![]() |
Belasan Tahun Tanpa Listrik, Bangsal Behe Butuh Cahaya, Warga Minta Pemerintah Bertindak. |
Landak - Di tengah derasnya arus pembangunan dan kemajuan teknologi, ada satu sudut di Kabupaten Landak yang seolah luput dari perhatian. Dusun Bangsal Behe, yang terletak di Desa Mu’un, Kecamatan Ngabang, sudah hampir belasan tahun hidup tanpa aliran listrik.
Saat malam tiba, kegelapan menyelimuti seluruh dusun. Warga masih harus mengandalkan pelita sebagai satu-satunya sumber penerangan untuk beraktivitas, belajar, hingga beribadah. Berbagai upaya telah dilakukan agar listrik masuk ke wilayah mereka, namun hingga kini, harapan itu belum juga terwujud.
"Kalau malam kami pakai pelita, kadang juga pakai genset, tapi biayanya berat," ungkap salah seorang warga. Kondisi ini bukan hanya memengaruhi kenyamanan hidup, tetapi juga menghambat pendidikan dan produktivitas. Anak-anak belajar dalam temaram, sementara sebagian warga terpaksa menghentikan aktivitas lebih awal karena keterbatasan cahaya.
Sementara kota-kota lain terang benderang hingga larut malam, warga Bangsal Behe masih bergelut dengan gelap gulita. Meski hidup dalam keterbatasan, harapan akan hadirnya listrik terus menyala di hati mereka, menanti kepedulian dari pihak-pihak terkait untuk memberikan hak dasar yang seharusnya mereka nikmati sejak lama.
“Setiap malam kami hidup dalam gelap. Kami ingin merasakan listrik seperti warga lain. Anak-anak kami susah belajar, kami pun tidak bisa beraktivitas dengan leluasa,” ujar seorang warga dengan nada penuh harap.
Meskipun warga sudah beberapa kali mengajukan permohonan pemasangan listrik, hingga kini belum ada tindak lanjut yang nyata dari pihak terkait. Mereka pun terus berharap pemerintah maupun PLN segera turun tangan untuk menghadirkan terang di dusun mereka.
“Kami mohon kepada pemerintah, terutama yang membidangi kelistrikan dan pembangunan pedesaan, tolong lihat kondisi kami di sini. Sudah terlalu lama kami hidup dalam gelap. Kami ingin listrik masuk ke dusun kami, agar anak-anak bisa belajar dengan layak dan kami bisa beraktivitas dengan normal,” lanjutnya.
Kepala Dusun Bangsal Behe, Lisen, juga turut menyuarakan keprihatinannya. Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah berulang kali menyampaikan aspirasi warga kepada pemerintah setempat.
“Kami sangat berharap pemerintah dapat segera turun tangan. Masyarakat sudah terlalu lama menunggu. Listrik bukan lagi sekadar kebutuhan tambahan, tapi kebutuhan utama. Kami ingin dusun kami ikut merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya,” tegas Lisen.
Warga Bangsal Behe kini hanya bisa berharap, agar suara mereka terdengar dan terang akhirnya datang. Bukan hanya cahaya dari lampu, tetapi juga sinar harapan yang selama ini mereka nantikan.
Follow Borneotribun.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News