaman halaman , melihat metrik vital web inti.

John ditanya "Apakah kami memiliki indikasi bahwa Google masih menggunakan "sinyal kecepatan halaman lama" (2010, 2018) bahkan setelah pembaruan Data Web Inti?" John menjawab di Twitter mengatakan "Tidak, itu semua cwv sekarang." "CWV" berarti inti web vitals" agar jelas.

Berikut tweet-tweet tersebut:
Saya tidak yakin, tetapi saya pikir ini mungkin pertama kalinya kami mendapat konfirmasi bahwa algoritme kecepatan halaman lama tidak lagi digunakan. Meskipun, masuk akal logis bahwa Google tidak akan menggunakan algoritme kecepatan halaman lama ketika mereka memiliki yang baru...(*)

Rabu, 19 Oktober 2022

Google Search Resmi Meluncurkan Nama Situs Baru & Desain Favicon

Google secara resmi meluncurkan nama situs baru dan desain favicon, bersama dengan label iklan bersponsor baru , di hasil pencarian seluler. Ya, ini adalah sesuatu yang telah diuji oleh Google dan kami melihat ini akan datang, tetapi sekarang ini resmi dan ditayangkan di wilayah Inggris, Prancis, Jepang, dan Jerman.

Google Search Resmi Meluncurkan Nama Situs Baru & Desain Favicon
Google Search Resmi Meluncurkan Nama Situs Baru & Desain Favicon. (Pixabay)

Nama situs akan muncul di bagian atas cuplikan hasil penelusuran, di sebelah kanan favicon baru yang lebih besar, dan di atas URL cuplikan hasil penelusuran. Berikut adalah GIF dari desain baru ini yang sedang beraksi:

Google juga membuat ilustrasi ini:

Google menulis bahwa mereka telah menambahkan "nama situs ke hasil pencarian di ponsel, sehingga Anda dapat dengan mudah mengidentifikasi situs web yang terkait dengan setiap hasil secara sekilas." 


Google juga memperbarui ukuran dan bentuk favicon yang muncul di Google Search, juga dengan tujuan agar lebih mudah dilihat di halaman.


Google memiliki dokumentasi data terstruktur nama situs baru yang dapat Anda tentukan sehingga Anda dapat membantu mengontrol apa yang ditampilkan Google untuk nama situs Anda. 


Google mengatakan bahwa itu "bergantung pada berbagai sumber untuk mengidentifikasi nama situs untuk hasil pencarian." 


Tetapi jika Anda ingin menunjukkan nama situs pilihan Anda, Anda dapat menggunakan data terstruktur di beranda Anda untuk memberi tahu Google apa nama situs yang seharusnya, Google menjelaskan.


Google mengatakan nama Situs saat ini tersedia untuk hasil pencarian seluler dalam bahasa Inggris, Prancis, Jepang, dan Jerman, dan akan diluncurkan ke bahasa tambahan selama beberapa bulan ke depan.


Google juga merekomendasikan untuk meninjau kembali dokumentasi favicon untuk praktik terbaik terbaru. Google mengatakan akan terus merekomendasikan untuk memberikan ikon minimal 48px, dan mengikuti pedoman favicon Google yang ada .


Google juga menerima masukan tentang hal ini di Forum Bantuan Penelusuran Web Google .


Diskusi forum di Forum Bantuan Pencarian Web Twitter & Google .

Sabtu, 01 Oktober 2022

Google segera luncurkan fitur baru untuk "Search" & "Maps"

Google segera luncurkan fitur baru untuk "Search" & "Maps"
Google apps. (REUTERS/DADO RUVIC)
borneoJakarta - Perusahaan teknologi Google dalam tajuk "Search On", mengumumkan akan segera meluncurkan beberapa fitur baru untuk pencarian (Search) dan peta (Maps).

"Pada Search On tahun ini, kami membagikan bagaimana kemajuan dalam machine learning mendorong kami untuk semakin dekat untuk membuat pengalaman Search yang mencerminkan cara kita, sebagai satu individu, memahami dunia," kata Google dalam keterangan resmi, Jumat.

Berikut adalah ringkasan fitur baru yang akan diluncurkan secara global dalam beberapa bulan mendatang.

Multisearch

Di Google app, pengguna dapat mengambil gambar atau menggunakan tangkapan layar dan menambahkan teks ke dalamnya.

Raksasa teknologi itu mengatakan, ini mewakili cara penelusuran yang terbaru, dan memungkinkan Google membantu dengan pertanyaan yang sebelumnya tidak dapat diajukan.

Multisearch tersedia dalam bahasa Inggris secara global, dan akan hadir di lebih dari 70 bahasa dalam beberapa bulan ke depan.

Lens AR Translate

Dengan kemajuan besar dalam machine learning, Google dapat memadukan teks yang diterjemahkan ke dalam gambar yang kompleks, sehingga terlihat jauh lebih alami dan terasa mulus.

"Daripada menutupi teks asli, kami menghapusnya, membuat ulang piksel di bawahnya dengan latar belakang yang dihasilkan AI, dan kemudian melapisi teks terjemahan di atas gambar dengan mulus," kata Google.

Google juga telah mengoptimalkan model machine learning-nya sehingga memungkinkan platform dapat melakukan semua ini hanya dalam 100 milidetik.

Ini menggunakan generative adversarial networks (model GAN), yang membantu mendukung teknologi di balik Magic Eraser pada Pixel. Pengalaman ini diluncurkan pada akhir tahun.

Di kesempatan yang sama, dengan memanfaatkan kemajuan terbaru dalam visi komputer dan model prediktif, Google berinovasi di luar peta 2D-nya untuk membuatnya lebih visual dan imersif, memungkinkan pengguna untuk mengalami suatu tempat dengan cara multi-dimensi.

Neighborhood Vibe

Dengan ‘Neighbourhood Vibe’, pengguna akan dapat memilih lingkungan dan melihat tempat paling populer secara lebih dinamis berkat foto dan informasi bermanfaat dari komunitas Google Maps langsung di peta.

Untuk melakukan ini, Google menggabungkan AI dengan pengetahuan lokal dari pengguna Google Maps yang menambahkan lebih dari 20 juta kontribusi ke peta setiap hari; seperti ulasan, foto, dan video.

Pengguna akan mulai melihat pengalaman visual pertama ini diluncurkan secara global di Android dan iOS dalam beberapa bulan mendatang.

Landmark Aerial Views

Lihat 250 pemandangan udara fotorealistik dari landmark global utama di dunia, langsung dari Google Maps. Peluncuran ini menandai langkah signifikan menuju transformasi ke peta yang lebih imersif, dan diluncurkan secara global pada akhir September.

Immersive View

Fitur yang mampu membuat pengguna mendapatkan pemahaman mendalam tentang kota dengan pemandangan yang memukau, menggabungkan pemandangan udara yang menakjubkan dengan cuaca, lalu lintas, dan keramaian pada hari dan waktu tertentu.

Diluncurkan di Los Angeles, London, New York, San Francisco, dan Tokyo dalam beberapa bulan mendatang.

Search with Live View

Jelajahi dengan cara terbaru melalui Search dengan Live View. Cukup angkat ponsel untuk menemukan tempat-tempat penting seperti toko, ATM, dan restoran saat pengguna dalam perjalanan.

Oleh : Arnidhya Nur Zhafira/Antara
Editor : Yakop

Selasa, 01 Februari 2022

Menyambut API Inspeksi URL Search Console baru

Welcoming the new Search Console URL Inspection API

Dalam rilis developers.google pada hari Senin 31 Januari 2022, pihak Google meluncurkan Google Search Console baru URL Inspection API, yang memberikan akses terprogram ke data tingkat URL untuk properti yang Anda kelola di Search Console.

API Search Console adalah cara untuk mengakses data di luar Search Console, melalui aplikasi dan produk eksternal. 

Menyambut API Inspeksi URL Search Console baru
Screenshot halaman developers.google.com

Pengembang dan alat SEO sudah menggunakan API untuk membangun solusi khusus untuk melihat, menambah, atau menghapus properti dan peta situs, dan untuk menjalankan kueri lanjutan pada data kinerja Penelusuran.

Dengan API Inspeksi URL baru, Google menyediakan alat baru bagi pengembang untuk men-debug dan mengoptimalkan halaman mereka. 

Anda dapat meminta data yang dimiliki Search Console tentang versi URL yang diindeks; API akan mengembalikan informasi terindeks yang saat ini tersedia di alat Inspeksi URL.

Menggunakan API baru

Untuk mempelajari cara menggunakan API baru, periksa dokumentasi pengembang API. Parameter permintaan mencakup URL yang ingin Anda periksa dan URL properti seperti yang ditentukan di Search Console.

Responsnya mencakup hasil analisis yang berisi informasi dari Search Console, termasuk status indeks, AMP, hasil kaya, dan kegunaan seluler. Untuk lebih jelasnya, baca daftar parameter dan penjelasan hasil Indexed URL.

Setelah Anda melakukan panggilan API, Anda akan mendapatkan respons dengan semua hasil yang relevan, atau pesan kesalahan jika permintaan gagal. Jika hasil analisis spesifik hilang dari respons, itu berarti analisis tidak tersedia untuk URL yang diperiksa. 

Berikut adalah contoh respons yang akan Anda dapatkan dari API. 

Kasus penggunaan potensial

Saat membangun API baru, Google berkonsultasi dengan berbagai SEO dan penerbit sehubungan dengan bagaimana mereka akan menggunakan API untuk membuat solusi dengan data ini. Berikut adalah beberapa kasus penggunaan yang menonjol:

  1. Alat dan agensi SEO dapat memberikan pemantauan berkelanjutan untuk halaman penting dan opsi debug satu halaman. Misalnya, memeriksa apakah ada perbedaan antara kanonik yang diumumkan pengguna dan yang dipilih Google, atau men-debug masalah data terstruktur dari sekelompok halaman.
  2. Pengembang CMS dan plugin dapat menambahkan wawasan tingkat halaman atau template dan pemeriksaan berkelanjutan untuk halaman yang ada. Misalnya, memantau perubahan dari waktu ke waktu untuk halaman utama guna mendiagnosis masalah dan membantu memprioritaskan perbaikan.

Batas penggunaan

Anda dapat menemukan deskripsi yang lebih mendetail tentang batas penggunaan API Search Console di dokumentasi pengembang. 

Khususnya terkait dengan API Inspeksi URL, kuota diberlakukan per properti situs web Search Console (panggilan yang menanyakan situs yang sama):
  • 2.000 kueri per hari
  • 600 pertanyaan per menit

Masukan

Google yakin API baru akan membawa peluang baru bagi ekosistem untuk berinovasi dengan data Google Penelusuran; kami selalu senang melihat pengembang solusi dan SEO dibangun di sekitar API Search Console.

Jika Anda memiliki pertanyaan atau umpan balik, hubungi kami di Twitter, atau kirimkan pertanyaan di komunitas Pusat Pencarian.

Diposting oleh Daniel Waisberg dan Dori Rosenberg, tim Search Console

Minggu, 12 Desember 2021

Isu Krusial Periksa Fakta akan dibahas di Indonesia Fact-checking Summit 2021

Isu Krusial Periksa Fakta akan dibahas di Indonesia Fact-checking Summit 2021
Isu Krusial Periksa Fakta akan dibahas di Indonesia Fact-checking Summit 2021.

BorneoTribun Jakarta - Jejaring Cek Fakta yang digawangi Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) serta jaringan media Cekfakta.com akan menggelar Indonesia Fact-checking Summit 2021. Kegiatan yang diselenggarakan pertama kali di Indonesia ini akan berlangsung Kamis-Senin, 16-20 Desember 2021 secara daring (online).  

Rangkaian konferensi ini diselenggarakan sebagai bagian upaya terus mengampanyekan pentingnya ekosistem informasi yang sehat bagi publik yang bebas dari peredaran informasi palsu. Peredaran informasi palsu masih menjadi tantangan sekaligus ancaman bagi masyarakat luas. Informasi palsu masih kerap ditemukan dalam berbagai platform dan bahkan tak sekali dua kali, lebih viral dari berita terverifikasi yang dihasilkan media atau hasil periksa fakta dibuat oleh jaringan Cekfakta.com 

Isu Krusial Periksa Fakta akan dibahas di Indonesia Fact-checking Summit 2021.

“Paparan informasi palsu yang dibiarkan begitu saja bisa memengaruhi pola pikir masyarakat dan mengancam demokrasi.  Jika dibiarkan masyarakat tak lagi mampu memilah informasi bohong dan fakta,” ujar Wenseslaus Manggut, Ketua AMSI, Minggu (12/12) di Jakarta. 

Karena itu inisiatif kolaborasi Cekfakta.com yang didukung 22 media di Jakarta dan beberapa daerah, pertama kali diluncurkan pada awal Mei 2018 lalu. Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium Mafindo menambahkan kolaborasi Cekfakta.com yang juga didukung oleh jaringan periksa fakta Mafindo merupakan upaya agar masyarakat tidak menanggung risiko besar karena mengambil keputusan berdasarkan informasi palsu. “Pengambilan keputusan karena informasi palsu dapat merugikan bahkan membahayakan individu, komunitas hingga masyarakat itu sendiri,” ujarnya. 

Konferensi ini akan berisi rangkaian diskusi terfokus (FGD), mini workshop, training. Puncak  acara puncak acara akan berlangsung 20 Desember  2021 dengan webinar Fact Checking Summit 2021.

Tantangan dan isu-isu terbaru dalam praktik cek fakta tak luput menjadi perhatian dalam konferensi kali ini. Di antaranya fenomena penyematan stempel hoaks pada sejumlah karya jurnalistik yang sudah dihasilkan melalui proses verifikasi. Sayangnya pembubuhan stempel dilakukan tanpa dasar dan argumentasi yang kuat. 

Isu etik dan praktik-praktik ancaman serta  doxing  (mempublikasikan data pribadi pemeriksa fakta bertujuan negatif) terhadap para fact checker ‘pemeriksa fakta’ juga akan dibahas dalam forum ini.  Forum ini juga akan menghasilkan rekomendasi untuk penguatan kampanye memerangi informasi palsu bagi stakeholder eksternal maupun internal. 

“Bahaya informasi bohong dan stempel hoaks pada karya jurnalistik sudah kita lihat saat pandemi Covid-19 ini. Keselamatan publik yang menjadi taruhannya. Karena itu, Factchecking Summit 2021 menjadi ruang  mengkampanyekan perlunya kolaborasi dalam memerangi hoaks dan pelabelan sembarangan pada karya jurnalistik,” kata Sasmito, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia.  

Kegiatan yang didukung Google News Initiative ini merupakan bagian dari APAC Trusted Media Summit 2021, dan  terbuka untuk diikuti pemeriksa fakta dari media, jurnalis, kampus, dan publik yang tergabung dalam AMSI, AJI, Mafindo serta komunitas dan kampus-kampus yang memiliki kepedulian menciptakan ekosistem informasi yang sehat bebas dari hoaks. 

Isu Krusial Periksa Fakta akan dibahas di Indonesia Fact-checking Summit 2021.

Pendaftaran FGD dan training silakan mengisi link https://bit.ly/PendaftaranFGDIndonesiaFactCheckingSummit2021. 

Link Google Meet akan dikirim oleh panitia pada Rabu, 15 Desember 2021. 

Sedangkan pendaftaran webinar silakan mengisi link bit.ly/DaftarWebinarFact-CheckingSummit2021 link otomatis akan dikirim ke email yang didaftarkan. 

Informasi lanjut tentang Indonesia Fact-checking Summit 2021 dapat diikuti di sosmed IG/ Facebook AMSI, AJI, Mafindo dan KBR atau menghubungi sarahervina@gmail.com 

Senin, 09 Agustus 2021

Google Rencanakan Buat Kampus Baru Di Silicon Valley

Google Rencanakan Buat Kampus Baru Di Silicon Valley
Google Rencanakan Buat Kampus Baru Di Silicon Valley. 

BorneoTribun Jakarta -- Perusahaan teknologi Google dikabarkan tengah merencanakan untuk membuat kampus lain di Silicon Valley yang akan mencakup pusat baru untuk beberapa produk perangkat kerasnya.

Mengutip dari The Verge, Minggu, Google telah membeli tanah di San Jose utara, California, menghabiskan lebih dari 389 juta dolar AS untuk apa yang ditunjukkan oleh rencana awal yang akan mencakup pusat penelitian dan pengembangan.

Kampus, yang disebut Midpoint, akan berlokasi di antara kantor pusat Google Mountain View saat ini dan kampus serba guna di San Jose. 

Midpoint akan memiliki lima gedung perkantoran yang dihubungkan oleh jembatan penyeberangan, dan akan bersebelahan dengan tiga gedung industri yang menurut dokumen perencanaan akan berfungsi sebagai hub untuk divisi perangkat kerasnya, termasuk produk rumah pintar Nest. Dokumen tersebut juga menunjukkan bahwa Google telah merencanakan situs Midpoint sejak 2018.

Google tidak segera membalas permintaan komentar lebih detil, tetapi kampus yang memiliki lebih banyak ruang yang didedikasikan untuk perangkat keras masuk akal, mengingat apa yang dikatakan para eksekutif baru-baru ini.

Kepala perangkat keras perusahaan, Rick Osterloh, mengatakan Google siap untuk mulai meraih pangsa pasar di ruang perangkat keras. 

Seperti yang dicatat oleh The Verge, setelah kunjungan baru-baru ini ke Mountain View untuk mengintip Pixel 6, ponsel andalan Google memiliki pangsa pasar yang kecil dibandingkan dengan Apple dan Samsung.

ANTARA

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno